Anda di halaman 1dari 4

Nama : Widia Cyntia Bela

NIM : I1032191016

PERSPEKTIF GANJA

Ganja(cannabis sativa) merupakan tumbuhan penghasil serat. Lebih


dikenal karena bijinya mengandung tetrahidrokanabinol (THC), zat narkotika
yang membuat pemakainya mengalami eufhoria (rasa senang yang
berkepanjangan tanpa sebab).
Ganja adalah tanaman yang sering dipandang negatif oleh masyarakat
dunia. Hal ini dikarenakan pengetahuan tentang tanaman ini sangat jarang sampai
kepada masyarakat umum, baik mengenai jenis-jenis maupun pemanfaatannya.
Akan tetapi, dibalik image negatif dari tanaman ini, terdapat nilai-nilai positif
yang tidak mendapat expose yang cukup. Banyak pihak yang sudah menyadari
akan hal tersebut. Beberapa diantaranya berusaha untuk menyebarluaskan
informasi terkait pemanfaatan ganja secara positif, bahkan berusaha untuk
membawa ganja ke dalam kehidupan masyarakat luas sebagai komoditas yang
legal dan berdaya guna tinggi.
Di Indonesia ganja merupakan salah satu tanaman yang digolongkan
sebagai narkotika golongan I, bersama dengan zat seperti heroin, kristal meth atau
sabu. Pada dekade kisaran 1960-an, ganja akhirnya dipandang ilegal oleh
pemerintah. Namun, walaupun terlarang ganja nyatanya merupakan zat terlarang
yang digunakan oleh sekitar dua juta pengguna pada tahun 2014. perdebatan pro
dan kontra terhadap legalisasi ganja di Indonesia memang terus meruncing dan
sulit terlihat ujungnya.
Berdasarkan penelitian US National Library of Medicine, ganja memang
memiliki efek positif, utamanya untuk meredakan rasa sakit pada otot, bahkan
mampu perlahan menyembuhkan penyakit tulang punggung yang kronis.
Argumentasi ini kemudian berkembang, melihat bahwa ternyata ganja memiliki
berbagai efek positif seperti:
1. Menghambat penyakit alzheimer yang menyerang otak
2. Sebagai obat penenang yang menghilangkan kecemasan

1
3. Menghentikan serangan epilepsi
4. Menyembuhkan penyakit kanker
5. Penghilang sakit nyeri.
6. Meningkatkan kapasitas paru-paru
7. Sebagai obat penyakit glukoma
8. Menurunkan gejala multiple sclerosis.
9. Mengatasi mual
10. Mengatasi tremor dan meningkatkan kemampuan motorik pada penderita
Parkinson.
Beberapa efek positif inilah yang membuat para pihak pro atau pendukung
ganja yang menginginkan ganja dilegalkan di Indonesia dengan beberapa alasan
untuk kesehatan. Menteri Kesehatan Indonesia, Nila Moeloek memberikan
pernyataan bahwa Indonesia sendiri belum berencana melakukan penelitian
setelah adanya usulan atau desakan dari beberapa kalangan setelah adanya kasus
Fidelis Ari di Singgau, Kalimanatan Barat, yang akhirnya ditangkap karena
menanam ganja walau ia pun menanamnya untuk kebutuhan kesehatan istrinya
saat masih hidup.
Ganja dikenal bisa membuat kita menjadi tinggi dan sangat bermanfaat jika
dipakai dengan dosis yang tepat. Ganja memiliki 500 zat kimia, efek ganja akan
menjadi positif jika penggunaannya masih dalam tahap wajar atau dalam dosis
yang tepat, jika tidak efeknya akan menjadi negatif yaitu berbahaya pada kondisi
mental. Kesalahan atau penyalahgunaan dalam dosis tersebutlah yang
membuat ganja sampai saat ini masih dianggap haram untuk dikonsumsi dan
dilarang dalam Undang-Undang. Efek ganja hampir sama dengan morfin.Ganja
sebenarnya tidak menyembuhkan tetapi hanya menghilangkan rasa sakit saja.

Penggunaan ganja harus ada pengawasan dari pihak medis karena dengan
mengkonsumsi ganja secara berkala, bisa membuat pengguna tersebut merasakan
ketagihan dan itu tentu saja membahayakan. Adapun dampak negatif dari ganja
ini, yaitu:

2
1. Risiko kanker paru-paru, kanker kulit, kanker lambung, kanker otak, kanker
hati, kanker getah bening.
2. Hilang semangat untuk melakukan aktivitas dan cenderung merasa bosan.
3. Menurunnya kemampuan otak untuk mengingat dan berpikir
4. Hasrat seks menurun.
5. Produksi sperma berkurang bagi pria dan siklus haid tidak teratur bagi
perempuan
6. Gangguan kejiwaan.
7. Rusaknya sistem kekebalan tubuh.
8. Gangguan pernafasan.
9. Gangguan reproduksi, seperti kanker rahim, kanker serviks, kanker prostat,
kanker, ovarium, impotensi, dan gangguan kehamilan.
10. Gangguan pencernaan, seperti: radang usus, radang hati, radang ginjal, gagal
ginjal, dan hepatitis.
11. Semakin cepatnya detak jantung yang terkadang sulit untuk dikontrol.
12. Mata memerah.

Efek di atas kemudian menjadi salah satu acuan untuk memperkuat posisi
ganja sebagai salah satu zat yang tergolong destruktif bagi para konsumennya.
Inilah yang membuat ganja tetap bertahan dalam posisi narkotika golongan 1.
Jika dilihat ganja memang memiliki beberapa efek positif tetapi ganja juga
memiliki banyak sekali efek negatif. Ketentuan Indonesia yang sampai sekarang
belum mengizinkan ganja di legalkan di Indonesia karena dampak negatif
pengguna yang jika dibolehkan akan menggunakan melebihi dosis normal
sehingga membahayakan jiwanya dan bahkan dapat membahayakan orang
disekitarnya.
Kedudukan ganja yang hampir sama dengan morfin inilah yang masih
dipertimbangkan di Indonesia, salah satunya cara untuk menggantikan posisi
ganja agar pihak yang pro terhadapnya bisa berganti dengan zat yang lain. Hal ini
seharusnya menjadi tugas pemerintah dan tenaga medis untuk meneliti lebih
lanjut. Karena selama ini masyarakat selalu menggunakan diam-diam ganja untuk

3
pengobatan tanpa sepengetahuan dokter, tenaga medis harus lebih gencar dalam
memberikan ilmu agar masyarakat lebih mengenal dampak ganja seperti apa dan
cara lain yang lebih tepat untuk pengobatan ataupun lainnya.

Anda mungkin juga menyukai