Anda di halaman 1dari 2

Rangkuman Kuliah ke-6

Topik : Per-UU-an dan Etika Farmasi tentang Peningkatan Profesionalitas


Nama : Ardhea Pramesti Ningrum
NPM : 1606923912 / Kelas UUEF A

Pada pertemuan kali ini kuliah membahas tentang Peningkatan Profesionalitas.


Tujuan Perkuliahan adalah agar mahasiswa mampu dan siap memanfaatkan/menjalankan
pengembangan diri. Ada dua cara yaitu menjalankan sendiri atau melalui Pendidikan.
Setiap Tenaga Kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk memenuhi Standar
Profesi Tenaga kesehatan, yaitu:

• Akreditasi: Surat Keterangan Akreditasi dari Menkes → dari BAN dalam bentuk ijazah
• Sertifikasi: terdapat di PP 51 2009 → Sertifikat Kompetensi → melalui
ujian kompetensiRegistrasi : STRA
• Lisensi: outputnya berupa SIPA (Surat izin Praktik Apoteker) dan SIA (Surat izin
Apotek). Untuk bisa mendapatkan lisensi berupa SIPA maka harus melalui tahap
nakreditasi, sertifikasi, dan registrasi dulu.

10 AREA STANDAR KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA (PERSYARATAN


PRAKTIK/ ENTRY LEVEL) :
1. Praktik kefarmasian secara professional dan etik
2. Optimalisasi penggunaan sediaan farmasi
3. Dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan = bagaimana memberikan kepada
pasien
4. Pemberian informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan
5. Formulasi dan produksi sediaan farmasi -
6. Upaya preventif dan promotif kesehatan masyarakat
7. Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
8. Komunikasi efektif
9. Ketrampilan organisasi dan hubungan interpersonal
10. Peningkatan kompetensi diri

Peningkatan kompotensi apoteker: misalnya dalam meracik 3 macam tablet yang berwarna
putih agar homogen ditambah zat warna, kalau meracik tablet ukuran yg berbeda maka dari
yang ukuran nya paling kecil dulu agar partikel yg besar tidak menutupi.
Continuous Professional Development : peningkatan professional yg berkelanjutan dimana
apoteker harus selalu mengembangkan kemampuan profesionalitasnya karea IPTEK terus
berkembang, misalnya lewat membaca buku, dll

Kredensial & Proses Kredensial


Kredensial adalah bukti bahwa seorang profesional memiliki kompetensi

Profesionalisme perlu dibuktikan karena orang yang tidak berilmu akan mencari aalasan

Kebutuhan thdp apoteker oleh :


1. Pemerintah
2. Dokter
3. Pasien : dapat memperoleh pelayanan kefarmasian yang optimal memberikan
informasi saat penyerahan obat
Apoteker bukan berjualan obat, tp berpraktik melayani yaitu memberikan jasa kepada
pasien berupa edukasi kepada pasien
4. Investor : dapat melaksanakan fungsi komersial dan fungsi sosial yang berkelanjutan
5. Payer : pelayanan terstandar, efektif, & efisien
6. Lsm : agar apoteker dapat memberikan pelayanan sesuai dengan hak-hak konsumen

KIE → bisa ke banyak orang, kalau konseling → bersifat kebih personal.


Profesionalisasi untuk masa depan
→ Meningkatan hubungan apoteker-profesional lain-masyarakat, peningkatan fungsi kognitif
(MESO, TDM), peningkatan fungsi informatif (KIE, konseling), mengikuti pendidikan
berkelanjutan dan mengupdate sumber informasi, eyususn standard operating procedure di
berbagai bidang/ sarana pekerjaan kefarmasian, menggunakan teknologi dan informasi dan
membangun sistem informasi management, identifikasi kebutuhan pelanggan/ masyarakat u/
menyesuaikan dg produk dan jasa yang akan disediakan (melihat daya beli masyarakat, pola
penyakit yg ada di wilayah), mempertegas dan membedakan kegiatan fungsi distribusi dan
fungsi pelayanan kefarmasian di sarana pelayanan kefarmasian

Pelanggaran apotek dari sektor distribusi obat → apotek panel, yang menangani obat-obat
jumlah besar dari dokter yg dispensing, yg bergerak adalah medrep perusahaan farmasi.
• Proses sertifikasi berkelanjutan meliputi → (1) akreditasi diri & sertifikasi awal, (2)
menyusun rencana pengembangan profesionalitas, (3) mengembangkan, melaksanakan dan
mendokumentasikan praktik kefarmasian, (4) akreditasi & sertifikasi lanjutan.
• Tahapan pengembangan profesionalitas dan praktik meliputi:
Analisis SWOT rumusan ruang lingkup, rincian, kewenangan, kebutuhan praktik
dan kompetensi yang diperlukan

Rencanakan pengembangan profesionalitas

Laksanakan pengembangan profesionalitas dan praktik, buat catatan laporan


dan evaluasi

• Kompetensi dan kewenangan harus terpenuhi oleh seorang apoteker


1. Kompeten → memiliki pengetahuan, etika dan keterampilan
2. Kewenangan → punya ijazah apt, sertif, STRA, SIPA
• Rencana pengembangan profesionalitas dan praktik dilakukan dengan mengetahui daftar
kompetensi dan penilaian pribadi sehingga dapat diketahui daftar kegiatan untuk kegiatan
segera, berikut dan yang akan datang.
• Kalau di rs/apotik→ seorang apoteker sebaiknya perlu mengenal suatu penyakit meliputi
definisi, jenis, gejala, tanda-tanda, etiologi, patofisiologi, epidemiologi, diagnosis,
farmakoterapi, kelas terapi, mekanis kerja, cara pemusnahan, dll.

Anda mungkin juga menyukai