Kelompok10 Farsos
Kelompok10 Farsos
ANALISIS MASALAH
“MANFAAT DAUN SIRIH UNTUK MENGATASI MIMISAN DI
MASYARAKAT”
Disusun Oleh :
Kelompok 10
Muhammad Alvin Haikal 11194761920511
Raudatul Jannah 11194761920117
Romi Satria 11194761920120
Sherly Yudmawardanie 11194761920123
Suliani 11194761920127
Wina Destyana Dewi 11194761920130
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan Penelitian........................................................................................2
BAB 2 ISI................................................................................................................3
A. Dasar Teori HBM (Health Belief Model)..................................................3
B. Analisis Masalah.........................................................................................3
C. Hasil Wawancara Responden....................................................................3
D. Pembahasan.................................................................................................3
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................5
A. Kesimpulan..................................................................................................5
B. Saran............................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................6
LAMPIRAN GAMBAR........................................................................................7
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi kesehatan dunia atau WHO mendukung upaya
peningkatan keamanan dan khasiat dari obat tradisional. WHO
merekomendasikan penggunaan obat tradisional untuk pemeliharaan
kesejahteraan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama
untuk penyakit kronis dan penyakit degeneratif (WHO, 2003).
Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah
dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu, sebelum
obat modern ditemukan dan dipasarkan. Indonesia yang beriklim tropis
merupakan negara dengan keanekaragaman hayati yang cukup luas. Dari
40.000 jenis flora yang tumbuh di dunia, 30.000 diantaranya tumbuh di
Indonesia dan sekurang-kurangnya 9.600 spesies diketahui berkhasiat
obat, tetapi baru 300 spesies yang dimanfaatkan sebagai industri obat
tradisional dan sebagai bahan baku obat tradisional (Depkes RI, 2007).
Penyembuhan dengan menggunakan obat-obatan kimia merupakan
cara pengobatan yang banyak ditempuh masyarakat, akan tetapi
kandungan kimia yang ada di obat-obatan tersebut akan membawa efek
lain bagi organ tubuh. Harga obat sintetis yang semakin meningkat seiring
dengan efek sampingnya bagi kesehatan mengakibatkan adanya
peningkatan penggunaan obat tradisional oleh masyarakat dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitar.
Salah satu tanaman obat di Indonesia yang dapat dimanfaatkan
sebagai obat tradisional adalah sirih (Piper betle L.). Secara tradisional
sirih dimanfaatkan sebagai obat sariawan, sakit tenggorokan, obat batuk,
obat cuci mata, obat keputihan, menghentikan pendarahan pada hidung /
mimisan, mempercepat penyembuhan luka, menghilangkan bau mulut.
Secara farmakologi daun sirih memiliki sifat styptic (menahan
perdarahan), stomachic (obat saluran pencernaan), vulnerary
1
(menyembuhkan luka kulit), astringen, diuretik, dan anti peradangan
(Moeljanto & Mulyono, 2003).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wijayanto (2005)
menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih memiliki aktivitas sebagai agen
hemostatik/penghenti perdarahan pada mencit. Selain itu telah diteliti
ekstrak etil asetat dan etanol daun sirih (Piper betle L.) dapat
memperpendek waktu perdarahan pada mencit, dengan efektifitas yang
sama (Tedjasulaksana, 2013).
Melihat kondisi dari masyarakat yang percaya akan khasiat dari
daun sirih dalam meredakan mimisan maka kami tertarik untuk
mewawancarai salah satu responden dan menyimpulkan tentang khasiat
daun sirih pada mimisan di suatu daerah tertentu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah
untuk mengetahui bagaimana khasiat dan manfaat daun sirih sebagai obat
tradisional dalam mengobati mimisan
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah daun sirih dapat
digunakan untuk menghentikan mimisan dan aman digunakan sebagai
pengobatan pertama jika terjadi pendarahan pada bagian dalam hidung
(mimisan).
2
BAB 2
ISI
3
dan dipetik sebelum matahari terbit karena intensitas sinar matahari
mengurangi aroma daun. Daun sirih mengandung zat antiseptik yang
mampu membunuh kuman dan zat adstringent yang mampu mengerutkan
jaringan.
4
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu tanaman obat di Indonesia yang dapat dimanfaatkan
sebagai obat tradisional adalah sirih (Piper betle L.). Secara tradisional
sirih dimanfaatkan sebagai obat sariawan, sakit tenggorokan, obat batuk,
obat cuci mata, obat keputihan, menghentikan pendarahan pada hidung /
mimisan, mempercepat penyembuhan luka, menghilangkan bau mulut.
Secara farmakologi daun sirih memiliki sifat styptic (menahan
perdarahan), stomachic (obat saluran pencernaan), vulnerary
(menyembuhkan luka kulit), astringen, diuretik, dan anti peradangan
B. Saran
Akibat adanya keprcayaan turun temurun tentang manfaat daun
sirih maka banyak masyarakat yang mempercayai dan menggunakan daun
sirih untuk menghentikan pendarahan pada saat mimisan tanpa mengetahui
kebenarannya secara klinis. Berdasarkan pengalaman dan beberapa
peneliti membuktikan bahwa memang benar di dalam daun sirih memiliki
kandungan yang mampu menghentikan pendarahan termaksuk mimisan.
Namun, alangkah baiknya jika sebelum menggunakan masyarakat
bertanya terlebih dahulu kepada tenaga medis untuk lebih pasti untuk
menghindari kesalahan pada saat penggunaannya.
5
DAFTAR PUSTAKA
6
LAMPIRAN GAMBAR