Anda di halaman 1dari 9

JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Legalisasi Ganja Dalam Sektor Medis Perspektif Hukum


Syamsul Malik1, Luriana Manalu2, Rika Juniarti3
1
Notaris Hukum, Bogor - syamsul.m12@gmail.com,
2
Universitas Nusa, Program Studi Hukum, Sukabumi - lurianamanalu@gmail.com,
3
Universitas Nusa, Program Studi Hukum, Sukabumi - rikajuniarti@gmail.com.

Abstrak

Ganja merupakan tanaman yang ilegal di indonesia saat ini. Hal ini diatur dalam undang-undang 35 tahun
2009 tentang narkotika. Meskipun penggunaan ganja masih menuai pro dan kontra tetapi salah satu
organsasi LGN (lingkat ganja nusantara) memperjuangkan legalisasi dan melakukan ekspansi untuk
mengedukasi masyarakat. Ganja yang di pandang negatif oleh masyarakat pada kenyataannya banyak
memberikan manfaat bagi sektor medis dimana digunakan sebagai alternatif pengobatan dengan
sepengatuhan dokter. Hal ini terbukti efektif untuk menyembuhkan penderita penyakit. Salah satu
contohnya adalah Yeni yang mempunyai penyakit syringomelya yang mengalami perkembangan dari
penyakitnya. Tetapi mengingat narkotika golongan 1 yang berbahaya untuk kesehatan sehingga narkorika
golongan satu tidak boleh digunakan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kajian pustaka yang
bertujuan untuk memberikan masukan kepada pemerintah dengan melakukan revisi pada undang undang
narkotika.

Kata Kunci: Ganja, LGN, Sektor Medis

A. PENDAHULUAN obrolan para pendiri LGN di kampus UI Depok.


Dengan aturan hukum yang ada di Indonesia
Ganja adalah tanaman yang sering dipandang yang tercantum dalam UU Narkotika No. 35
negatif oleh masyarakat dunia. Tetapi dibalik Tahun 2009. Penggunaan Narkotika Golongan 1
image negatif dari tanaman ini, terdapat nilai- jenis ganja paling banyak digunakan di
nilai positif yang tidak mendapat expose yang Indonesia, karena tanaman ganja tumbuh di
cukup. Menjadi kontroversi dalam masyarakat berbagai daerah di Indonesia. Indonesia sendiri
dengan pewacanaan legalisasi ganja di Indonesia. sebagai negara penghasil tanaman ganja yang
Ganja atau mariyuana adalah psikotropika bisa dibilang cukup luas dan kualitas terbaik
mengandung tetrahidrokanabino dan kanabidiol justru malah memberantasnya. Dan lagi banyak
yang membuat pemakainya mengalami euforia. sebagaian masyarakat yang pernah menggunakan
Ganja biasanya dibuat menjadi rokok untuk dan merasakan khasiat dari tanaman ganja,
dihisap supaya efek dari zatnya bereaksi. seperti untuk melepas lelah dengan cara
Di Indonesia, terdapat sebuah organisasi yang menghisap untuk mendapatkan ketenangan serta
memiliki tujuan melegalkan dan melakukan merasa lebih rilex dalam melepasa lelah.
penelitian terhadap pemanfaatannya, yaitu Undang-undang 35 tahun 2009 tentang
Lingkar Ganja Nusantara (LGN) salah satu Narkotika melarang penggunaan ganja kendari
komunitas di Indonesia yang memperjuangkan untuk pelayanan kesehatan. Ditambah lagi
legalisasi ganja dan melakukan ekspansi untuk munculnya kasus-kasus pemidanaan terhadap
mengedukasi masyarakat. LGN resmi berdiri penggunaan ganja untuk kepentingan pengobatan
pada Juni 2010, ide legalisasi ganja muncul dari seperti kasus Fidelis yang dipidana pada 2017
karena memberikan pengobatan ganja kepada

