Oleh :
1
BAB I
PENDAHULUAN
Ganja adalah tanaman yang terdiri dari biji, bunga, daun, batang dari
cannabis sativa yang di keringkan. Ganja di panggil dalam banyak istilah dengan
mary jane, weed, smoke, reefer dan yerba. Singkat akan sejarah tanaman ganja
yang telah dikenal umat manusia pada sekitar 8000 tahun yang lalu. Tanaman
ganja secara botani yakni petanaman ganja secara tanam lading dengan jumlah
yang cukup banyak digolongkan oleh Lineus pada tahun 1735 sebagai cannabis
Tanaman ganja di kenal sebagai tanaman yang dapat menghasilkan serat untuk
di jadikan benang, tali dan tekstil. Tanaman ini mulai di gunakan dalam dunia
pengobatan di tiongkok pada tahun 2737 SM. Kaisar Shen Neng yang
macam penyakit tertentu. Salah satu suku di asia timur menjadikan tanaman
ganja untuk upacara adat dan keagamaan. Melewati samudera tanaman ganja di
kenal oleh masyarakat amerika syarikat pada tahun 1900-an. Sehinggalah pada
konteks kejahatan. Sampai pada periode 1930-an dan 1940-an, dunia perobatan
alat medis dan bahan pengobatan. Beranjak ke negara nusantara yaitu negara
Indonesia merujuk dari kamus sejarah Indonesia, cannabis sativa atau di panggil
dengan nama ganja berasal dari laut kaspia, tetapi di laporkan berasal dari
2
kepualauan jawa pada abad ke-10. Berdasarkan kamus tersebut bahawasanya
pemakaianya tidak seumum tembakau, opium atau betel. Ganja atau marijuana,
sebagai “agen intoksikasi” yang mana daun dari ganja di campur dan di bakar
Ganja sendiri sering di kenali sebagai zat yanag bisa menambah akan nafsu
juga laporan bahawa irisan dari daun ganja direndam kedalam air dan di
keringkan untuk dilinting di dalam daun palem nipa dan di bakar seperti rokok.
(Jakarta), Buitenzorg (Bogor) dan Ambon. Selama akhir abad ke-19, ganja
masih belum terlalu dikenal di kalangan masyarakat dan penghuni pulau Jawa,
tetapi ada pendapat bahwa tanaman itu mungkin saja telah digunakan di pulau
seperti ganja, gandja, atau gendji. Rupanya, daun ganja dan opium digunakan
oleh pemilik kedai atau pemilik warung untuk meningkatkan lagi aroma dan efek
narkotik dari tembakau kering yang dilinting dalam daun pisang. Penduduk
kelahiran Indonesia lebih menyukai tembakau yang jauh lebih kuat dari pada
kesadaran.
3
Menurut undang-undang nomor 35 tahun 2009, ganja merupakan jenis
Ganja merupakan salah satu narkotika yang sering digunakan di dunia. Hal ini
golongan pertama , sampai saat ini telah banyak testimoni yang tersebarkan oleh
konteks pemakaian ganja untuk medis dan bahan perobatan. Bisa di bilang
banyak negara sampai saat ini telah mencabut larangan terhadap pemakaian
peralatan medis maupun perobatan. Pelegalan ganja dapat dilihat dari beberapa
4
syarikat termasuklah negara-negara maju yang telah memberi izin terhadap
pamakaian ganja secara lingkup luas dalam kadar tertentu sehingga terdapat
tersebut seperti Colorado dan Washington, bahkan Alm. Gus Dur, saat ketika
perpendapat bahawasnya hal itu dapat menjadi pengobatan yang aman dan
dalam kondisi yang efektif untuk pengidap gejala kanker, AIDS, multiple
amat di jaga ketat dengan syarat maksimal kepemilikan ganja tersebut dan di
setiap negara memiliki kebijakan yang tersendiri akan pemakaian dan juga
kepemilikannya.
ada sekitar dua juta pengguna ganja di Indonesia, menjadikan ganja sebagai zat
negeri. Budidaya ganja skala kecil juga mungkin ditemukan di dan diangkut
dari Garut, Jawa Barat, serta Papua, sebagaimana yang disampaikan oleh
5
Menurut PKNI (Persaudaraan Korban NAPZA Indonesia), meskipun
dikategorikan sebagai obat Golongan I (yakni zat yang sangat berbahaya yang
tak mempunyai nilai medis), banyak sekali pengguna napza yang menganggap
terutama jika dibandingkan dengan zat-zat yang lebih adiktif seperti heroin.
