Anda di halaman 1dari 5

Nama : Anugrah Syahrurramadhan

NIM : I1032191019

TUGAS RESUME

BERPIKIR KRITIS TENTANG GANJA

Ganja (Cannabis) adalah nama singkatan untuk tanaman Cannabis


sativa. Istilah ganja umumnya mengacu kepada pucuk daun, bunga dan
batang dari tanaman yang dipotong, dikeringkan dan dicacah dan biasanya
dibentuk menjadi rokok. Nama lain untuk tanaman ganja adalah
marijuana, grass, weed, pot, tea, Mary jane dan produknya hemp, hashish,
charas, bhang, ganja, dagga dan sinsemilla (Camellia, 2010).
Ada tiga jenis ganja yaitu Cannabis sativa, Cannabis indica, dan
Cannabis ruderalis. Ketiga jenis ganja ini memiliki kandungan
tetrahidrokanabinol (THC) berbeda-beda (BNN, 2015). Kandungan THC
didalam Charas dan hashish sekitar 7-8 persen dalam rentang sampai 14
persen. Ganja dan Sinsemilla berasal dari bahan kering dan ditemukan
pada pucuk tanaman betina, dimana kandungan THC rata-rata sekitar 4-5
persen (jarang diatas 7 persen). Bhang sediaan tingkat rendah diambil dari
tanaman sisa kering, kandungan THC sekitar 1 persen. Minyak hashish,
suatu cairan pekat dari penyulingan hashish, mengandung THC sekitar 15-
70 persen (Camellia, 2010).
Ganja termasuk ke dalam herba, karena bisa digunakan untuk
mengatasi kondisi tertentu selama mengikuti supervisi medis. Meski
demikian, pemakaian ganja sebagai obat masih ilegal secara hukum oleh
pemerintah. Penggunaan tanaman ganja tanpa didasari oleh indikasi medis
dan tidak di bawah pengawasan dokter, dalam hal ini sebatas untuk
kesenangan dan akan memberikan dampak negatif pada berbagai organ
dan juga pada kesehatan penggunanya secara umum. Efek ganja yang
paling umum terhadap kesehatan fisik meliputi: rentan terserang bronkitis

1
ketika mengisap ganja, tenggorokkan menjadi berdahak ketika menghisap
ganja, Iritasi paru, sistem kekebalan tubuh melemah, memperburuk
kondisi paru-paru seperti asma, mata merah akibat peredaran darah
meningkat, gangguan perkembangan janin selama kehamilan, gangguan
perkembangan otak di kalangan remaja.
Selain efek negatif, ganja memiliki dampak positif seperti
tumbuhan yang ramah lingkungan, anti hama, mudah ditanam, dan
memiliki banyak manfaat. Dengan menurunkan kadar THC
(Tetrahydrocannabinol) ganja dapat dimanfaatkan untuk membuat bahan
tekstil, kertas, bahan pembuat makanan. Sementara kadar THC ganja yang
tumbuh di Indonesia belum terukur.THC merupakan salah satu zat yang
dapat menghilangkan rasa sakit, misalnya pada penderita glukoma. THC
memiliki efek analgesic, yang dalam dosis rendahnya saja sudah
berdampak bagi pasien. apabila kadar THC diperkaya, dapat menjadi lebih
berguna untuk tujuan pengobatan. Selain itu dimasyarakat tradisonal
opium, kokain, dan ganja, digunakan sebagai pengobatan tradisional. Dan
dapat digunakan sebagai penyedap masakan seperti di Aceh.
Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 25 persen
(147 juta) populasi orang dewasa di seluruh dunia menggunakan ganja
untuk alasan rekreasi atau lainnya. Ganja menduduki peringkat pertama
yang disalahgunakan di tingkat global dengan angka pravalensi 2,3 persen
dan 2,9 persen per tahun (Andriyani, 2011). Sedangkan di Indonesia pada
tahun 2009 - 2012, terdapat 37,923 orang yang dipenjarakan karena
menggunakan ganja, yang berarti bahwa sebanyak 26 orang dihukum di
setiap harinya. Sebagai zat pilihan yang paling umum di antara para
pengguna NAPZA, konsumsi ganja mencapai 66 persen dari seluruh
konsumsi obat-obatan terlarang di Indonesia. Pada tahun 2011, ada sekitar
2.8 juta pengguna ganja di Indonesia, sedangkan diperkirakan jumlah
pengguna napza di Indonesia adalah sekitar 3.7 hingga 4.7 juta, atau
sekitar 2.2 persen dari total penduduk usia 10―59 tahun.
Di Indonesia terdapat golongan yang pro dan kontra terhadap
ganja. Menurut Jeanne Mandagi, selaku Penasihat Ahli Badan Narkotika

2
Nasional (BNN), Ganja tidak dapat dilegalkan di Indonesia, karena dari
aspek hukum legalilasi ganja akan bertentangan denga UN S.ingle
Convention 1961 dan UN Convention 1988 tentang narkotika dan obat-
obatan terlarang dan dilihat dari aspek fisik dan psikologis, lanjut
Jeanne, penyalahgunaan ganja dapat mengakibatkan gangguan kesehatan
dan psikologis karena dapat merusak saraf otak secara permanen jika
digunakan secara berkelanjutan. Penyalahgunaan ganja dalam jangka
panjang akan mengakibatkan perubahan proses berfikir dan disorientasi
bahkan bisa menimbulkan shizophrenia. Selain itu, alasan lain mengapa
ganja tidak bisa dilegalkan adalah aspek sosial yang akan timbul
terhadap masyarakat, khususnya generasi muda. Pasalnya, unsur
tetrahydrocannabinol (THC) dapat menimbulkan efek negatif membuat
orang menjadi malas. Efek paling buruk dari ganja karena menjadikan
reaksi pemakai lebih lambat dan pengguna cenderung kurang waspada.
Ini akan menimbulkan kerawanan sosial yang tinggi dalam masyarakat,
serta dilihat dari aspek keamanan dan ketertiban masyarakat, ganja dapat
mendorong orang yang telah ketergantungan untuk melakukan tindak
pidana sperti pncurian, perampokan, dan tidak kekerasan lainnya.
Menurut Lingkar Ganja Nusantara (LGN) yang merupakan
organisasi dibentuk dengan tujuan melegalkan ganja dan Menjadikan
pohon ganja sebagai salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan
seluas-luasnya bagi kehidupan masyarakat Indonesia dan umat manusia
pada umumnya, melakukan dokumentasi sejak 2010, ganja berkhasiat
dalam pengobatan penyakit mematikan dan ganja bukan termasuk
NAPZA. Namun, kata LGN, penggunaan ganja dalam medis masih tabu
di Indonesia. LGN berharap pemerintah meninjau ulang kebijakan
narkotika. Dan menurut LGN dari pada ganja beredar di pasar gelap,
lebih baik pemerintah memanfaatkan dengan baik tanaman ganja Ini, serta
kemudahan mendapatkan ganja yang berbenturan dengan keilegalannya ini
menjadi rancu, jika ganja dilegalkan tentu tidak akan ada lagi pasar gelap.
Ini jelas baik bagi masyarakat yang membutuhkan khasiat ganja.
Kebutuhan ganja sebagai salah satu obat dalam dunia medis sudah ada

3
sejak berabad-abad lalu. Di dalam ganja, para peneliti menemukan
komponen zat aktif yang kemungkinan bisa membantu pengobatan.
Komponen itu ialah senyawa kimia yang disebut cannabinoids.
Cannabinoids banyak ditemukan dalam ganja. Dua senyawa aktif
cannabinoids yang sudah diteliti antara lain delta-
9tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidiol (CBD). Zat-zat tersebut
konon bisa membantu menyembuhkan dan mengurangi gejala penyakit
tertentu seperti radang usus (inflammatory bowel disease/IBD), kanker,
juga dapat meningkatkan nafsu makan pada penderita HIV/AIDS,
hepatitis C, gangguan stres, pascatrauma, glaukoma, epilepsi, dan
beberapa penyakit lain.
Menurut penulis mengenai legalisasi ganja di Indonesia, Bak
pedang bermata dua. Di satu sisi, penggunaan Cannabis sativa untuk
pengobatan beberapa penyakit memang bermanfaat. Namun di sisi lain,
legalitas hukum dilanggar dan efek samping akibat penggunaan ganja
medis masih diperdebatkan. Dan penggunaan ganja sebaiknya dilakukan
oleh tenaga medis dengan tujuan untuk membantu menyembuhkan dan
mengurangi gejala penyakit. Kepala BNN tahun 2015 Jendral Budi
Waseso menambahkan seandainya riset medis Kementerian Kesehatan
terbukti ekstrak ganja bermanfaat untuk pengobatan, nanti akan ada
aturan khusus untuk hal tersebut. "Nanti diatur dalam Undang-Undang
cara menggunakan bagaimana, siapa yang boleh menggunakan, yakinlah
itu, kita tidak boleh sembaranganm, jika untuk kebaikan pastilah kami
ikuti," katanya. Jadi, menurut penulis penggunaan ganja sebaiknya
dilakukan oleh tenaga medis dengan tujuan untuk membantu
menyembuhkan dan mengurangi gejala penyakit, artinya dilakukan oleh
tenaga yang ahli dalam menentukan cara, dosis yang tepat.

4
DAFTAR PUSTAKA

Alemany, S. et al., 2014. Psychosis-inducing effects of cannabis are related to


both childhood abuse and COMT genotypes. Acta Psychiatrica
Scandinavica, 129(1).

Andriyani, T. 2011. Upaya Pencegahan Tindak Penyalahgunaan Narkoba di


Kalangan Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya. Jurnal Ilmiah Orasi
Bisnis, (4) : 113-121.

Putri., Dania & Blickman., Tom. (2016). Ganja di Indonesia Pola Konsumsi,
Produksi, dan Kebijakan. : transnationalinstisute. (diakses
file:///C:/Users/IMFQ/Downloads/GANJA%20TUGAS/GANJA%20DI
%20INDO.pdf diunduh pada 25 Februari pukul 23:13 WIB)

______.file:///C:/Users/IMFQ/Downloads/GANJA%20TUGAS/Jurnal
%20Independent%2010_Enik%20I.pdf (diakses pada 24 Februari 2020,
pukul 23:22 WIB)

______. https://www.beritasatu.com/nasional/126680/ganja-tak-bisa-dilegalkan-
di-indonesia (diakses pada 24 Februari 2020, pukul 01:20 WIB)

Anda mungkin juga menyukai