Anda di halaman 1dari 18

BAB III

PROSES-PROSES
PEMBENTUKAN TANAH
OLEH:

TIM PENGAJAR DDIT

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt


Tanah terbentuk dipermukaan bumi
berkembang dari bahan mineral dari
batu-batuan. Ada 2 Proses terjadi
secara berurutan:

1.Pelapukan (fisik dan kimia dibantu


atmosfir), mk batuan brdisintegrasi
dan terintegrasi menjd batu-batuan
lepas,
2.Genesis, batu-batuan lepas melalui
proses-proses pedogenik menjd tanah
Batu-batuan/ Bahan Profil
Bahan Mineral Induk Tanah
Pelapukan Pedogenesis
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Proses Pelapukan & Faktor-faktor yang
mempengaruhinya
• Pelapukan adalah proses alam, berlangsung
pemecahan dan transformasi batuan dan
mineral menjadi bahan lepas. Bahan lepas ini
disebut regolit, terletak di permukaan bumi
dengan kedalaman yang berbeda-beda.
Proses pelapukan dicirikan oleh pelapukan
fisika dan kimia, dan sudah ada sebelum
jasad hidup ada di permukaan bumi. Jasad
hidup mempercepat proses pelapukan.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt


Proses pelapukan sangat dipengaruhi iklim dan jenis batuan.
a. Pelapukan secara Fisika, proses mekanik, dimana batu-
batuan masif pecah terfragmentasi berukuran kecil, tanpa
ada perubahan kimia, di bawah suhu tinggi atau rendah.
Agen fragmentasi adalah air & suhu.
b. b. Pelapukan secara Kimia, proses disintegrasi secara fisis
dibarengi dekomposisi kimia akan menyebabkan timbulnya
perubahan dlm ciri dan komposisi batuan dan mineral.
Proses yang terjadi dalam pelapukan secara kimia sbb. :
i. Larutan, air merupakan pelarut alam. Daya mlarutkan akan
bertambah jika ke dalamnya dilarutkan CO2, asam-asam
organik maupun anorganik.

ii. Hidrasi, kombinasi kimia dari molekul air dengan mineral


tertentu.

2Fe2O3 + 3HOH 2Fe2O3.3H2


Hematit air Limonit
(merah) (Kuning)
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
iii.Hidrolisis, tergantung dari dissosiasi parsial dari air
menjadi ion H dan ion OH. Air memiliki dissosiasi
rendah, tetapi dengan hadirnya CO2 dan asam-asam
organik maka daya hidrolisis menjadi bertambah.
KAlSi3O8 + HOH HAlSi3O8 + KOH
Ortoklas air Asam silikat Kalium
hidroksida

iv. Oksidasi, penambahan oksigen ke dalam mineral :


4FeO + O2 2Fe2O3
Ferrous oksigen Ferric oxide
oksida (hematit)

v. Reduksi, pemindahan oksigen, terjadi pada redoks


potensial rendah air tergenang :
2Fe2O3 4FeO + O2
Ferric oxide Ferrous
(hematit) oxide
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Proses pembentukan tanah meliputi
(Simonson, 1959):
1. Penambahanbahan organik dan mineral ke
dalam tanah baik dalam bentuk padat, cair,
atau gas.
2. Kehilanganbenda-benda tersebut (padat,
cair, atau gas) dari tanah.
3. Pemindahan bahan-bahan tanah dari satu
lapisan ke lapisan lain.
4. Perubahan bentuk bahan-bahan mineral
atau organik di dalam tanah.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
a. Sifat-sifat tanah yang terlihat skrg (horizon-
horizon) digunakan sebagai bukti atau petunjuk
terjadinya suatu proses pada masa lampau,
b. Berbagai macam tanah yang terlihat sekarang,
kebanyakan merupakan hasil evolusi jutaan
9.1. tahun. Protosoil mungkin telah ada pada
Dasar-Dasar zaman Divon (400 juta tahun lalu) dimana
Pemikiran tumbuhan dan hewan belum berkembang.Tnh
Mempelajari terbentuk tanpa pengaruh organisme, tanah
Pedogenesis self plowing clay.
c. Tanah sebagai penghasil liat alami, karena
proses disintegrasi dam sintesis, maka jumlah
fraksi liat di dalam tanah makin bertambah,
dan terbentuk jenis-jenis mineral liat baru,
d. Pengetahuan tentang paleoecologi (1-2 juta
tahun lalu) adalah penting untuk memahami
sifat-sifat tanah. Meskipun hasil genesis tanah
ditunjukkan pada tanah-tanah yang ada
sekarang, tetapi proses pbentukannya tlh
Tansaran – Pantan Empan dimulai dari zaman silam.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
1. Tanah sebagai bahan anatomi
Para ahli tanah (Dokuchaev, Hilgard, Marbut,
Kellog, Jenny; mengajarkan kita untuk mengetahui
sifat-sifat tanah dengan cara mendeskripsikan
sifat-sifat tanah tersebut setepat-tepatnya
(susunan horizon, horizon penciri, warna, tekstur,
struktur, dll).
2. Tanah sebagai pengubah energi
Tanah dan landscape terus menerus berubah baik
secara fisik maupun biologi. Tnh dan vegetasi di
atasnya berfungsi sebagai pengubah energi,
penerima energi, atau pemnacar energi.
3. Tanah sebagai sistem terbuka
masyarakat biotik (simbiotik) saling menyediakan
kebutuhan yang diperlukan. Tanah sebagai
penerima energi dan bahan-bahan dari luar
tubuhnya dan melepaskannya dari tubuhnya
(Gambar 1).
Input : endapan baru, air hujan/pengairan, sisa-
sisa tanaman, energi hasil pelapukan
bahan induk.
Output : penguapan air, penyerapan hara oleh
tanaman, erosi, pencucian, dan emisi
(σT4).
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Pupuk, sisa-sisa Penyerapan unsur hara
organisme Siklus Biologi oleh tanaman
Air hujan, (irigasi) Evapotranspirasi
Energi (sinar Pancaran panas bumi
matahari)
Endapan baru Erosi