1|Vol. 2| No. 2| 2020


JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

istrinya yang menderita penyakit langka Beralih dari hukum yang berlaku di Indonesia,
Syringomyelia. Kisah Fidelis berakhir pilu. Dia kita bisa melihat sejauh mana legalisasi ganja
yang menjadi tulang punggung keluarga bisa bermanfaat? Beberapa negara melegalkan
ditangkap dan dipenjara oleh aparat di tengah ganja seperti Belanda, negara ini tercatat sebagai
kondisi istri yang sakit. Di balik jeruji besi dia salah satu negara yang telah melegalkan
mendengar sang istri mengembuskan nafas pemakaian maupun penjualan ganja. Namun,
terakhir 25 Maret 2017 atau 32 hari setelah kegiatan tersebut dibatasi dengan jumlah tertentu
Fidelis ditangkap BNN Kabupaten Sanggau. untuk komsumsi pribadi. Pelegalan ganja di
Ganja masuk kedalam golongan 1 untuk Belanda memiliki peraturan yang mengontrol
alternatif medis juga dilarang digunakan laju pemakaiannya, usia minimal seseorang yang
berdasarkan aturan tersebut yang berbunyi diperbolehkan memakai ganja di Negara Belanda
“Narkotika Golongan I dilarang digunakan untuk adalah 18 tahun. Selain itu, konsumen ganja ini
kepentingan pelayanan Kesehatan”. Hanya bisa hanya diperbolehkan untuk melakukan
digunakan untuk kepentingan pengembangan pembelian maksimal 5 gram. Kebijakan toleransi
ilmu pengetahuan dan teknologi dan untuk penggunaan ganja telah diberlakukan pemerintah
reagensia diagnostik, serta reagensia Belanda semenjak tahun 1970-an. Terdapat
laboratorium setelah mendapatkan persetujuan beberapa landasan yang menyebabkan Belanda
Menteri atas rekomendasi Kepala Badan melakukan pelegalan ganja, yakni:
Pengawas Obat dan Makanan. Konstruksi hukum - Penggunaan obat-obatan diperbolehkan
pengaturan legalisasi tanaman ganja untuk dengan peraturan ketat;
pemanfaatan pengobatan medis ditinjau dari - Penggunaan ganja dibidang kesehatan
perspektif hukum kesehatan dalam kajian ini menjadi fokus utama dalam alasan
dapat dilihat dari semakin meningkatnya pelegalannya;
kebutuhan masyarakat Indonesia akan pelayanan - Adanya kriminalisasi terhadap penggunaan
kesehatan yaitu penggunaan tanaman ganja. Oleh ganja memberikan dampak yang buruk bagi
karena itu, UU Narkotika perlu direvisi dan pemerintah;
tanaman ganja perlu dipindahkan ke narkotika - Adanya aturan mengenai perbedaan antara
golongan II agar dapat digunakan untuk “hard and soft drugs”.
pengobatan medis. Di Indonesia, Permasalahannya adalah
Undang-Undang tentang Narkotika bertujuan: bagaimana tinjauan yuridis terhadap legalisasi
menjamin ketersediaan Narkotika untuk ganja dalam prespektif hukum kesehatan dan
kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau faktor penghambat apa saja dalam pengawasan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; penyalahgunaan ganja di masyarakat luas, walau
mencegah, melindungi, dan menyelamatkan sudah ada peraturan yang melarangnya.
bangsa Indonesia dari penyalahgunaan Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui
Narkotika; memberantas peredaran gelap bahwa ganja memiliki banyak manfaat positif
Narkotika dan Prekursor Narkotika; dan dan negatif. Akan tetapi di Indonesia sendiri
menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis penggunaan ganja masih berbenturan dengan
dan sosial bagi Penyalah Guna dan pecandu peraturan perundang-undangan yang berlaku
Narkotika. Adapun aturan yang dikeluarkan khususnya sektor medis . Dalam konteks ini,
memasukkan ganja kedalam narkotika golongan menarik untuk diteliti mengenai legalasi ganja
1 artinya bagi yang melanggar akan terancam dalam sektor medis perspektif hukum.
hukuman yang berat. Sesuai dengan peraturan Penelitian ini melihat bagaimana legalisasi ganja
perundang – undangan yang ada dan berlaku dari perspektif sektor medis untuk kesehatan.
hukuman bagi yang menggunakan ganja adalah 4 Melihat dari apa yang dilakukan beberapa negara
tahun penjara. diluar sana yang telah melegalkan ganja untuk
kepentingan kesehatan dan tidak lain untuk

