Anda di halaman 1dari 11

Nama : Irma Dani Aisyah

NIM : (0801172235)
Kelas : Peminatan Gizi Sem. VII
Mata Kuliah : Dietetik Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Negeri Sumatera Utara

“Tugas Kisi-Kisi UTS Dietetik Masyarakat”

1. Jelaskan perbedaan Diet dengan Dietetika!

Jawaban:

Diet merupakan pola makan dengan mengonsumsi makanan yang cara dan sumbernya
diatur. Diet juga merupakan sebuah metode yang mengatur asupan makanan ke dalam tubuh
guna menjaga berat badan (normal). Serta diet adalah asupan makanan yang diatur untuk tujuan
tertentu dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan,

Dietetika merupakan suatu ilmu dan seni dalam penggunaan diet dan dasar dari kesehatan
serta penyakit. Ilmu yang dipelajari yaitu seputar pengetahuan komposisi makanan dan diet yang
dibutuhkan baik ketika sehat dan sakit. Melalui dietetika kita dapat mengetahui cara seseorang
dalam menyiapkan makanan di berbagai tingkat ekonomi.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara diet dan dietetika adalah diet biasanya
dihubungkan dengan makanan dimana didalam diet digunakan untuk mengatur asupan makanan
agar berat badan seseorang tetap normal dan stabil, sedangkan untuk dietetika lebih mengatur
kepada ilmu dan seni dalam penggunaan diet serta dasar dari kesehatan dan penyakit. Ilmu yang
dipelajari dalam dietetika tersebut lebih membahas mengenai pengetahuan komposisi makanan
dan diet yang dibutuhkan saat sehat dan sakit serta mengetahui cara seseorang menyiapkan
makanan sesuai dengan tingkat ekonomi.

2. Sebutkan dan jelaskan syarat menyusun menu!

Jawaban:

Syarat-syarat dalam menyusun menu yaitu:

1
a) Nilai Gizi Makanan
Mutu gizi makanan setiap anggota keluarga harus dapat dipenuhi. Maka, pada saat
menyusun menu makanan yang harus diperhatikan adalah:
 Penggunaan variasi bahan makanan dalam menu sehari-hari.
 Banyaknya bahan makanan yang harus dapat memenuhi kecukupan gizi anggota
keluarga.
 Setiap anggota keluarga memperoleh makanan yang sesuai kebutuhan gizinya.
 Sebagai pedoman memilih bahan makanan dan menyusun menu dapat digunakan
padanan berbagai kelompok bahan makanan.
b) Biaya yang Tersedia
Perencanaan menu yang tepat dan cermat dapat membantu menghasilkan hidangan yang
sesuai dengan biaya yang tersedia tanpa mengabaikan mutu makanan. Dalam menyusun
menu makanan gunakanlah bahan makanan sesuai dengan musimnya, karena pada
umumnya harganya akan lebih murah.
c) Mudah Diselenggarakan
Perencanaan menu harus disesuaikan dengan tenaga, waktu dan peralatan yang tersedia.
Bagi ibu yang bekerja atau tidak memiliki Asisten Rumah Tangga (ART), perlu
mempertimbangkan keterbatasan waktu dalam menyiapkan makanan, tidak perlu
merencakan menu yang terlalu banyak dan berlebihan. Menu yang disiapkan terdiri dari
nasi, 1 lauk hewani, 1 lauk nabati, 1 jenis sayuran dan 1 jenis buah sudah memenuhi
keanekaragaman dalam hidangan sehari-hari.
d) Diterima oleh Keluarga
Dalam menyusun makanan, penggunaan bahan makanan dan cara memasaknya
sebaiknya lebih bervariasi agar tidak membosankan. Kombinasi rasa, bentuk dan warna
makanan yang tepat serta cara penyajian yang rapi, bersih, dan menarik akan
menimbulkan selera makan. Perhatikan kesukaan dan ketidaksukaan anggota keluarga
terhadap makanan tertentu. Makanan khusus bayi dan anak balita perlu dimasak
tersendiri, karena kemampuan menerima makanan berbeda dengan orang dewasa. Serta
dalam menyusun menu makanan haruslah memperhatikan kebutuhan makanan bagi
anggota keluarga yang sedang sakit, hamil dan sedang menyusui.
3. Sebutkan langkah dalam menyusun menu!