Pemindahan
1.Tanah Sebagai bahan
dalam solum
Sistem Terbuka
Solum Tanah

Pemindahan
antar solum

Hasil Pelapukan
Pencucian (leaching)
bahan induk
Lewat Simp. Kenawat
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Ada 2 peristiwa penting yang terjadi dalam
perkembangan tanah, yaitu :
a. Horisonisasi.
b. Haplodisasi.
Horisonisasi adalah proses dimana terjadi
pembentukan profil tanah dengan
pembentukan beberapa macam horison
Haplodisasi adalah proses dimana pembentukan
Proses-Proses horison dihalangi atau terjadi pencamuran
Pedogenesis horison (misalnya pada tanah vertisol)
Proses pembentukan tanah meliputi (Simonson,
1959):
1. Penambahan bahan organik dan mineral ke
dalam tanah, baik dalam bentuk padat, cair
ataupun gas;
2. Kehilangan benda-benda tersebut (poin 1)
dari dalam tanah;
3. Pemindahan bahan-bahan tanah dari satu
lapisan ke lapisan lain; dan
4. Perubahan bentuk bahan-bahn mineral
atau bahan organik di dalam tanah.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Proses-proses pembentukan tanah
No Proses gnesis Uraian
1. a. Eluviasi (3) Pemindahan bahan-bahan tanah dari satu horison ke horison lain,
seperti pada horison albik. Dua aspek dari eluviasi adalah
mobilisasi dan translokasi.
b. Iluviasi (3) Penimbunan bahan-bahan tanah dalam suatu horison, seperti pada
horison argilik atau spodik. Dua aspek yaitu translokasi dan
immobilisasi.
2. a. Pencucian (2) Analog dengan eluviasi tetapi pada umumnya pencucian berarti
(leaching) hilang dari solum tanah. Merupakan proses pendahuluan yang
diperlukan sebelum translokasi koloid dapat berlangsung. Indeks
mobilitas ion-ion dalam tanah menurut Polynov (1937) adalah: Cl¯
= 100; SO₄¯ = 57; Ca²⁺ = 3.0; Na⁺ = 2.4; Mg²⁺ = 1.3; K⁺ =
1.25; SiO₂ = 0.2; Fe₂O₃ = 0.04; Al₂O₃ = 0.02. Karena mobilitas
yang rendah dari SiO₂, Al₂O₃ maka dapat terbentuk mineral-
mineral liat. Karena mobilitas yang rendah dari Fe₂O₃ maka tbtk
nodul, konkresi, dan endapan batu besi.
b. Pengkayaan (1) Dapat berarti penambahan bahan tanah di dalam suatu horison.
(enrichment) Tetapi pada umumnya berarti adanya penambahan bahan-bahan
dari sekitarnya spt yang terjadi di lembah-lembah suatu daerah
3. a.Erosi permukaan Penghanyutan lapisan atas tanah oleh titik hujan, air runoff
. (2)erosion,surficial (aliran permukaan), angin, solifluction, creep, dan proses mass
waste yang lain.
b. Kumulasi (1) Penimbunan tanah (mineral) di permukaan tanah oleh air atau
angin. Merupakan proses geogenik. Misalnya dilembah-lembah
dimana terjadi penimbunan bahan hasil erosi dari sekitarnya.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Proses-proses pembentukan tanah
No Proses Uraian
genesis
4. a. Dekalsifikasi Proses dimana terjadi pemindahan CaCO₃ dari satu atau lebih
(3) horison tanah (eluviasi CaCO₃). Di daerah beriklim basah (humid)
proses ini dapat menghasilkan pencucian CaCO₃ dari seluruh profil,
sedangkan di daerah beriklim kering (arid) CaCO₃ akan terakumulasi
di lapisan bawah dalam proses kalsifikasi. Reaksi pemindahan CaCO₃
sebagai berikut: CaCO₃ + H₂O + CO₂ → Ca(HCO₃)₂ mudah larut.
b. Kalsifikasi (3) Proses akumulasi CaCO₃ misal horison Ck atau mungkin horison lain.
5. a. Salinisasi (3) Akumulasi garam-garam mudah larut seperti garam-garam sulfat
dan klorida dari kalsium, magnesium, natrium, dan kalium pada
horison bergaram (salik).
b. Desalinisasi Pemindahan garam-garam mudah larut dari suatu horison atau dari
(3) seluruh profil yang sebelumnya terdapat akumulasi garam.
6. a. Alkalinisasi Akumulasi ion-ion Na dalam kompleks jerapan. Daya larut Na₂CO₃
(3) (solonisasi) lebih besar dari 100 kali dari daya larut MgCO₃ dan CaCO₃, maka
kedua senyawa terakhir ini mengendap lebih dulu, sehingga larutan
kaya dengan ion-ion Na⁺ dan terjadilah akumulasi ion Na dalam
komples jerapan.
b. Dealkalinisasi Pencucian ion-ion Na dan garam-garam dari horison natrik. Ion-ion
(3) (solodisasi) Na dicuci dari kompleks jerapan. Proses ini dapat menyebabkan
disperse liat karena ion-ion Na menjadi terhidratasi. Dispersi
dapat dihindarkan bila air yang digunakan untuk mencuci banyak
mengandung Ca²⁺ atau Mg²⁺ yang dapat menggantikan ion-ion Na
dalam kompleks jerapan.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Proses-proses pembentukan tanah
No Proses genesis Uraian
7. a. Lixiviasi Pencucian liat halus dan sedikit liat kasar atau debu halus dalam bentuk
(3) lessivage suspensi, melalui retakan-retakan atau pori-pori tanah. Hasilnya adalah
- Kandungan liat horison A berkurang.
- Kandungan liat horison B bertambah menjadi lebih besar dibandingkan
dengan horison C di bawahnya atau horison A di atasnya.
- Rasio liat halus/liat total horison B lebih besar dari horison A.
- Terdapat horison argilik pada horison Bt. Liat yang dipindahkan mrpk
hasil pelapukn di horison A atau hasil endapan angin dari tempat lain.
b.Pedoturbasi Pencampuran secara biologi atau fisik (basah dan kering yang
(3) bergantian) dari horison-horison tanah sehingga tanah menjadi homogen
(perbedaan horison-horison tidak jelas). Ada beberapa faktor:
- Faunal pedoturbation: oleh binatang (semut, cacing, rayap dll)
- Floral pedoturbation: oleh tumbuhan (pohon-pohon tumbang).
- Congilli/cryopedoturbation: siklus beku-cair.
-Argillipedoturbation: pada tanah mengembang & mengkerut (Vertisol),
tanah-tanah lapisan atas sering masuk ke lapisan bawah melalui
retakan-retakan tanah,kemudian dpat terdorong ke atas karena
tanah mengembang.
-Aeropedoturbation: pencampuran karena gerakan-gerakan udara dalam
tanah pada waktu atau setelah hujan.
-Aquapedoturbation: pencampuran krn sumber air (upwelling current).
. -Crystalpedoturbation: pcampurn krn kristal tumbuh,contoh halit (NaCl)
- Seismipedoturbation: pencampuran karena getaran gempa.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Proses-proses pembentukan tanah
No. Proses genesis Uraian
8. a. Podsolisasi (3, Pemindahan Al dan Fe dan atau bahan organik secara kimia,
4) (silikasi) sehingga Si tertinggal dan meningkat konsentrasinya pada lapisan
eluviasi.
b. Desilikasi (3, 4) Pemindahan silika secara kimia keluar dari solum, sehingga
(feritisasi, konsentrasi Al dan Fe (seskuioksida) meningkat (goetit, gibsit,
feralitisasi, dan lain-lain) dengan atau tanpa pembentukan batu besi (laterit,
allitisasi) plintit yang mengeras). Suhu tinggi dan pencucian (leaching) yang
kuat merupakan syarat untuk terjadinya proses desilikasi dan
akumulasi Fe (feritisasi). Besi menjadi tidak mobil karena besi
teroksidasi menjadi feri-oksida. Daerah tropika umumnya
mempunyai curah hujan tinggi dan pencucian kuat. Di daerah arid
sering dijumpai desert varnish yang terdiri dari pewarnaan (stain)
dengan oksida besi atau mangan termasuk sisa-sisa proses
desilikasi permukaan batuan. Daya larut silika (kuarsa) ukuran 2 –
5 µ dan silika amorf naik dengan naiknya temperatur (Siever,
1962).
9. a. Dekomposisi (4) Penghancuran bahan mineral dan bahan organik.
b. b. Sintesis (4) Pembentukan partikel mineral atau bahan organik baru.
10. a. Melanisasi (1,3) Pembentukan warna kelam dari warna tanah mineral terang karena
pencampuran bahan organik (spt horison A₁,epipedon molik atau
umbrik)
b. Leusinisasi (3) Pembentukan horison pucat karena pencucian bahan organik atau
bahan organik berubah menjadi tidak berwarna.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Proses-proses pembentukan tanah
No. Proses genesis Uraian
11. a. Penyampahan Akumulasi bahan organik kasar (serasah) dan humus setebal kurang
(3) (littering) dari 30 cm di atas permukaan tanah mineral.
b. Humifikasi (4) Perubahan bahan organik kasar menjadi humus.
c. Paludisasi (4) Proses akumulasi bahan organik setebal lebih dari 30 cm
(pembentukan tanah Histosol). Merupakan proses geologi.
d. Pematangan (4) Perubahan-perubahan secara kimia, biologi, dan fisik dari tanah
(ripening) organik, setelah udara masuk ke dalam tanah (setelah perbaikan
drainase).
e. Mineralisasi (4) Pelepasan unsur-unsur (oksida-okasida) karena dekomposisi bahan
organik.
12. a.Braunifikasi (3,4) Pelepasan besi dari mineral primer dan dispersi partikel-partikel
rubifikasi, besi oksida yang makin meningkat. Besarnya oksidasi dan hidrasi
feruginasi menentukan warna-warn coklat (braunifikasi), coklat kemerahan
(rubifikasi), dan merah (feruginasi).
b. Gleisasi (3,4) Reduksi besi dalam keadaan anaerobik (tergenang air) sehingga
terbentuk warna kebiruan atau kelabu kehijauan dengan atau tanpa
bercak coklat kekuningan, coklat, dan hitam, dan konkresi besi
atau mangan.
13. a. Pelonggaran (4) Volume pori-pori bertambah, karena kegiatan tanaman, binatang,
(loosening) dan manusia dan oleh proses beku-cair atau proses fisika lain dan
pemindahan bahan-bahan tanah dengan pencucian.
b. Pengerasan (4) Volume pori-pori tanah berkurang karena pemadatan, atau
(hardening) pengisian pori-pori oleh bahan-bahan tanah halus, karbonat, silika,
dan bahan-bahan lain.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Anda mungkin juga menyukai