2|Vol. 2| No. 2| 2020


JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

menyumbangkan ilmu untuk pembaharuan Ganja biasanya dibuat menjadi rokok untuk
hukum yang ada di Indonesia. dihisap supaya efek dari zatnya bereaksi.
Tanaman semusim ini tingginya dapat mencapai
B. METODOLOGI PENELITIAN 2 meter. Berdaun menjari dengan bunga jantan
dan betina ada di tanaman berbeda (berumah
Adapun dalam penelitian ini digunakan metode dua). Bunganya kecil-kecil dalam dompolan di
penelitian kajian pustaka atau studi kepustakaan ujung ranting. Ganja hanya tumbuh di
yaitu berisi teori teori yang relevan dengan pegunungan tropis dengan ketinggian di atas
masalah – masalah penelitian. Adapun masalah 1.000 meter di atas permukaan laut Tanaman ini
pada penelitian ini adalah untuk mengetahui ditemukan hampir disetiap negara tropis. Bahkan
legalisasi ganja dalam sektor medis perspektif beberapa negara beriklim dingin pun sudah mulai
hukum. Pada penelitian ini dilakukan pengkajian membudidayakannya dalam rumah kaca. Di
megenai konsep dan teori yang digunakan Indonesia, ganja dibudidayakan secara ilegal di
berdasarkan literatur yang tersedia, terutama dari Aceh. Biasanya ganja ditanam pada awal musim
artikel-artikel yang dipublikasikan dalam penghujan, menjelang kemarau sudah bisa
berbagai jurnal ilmiah. dipanen hasilnya.2
Metode penelitian yang digunakan yaitu, metode Pandangan yang melekat pada masyarakat
berisi macam atau sifat penelitian dilihat dari Indonesia terhadap ganja hidup lama dengan
macam penelitiannya adapun jenis penelitian dampak buruk yang timbul dalam
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaannya. Meninggalkan apa yang tumbuh
penelitian kepustakaan. Sumber data dalam pada pandangan masyarakat, ganja tentu
penelitian ini menggunakan data pendukung memiliki manfaat. Indonesia tegas menyatakan
(sekunder), yaitu data yang tersusun dan sudah jika penyalahgunaan ganja adalah pidana. Tak
dijadikan dalam bentuk dokumen-dokumen. ada rencana untuk melegalkan penggunaan daun
Adapun sumber data disini adalah jurnal karya memabukkan itu sebagaimana rekomendasi
ilmiah di intenet yang terkait dengan legalisasi WHO nomor 5.4 dan 5.5 tentang rencana
ganja dalam sektor medis. Teknik dan prosedur Legalisasi Narkotika jenis ganja. Indonesia
pengumpulan data dalam penelitian ini menolak rekomendasi WHO tentang rencana
menggunakan metode penelitian kualitatif, Legalisasi Ganja dengan pertimbangan dan
metode dokumentasi adalah pengumpulan data alasan cannabis atau ganja yang tumbuh di
melalui dokumen-dokumen tertulis. Dalam Indonesia berbeda dengan ganja yang tumbuh di
penelitian ini, data-data yang didapatkan melalui negara lain seperti Kanada dan Italia. Kanada
dokumen-dokumen yang dikumpulkan dan telah melegalkan penggunaan ganja untuk tujuan
diolah sehingga relevan dengan objek penelitian. medis sejak 2001. Tak hanya itu, sekitar 330.000
orang Kanada, termasuk pasien kanker, terdaftar
C. PEMBAHASAN untuk menerima ganja dari produsen berlisensi.
Sementara itu, penggunaan ganja di negara ini
Cannabis sativa merupakan nama latin dari untuk rekreasi dilakukan sejak 2018. Legalisasi
ganja. Istilah ganja umumnya mengacu kepada ini dipilih sebagai cara pemerintah Kanada kala
pucuk daun, bunga dan batang dari tanaman yang itu untuk mengatasi kesenjangan sistem
dipotong, dikeringkan dan dicacah dan biasanya peradilan pidana ganja sebelumnya, yang lebih
dibentuk menjadi rokok.1 menekan kaum marjinal dan kulit hitam. Di Italia
Ganja atau mariyuana adalah psikotropika mengonsumsi ganja bukan tindakan kriminal.
mengandung tetrahidrokanabinol dan kanabidiol Negara ini juga mengizinkan penggunaan ganja
yang membuat pemakainya mengalami euforia. untuk tujuan medis. Namun, penjualan,

1 2
dr. Vivi Octavia Lubis, Sp.KJ, http://rsko- Wikipedia, https://id.wikipedia.org/wiki/Ganja
jakarta.com/news/view/186

