SIMULASI
PROSES PERSETUJUAN SUBSTANSI
RTRW KOTA
KEMENTERIAN PEKERJAAN
DIREKTORAT
UMUM JENDERAL PENATAAN
OUTLINE
BHK-DJPR 9
PROSEDUR PERSETUJUAN SUBSTANSI RAPERDA TENTANG RTRW KABUPATEN/KOTA,
BESERTA RENCANA RINCINYA
EVALUASI
SUBSTANSI EVALUASI MATERI PERSETUJUAN
PENYIAPAN PENGAJUAN PENETAPAN
RAPERDA MUATAN TEKNIS SUBSTANSI
RAPERDA RAPERDA RAPERDA
OLEH RAPERDA RAPERDA
PROVINSI
Pemeriksaan
Pemeriksaan
dokumen Pemeriksa Proses
Penilaian dokumen Pemeriksa Proses
evaluasi
Penilaian an evaluasi& Evaluasi
sendiri an (Pemda Evaluasi
sendiri dokumen (Pemda &
BKTRN) Gubernur
dokumen BKTRN) Gubernur
Evaluasi
Evaluasi
SuratPersetujuanS
Raperda Rekomendasi SuratWalikotak BeritaAcara SuratPersetujuanS
Raperda Rekomendasi SuratWalikotak BeritaAcara ubstansi Perda RTRW
RTRW Gubernur eMenteri PU BKPRN ubstansi Perda RTRW
RTRW Gubernur eMenteri PU BKPRN MenteriPU
MenteriPU
PEMANTAUAN
PEMBINAAN / FASILITASI
TIM TEKNIS BKPRN
(A.L. DITJEN PENATAAN RUANG)
Proses EVALUASI TEKNIS
Tahapan Pengajuan
Raperda
1. Penyiapan raperda oleh pemerintah daerah mendapat
pembinaan teknis oleh Kemen. PU dan dapat dilakukan dengan
instansi pemerintah anggota BKPRN lainnya;
2. Pengajuan rancangan perda tentang RTRW untuk memperoleh
persetujuan substansi harus dilengkapi dengan surat
permohonan persetujuan substansi yang disampaikan oleh
walikota dengan disertai Raperda dan dokumen pendukung lainnya;
3. Pengajuan Raperda RTRW Kota harus melampirkan surat
rekomendasi dari gubernur terkait
4. Pengajuan Raperda harus disertai dengan dokumen pendukung
yaitu dokumen materi teknis RTRW Kota dan album peta
serta dokumen administrasi lainnya.
5. Setelah dokumen Raperda Kota provinsi berserta lampirannya
dinyatakan lengkap selanjutnya pada tahap evaluasi
Tahapan Evaluasi
2. Evaluasi terhadap rencana Dilakukan melalui penilaian keberadaan sistem nasional di dalam rencana tata
struktur ruang wilayah Kota ruang wilayah Kabupaten/Kota dan kesesuaian rencana struktur ruang
wilayah Kabupaten/Kota terhadap rencana struktur ruang wilayah
Nasional, Provinsi, dan lintas Kabupaten/Kota
3. Evaluasi terhadap rencana pola Dilakukan melalui penilaian keberadaan sistem nasional di dalam rencana tata
ruang wilayah Kota ruang wilayah Kabupaten/Kota dan kesesuaian fungsi ruang wilayah
Kabupaten/Kota terhadap fungsi ruang wilayah Nasional, Provinsi, dan
lintas Kabupaten/Kota
4. Evaluasi terhadap substansi
Dilakukan melalui penilaian terhadap keberadaan aset-aset nasional yang
RTR wilayah Provinsi yang
berada pada wilayah Kabupaten/Kota dan hal-hal yang menyangkut
menyangkut kepentingan
kepentingan Nasional, Provinsi, dan lintas Kabupaten/Kota
Nasional
5. Evaluasi terhadap arahan Dilakukan melalui penilaian kesesuaian indikasi program jangka menengah
pemanfaatan ruang wilayah kota Provinsi dan lintas Kabupaten/Kota dengan indikasi program wilayah
Nasional
6. Evaluasi terhadap arahan Dilakukan melalui penilaian kesesuaian dengan arahan pengendalian
pengendalian pemanfaatan pemanfatan ruang wilayah nasional yang meliputi:
ruang wilayah kota a. Indikasi arahan peraturan zonasi sistem nasional, provinsi, dan lintas
Kabupaten/Kota;
b. Arahan perizinan;
c. Arahan insentif dan disinsentif; dan
d. Arahan sanksi.
