Anda di halaman 1dari 7

Review Jurnal

IiWRKY34 secara positif mengatur hasil, biosintesis lignan dan


toleransi stres Isatis indigotica

Isatis indigotica adalah ramuan yang digunakan secara luas di Cina dan secara tradisional
digunakan dalam pengobatan klinis diantaranya penyakit virus seperti influenza, hepatitis,
dan ensefalitis Potensi hasil, produksi senyawa farmasi dan kapasitas toleransi stres merupakan 3
kelas sifat yang menentukan kualitas tanaman obat.

AutotetraploidIsatis indigotica memiliki hasil yang lebih besar, akumulasi lignan bioaktif yang lebih
tinggi dan toleransi stres yang ditingkatkan dibandingkan dengan nenek moyang diploidnya. Di sini
kami menunjukkan faktor transkripsi IiWRKY34, dengan tingkat ekspresi yang lebih tinggi pada
tetraploid dibandingkan diploid I. indigotica, memiliki efek pleiotropik yang besar pada serangkaian
sifat, termasuk laju pertumbuhan biomassa, biosintesis lignan, serta toleransi terhadap stres
terhadap garam dan kekeringan. 

Analisis terintegrasi dari transcriptome dan profil metabolom menunjukkan hal itu IiWRKY34
ekspresi tersebut memiliki konsekuensi yang luas pada metabolisme primer dan sekunder,
memprogram ulang fluks karbon menuju fenilpropanoid, seperti lignan dan flavonoid. Analisis
korelasi transkrip-metabolit diterapkan untuk membangun jaringan regulasi IiWRKY34 untuk
biosintesis lignan. Satu target kandidat Ii4CL3, enzim pembatas kecepatan utama biosintesis lignan
seperti yang ditunjukkan dalam penelitian kami sebelumnya, telah dibuktikan memang diaktifkan
oleh IiWRKY34. Secara kolektif, hasil menunjukkan bahwa diungkapkan secara berbeda IiWRKY34
telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kekuatan poliploidi I. indigotica, dan
manipulasi gen ini akan memfasilitasi perbaikan menyeluruh dari ramuan I. indigotica .

Transformasi genetik dengan gen asing dari tanaman lain merupakan cara alternatif untuk
memperoleh tanaman yang memiliki sifat yang diinginkan. Ketahanan terhadap penyakit pada
tanaman terjadi karena adanya interaksi antara produk gen Avr dari patogen dan produk gen R dari
tanaman. Gen Avr patogen menjadi protein elisitor yang berinteraksi secara fisik dengan protein
reseptor kinase (NBS-LRR) yang merupakan produk gen R dari tanaman. Protein reseptor kinase yang
diaktifkan melalui interaksi ini selanjutnya dapat mengaktifkan protein-protein yang lainnya seperti
faktor transkripsi melalui mekanisme fosforilasi. Faktor transkripsi yang sudah diketahui terlibat
dalam mekanisme pertahanan tanaman terhadap penyakit, cekaman biotik, maupun abiotik lainnya
yaitu ethylene responsive factor (ERF), myelocytomatosis related proteins (MYC), myeloblastosis
related proteins (MYB), basic leucine zipper containing domain proteins (bZIP), dan amino-acid
sequence WRKYGQK (WRKY) (Liu et al. 2014).

WRKY merupakan salah satu gen faktor transkripsi yang dapat menginduksi ketahanan terhadap
berbagai patogen penyebab penyakit tanaman seperti terhadap jamur (Li dan Luan 2014), bakteri
(Hu et al. 2012) dan virus (Ando et al. 2014; Huh et al. 2012). Faktor transkripsi CaWRKY asal
tanaman cabai dapat menginduksi ketahanan tanaman terhadap cekaman biotik dan abiotik seperti
salinitas, kekeringan, pemanasan (heat shock) dan penyakit (Phytophthora capsici) (Tripathi et al.
2014; Diao et al. 2016).
Gen OsWRKY76 merupakan salah satu gen dari keluarga OsWRKY yang meningkatkan ketahanan
tanaman padi terhadap cendawan Pyricularia grisea (Ryu et al. 2006). Gen ini terletak pada segmen
kromosom 9 yang mempunyai ketahanan terhadap penyakit dengan spektrum luas (Wisser et al.
2005). Fragmen gen OsWRKY76 telah diisolasi dari padi varietas Nipponbare, dan telah dikonstruksi
pada vektor biner pCAMBIA1301::35S::OsWRKY76 (Apriana et al. 2011).

Metode transfer gen dari tanaman satu ke tanaman lain telah banyak dilakukan antara lain
menggunakan Agrobacterium tumefaciens. Meto- Sukamto et al. : Transformasi Gen pada Nilam
untuk Ketahanan terhadap Penyakit Utama Menggunakan Agrobacterium tumefaciens 39 de ini
sangat sederhana dan murah karena pada prinsipnya gen yang akan dipindahkan disisipkan ke
plasmid T-DNA A. tumefaciens, lalu diinokulasikan ke jaringan tanaman yang telah dilukai. Namun
keberhasilan transformasi dengan A. tumefaciens tergantung pada jenis tanaman, strain
Agrobacterium, vektor plasmid, medium transformasi dan suhu lingkungan (Opabode 2006; Krenek
et al. 2015). Protokol transformasi gen dengan metode ATMT (Agrobacterium tumefaciens-mediated
transformation) belum banyak tersedia pada tanaman obat dan atsiri (Khan et al. 2015). Tanaman
nilam merupakan tanaman aromatik yang dapat berfungsi sebagai antibakteri seperti terhadap
Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, Enterobacter aerogenes,
Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae dan Serratia marcescens (Das et
al. 2011). Keberadaan antibakteri ini pada tanaman nilam diduga akan mempengaruhi bakteri A.
tumefaciens pada saat transformasi.

Studi ini menunjukkan bahwa faktor transkripsi Ii WRKY34 memiliki efek pleiotropik yang besar pada
berbagai sifat, termasuk laju pertumbuhan biomassa, biosintesis lignan, serta toleransi terhadap
cekaman garam dan kekeringan, yang akan menjadi target bioteknologi yang ideal untuk perbaikan
genetik tanaman Isatis indigotica. 

Anda mungkin juga menyukai