Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL BOOK REPORT

DESIGNING EDUCATIONAL PROJECT AND PROGRAM


EVALUATIONS

David A Payne

Disusun untuk Memenuhi Tugas Analisis Kebutuhan Pelatihan

nama tugas/matkul Analisis Kebutuhan Pelatihan

Dosen Pengampu

Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd

Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd

Oleh

Nama : Martha Ulina Gultom

NIM : 8196122005

Mata Kuliah : Analisis Kebutuhan Pelatihan

TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
Identitas Buku

Buku Utama

Judul Buku : Designing Educational Project and Program Evaluations

Penulis : David A. Payne

Penerbit : Springer Netherlands

Tahun Terbit : 1994

ISBN : 978-94-011-1376-2

Buku Pembanding

Judul Buku : Pendidikan Nonformal

Penulis : Prof. H. M. Saleh Marzuki, M.Ed.

Penerbit : Remaja Rosda Karya

Tahun Terbit : 2012

ISBN : 978-979-692-003-7
BAB I

PENDAHULUAN

Mata kuliah Analisis Kebutuhan Pelatihan merupakan salah satu mata kuliah yang
memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa mengenai
evaluasi diadakannya sumber pelatihan agar dapat dikaji lebih dalam pada bidang
profesional.
Dalam mengkaji pengertian dan perkembangan evaluasi kebutuhan sumber
pendidikan dan pelatihan sebagai suatu disiplin keilmuan, hal ini diperlukan untuk
mengatasi pola belajar manusia dalam berbagai kondisi dan situasi. Seiring
dengan perkembangan tuntutan pengembangan sumber daya manusia dan
kemajuan teknologi, dengan mengkaji mata kuliah ini memberi kesempatan untuk
mahasiswa berpikir rasional dalam pertumbuhan dan perkembangan evaluasi
kebutuhan sumber pendidikan dan pelatihan pada bidang pendidikan. Faktor dan
sumber yang mempengaruhi perkembangan sumber pendidikan dan pelatihan,
kawasan dan bidang garapan, berbagai bentuk dan prosedur penerapan
pengembangan sumber pendidikan dan pelatihan dalam pembangunan pendidikan,
serta kontribusi evaluasi kebutuhan sumber pendidikan dan pelatihan dalam
reformasi pendidikan.
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

Buku Utama

Buku ini diciptakan penulis berdasarkan pengalamannya baik dalam


wilayah setempat maupun nasional, dan berdasarkan penelitian penulis pada sastra
profesional. Penulis mempersembahkan latihan, sistem, dan pendekatan yang
mungkin terjadi kepada evaluasi pendidikan. Mereka yang melakukan evaluasi
adalah merupakan dari berbagai tingkatan, baik nasional, lokal, maupun kelas,
mereka akan menemukan ide yang berguna untuk memimpin, mengatur, dan
penggunaan evaluasi. Target spesial dari perkenalan ide ini yaitu para pekerja di
bagian pendidikan dan pekerja administrasi sekolah lokal. Evaluasi ini dapat
digunakan bagi mereka yang sedang mengevaluasi suatu projek atau
membutuhkannya sebagai bahan untuk latihan, khususnya dibagian perkenalan.

Buku ini dimulai dengan perkenalan proses evaluasi secara umum. Bagian
kedua membahas mengenai kriteria untuk menilai keefektifan pada latihan
evaluasi. Bagian ketiga ditujukan kepada semua topik penting untuk sasaran dan
tujuan evaluasi. Bagian keempat, kelima, dan keenam pada dasarnya
berkonsentrasi untuk membahas pendekatan, susunan, desain pada sebuah
evaluasi. Bagian kelima dan keenam menjelaskan secara dominan mengenai
kuantitatif dan kualitatif desain, secara berurutan. Desain, implementasi dan isu
operasional berelasi dengan instrumen (bagian tujuh), manajemen dan pembuatan
keputusan (bagian delapan), dan laporan dan pemanfaatan hasil (bagian sembilan).
Bagian akhir pada buku ini (bagian sepuluh) meninjau mengenai evaluasi pada
produk dan material pendidikan.

Masyarakat selalu mengevaluasi. Kita melakukannya setiap hari. Evaluasi


pendidikan sekiranya merupakan kekhawatiran yang cukup besar hari ini
dibandingan dengan yang pernah ada sesuai dengan pengetahuan di mana warga
negara harus meneruskan dan memproses, sesuai dengan kelengkapan dari
pengetahuan ini. Harapan serta kebutuhan dari hasil penyelesaian desain evaluasi
sejauh ini terlalu banyak “tidak terdapat banyak perbedaan”. Banyak studi kasus
terselesaikan dengan cara natural, dan pendidikan natural merupakan segalanya
namun tetap terkontrol.