banyak hambatan dalam proses penelitian tentang ganja, baik dalam penelitian
medis dan ataupun penelitian antropologi. Peranan atas ganja sendiri, pihak
kesehatan dunia telah menjelaskan banyak segi negatif yang akan menimpa
kekurangan akan penelitian yang terbatas lagi tidak sistematis, namun tidak ada
alasan apriori untuk memperkirakan bahwa efek biologis pada individu dalam
populasi ini akan sangat berbeda sadar bahwa ganja ini telah di legalkan serta
telah diamati di negara-negara seperti amerika dan negara maju yang lain
6
1.2 TUJUAN PENELITIAN RUMUSAN MASALAH / PERTANYAAN
PENELITIAN
dengan barang yang amat di jaga ketat akan pemakaian nya sehingga
narkotika no. 35 tahun 2009 pasal III, setiap orang yang tanpa hak atau melawan
singkat 4 tahun dan paling lama 12 tahun, dan pidana denda paling sedikit 800
juta dan paling banyak Rp 8 miliar. Dengan ini kita dapat mengungkapkan atas
hal yang tidak seharusnya kita lakukan sehinggalah ada beberapa kecil hal yang
amat kecil yang dapat di pertimbangkan oleh negara ini, hal ini tidak di
peruntukkan oleh beberapa negara yang telah melegalkan akan pemakaian ganja
tersebut.
benar terkait pemakaian narkotika golongan 1 ini dan bagaimana peran badan
skripsi, tesis, disertasi, jurnal penelitian, dll ), yang dijadikan acuan dalam
7
Bahan penelitian pertama dilakukan oleh Dania Putri dan Tom
Blickman tahun 2016 bulan januari dengan judul ganja di Indonesia, pola
utara pulau Sumatera, khususnya di wilayah Aceh, ganja adalah zat terlarang
yang masih ketinggalan zaman ini tampaknya memiliki dampak negatif bagi
pelanggar hukum seperti pengguna dan petani ganja. Lebih pentingnya lagi, hal
ini juga menimbulkan dampak negatif bagi mereka yang menjadi korban
distribusi jenis napza adiktif seperti heroin dan kristal metamfetamin. Dengan
dibutuhkan oleh banyak pengguna ganja dan jenis napza lainnya, pemerintah
8
terutama di kalangan pengguna napza dan pelanggar hukum narkotika yang
rentan secara ekonomi (misalnya kurir skala kecil atau petani ganja).
kalangan orang dewasa melainkan kalangan remaja bahkan anak ? anak usia
sekolah, mereka dijadikan sasaran atau target utama dalam peredaran narkoba.
ketiga adalah aspek konatif yaitu berdasarkan pada informasi, pengetahuan dan
bertindak, ini dapat berupa tingkah laku yang nampak dan dapat diamati baik
itu dalam bentuk pernyataan atau ucapan dan ekspresi atau mimic yang
9
1.4 KERANGKA TEORI / KONSEP ( bagi yang mau menggunakan
relaksan ganja yang digunakan dalam ganja medis - seharusnya bukan obat
terjadwal.
kita tidak memiliki cukup penelitian untuk menyingkirkan sisi bawah apapun.
berguna untuk perawatan epilepsi dan paliatif, dan tidak menimbulkan risiko
terhadap ganja medis diatas bertolak belakangi akan hukum nasional menurut
Obat dan Makanan. Tinjauan untuk konsep diatas menggunakan konsep WHO
di latar belakangi oleh aturan dan kebijakan masing masing actor dalam
kebijakan yang telah di tetapkan oleh sebuah negara yaitu negara Indonesia.
10
1.5 Metodologi Penelitian
buku, jurnal penelitian, artikel ilmiah, dan bentuk literatur lainnya sebagai
Jenis data yang digunakan sebagai penunjang tulisan ini adalah berbagai
kumpulan artikel ilmiah yang memiliki isu terkait bahasan penelitian, jurnal
1
Sumadi Suryabrata,1997, Metodologi Penelitian, Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada
11
1.6.4 Teknik Analisa Data
informasi dari pelbagai jurnal, halaman internet, ebook, dan penelitian yang
landasan kita bermasyarakat dan tidak menutup kemungkinan pasal itu tidak
dapat di kaitkan dalam sebuah keperluan yang seperti halnya pengobatan bagi
seseorang, pasal itu bertujuan hanya untuk pemberantasan peredaran gelap bagi
ini yaitu ganja dalam penggunaan medis memberi peluang untuk badan
12
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data
Kebijakan WHO dan aturan kebijakan Indonesia terhadap ganja dalam konteks
pengobatan.
BAB III berjudul : Bahasan apa yang akan dibahas di BAB ini
Kebijakan WHO dan aturan kebijakan Indonesia terhadap ganja dalam konteks
pengobatan.
13
DAFTAR PUSTAKA
References
Anderson, C. (2016). Cannabis: Hoe to start a successfully medical cannabis.
Ramsay, B. T. (2014). Grow Marijuana Weed Indoor or Outdoor: Easy Growing Medical
Cannabis.
sulistriandriatmoko. (2017, april 5). kebijakan pengunaan ganja untuk medis. (kompas,
Interviewer)
V.Rosenfeld, S. (2010). forms and financials for the medical marijuana industry.
14