Anda di halaman 1dari 3

Nama : vilaria priska

Nim : I1032191011

Prodi : keperawatan APK

BERFIKIR KRITIS TERHADAP GANJA

Pada tahun 2014, Badan Narkotika Nasional (BNN) melaporkan bahwa ada
sekitar dua juta pengguna ganja di Indonesia, menjadikan ganja sebagai zat yang paling
banyak digunakan di Indonesia, diikuti oleh stimulan jenis amfetamin (Amphetamine-
Type Stimulants, ATS) seperti metamfetamin (shabu) dan ekstasi (Nugroho, dkk. 2013)

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997, Ganja


termasuk ke dalam narkotika golongan I yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan, dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi
yang akan menimbulkan ketergantungan. Sehingga sudah banyak orang yang
mendapatkan pengobatan melalui rehabilitasi akibat ketergantungan terhadap ganja.
(Anjani, 2016)
Banyak efek negatif yang ditimbulkan dari mengkonsumsi ganja. Konsumsi
ganja dalam dosis rendah dapat menyebabkan hilaritas (berbuat gaduh), oquacous
euphoria (euphoria terbahak-bahak tanpa henti), perubahan persepsi ruang dan waktu,
berkurangnya kemampuan koordinasi, pertimbangan, dan daya ingat, mengalami
peningkatan kepekaan visual dan pendengaran (tapi lebih ke arah halusinasi),
conjunctivitis (radang pada saluran pernafasan), dan bronchitis (radang paru-paru)
(Sumantono. 2013.).
Berdasarkan ketiga data di atas mengenai ganja, yang mana ganja merupakna
narkotika golongan satu dan banyak di konsumsi oleh masyarakat Indonesia. Untuk
masalah kenapa ganja sangat di larang di Indonesia karena zat yang terkandung dapat
memberi efek negatif bagi tubuh ataupun organ tubuh. Kerusakan yang di timbulkan di
antaranya adalah:
Efek pada jantung Senyawa THC yang masuk ke dalam aliran darah dapat
membuat detak jantung meningkat 20 sampai 50 denyut per menit. Detak jantung yang
cepat bisa berlanjut sampai tiga jam setelah penggunaan. Hal ini bisa meningkatkan
risiko serangan jantung.
Efek pada pernapasan tak berbeda dari rokok, ganja juga memiliki senyawa kimia
beracun (amonia dan hidrogen sianida) yang dapat mengganggu saluran bronkial dan
paru-paru. Pengguna ganja cenderung mudah mengalami mengi (penyempitan otot
saluran napas), batuk dan sering berdahak. Risiko tinggi dari efek ganja juga bisa
menyebabkan infeksi bronkitis dan paru-paru.

Efek pada pencernaan sensasi tersengat atau terbakar di mulut dan tenggorokan
adalah hal yang akan dirasakan saat mengisap ganja. Bukan saja pada indera perasa, tapi
sensasi di mulut tadi dapat menyebabkan mual dan muntah. Hal tersebut terjadi lantaran
senyawa THC yang secara bersamaan masuk ke organ hati.

Berdasarkan ketiga efek negatif yang di berikan oleh ganja diatas tentu membuat
masyarakat merasa terganggu. Maka dari itu pemerintah membuat peraturan tentang
narkotika, yang mana bagi pengedar ataupun pengguna akan menerima hukuman
ataupun rehabilitasi sesuai kebutuhan fisik atau metalnya. Hal ini berfungsi member
efek jera kepada para pengguna ataupun pengedar.

Namun seperti yang ada sekarang. Banyak sekali masyarakat yang tidak merasa
takut terhadap ancaman tersebut. Yang ada makin banyak korban yang berjatuhan tiap
tahunnya. Bagi mereka yang menjadi klien dari pengobatan narkoba mereka akan di
rehabilitasi sehingga nantinya di harapkan dapat kembali puli seperti semula. Yang
mana di dalam rehabilitasinya mereka akan di ajarkan menggunakan narkoba dengan
kadar yang rendah sehingga nantinya tidak akan terkegantungan terhadap bendan
tersebut.

Biasanya para pengguna narkoba/ ganja adalah orang-orang yang merasa memiliki
masalah besar ataupun pengaruh lingkungan yang ada. Mengapa hal ini bisa terjadi, di
karenakan efek samping yang di berikan oleh narkotika/ ganja ini akan membuat
penggunanya tenang dan lebih rilex. Dan tentunya hal tersebut membuat orang tidak
merasakan beban pikiran. Namun jika ganja/ narkotika sangat sering di gunakan makan
akan membuat kematian seseorang lebih cepat. Bahkan menyebabkan orang tersebu
menderita penyakit HIV danAIDS.
Upaya pencegahan juga yakni pemerintah member tahu akan bahaya ganja
kepada masyarakan melalui sosialisasi ke kampung-kampung ataupun kesekolah-
sekolah yang ada di Indonesia. Dari menjelaskan apa aja yang terkandung di dalam
ganja sampai organ apa saja yang akan di rusak oleh ganja jika di konsumsi di dalam
tubuh kita. Dan juga cara lain yakni pemerintah member tahu akan bahaya ganja
kepada masyarakan melalui sosialisasi ke kampung-kampung ataupun kesekolah-
sekolah yang ada di Indonesia. Dari menjelaskan apa aja yang terkandung di dalam
ganja sampai organ apa saja yang akan di rusak oleh ganja jika di konsumsi di dalam
tubuh kita. Dengan memberikan pembelajaran akan bahayanya ganja kan membuat
seseorang menjadi berpikir dua kali untuk melakukan hal tersebut.

Daftar Pustaka

Nugroho. Pradana Andita, Ika Herani, Lusy Asa Akhrani. 2013. Motivasi Berhenti
Menggunakan Narkoba Pada Anak Jalanan Pengguna Narkoba Berdasarkan
Teori Abraham Maslow. Malang, Universitas Brawijaya Malang.
Sumantono, Angga. 2013. Perilaku Komunikasi Pengguna Ganja (Studi Dramaturgi
Perilaku Komunikasi Pengguna Ganja Dalam Kehidupannya Di Kota Bandung).
Bandung, Unikom.
Anjani, Emilia Kusuma. 2016. Gaya Hidup Pengguna Narkoba. Lampung. Universitas
Lampung Bandar Lampung

Anda mungkin juga menyukai