Beberapa tokoh berpendapat bahwa beberapa inovasi khusus


menghasilkan hasil yang tidak dapat ditiru, upaya yang berharga untuk dapat
mencoba sesuatu yang baru. Penelitian ini mendapatkan dampak yang baik dari
setiap orang, kekreatifan yang mengalir serta antusias yang mengalir dalam
pembuuh darah kita.

Terdapat beberapa peraturan evaluasi:

Evaluasi akan memiliki beberapa peran atau bagian yang diperlukan,


yaitu:

1. Perbaikan program seteah masa babak pembentukan . Pentingnya


penekanan pertumbuhan evaluasi. Kekuatan dan kelemahan pada suatu
program atau unit dapat diidentifikasi serta dapat mengingkatkan atau
menguatkan. Proses yang berulang, memerlukan percobaan-evaluasi-
pembentukan ulang secara berulang dan terus menerus.
2. Fasilitas pada perbandingan pada program pesaing. Walaupun memiliki
objek yang berbeda dengan masalah yang berbeda, deskripsi dan
perbandingan pada program alternative dapat berkontribusi sebagai
pembuat keputusan yang masuk akal.
3. Kontribusi atas bagian umum pada pengetahuan mengenai desain program
efektif. Pelepasan dari test hipotesis yang dibatasi, pengevaluasi
mendapatkan kebebasannya untuk mencari hubungan kebebasan dan
interaksi pada pelajar, pengetahuan, dan ligkungan.

Kontribusi yang berpotensial pada peningkatan kualitas dan jumlah


evaluasi. Maka dari itu dari hasil evaluasi yang didapatkan, maka didapatkan pula
jenis dan tingkatan latihan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelajar, pengetahuan, serta lingkungan. Tujuan latihan yaitu untuk
memperoleh perubahan dalam tingkah laku mereka yang dilatih.

Tujuan pelatihan yaitu:

1. Sebagai tolak ukur penilaian dalam arti bahwa pelatihan dinilai


berhasil apabila tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai
sebagaimana yang telah diharapkan. Dengan cara lainketercapaian
pelatihan menjadi indikator keberhasilan pelatihan yang telah
dirancang sebelumnya.
2. Sebagai pemberi arah bagi semua unsur/komponen pelatihan,
khususnya pelatih dan peserta pelatihan. Dengan kata lain pelatih dapat
merancang kegiatan yang akan dilakukan untuk membelajarkan peserta
dalam mencapai tujuan pelatihan.

Prinsip-prinsip pelatihan, yaitu: (1) perbedaan individu, (2) hubungan


dengan analisis pekerjaan, (3) motivasi, (4) partisipasi yang aktif, (5) latihan
seleksi, (6) penyeleksian pelatihan, (7) pelatihan pelatih, (8) metode pelatihan, (9)
aturan pada pelatihan.

Demi memenuhi tujuan diadakannya latihan, terdapat metode yang


digunakan, yaitu metode drill. Metode adalah sebuah cara, yang didalam
fungsinya merupakan sebagai alat untuk mencapai sebuah tujuan yaitu khususnya
tujuan dalam proses pembelajaran. Di mana metode pembelajara ini pada
hakikatnya merupakan penerapan dari prinsip-prinsip pendidikan dalam
perkembangan anak untuk meningkatkan kapasitas hasil pendidikan dan
pengajaran di tempat mereka bersekolah.

Metode drill (latihan) yaitu latihan yang di mana memperkenalkan siswa


cara untuk mengembangkan kemahiran dan keterampilan serta dapat
mengembangkan sikap dan kebiasaan. Caranya yaitu dengan pemberian latihan
secara terus menerus agar peserta didik mampu mengembangkan kemampuannya
untuk penguasaan dalam pembelajaran.

Tujuan metode latihan ini, yaitu:

1. Memiliki keterampilan gerak, misalnya melafalkan kata, menulis


menggunakan alat, membuat suatu bentuk, atau melaksankan gerak dalam
olahraga.
2. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalihkan, membagikan,
menjumlahkan, tanda baca, dll.
3. Memiliki kemampuan untuk menghubungkan anatra suatu keadaan,
misalnya hubungan sebab-akibat.
4. Dapat menggunakan yang semkain lama semakin bertambah baik, karena
dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih baik
teratur dan lebih teliti dalam mendorong ingatannya.
5. Pengetahuan anak didik akan bertambah dari berbagai segi dan anak didik
tersebut akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan lebih
mendalam.