BHK-DJPR
14
PERSANDINGAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTABINJAI
TENTANGRENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTABINJAI
AI TINDAK LANJUT RAPAT KOORDINASI KELOMPOK KERJA TEKNIS BKPRN TANGGAL 13 DESEM
Mengingat Mengingat : Masukan Bagian Hukum, Kementerian
PU :
1.Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara 1.Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945; Republik Indonesia Tahun 1945; PeraturanPemerintahNomor 68 Tahun 2010
tentangBentukdan Tata Cara
2.Undang-Undang No 9 Drt Tahun 1956 tentang 2.Undang-Undang Nomor 9 Drt Tahun 1956 tentang PeranMasyarakatDalamPenataanRuang
Pembentukan Daerah Otonom Kota-kota Kecil di Pembentukan Daerah Otonom Kota-kota Kecil di (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
dalam Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Lingkungan Provinsi Sumatera Utara (Lembaran 2010 Nomor 118, TambahanLembaran
Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 60, Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 60, Negara Republik Indonesia Nomor 5160);
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 1092); Nomor 1092); Sudahditambahkan (cetak miring)
3.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang 3.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Masukan Ditjen Bina Pembangunan
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah Daerah Kemendagri :
beberapa kali terakhir dengan Undang-undang beberapa kali terakhir dengan Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010
Atas Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
tentang Pemerintah Daerah(Lembaran Negara Pemerintah Daerah(Lembaran Negara Republik Masyarakat Dalam Penataan Ruang
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran
Nomor 4844); Negara Republik Indonesia Nomor 5160);
4.Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
4.Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Sudahditambahkan (cetak miring)
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Masukan Ditwilhan Ditjen Strahan
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); Kemenhan :
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
5.Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Undang-undang No. 3 tahun 2002 tentang
5.Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran pertahanan keamanan (lembaran Negara
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48 Republik Indonesia tahun 2002 Nomor 3,
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tambahan Lembaran Negara Republik
Nomor 48 Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 4833); Indonesia Nomor 4169)
Indonesia Nomor 4833);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Jawab :
6.Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21 Tambahan Tidak diakomodir karena Peraturan yang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103); bukan dasar kewenangan pembuatan perda
Nomor 21 Tambahan Lembaran Negara Republik dan tidak memerintahkan pembuatan perda
Indonesia Nomor 5103). 7.Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang tidak perlu dicantumkan. (Sumber UU No 10
Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Tahun 2004 tentang pembentukan
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik peraturan perundangan)
Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160).
PenelaahanMateriMuatanTeknisRancanganPer
daterhadap: 1. UUPR 2.RTRWN 3.Kebijakan
No. MuatanRancanganPerda RTRW NasionalBidangPenataanRuang 4. RTRWP. CatatanPenyempurnaan
5.NSPK 6.Konsistensi MuatanRaperda RTRW
denganMateriTeknis
1
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG
2
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
c. Pelayanan Lingkungan
2. 2. SistemJaringanPrasarana
1. Sistemjaringantransportasi
1) Jaringanjalan
PenelaahanMateriMuatanTeknisRancanganPerdaterhadap
: 1. UUPR 2.RTRWN 3.Kebijakan
No. MuatanRancanganPerda RTRW CatatanPenyempurnaan
NasionalBidangPenataanRuang 4. RTRWP. 5.NSPK
6.Konsistensi MuatanRaperda RTRW denganMateriTeknis
RENCANA POLA RUANG WILAYAH YANG
3 MELIPUTI KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN
BUDI DAYA
3.1 Kawasanlindung
1. Kawasan yang
memberikanperlindunganterhadapkawasan
bawahannya
2. Kawasanperlindungansetempat
3. Kawasansuakaalam,
pelestarianalamdancagarbudaya
4. Kawasanrawanbencanaalam
5. Kawasanlindunggeologi
6. Kawasanlindunglainnya
1.Kawasanperuntukanhutanproduksi
6. Kawasanperuntukanindustri
1. Ruangterbukahijaukota
3. Jaringanpejalan kaki
4. Jaringanangkutanumum,
5. Ruangkegiatansektor informal
6. Ruangevakuasibencana
c. Perwujudansistemjaringanenergi
BHK-DJPR 21
ContohSistematikaPerda RTRW Kota
BAB IV RENCANA POLA RUANG WILAYAH KOTA
BagianKesatu : Umum
Bagian Kedua : Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung
Bagian Ketiga : Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya