Anda di halaman 1dari 47

MODUL 5c

SIMULASI
PROSES PERSETUJUAN SUBSTANSI
RTRW KOTA

KEMENTERIAN PEKERJAAN
DIREKTORAT
UMUM JENDERAL PENATAAN
OUTLINE

I. Prosedur Evaluasi Raperda RTRW

II. Simulasi Proses Pendampingan

III. Kerja Mandiri


I. Prosedur Evaluasi Raperda RTRW
PRINSIP DASAR PERSETUJUAN SUBSTANSI

1. Mengecek kesesuaian/konsistensi RTRW Provinsi


dan Kabupaten/Kota dengan RTRWN dan
kebijakan nasional bidang penataan ruang
2. Berdasarkan pendekatan self assesment oleh
Pemda
3. Penekanan peran pemerintah (Direktorat
Wilayah) sebagai pembina agar daerah mampu
melakukan self assesment
4. Pembahasan melalui forum BKPRN

BHK-DJPR 9
PROSEDUR PERSETUJUAN SUBSTANSI RAPERDA TENTANG RTRW KABUPATEN/KOTA,
BESERTA RENCANA RINCINYA

EVALUASI
SUBSTANSI EVALUASI MATERI PERSETUJUAN
PENYIAPAN PENGAJUAN PENETAPAN
RAPERDA MUATAN TEKNIS SUBSTANSI
RAPERDA RAPERDA RAPERDA
OLEH RAPERDA RAPERDA
PROVINSI

Penyusun Evaluasi Permohonan Bupati/


Bupati/
DPRD
DPRD
Penyusun Suratpermo Suratper Evaluasi Permohonan
anRaperd Suratpermo Suratper oleh Tim penanda- Waliko
anRaperd honan mohonan oleh Tim penanda- Waliko
a honan mohonan Evaluasi tanganan
tanganan tata
a Evaluasi

Pemeriksaan
Pemeriksaan
dokumen Pemeriksa Proses
Penilaian dokumen Pemeriksa Proses
evaluasi
Penilaian an evaluasi& Evaluasi
sendiri an (Pemda Evaluasi
sendiri dokumen (Pemda &
BKTRN) Gubernur
dokumen BKTRN) Gubernur
Evaluasi
Evaluasi

Berita acara Persetujuan


Raperda Rekomen Dokumen Berita acara Persetujuan
Raperda
Siap
Rekomen
dasi
Dokumen
lengkap
pernyataan
pernyataan
substansi
substansi Penetapan
Penetapan
Siap dasi lengkap kesesuaian
kesesuaian oleh Menteri
oleh Menteri

SuratPersetujuanS
Raperda Rekomendasi SuratWalikotak BeritaAcara SuratPersetujuanS
Raperda Rekomendasi SuratWalikotak BeritaAcara ubstansi Perda RTRW
RTRW Gubernur eMenteri PU BKPRN ubstansi Perda RTRW
RTRW Gubernur eMenteri PU BKPRN MenteriPU
MenteriPU

PEMANTAUAN
PEMBINAAN / FASILITASI
TIM TEKNIS BKPRN
(A.L. DITJEN PENATAAN RUANG)
Proses EVALUASI TEKNIS
Tahapan Pengajuan
Raperda
1. Penyiapan raperda oleh pemerintah daerah mendapat
pembinaan teknis oleh Kemen. PU dan dapat dilakukan dengan
instansi pemerintah anggota BKPRN lainnya;
2. Pengajuan rancangan perda tentang RTRW untuk memperoleh
persetujuan substansi harus dilengkapi dengan surat
permohonan persetujuan substansi yang disampaikan oleh
walikota dengan disertai Raperda dan dokumen pendukung lainnya;
3. Pengajuan Raperda RTRW Kota harus melampirkan surat
rekomendasi dari gubernur terkait
4. Pengajuan Raperda harus disertai dengan dokumen pendukung
yaitu dokumen materi teknis RTRW Kota dan album peta
serta dokumen administrasi lainnya.
5. Setelah dokumen Raperda Kota provinsi berserta lampirannya
dinyatakan lengkap selanjutnya pada tahap evaluasi
Tahapan Evaluasi

1. Evaluasi teknis Raperda tentang RTRW Kota


dilakukan oleh Dep. PU melalui Ditjen PR yang
diajukan untuk memperoleh persetujuan substansi;
2. Evaluasi menyeluruh dilakukan bersama dalam
forum koordinasi kelompok kerja teknis BKPRN
3. Permasalahan yang bersifat khusus dapat
dilakukan pembahasan dengan instansi terkait
(sektoral) / daerah yang berbatasan untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut.
4. Setelah dokumen Raperda RTRW Kota berserta
lampirannya dinyatakan lengkap selanjutnya pada
tahap persetujuan substansi
Tahapan Pemberian Persetujuan
RSETUJUAN SUBSTANSI RAPERDA
Substansi
o Persetujuan substansi raperda kota tentang RTRWP
diberikan berdasarkan hasil evaluasi materi
muatan teknis raperda tentang RTRWK
o Hasilevaluasiterdiriatas :
1. Tabel hasil pemeriksaan pencantuman muatan materi teknis
Raperda Provinsi tentang RTRWK dan kesesuainya dengan UU
No. 26/2007 tentang PR, RTRWN beserta rencana rincinya,
pedoman RTR dan Perpubidang PR lainnya;
2. BA Rapat Koordinasi Kelompok kerja teknis BKPRN dalam
pembahasan Raperda Kota tentang RTRWK.
o Menteri memberikan persetujuan substansi
dilampiri dengan dokumen hasil evaluasi kepada
Walikota dengan tembusan kepada Ketua BKPRN
dan Menteri Dalam Negeri
Tahapan Penetapan Perda RTRW Kota

1. Setelah mendapat persetujuan substansi maka


Raperda RTRW Kota disampaikan oleh Walikota
kepada DPRD Kota untuk disetujui bersama.
2. Selanjutnya disampaikan kepada Menteri Dalam
Negeri untuk dievaluasi dengan ketentuan Perpu.
II. Simulasi Proses Pendampingan
Rekapitulasi Hasil Simulasi Proses
(Perkiraan Jadwal Pembahasan BKPRN)
EVALUASI
TERHADAP
MATERIMUATAN
TEKNIS
RAPERDA
TENTANG
RTRW
KOTA

MUATAN YANG DIEVALUASI PROSES


1. Evaluasi terhadap tujuan, Dilakukan melalui penilaian kesesuaian dan kesinambungan tujuan,
kebijakan, dan strategi penataan kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten/Kota terhadap
ruang wilayah kota tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Nasional dan
Provinsi serta kesesuaian dan kesinambungan lintas kabupaten/kota

2. Evaluasi terhadap rencana Dilakukan melalui penilaian keberadaan sistem nasional di dalam rencana tata
struktur ruang wilayah Kota ruang wilayah Kabupaten/Kota dan kesesuaian rencana struktur ruang
wilayah Kabupaten/Kota terhadap rencana struktur ruang wilayah
Nasional, Provinsi, dan lintas Kabupaten/Kota
3. Evaluasi terhadap rencana pola Dilakukan melalui penilaian keberadaan sistem nasional di dalam rencana tata
ruang wilayah Kota ruang wilayah Kabupaten/Kota dan kesesuaian fungsi ruang wilayah
Kabupaten/Kota terhadap fungsi ruang wilayah Nasional, Provinsi, dan
lintas Kabupaten/Kota
4. Evaluasi terhadap substansi
Dilakukan melalui penilaian terhadap keberadaan aset-aset nasional yang
RTR wilayah Provinsi yang
berada pada wilayah Kabupaten/Kota dan hal-hal yang menyangkut
menyangkut kepentingan
kepentingan Nasional, Provinsi, dan lintas Kabupaten/Kota
Nasional
5. Evaluasi terhadap arahan Dilakukan melalui penilaian kesesuaian indikasi program jangka menengah
pemanfaatan ruang wilayah kota Provinsi dan lintas Kabupaten/Kota dengan indikasi program wilayah
Nasional
6. Evaluasi terhadap arahan Dilakukan melalui penilaian kesesuaian dengan arahan pengendalian
pengendalian pemanfaatan pemanfatan ruang wilayah nasional yang meliputi:
ruang wilayah kota a. Indikasi arahan peraturan zonasi sistem nasional, provinsi, dan lintas
Kabupaten/Kota;
b. Arahan perizinan;
c. Arahan insentif dan disinsentif; dan
d. Arahan sanksi.

BHK-DJPR
14
PERSANDINGAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTABINJAI
TENTANGRENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTABINJAI
AI TINDAK LANJUT RAPAT KOORDINASI KELOMPOK KERJA TEKNIS BKPRN TANGGAL 13 DESEM
Mengingat Mengingat : Masukan Bagian Hukum, Kementerian
PU :
1.Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara 1.Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945; Republik Indonesia Tahun 1945; PeraturanPemerintahNomor 68 Tahun 2010
tentangBentukdan Tata Cara
2.Undang-Undang No 9 Drt Tahun 1956 tentang 2.Undang-Undang Nomor 9 Drt Tahun 1956 tentang PeranMasyarakatDalamPenataanRuang
Pembentukan Daerah Otonom Kota-kota Kecil di Pembentukan Daerah Otonom Kota-kota Kecil di (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
dalam Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Lingkungan Provinsi Sumatera Utara (Lembaran 2010 Nomor 118, TambahanLembaran
Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 60, Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 60, Negara Republik Indonesia Nomor 5160);
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 1092); Nomor 1092); Sudahditambahkan (cetak miring)
3.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang 3.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Masukan Ditjen Bina Pembangunan
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah Daerah Kemendagri :
beberapa kali terakhir dengan Undang-undang beberapa kali terakhir dengan Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010
Atas Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
tentang Pemerintah Daerah(Lembaran Negara Pemerintah Daerah(Lembaran Negara Republik Masyarakat Dalam Penataan Ruang
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran
Nomor 4844); Negara Republik Indonesia Nomor 5160);
4.Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
4.Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Sudahditambahkan (cetak miring)
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Masukan Ditwilhan Ditjen Strahan
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); Kemenhan :
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
5.Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Undang-undang No. 3 tahun 2002 tentang
5.Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran pertahanan keamanan (lembaran Negara
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48 Republik Indonesia tahun 2002 Nomor 3,
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tambahan Lembaran Negara Republik
Nomor 48 Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 4833); Indonesia Nomor 4169)
Indonesia Nomor 4833);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Jawab :
6.Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21 Tambahan Tidak diakomodir karena Peraturan yang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103); bukan dasar kewenangan pembuatan perda
Nomor 21 Tambahan Lembaran Negara Republik dan tidak memerintahkan pembuatan perda
Indonesia Nomor 5103). 7.Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang tidak perlu dicantumkan. (Sumber UU No 10
Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Tahun 2004 tentang pembentukan
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik peraturan perundangan)
Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160).

Berisimateriraperda Berisimateriraperda Berisimasukandari


KetikadibahasdiBKPRN PascadibahasdiBKPRN BKPRN
SISTEMATIKA PENYAJIAN ALBUM PETA
RTRW KOTA (1)
SISTEMATIKA PENYAJIAN ALBUM PETA
RTRW KOTA (2)
III. Kerja Mandiri
Sasaran Tugas Kerja Mandiri
1.Mengumpulkan Informasi mengenai
progres penyelesaian RTRW dan kondisi di
masing-masing wilayah.
2.Mengenali Permasalahan dan Kendala di
masing-masing Cluster (Provinsi dan
Kabupaten/ Kota)
3. Menyusun Strategi dan Prioritas
Penyelesaian
4.Menyusun Rencana Kerja KMR / TPD dan
target penyelesaian Perda RTRW
Kabupaten/Kota.
Ketentuan Pelaksanaan Tugas
Mandiri
1. Pelaksanaan tugas mandiri dilakukan secara kelompok
untuk Core Team KMR dan secara individual untuk masing-
masing TPD.
2. Penyusunan rencana kerja dilakukan menggunakan
informasi yang diperoleh selama pelatihan maupun dari
sumber-sumber informasi lainnya yang dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Format laporan hasil kerja mandiri disajikan dalam bentuk
bahan tayangan (Power Point) dan minimal terdiri atas :
a. Gambaran umum wilayah kerja
b. Pemetaan masalah dan potensi wilayah
c. Penyusunan Strategi Pendampingan
d. Penyusunan Rencana Kerja Core Team dan TPD
4. Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan tugas mandiri
selama 90 menit.
5. Hasil laporan disampaikan kepada masing-masing
TERIMAKASIH
Muatan Materi Teknis Raperda RTRW
Kota (1)
1. Tujuan, Kebijakan, danStrategiPenataanRuang Wilayah Kota, yang
terdiriatas :
a. TujuanPenataanRuang Wilayah Kota
b. KebijakandanStrategiPenataanRuang Wilayah Kota
2. RencanaStrukturRuang Wilayah Kota, yang memuat:
c. RencanaPengembanganSistemPusat dan Subpusat Pelayanan
d. RencanaPengembanganSistemJaringanPrasarana:
1) Sistem prasarana utama:
a) Sistem jaringan transportasi darat
b) Sistem jaringan transportasi laut
c) Sistem jaringan transportasi udara
2) Sistem prasarana lainnya:
d) Sistem jaringan energi/kelistrikan
e) Sistem jaringan telekomunikasi
f) Sistem jaringan sumberdaya air
g) Infrastruktur perkotaan:
•) Sistem penyediaan air minum
•) Sistem pengelolaan air limbah kota
•) Sistem persampahan kota
•) Sistem drainage kota
•) Prasarana dan sarana pejalan kaki
•) Jalur evakuasi bencana
•) prasarana dan sarana perkotaan lainnya
Muatan Materi Teknis Raperda RTRW
Kota (2)
3. RencanaPolaRuang Wilayah Kota, yang terdiriatas:
a. RencanaKawasanLindung:
1) Hutan lindung
2) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan dibawahnya
3) Kawasan perlindungan setempat
4) RTH kota
5) Kawasan suaka alam dan cagar budaya
6) Kawasan rawan bencana alam
7) Kawasan lindung lainnya
b. RencanaKawasan Budi Daya:
8) Kawasan perumahan
9) Kawasan perdagangan dan jasa
10) Kawasan perkantoran
11) Kawasan industri
12) Kawasan pariwisata
13) Kawasan ruang terbuka non hijau
14) Kawasan ruang evakuasi bencana
15) Kawasan peruntukan ruang bagi sektor informal
16) Kawasan peruntukan lainnya
4. PenetapanKawasanStrategis Kota;
5. ArahanPemanfaatanRuang Wilayah Kota;
6. ArahanPengendalianPemanfaatanRuang, yang terdiriatas:
a. IndikasiArahanPeraturanZonasiSistem Kota;
b. ArahanPerizinan;
c. ArahanInsentifdanDisinsentif
d. ArahanSanksi.
ContohTabelEvaluasiPencantumanMateriTeknisRancanganPerda
RTRW Kota
Lampiran II.b. :
Pencantuman Materi Muatan Teknis Rancangan Perda Kota tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota dan Kesesuaiannya
dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional beserta
Rencana Rincinya, Kebijakan Nasional Bidang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang, dan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Penataan Ruang Lainnya
Nomor :
Tanggal :

PenelaahanMateriMuatanTeknisRancanganPer
daterhadap: 1. UUPR 2.RTRWN 3.Kebijakan
No. MuatanRancanganPerda RTRW NasionalBidangPenataanRuang 4. RTRWP. CatatanPenyempurnaan
5.NSPK 6.Konsistensi MuatanRaperda RTRW
denganMateriTeknis
1
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

1. 1. Tujuan Penataan Ruang

1. 2. Kebijakan Penataan Ruang

1. 3. Strategi Penataan Ruang

2
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH

2. 1. Hirarki Pusat Pelayanan Wilayah Kota

a. Pusat Pelayanan Kota

b. Sub Pusat Pelayanan Kota

c. Pelayanan Lingkungan

2. 2. SistemJaringanPrasarana

1. Sistemjaringantransportasi

a. Sistem jaringan transportasi darat

1) Jaringanjalan
PenelaahanMateriMuatanTeknisRancanganPerdaterhadap
: 1. UUPR 2.RTRWN 3.Kebijakan
No. MuatanRancanganPerda RTRW CatatanPenyempurnaan
NasionalBidangPenataanRuang 4. RTRWP. 5.NSPK
6.Konsistensi MuatanRaperda RTRW denganMateriTeknis
RENCANA POLA RUANG WILAYAH YANG
3 MELIPUTI KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN
BUDI DAYA

3.1 Kawasanlindung

1. Kawasan yang
memberikanperlindunganterhadapkawasan
bawahannya

2. Kawasanperlindungansetempat

3. Kawasansuakaalam,
pelestarianalamdancagarbudaya

4. Kawasanrawanbencanaalam

5. Kawasanlindunggeologi

6. Kawasanlindunglainnya

3.2 Kawasan budidaya

1.Kawasanperuntukanhutanproduksi

2. Kawasan peruntukan hutan rakyat

3. Kawasan peruntukan pertanian

4. Kawasan peruntukan perikanan

5. Kawasan peruntukan pertambangan

6. Kawasanperuntukanindustri

7. Kawasan peruntukan pariwisata


PenelaahanMateriMuatanTeknisRancanganPer
daterhadap: 1. UUPR 2.RTRWN 3.Kebijakan
No. MuatanRancanganPerda RTRW NasionalBidangPenataanRuang 4. RTRWP. CatatanPenyempurnaan
5.NSPK 6.Konsistensi MuatanRaperda RTRW
denganMateriTeknis
RENCANA PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN RUANG TERBUKA,
5
SERTA PRASARANA DAN SARANA UMUM

1. Ruangterbukahijaukota

2. Ruangterbuka non hijaukota

3. Jaringanpejalan kaki

4. Jaringanangkutanumum,

5. Ruangkegiatansektor informal

6. Ruangevakuasibencana

ARAHAN PEMANFAATAN RUANG YANG BERISI INDIKASI


6
PROGRAM UTAMA JANGKA MENENGAH LIMA TAHUNAN

1. Struktur ruang kota

a. Perwujudan pusat pelayanan wilayah kota

b. Perwujudan sistem transportasi

c. Perwujudansistemjaringanenergi

d. Perwujudan sistem jaringan telekomunikasi

e. Perwujudan sistem jaringan sumber daya air

f. Perwujudan sistem prasarana pengelolaan


lingkungan
ContohTabelPersandinganPencantumanMateriTeknis
RancanganPerda RTRW Kota (Pasca BKPRN)
ContohSistematikaPerda RTRW Kota
KONSIDERANS

BAB I KETENTUAN U MUM

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH


KOTA

BAB III RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KOTA


BagianKesatu : Umum
Bagian Kedua : Rencana Sistem Pusat-pusat Pelayanan
Bagian Ketiga : Rencana Sistem Jaringan Transportasi
Paragraf 1 : Sistem Jaringan Transportasi Darat
Paragraf 2 : Sistem Jaringan Transportasi Laut
Paragraf 3 : Sistem Jaringan Transportasi Udara
Paragraf 4 : Sistem Jaringan Perkeretaapian
Bagian Keempat : Sistem prasarana lainnya:
Paragraf 1 : Sistem jaringan energi/kelistrikan
Paragraf 2 : Sistem jaringan sumberdaya air
Paragraf 3 : Sistem Jaringan Transportasi Udara
Paragraf 4 : Infrastruktur perkotaan:
• Sistem penyediaan air minum
• Sistem pengelolaan air limbah kota
• Sistem persampahan kota
• Sistem drainage kota
• Prasarana dan sarana pejalan kaki
• Jalur evakuasi bencana
• prasarana dan sarana perkotaan lainnya

BHK-DJPR 21
ContohSistematikaPerda RTRW Kota
BAB IV RENCANA POLA RUANG WILAYAH KOTA
BagianKesatu : Umum
Bagian Kedua : Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung
Bagian Ketiga : Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya

BAB IV RENCANA POLA RUANG WILAYAH KOTA


BagianKesatu : Umum
Bagian Kedua : Kawasan Strategis Kota
Paragraf 1 : Kawasan Strategis Bidang Ekonomi
Paragraf 2 : Kawasan Strategis Bidang Sosial Budaya
Paragraf 3 : Kawasan Strategis Bidang Daya Dukung Lingkungan
Hidup

BAB V ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH KOTA BINJAI


Bagian Kesatu: Umum
Bagian Kedua : Indikasi Program Utama Perwujudan Struktur Ruang
Bagian Ketiga : Indikasi Program Utama Perwujudan Pola Ruang
Bagian Keempat : Indikasi Sumber Pendanaan
Bagian Kelima: Indikasi Pelaksanaan Kegiatan

BAB VI KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG


Bagian Kesatu: Umum
Bagian Kedua : Arahan Peraturan Zonasi
Paragraf 1 : Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Rencana Struktur
Ruang
Paragraf 2 : Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Rencana Pola Ruang
Bagian Ketiga : Ketentuan Perizinan
Paragraf 1 : Umum
Paragraf 2 : Tata Cara Pemberian Izin
Bagian Keempat : Ketentuan Insentif dan Disinsentif
Paragraf 1 : Umum
Paragraf 2 : Bentuk dan Tata Cara Pemberian Insentif
Paragraf 3 : bentuk dan tata Cara Pemberian Disinsentif
ContohSistematikaPerda RTRW Kota

Bagian Kelima : Arahan Sanksi


Paragraf 1 : Umum
Paragraf 2 : Jenis Sanksi Administratif
Paragraf 3 : Sanksi Pidana
Paragraf 4 : Penyidikan

BAB VIII PERAN MASYARAKAT DAN KELEMBAGAAN


Bagian Kesatu : Peran Masyarakat
Bagian Kedua : Kelembagaan

BAB IX KETENTUAN PERALIHAN

BAB X KETENTUAN LAIN-LAIN

BAB XI KETENTUAN PENUTUP


CONTOH PETA RTRW KOTA
KAWASAN RAWAN BENCANA
ALAM
KOTA BINJAI

Anda mungkin juga menyukai