3|Vol. 2| No. 2| 2020


JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

pembelian, dan pembudidayaan ganja secara lebih dari 8.000 orang berusia 15-64 tahun untuk
massal adalah perilaku ilegal. Pengedar ganja di menyampaikan kesan setelah mencicipi ganja.
negara ini juga terancam hukuman penjara Hasilnya, hanya sekitar sembilan persen saja
sepuluh tahun. Argentina, pada 2020, Argentina yang akhirnya cocok dan menjadi pecandu.
mengizinkan masyarakatnya menanam ganja di Persentase ini terbilang kecil jika dibandingkan
rumah mereka untuk penggunaan kesehatan. dengan kecanduan alkohol (15%), kokain (17%),
Dalam aturan itu, pemerintah Argentina heroin (23%), dan nikotin (32%). 5 Melihat dari
mengizinkan apotek untuk menjual minyak, kandungan yang ada, terdapat zat lain yang bisa
krim, dan produk berbahan ganja lainnya ke digunakan sebagai obat, jelas itu menjadi nilai
masyarakat.3 lebih yang harus diketahui masyakat selain
Tak berlebihan jika ganja atau mariyuana yang dampak buruk yang ada dipikiran masyarakat.
bernama latin Cannabis Sativa ini kerap disebut Mitos tentang ganja dapat menyebabkan
tanaman ajaib. Di luar psikoaktif yang kecanduan yang sangat tinggi, misalnya. Dengan
memberikan efek melayang, ganja mengandung mengutip penelitian di Amerika Serikat dan
zat-zat lain yang berguna. Sebanyak 483 diperkuat sejumlah referensi, LGN menjelaskan
konstituen kimia yang berbeda tercatat ada pada sedikit sekali pengisap ganja yang mengalami
Cannabis Sativa; 66 di antaranya disebut sebagai ketergantungan. LGN mengklaim Seorang
cannabinoid, senyawa yang menjadikan ganja pengguna berat ganja dapat berhenti dengan
bisa digunakan sebagai obat. Ada seabrek zat lain mudah tanpa mengalami kesulitan. Di mata
dalam ganja yang mendatangkan manfaat medis. LGN, tidak ada bukti ilmiah yang meyakinkan
Misalnya THC (Delta-9 tetrahydrocannabinol) bahwa ganja dapat menyebabkan kerusakan
yang memiliki efek analgesik atau penghilang psikologis atau penyakit mental bagi remaja dan
rasa sakit, sifat anti-spasmodik atau orang dewasa. Selama ini ganja memiliki
menghilangkan kejang- kejang, anti-tremor, anti- reputasi yang cukup buruk, terutama dalam
inflamasi dan lainnya. Zat lain bernama (E)–BCP masalah kesehatan. Penggunaan ganja dalam
(Beta-caryophyllene) dapat digunakan sebagai takaran yang tak tepat dan sembarangan memang
pengobatan nyeri, arthritis (peradangan sendi), bisa menyebabkan banyak masalah kesehatan.
sirosis (peradangan dan fungsi buruk pada hati), Misalkan kecanduan, rasa cemas, atau kerusakan
mual, dan lainnya. Cannabidiol (CBD) otak yang berkaitan dengan ingatan. Sebuah
mengandung sifat anti- inflamasi, anti-biotik, penelitian bahkan menemukan bahwa risiko
anti-depresan, anti-psikotik, anti-oksidan, serta serangan jantung meningkat dalam waktu satu
berefek menenangkan. Senyawa cannabinoid jam setelah seseorang merokok ganja. Meski
sebenarnya diproduksi juga oleh tubuh secara begitu, rasanya tak adil jika melihat ganja hanya
alami untuk membantu mengatur konsentrasi, berdasarkan efek buruk yang disebabkannya.
gerak tubuh, nafsu makan, rasa sakit, hingga Ganja juga memiliki sisi baik dan bisa
sensasi pada indra. Namun pada ganja, sebagian dimanfaatkan dalam hal kesehatan jika
senyawa ini sangatlah kuat dan bisa digunakan dengan tepat.6
menyebabkan berbagai efek kesehatan serius jika Berikut adalah beberapa manfaat ganja:
disalahgunakan.4 1. Alzheimer, Berdasarkan penelitian oleh
Dilansir dari Scientific American, pada 1994, Scripps Research Institute, ganja diketahui
National Institute on Drug Abuse di AS meminta bisa memperlambat penyakit Alzheimer yang
3 5
CNN Indonesia, "9 Negara yang Melegalkan Tony Firman, "Segala yang Baik dan Buruk
Penggunaan Ganja": dari Ganja",https://tirto.id/segala-yang-baik-dan-
https://www.cnnindonesia.com/internasional/2021100803 buruk-dari-ganja-cQPE, diakses 10 Februari 2022
6
222-134-704943/9-negara-yang-melegalkan-penggunaan- Kun Sila Ananda,
ganja. https://www.merdeka.com/sehat/10-manfaat-
4
Widya Citra Andini, https://hellosehat.com/herbal- mengejutkan-ganja-untuk-kesehatan.html Rabu,
alternatif/herbal/manfaat-ganja-secara-medis/ 13 Agustus 2014 18:19

4|Vol. 2| No. 2| 2020


JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

menyerang otak. Hasil ini juga telah menemukan bahwa ganja bisa digunakan
diterbitkan dalam jurnal Molecular untuk mengatasi tremor dan meningkatkan
Pharmaceutics. kemampuan motorik pada pasien yang
2. Kecemasan, Peneliti dari Harvard Medical terkena penyakit parkinson.
School menemukan bahwa ganja memiliki 6. Mengatasi Gangguan Jiwa, Penelitian lain
efek yang bisa membantu menenangkan yang diterbitkan oleh Clinical Psychology
kecemasan seseorang. Tentu saja, hal ini Review membuktikan bahwa mariyuana
hanya berlaku dengan penggunaan ganja dapat membantu mengatasi masalah
dalam dosis yang tepat. Penggunaan ganja kesehatan jiwa tertentu. Para peneliti juga
dalam dosis tinggi justru bisa meningkatkan menemukan bukti lain, jika tanaman ini
kecemasan dan pikiran paranoid. mampu menghilangkan depresi dan gejala
3. Kesehatan paru-paru, Penelitian dalam gangguan stres pasca trauma. Walau
Journal of the American Medical Association demikian, mariyuana bukanlah jenis obat
menemukan bahwa ganja bisa meningkatkan yang tepat untuk masalah kesehatan jiwa,
kapasitas paru-paru. Hal ini bertentangan seperti psikosis dan gangguan bipolar. Sebab
dengan kepercayaan banyak orang bahwa tanaman ini justru akan memperparah gejala
ganja bisa menurunkan kapasitas dan gangguan bipolar tersebut.
kemampuan paru-paru. Dalam penelitian Ganja sendiri membawa dampak yang positif
tersebut, para peneliti menggunakan sampel pada dunia medis, dimana ia dapat digunakan
dari 5.115 orang dewasa muda yang berumur sebagai alternatif pengobatan dengan diolah
sekitar 20 tahun. Sejumlah perokok tembakau menjadi obat oleh pasien adapun contoh obat
diketahui kehilangan fungsi paru-parunya yang diproduksi dari ganja yakni: Marinol dan
sepanjang waktu tersebut. Namun, hal ini Cesamet (merupakan obat semprot dari ganja),
tidak terjadi pada pengguna ganja yang justru Epidiolex, Sativex. Sebenarnya penggunaan
memperlihatkan peningkatan kapasitas pada ganja untuk kepentingan medis telah berlangsung
paru-parunya. Hal ini terkait dengan cara sejak lama tercatat dalam kitab Pen T'sao Ching
penggunaan mariyuana yang umumnya merupakan kitab yang memuat pengobatan
diisap dalam-dalam. Karena alasan itulah, herbal pertama di dunia. Terdapat catatan yang
para peneliti menyimpulkan hal ini bisa saja dicatat sekitaran tahun 2900 - 2700 SM oleh
menjadi semacam latihan untuk paru. Namun kaisar sheng nun yang menyebutkan bahwa
paparan jangka panjang dari asap mariyuana tanaman ganja memiliki khasiat untuk
dengan dosis tinggi secara perlahan akan menghilangkan rasa sakit. Dalam buku yang
merusak paru-paru ditulis oleh Peter Dantovski berjudul
4. Multiple sclerosis, Multiple sclerosis (MS) kriminalisasi ganja menyebutkan kesaksian
adalah penyakit yang menyerang saraf-saraf seseorang yang mengatakan bahwa ganja dapat
pusat seperti saraf otak, sumsum tulang menyembuhkan penyakit ginjal (DANTOVSKI,
belakang, dan saraf optik. Sebuah penelitian 2013).7
yang dilakukan di Canadian Medical Penggunaan ganja sebagai obat di Indonesia
Association Journal menemukan bahwa sudah ada sejak ribuan tahun silam yang
cannabioids yang ditemukan dalam ganja digunakan oleh tabib sebagai obat herbal pada
bisa menurunkan gejala dan rasa sakit yang zaman nenek moyang dulu, tidak hanya itu ganja
disebabkan oleh MS. juga dimanfaatkan untuk kepentingan ritual,
5. Penyakit parkinson, Penelitian yang makanan dan pertanian. Berdasarkan hasil
diterbitkan dalam medPage Today penelitian dengan melakukan kajian pustaka

7
Jurnal Rahmi Ayunda, Vani, Peluang Dan Perspektıf Uu Kesehatan
Tantangan Legalısası Penggunaan Ganja Untuk
Kepentıngan Medıs Dı Indonesıa Dıtınjau Darı

5|Vol. 2| No. 2| 2020


JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

dengan jurnal-jurnal yang ada diketahui bahwa ialah mempertanyakan perkembangan kabar
sebelumnya penelitian akan manfaat ganja di status narkotika golongan 1 tersebut. Cuitan soal
Indonesia pernah diajukan oleh suatu organisasi ganja pada bulan ini banyak mendapat sentimen
yang dinamakan Lingkar Ganja Nusantara yang negatif. Hal tersebut karena pemberitaan soal
dibentuk pada tahun 2010. Namun penelitian kasus pemakaian ganja di kalangan artis dan
tersebut harus tertunda hingga saat ini dengan tokoh politik banyak terjadi di bulan ini. Dilihat
alasan riset yang dilakukan memakan biaya yang dari jenis kelamin, warganet laki-laki lebih
cukup besar dan belum menjadi prioritas. Maka tertarik membahas soal isu ganja ketimbang
dari itu dalam hal perubahan kebijakan terkait warganet perempuan. Berikut grafik cuitan
ganja di Indonesia tampaknya masih tertinggal warganet yang membahas soal legalisasi ganja di
dibandingkan negara lain seperti, Uruguay yang bulan Juni. 8
telah melegalkan pemanfaatan ganja untuk
kepentingan medis pada tahun 2013 (Pebrianto
Nainggolan, 2015), kemudian disusul Turkey
pada tahun 2016 (Dr. Joseph Rosado, 2019),
Inggris pada tahun 2018 akibat terjadinya kasus
dimana anak yang mengalami epilepsi tidak
dapat mengakses pengobatan ganja (Yasinta,
2018), dan Korea Selatan pada tahun 2019
dengan mengizinkan penggunaan obat berbasis
ganja (Radu, 2018). Peran nyata LGN dalam
melakukan riset, pencarian dan pengumpulan
jurnal-jurnal ilmiah atau karya-karya ilmiah yang
berkaitan dengan ganja. Alasan utama LGN
mengadakan hal tersebut karena di Indonesia
sendiri untuk mendapatkan informasi mengenai
pemanfaatan ganja sangatlah jarang ditemui.
Pengkajian yang dilakukan LGN merupakan
salah satu peran yang mengumpulkan dan
mencari data mengenai informasi yang terkait
ganja. Sumber informasi yang didapat dari LGN
ini berasal dari berbagai sumber seperti, jurnal- 9
Grafik Cuitan Warganet Soal Ganja
jurnal ilmiah, penelitian atau riset serta
informasi-informasi lain yang terkait dengan Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa
ganja. Informasi yang telah didapat tersebut pembicaraan soal ganja dan perkembangan
kemudian akan disortir dan diolah kembali untuk legalisasi ganja di bulan Juni memuncak pada
dijadikan sebuah data yang siap disebar ke periode 15-23 Juni 2019. Kisaran cuitan
masyarakat melalui peran edukasi yang warganet pada periode tersebut adalah antara
dilakukan oleh setiap perwakilan LGN di setiap 200-600 cuitan dengan puncak total cuitan
daerah Selama sebulan terakhir, isu soal terbanyak terjadi pada 22 Juni 2019 dengan total
legalisasi ganja masih cukup sensitif. Setidaknya 600 cuitan. Pada periode tersebut, banyak berita
ada sekitar 4 ribu lebih cuitan warganet yang seputar penggunaan ganja di kalangan artis dan
membahas soal ganja, beberapa di antaranya tokoh politik. Selain itu, pemberitaan terkait

8
Winda Trilatifah,
https://blog.netray.id/legalisasi-ganja-di-indonesia-apa- https://blog.netray.id/legalisasi-ganja-di-
kabar/ , 26 juni 2019 indonesia-apa-kabar/ , 26 juni 2019
9
Grafik dari Winda Trilatifah,

6|Vol. 2| No. 2| 2020


JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

penemuan sejumlah ganja di beberapa daerah di Arie dan istrinya contoh nyata bagaimana daun
Indonesia juga terjadi pada periode tersebut. ganja masih menjadi dilema bagi kebutuhan
Profesor Musri Musman, seorang ahli kimia dari pengobatan atau medis. Kasus Yeni bisa jadi
Universitas Syiah Kuala, Aceh juga telah momentum bahwa ganja tak hanya dilihat dari
melakukan kajian literatur tentang ganja selama satu sisi saja. Ganja yang juga punya manfaat
25 tahun. dari berbagai literatur yang telah ia lain, sebagai alternatif obat di Indonesia. Orang-
dikumpulkan, termuat daftar 36 penyakit yang orang seperti Inang Winarso sudah mencoba
bisa diatasi oleh ganja. Berdasarkan fakta-fakta mencari celah untuk legalisasi ganja guna
tersebut maka dapat kita lihat bahwa pendapat keperluan medis. Keputusan ada ditangan
negatif tentang ganja selama ini tidak selalu pemerintah, dan saat ini jadi momentumnya.11
benar dengan kenyataan yang kita lihat Melihat pengaturan dalam Pasal 6 ayat (1) UU
dilapangan sudah banyak pergeseran akan Narkotika, narkotika digolongkan ke dalam:
pandangan dunia terhadap ganja itu sendiri - Narkotika golongan I, adalah narkotika yang
hingga perlahan mulai dipergunakan sebagai hanya dapat digunakan untuk tujuan
obat medis dengan ditempatkannya ganja sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak
tanaman obat oleh beberapa negara lain seperti digunakan dalam terapi, serta mempunyai
Austria, Uruguay, Kanada, dan negara bagian potensi sangat tinggi mengakibatkan
Amerika Serikat lainnya Profesor Musri Musman ketergantungan;
juga, menyatakan tanaman ganja berpotensi - Narkotika golongan II, adalah narkotika
menjadi obat untuk menyembuhkan pasien yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai
terpapar Virus Corona atau COVID-19. pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam
Kandungan minyak dari ekstrak ganja mampu terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan
menahan penyebaran virus di dalam tubuh. Virus ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
Corona masuk ke dalam tubuh seseorang melalui tinggi mengakibatkan ketergantungan; dan
saluran paru-paru, yang kemudian menimbulkan - Narkotika golongan III, adalah narkotika
penyakit pneumonia atau radang paru-paru. berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
Sejumlah penelitian telah menguji penggunaan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
minyak dari ekstrak ganja atau disebut pengembangan ilmu pengetahuan serta
Cannabidiol (CBD) untuk pengobatan penyakit mempunyai potensi ringan mengakibatkan
paru-paru. Selain itu, CBD juga telah diuji untuk ketergantungan.12
mengobati asma dan herpes.10 Tetapi mengingat tingkat ketergantungan
Contoh kasus yang dapat dilihat tentang narkotika golongan 1 sangat tinggi dan
penggunaan ganja yaitu, Fidelis Arie yang berbahaya untuk kesehatan, maka sesuai dengan
terpaksa menanam ganja di rumahnya untuk ketentuan yang berlaku hingga saat ini, narkotika
mengambil ekstrak ganja yang diyakini bisa golongan 1 dilarang digunakan untuk
memberikan kesembuhan untuk sang istri yang kepentingan pelayanan kesehatan. Pemberian
bernama Yeni, yang mengidap penyakit pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu
Syringomyelia. Selama mengonsumsi ganja, pada masyarakat merupakan tanggung jawab
sang istri mengalami perkembangan positif dari negara sebagaimana diatur ketentuan Pasal 54
penyakit yang dideritanya. Namun, sebelum sang ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Kesehatan.
istri sembuh, Fidelis Arie keburu diciduk polisi Oleh karena itu, negara wajib mengontrol
dan Yeni pun meregang nyawa. Kisah Fidelis penggunaan narkotika agar tidak
10
Nata Kesuma, Ganja untuk Medis", https://tirto.id/cl8Z, 4 April
https://www.industry.co.id/read/62978/profesor- 2017
musri-musman-ganja-sebagai-obat-corona-bukan-dengan- 12
Abi Jam’an Kurni, S.H.
cara-dihisap Senin, 23 Maret https://www.hukumonline.com/klinik/a/ini-
2020 - 16:21 WIB aturan-tentang-penggolongan-narkotika-di-
11
Aditya Widya Putri, "Momentum Legalisasi indonesia-lt5bed2f4b63659 Jumat, 26 Juli 2019