2
Jawaban:

Langkah-langkah dalam menyusun menu:

a. Buatlah suatu pola dan susunan menu untuk jangka waktu yang diinginkan (3 hari, 5 hari,
10 hari).
b. Cantumkanlah makanan pokok dalam daftar menu tersebut, buatlah variasa untuk
keanekaragamannya.
c. Cantumkanlah lauk pauk, yang dipilih dari protein hewani dan nabati, buat bervariasi
setiap hari.
d. Cantumkanlah sayuran, usahakan setiap hari menggunakan sayuran yang berwarna hijau.
e. Cantumkanlah beberapa jenis buah.
f. Cantumkan makanan selingan, contohnya bubur kacang hijau, dan lain-lain.
g. Penyusunan menu makanan haruslah berdasarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang
(PUGS) dan yang terbaru yaitu Isi Piringku.
h. PUGS sendiri terdiri dari 13 pesan dan Isi Piringku terdiri dari 2/3 karbohidrat dari ½
piring, 1/3 lauk pauk, 2/3 sayuran, dan 1/3 buah-buahan.
4. Bagaimana pengolahan makanan panas basah dan panas kering? Berikan contoh!

Jawaban:

Pengolahan makanan merupakan proses pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi
makanan yang siap santap. Pengolahan makanan yang baik mengikuti prinsip hygiene sanitasi,
seperti menjaga kebersihan peralatan masak yang digunakan dan dapur, serta penjamah
makanan. Tujuan pengolahan makanan yaitu agar tercipta makanan yang memenuhi syarat
kesehatan, memiliki cita rasa yang sesuai, dan bentuk yang menggugah selera.

Berikut pengolahan makanan panas basah dan kering:

a. Pengolahan Makanan Panas Basah


1) Merebus (boiling)
Mengolah bahan makanan dengan cairan yang sudah mendidih, cairannya yaitu air,
kaldu, dan susu.
2) Merebus dengan menutup bahan pangan (poaching)

3
Teknik memasak makanan dalam bahan cair sebatas menutupi bahan pangan dengan
api di bawah titik didih (92-96 derajat celsius). Makanan yang diolah berupa
makanan lunak.
3) Merebus dengan sedikit cairan (braising)
Merebus dengan cakupan cairan yang digunakan setengah dari bahan makanan,
dalam sebuah panci tertutup dan api dikecilkan. Berfungsi agar aroma makanan
keluar lebih menyatu dan lebih lunak.
4) Menyetup/menggulai (stewing)
Mengolah bahan makanan dengan terlebih dahulu ditumis dan dilanjutkan direbus
dengan sedikit cairan bertujuan agar aroma yang keluar bersatu dengan makanan.
5) Mengukus (steaming)
Memasak makanan dengan uap air mendidih. Sebelum mengukus, alat pengukus
yang sudah berisi air harus dipanaskan terlebih dahulu hingga mengeluarkan uap.
Makanan akan menjadi lebih lembut, serta tetap menjaga nilai gizi bahan makanan.
6) Mendidihkan (simmering)
Memasak bahan makanan dengan saus atau bahan cair yang terlebih dahulu
dididihkan dengan api dikecilkan di bawah titik didih serta direbus dalam waktu
yang lama. Biasanya untuk membuat kaldu, mengeluarkan ekstrak daging yang
direbus.
7) Mengetim
Memasak bahan makanan pada dua panci berbeda, satu besar dan satu kecil.
Biasanya untuk membuat coklat.
b. Pengolahan makanan panas kering
1) Menggoreng dengan minyak basah (deep frying)
Memasak dengan minyak banyak dan suhu tinggi agar makanan terasa renyah.
2) Menggoreng dengan minyak sedikit (shallow frying)
Proses menggoreng cepat dengan sedikit minyak dan hanya satu kali di balik. Bahan
makana menjadi tidak terlalu matang, asam amino pada bahan makanan tetap,
protein dan beberapa vitamin B sedikit menyusut.
3) Menumis (sauteing)

4
Teknik pengolahan bahan makanan dengan sedikit minyak dan di aduk cepat dalam
waktu singkat. Cairan yang digunakan adalah saus, krim, dan lainnya. Biasanya
bahan makanan di iris terlebih dahulu sebelum di tumis.
4) Memanggang (baking)
Teknik pengolahan melalui oven dengan panas dari segala arah, dibantu minyak atau
air.
5) Membakar (grilling)
Teknik mengolah bahan makanan di atas lempengan besi panas secara langsung.
Suhu yang digunakan sekitar 92 derajat celcius. Biasanya diberikan sedikit minyak.
5. Bagaimana penyajian makanan sehat? Berikan contoh!

Jawaban:

Penyajian makanan sehat yang dilakukan sebagai berikut:

a) Wadah yaitu setiap jenis makanan di tempatkan dalam wadah terpisah, tertutup agar
tidak terjadi kontaminasi silang dan dapat memperpanjang masa saji makanan sesuai
dengan tingkat kerawanan makanan.
b) Kadar air yaitu makanan yang mengandung kadar air tinggi (makanan berkuah) baru
dicampur pada saat menjelang dihidangkan untuk mencegah makanan cepat rusak dan
basi.
c) Pemisah yaitu makanan yang ditempatkan dalam wadah yang sama seperti dus atau
rantang harus dipisah dari setiap jenis makanan agar tidak saling campur aduk.
d) Panas yaitu makanan yang harus disajikan panas diusahakan tetap dalam keadaan panas
dengan memperhatikan suhu makanan, sebelum ditempatkan dalam alat saji panas (food
warmer/bean merry) makanan harus berada pada suhu >60 derajat celcius.
e) Bersih yaitu semua peralatan yang digunakan harus higienis, utuh, tidak cacat atau rusak.
f) Handling yaitu setiap penanganan makanan maupun alat makan tidak kontak langsung
dengan anggota tubuh terutama tangan dan bibir.
g) Edible part yaitu semua yang disajikan adalah makanan yang dapat dimakan, bahan
yang tidak dapat dimakan harus disingkirkan.

5
h) Tepat penyajian yaitu pelaksanaan penyajian makanan harus tepat sesuai dengan
seharusnya yaitu tepat menu, tepat waktu, tepat tata hidang dan tepat volume (sesuai
jumlah).
6. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah proses asuhan gizi terstandar!

Jawaban:

Asuhan gizi yang tidak sesuai kebutuhan sangat berkaitan dengan peningkatan resiko
penyakit maupun komplikasinya. Selain itu terdapat kecederungan peningkatan kasus yang
terkait gizi, baik pada individu maupun kelompok. Hal ini memerlukan asuhan gizi yang
bermutu guna mempertahankan status gizi yang optimal dan untuk mempercepat penyembuhan.

Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) merupakan suatu metode pemecahan masalah
yang sistematis dalam menangani masalah gizi, sehingga dapat memberikan asuhan gizi yang
aman, efektif dan berkualitas tinggi. PAGT merupakan pendekatan sistematik dalam
memberikan pelayanan asuhan gizi yang berkualitas yang dilakukan oleh tenaga gizi, melalui
serangkaian aktivitas yang terorganisir yang meliputi identifikasi kebutuhan gizi sampai
pemberian pelayanannya untuk memenuhi kebutuhan gizi. Sebelum PAGT muncul, asuhan gizi
dilakukan oleh dietisien dengan cara yang beragam berdasarkan asuhan terstandar yang
berbentuk pedoman atau penuntun diet.

Langkah-langkah proses asuhan gizi terstandar, yaitu:


1) