Anda di halaman 1dari 1

Menurut IFRS 13 dan PSAK 68, Nilai wajar (fair value) adalah harga yang akan diterima atas

penjualan aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan/mentrasfer suatu liabilitas
dalam transaksi antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
Tujuan pengukuran nilai wajar adalah untuk mengestimasi harga dari transaksi teratur aset
penjualan atau pengalihan lianilitas yang terjadi antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran
dalam kondisi pasar saat ini.
PSAK 68 menetapkan hirarki nilai wajar yang mengelompokkan input untuk teknik penilaian
yang digunakan dalam pengukuran nilai wajar menjadi tiga level input:
 Input Level 1 adalah harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset
atau liabilitas yang identik yang dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran.
 Input Level 2 adalah input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Level 1 yang
dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau tidak langsung.
 Input Level 3 adalah input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas.
Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa:
 Aset dan liabilitas ditukarkan dalam suatu transaksi antara pelaku pasar untuk menjual
aset ataupun untuk mentransfer liabilitas pada tanggal pertukaran dan
 Transaksi untuk mengalihkan suatu liabilitas terjadi di pasar utama ataupun pasar
yang paling menguntungkan aset dan liabilitas tersebut.
Kelebihan
 Relevance, laporan keuangan menjadi lebih relevan untuk dasar pengambilan
keputusan.
 Comparability, dapat dibandingkan.
 Meningkatkan transparansi laporan keuangan
 Mendekatkan pada konsep laba.
 No conservative bias, berkurangnya bias konservatif dengan konsep fair value
Kekurangan
 Adannya kemungkinan nilai yang ada dipasar tidak menunjukan nilai wajar.
 Adanya kemungkinan penggorengan nilai pasar
 Mengurangi keinformatifan laba dimana perubahan nilai wajar tidak dapat diprediksi
 Banyak pihak, utamanya lembaga-lembaga keuangan mengkhawatirkan akuntansi
yang didasarkan pada harga pasar akan menyebabkan volatility kinerja lembaga
karena semakin mudahnya berfluktuatif nilai item-item aktiva maupun liabilitas.

Anda mungkin juga menyukai