7|Vol. 2| No. 2| 2020


JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

disalahgunakan. Di sisi lain, negara juga wajib karena sebagaimana yang digagaskan pada teori
menjamin pemenuhan hak untuk mendapatkan hukum progresif bahwa hukum dalam hal ini UU
pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu harus dipandang dalam proses menjadi (Law as a
sebagaimana diamanatkan Pasal 28H ayat (1) process, law in the making) ia tidak bersifat
Undang-Undang Dasar Negara Republik mutlak melainkan harus bergerak mengikuti
Indonesia Tahun 1945. Berdasarkan pemahaman kedinamisan kehidupan manusia dan terus
yang muncul di masyarakat, narkotika selalu mengubah kearah yang lebih baik, karena pada
dikaitkan dengan hal-hal yang terlarang, haram, saat kita menerima hukum sebagai sebuah skema
dan pantang untuk digunakan. Tidak jarang pula yang final, maka hukum tidak lagi tampil sebagai
apabila ada orang yang menggunakan benda ini, solusi bagi persoalan kemanusiaan.
maka akan dianggap orang yang berdosa,
kriminal, dan penyakit di masyarakat. D. PENUTUP
Sederhananya, akan terdapat cap atau stigma
bagi orang yang menggunakan narkoba. Pengajar Ganja memang sangat berbahaya jika di
hukum pidana Universitas Islam Indonesia (UII) konsumsi oleh manusia secara berlebihan karena
Yogyakarta Mudzakir mengakui ada narkotika bisa mengakibatkan mabuk berat, hal itu menjadi
yang digunakan untuk tindakan kesehatan. Yang pro dan kontra tentang legalisasi ganja di
dikriminalisasi adalah penyalahgunaannya. indonesia walaupun digunakan untuk sektor
Tetapi ia tegas menolak gagasan legalisasi ganja medis. Namun perlu diketahui bahwa pada
“Segala sesuatu yang merusak, zat adiktif, kenyataannya ganja memberikan banyak manfaat
semuanya dilarang. Tidak boleh ada toleransi.13 salah satunya di dalam sektor medis, hal itu bisa
Hingga kini, pengadilan masih menjatuhkan dilihat dari penelitian-penelitian yang dilakukan
hukuman relatif berat kepada orang yang oleh para ahli. Jika manfaat ganja ini terus di
membawa, mengirim, atau mengangkut ganja. ilegalkan di indonesia akan sangat disayangkan,
Artinya, kepada siapapun yang memenuhi banyaknya orang-orang yang terkena penyakit
kualifikasi UU Narkotika, nyaris tidak ada seperti kanker, paru-paru, gangguan jiwa, dan
ampun. Sebab, dalam hukum positif ganja masih lain-lain sedikit banyaknya membutuhkan ganja
dianggap sebagai barang haram. sebagai perkembangan kesembuhan seseorang.
Maka dari itu langkah hukum yang dapat Meskipun memang dalam agama pun dilarang,
dilakukan untuk pelegalisasian penggunaan tetapi jika memang untuk kesembuhan ganja bisa
ganja untuk kepentingan medis di Indonesia yaitu dipakai. Untuk itu perlu dilakukan upaya langkah
dengan melakukan revisi pada UU Narkotika dan hukum yang dapat dilakukan untuk
mengeluarkan ganja dari golongan narkotika I, pelegalisasian penggunaan ganja untuk
dikarenakan pada kenyataan yang terjadi kepentingan medis di Indonesia yaitu dengan
keberlakuan UU narkotika sudah tidak relavan melakukan revisi pada UU Narkotika dan
lagi dengan kenyataan sekarang dimana bahwa mengeluarkan ganja dari golongan narkotika I,
ganja sangat dibutuhkan sebagai alternatif dikarenakan pada kenyataan yang terjadi
pengobatan dan ganja sendiri sudah terbukti keberlakuan UU narkotika sudah tidak relavan
memiliki manfaat yang luar biasa pada dunia lagi dengan kenyataan sekarang.
medis serta dengan fakta yang terjadi sekarang Kepada masyarakat, jangan menggunakan ganja
dimana PBB dan komisi obat telah menghapus selain untuk kesehatan dengan pengawasan
ganja dan resin ganja dari schedule IV konvensi dokter, jika digunakan secara berlebihan dan
tunggal narkotika. Maka dari itu diharapakan tanpa pantauan dokter akan sangat bahaya untuk
pemerintah dapat segera merevisi UU narkotika kesehatan. Kepada Pemerintah, untuk segera

13
Rofiq Hidayat, rsi-gagasan-legalisasi-ganja-dan-judi-di-
https://www.hukumonline.com/berita/a/kontrove indonesia-lt4dca010297bc6

8|Vol. 2| No. 2| 2020


JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

melakukan revisian mengenai undang-undang


narkotika dan mengeluarkan ganja dari golongan
narkotika satu. Hal ini dilakukan agar kesehatan
warga negara Indonesia bisa lebih berkembang
mengikuti negara-negara lain yang sudah
melegalkan ganja sebagai sektor medis.

DAFTAR PUSTAKA

Abi Jam’an Kurni, S. (2019, Juli 26). Ini Aturan


tentang Penggolongan Narkotika di
Indonesia.
Ananda, K. S. (2014, Juni 13). 10 Manfaat
mengejutkan ganja untuk kesehatan.
Andini, W. C. (2020, Februari 22). Manfaat
Ganja dalam Dunia Medis Plus Efeknya
untuk Kesehatan.
dr. Vivi Octavia Lubis, S. (2020, Juli 23).
Mengenal Ganja. Profil, Sebutan, Dampak
dan Tatalaksana Pengobatannya.
Firman, T. (2018, Agustus 9). Segala yang Baik
dan Buruk dari Ganja.
Hidayat, R. (2011, Mei 11). Kontroversi Gagasan
Legalisasi Ganja dan Judi di Indonesia.
Indonesia, C. (2019, Oktober 9). 9 Negara yang
Melegalkan Penggunaan Ganja.
Kesuma, N. (2020, Maret 23). Profesor Musri
Musman: Ganja Sebagai Obat Corona
Bukan dengan Cara Dihisap.
Putri, A. W. (2017, April 4). Momentum
Legalisasi Ganja untuk Medis.
Trilatifah, W. (2019, Juni 26). Legalisasi Ganja
di Indonesia: Apa Kabar?
Wikipedia. (2022, Januari 19). Ganja.

9|Vol. 2| No. 2| 2020

Anda mungkin juga menyukai