Buku Pendukung

Istilah pelatihan merupakan terjemahan dari kata “training” yang berarti


memberi pelajaran atau praktik, menjadikan berkembang dalam arah yang
dikehendak, persiapan, dan praktik. Maksudnya adalah pelatiahan merupakan
proses pendidikan yang dilaksanakan secara sistematis dengan tujuan untuk
memberikan pelajaran dan hal-hal baru maupun mengembangkan potensi di dalam
diri dengan cara melalui dari persiapan pelatihan sampai melaksanakan praktik
pelatihan.
Pendidikan nonformal dimensi dalam keaksaraan fungsional, pelatihan,
dan andragogi. Pelatihan dapat diartikan sebagai: Pelatihan jenis apapun
sebenarnya tertuju pada dua sasaran, yaitu partisipasi dan organisasi. Dengan
pelatihan, diharapkan terjadi tingkah laku pada partisipan pelatihan yang
sebenarnya merupakan anggota suatu organisasi, dan yang kedua perbaikan
organisasi itu sendiri, yakni agar menjadi efektif. Apabila pelatihan tertuju pada
karyawan perusahaan atau pabrik, tujuan pelatihan adalah agar individu karyawan
tersebut menjadi lebih baik pula, misalnya lebih produktif. Pada latihan kader
organisasi, misalnya pelatihan bertujuan memperbaiki kecakapan kader dan
selanjutnya diharapkan organisasinya lebih efektif dalam melaksanakan program-
program dan mencapai tujuannya.

Terdapat tiga tujuan pokok yang harus dicapai dengan pelatihan, yaitu:

1. Memenuhi kebutuhanorganisasi,
2. Memperoleh pengertian dan pemahaman yang lengkap tentang pekerjaan
dengan standar dan kecepatan yang telah ditetapkan dan dalam keadaan
yang normal serta aman,
3. Membantu para pemimpin organisasi dalam melaksanakan tugasnya.

Terdapat beberapa prinsip umum agar pelatihan berhasil, yaitu:

1. Prinsip perbedaan individu


Perbedaan-perbedaan individu dalam latar belakang sosial, pendidikan,
pengalaman, minat, bakat, dan kepribadian harus diperhatikan dalam
menyelenggarakan pelatihan.
2. Prinsip motivasi
Agar peserta pelatihan belajar dengn giat perlu ada motivasi. Motivasi
dapat berupa pekerjaan atau kesempatan berusaha, penghasilan, kenaikan
pangkat, atau jabatan, dan peningkatan kesejahteraan serta kualitas hidup.
Dengan begitu pelatihan dirasakan bermakna oleh peserta pelatihan.
3. Prinsip pemilihan dan pelatihan para pelatih
Efektivitas program pelatihan antara lain bergantung pada para pelatih
yang mempunya bakat dan minat dan kemampuan melatih. Anggapan
bahwa seseorang yang dapat mengajarkan sesuatu dengan baik akan dapat
melatihkannya dengan baik pula tidak sepenuhnya benar. Karena itu perlu
ada pelatihan bagi para pelatih. Selain itu, pemilihan dan pelatihan para
pelatih dapat motivasi tambahan bagi peserta pelatihan.
4. Prinsip belajar
Belajar harus dimulai dari yang mudah menuju kepada yang sulit, atau dari
yang sudah diketahui menuju kepada yang belum diketahui.
5. Prinsip partisipasi aktif
Partisipasi aktif dalam proses pembelajaran pelatihan dapat meningkatkan
minat dan motivasi peserta pelatihan.
6. Prinsip fokus pada batasan materi
Pelatihan dilakukan hanya untuk menguasai materi tertentu, yaitu melatih
keterampilan, dan tidak dilakukan terhadap pengertian, pemahaman, sikap,
dan penghargaan.
7. Prinsip diagnosis dan koreksi
Pelatihan berfungsi sebagai diagnosis melalui usaha yang berulang-ulang
dan mengadakan koreksi atas kesalahan-kesalahan yang timbul.
8. Prinip pembagian waktu
Pelatihan dibagi menjadi sejumlah kurun waktu yang singkat
9. Prinsip keseriusan
Pelatihan jangan dianggap sebagai usaha sambilan yang bisa dilakukan
dengan seenaknya.
10. Prinsip kerjasama
Pelatihan dapat berhasil dengan baik melalui kerjasama yang baik antar
semua komponen yang terlibat dalam pelatihan.
11. Prinsip metode pelatihan
Terdapatnya berbagai metode pelatihan, dan tidak ada satupun metode
pelatihan yang dapat digunakan untuk semua jenis pelatihan. Untuk itu
perlu dicarikan metode pelatihan yang cocok untuk suatu pelatihan.
12. Prinsip hubungan pelatihan dengan pekerjaan atau dengan kehidupan nyata
Pekerjaan, jabatan, atau kehidupan nyata dalam organisasi atau dalam
masyarakat dapat memberikan informasi mengenai pengetahuan,
keterampilan, dan sikap apa yang dibutuhkan, sehingga perlu
diselenggarakannya pelatihan.

Pelatihan dalam pendidikan luar sekolah juga diharapkan mumpuni untuk


memenuhi pelatihan terhadap pelajar, di mana setiap kesempatan yang terdapat
komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah, dimana seseorang
memperoleh informasi-informasi pengetahuan, latihan ataupun bimbingan sesuai
dengan usia dan kebutuhan hidupnya sesuai dengan tujuan mengembangkan
tingkat keterampilan, sikap-sikap peserta yang efisien dan efektif dalam
lingkungan keluarga bahkan masyarakat dan negaranya.

Sasaran dari pendidikan non formal yaitu seluruh lapisan masyarakat,


tidak terbatas usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan
sebelumnya. Pendidikan non formal dipercaya mampu melayani seluruh lapisan
masyarakat yang membutuhkan baik dalam hal tambahan pengetahuan serta
keterampilan.
Strategi pembelajaran yaitu pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem
pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana
tindakan (rangkaian tindakan) yang termasuk menggunakan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran.

Dalam penggunaan strategi pembelajaran diperlukan yang namana


perencanaan. Perencanaan berarti menentukan apa yang akan dilakukan,
pembelajaran berarti proses yang diatur dengan langkah-langkah tertentu. Model
rangkaian fungsi manajemen pendidikan luar sekolah yaitu (1) adanya penetapan
secara tegass mengenai fungsi manajemen dalam penyelenggaraan pendidikan
luar sekolah, (2) menegaskan hal-hal yang simultan dari mulai perencanaan
pengorganisasian sasaran penggerakan, pembinaan, dan pengembangan dalam
penyelenggaraan pendidikan luar sekolah, (3) menunjukkan adanya keterkaitan
yang erat antara fungsi manajemen yang satu dengan fungsi kemajuan lainnya
dalam penyelenggaraan program pendidikan luar sekolah, (4) menunjukkan
bahwa dari fungsi manajemen tersebut merupakan siklus yang berkelanjutan
dalam penyelenggaraan program pendidikan luar sekolah.

Perencanaan yang dimaksudkan mencakup rangakaian kegiatan untuk


menentukan pencapaian dan tujuan khusus suatu organisasi atau lembaga
penyelenggaraan pendidikan luar sekolah. Tujuan yang sudah ditetapkan lalu
disusun demi memenuhi pencapaian suatu lembaga.
BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

Kelebihan Buku

Buku Utama

Buku ini sangat terperinci dalam menjelaskannya sehingga akan sangat baik
apabila dijadikan buku pedoman untuk merencanakan evaluasi pendidikan, bahasa
yang digunakan sangat formal.

Buku Pendukung

Buku ini sangat tepat sasaran dimana menggunakan bahasa yang luas dan mudah
dimengerti. Poin-poin yang dibentuk juga memudahkan pembaca untuk membagi
bacaan.

Kelemahan Buku

Buku Utama

Buku ini menggunakan bahasa yang sangat baku, sehingga terasa kaku dan untuk
pembaca internasional mungkin harus membuka kamu berulang untuk
memastikan pengartian kata dengan benar.

Buku Pendukung
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pelatihan sangat baik adanya maka dari itu sangat dibutuhkan oleh semua
jenjang masyarakat tanpa membedakan satu sama lain. Pelatihan dibutuhkan
untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan jenjang masyarakat sesuai
dengan minat dan bakat masing-masing, dan dipercaya mampu menunjang
pekerjaan. Selain untuk meningkatkan kemampuan, pelatihan juga dipercaya
dapat mewujudkan penerus yang mumpuni dan berkualitas.

Saran

Agar setiap organisasi menelaah dan mengumpulkan data mengenai hal-hal apa
saja yang perlu dikembangkan pada sumber daya manusianya, lalu menyusun
latihan yang dapat digunakan untuk mengembangkan hal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai