BAB I. PENDAHULUAN
Gulma adalah tumbuhan liar yang tidak dikehendaki tumbuhnya dan bersifat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dibudidayakan. Gulma
memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada pertumbuhan tanaman. Apabila
pertumbuhan gulma lebih cepat dibandingkan tanaman, maka sudah dapat dipastikan
tanaman yang dibudidayakan akan mengalami pertumbuhan yang tidak optimal. Beberapa
jenis gulma bahkan ada yang memberikan efek racun pada perakaran tanaman, seperti
kandungan metabolit sekunder (cairan) pada akar alang-alang (Semangun, 1989).
Rumput teki yang termasuk ke dalam famili Cyperaceae merupakan tanaman gulma
tahunan. Kulit umbi berwarna hitam dan berwarna putih kemerahan dalamnya, serta
memiliki bau yang khas. Bunga terletak pada ujung tangkai memiliki tiga tunas kepala
benang sari yang berwarna kuning jernih. Batang berbentuk segitiga, helaian daun
memiliki bentuk garis, dan warna permukaan berwarna hijau tua mengkilat dengan ujung
daun meruncing. Bunga rumput teki berbentuk bulir majemuk (Gunawan, 1998).
Alelopati merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tanaman, alga,
bakteri dan jamur yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pertanian
dan sistem biologi. Pada tumbuhan senyawa alelopati dapat ditemukan diseluruh bagian
tanaman, tetapi tempat penyimpanan terbesar senyawa ini biasanya berlokasi di akar dan
daun. Senyawa alelopati dilepaskan ke lingkungan dengan beberapa cara, yaitu melalui
penguapan, pencucian, dikeluarkan melalui akar, dan dekomposisi residu tanaman dalam
tanah. Metabolit tersebut dapat berupa fenolik, flavonoid, alkaloid, terpenoid, dan
cyanogenik glikosida, yang pada umumnya bersifat hidrofilik (Senjaya, 2007).
Herbisida merupakan suatu bahan atau senyawa kimia yang digunakan untuk
menghambat pertumbuhan atau mematikan tumbuhan. Herbisida ini dapat mempengaruhi
satu atau lebih proses-proses (seperti pada proses pembelahan sel, perkembangan jaringan,
pembentukan klorofil, fotosintesis, respirasi, metabolisme nitrogen, aktivitas enzim dan
sebagainya) yang sangat diperlukan tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Herbisida bersifat racun terhadap gulma atau tumbuhan penganggu juga
terhadap tanaman yang dibudidayakan. Herbisida yang diaplikasikan dengan konsentrasi
tinggi akan mematikan seluruh bagian dan jenis tumbuhan. Pada dosis yang lebih rendah,
herbisida akan membunuh tumbuhan dan tidak merusak tumbuhan yang dibudidayakan
(Sjahril, 2011).
3
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
Alelopati larutan ekstak umbi teki menekan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, dan
bobot kering. Pada umur 60 hst, larutan ekstrak umbi teki 3500 ppm menekan tinggi
tumbuhan bayam duri hingga 54,25%. Larutan ekstrak umbi teki 3500 ppm dapat menekan
jumlah daun tumbuhan bayam duri 54,60% pada umur 60 hst. Pada umur 60 hst, larutan
ekstrak umbi teki 3500 ppm dapat menekan luas daun, dan bobot kering tumbuhan bayam
duri masing-masing hingga 75,58% luas daun, dan 69,46% bobot kering. Alelopati larutan
ekstrak umbi teki tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman jagung, akan
tetapi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, luas daun, dan bobot kering tanaman
jagung. Perlakuan pemberian 3500 ppm ekstrak umbi teki pada pengamatan 56 hst
menekan tinggi tanaman jagung hingga 10,23%. Sedangkan untuk luas daun, dan bobot
kering tanaman jagung dengan perlakuan pemberian 3500 ppm ekstrak umbi teki pada
pengamatan umur 56 hst terjadi penekan masing-masing hingga 49,10% luas daun, dan
52,16% bobot kering. Konsentrasi 3500 ppm menekan pada taraf yang paling tinggi, akan
tetapi konsentrasi yang baik untuk menekan tumbuhan bayam duri dan tidak menekan
pertumbuhan tanaman jagung ialah konsentrasi 2000 ppm.
5.2. Saran
Sebaiknya laboratorium diberi pewangi tambahan sehingga praktikum dapat
dilakukan dengan sedikit lebih nyaman.
6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN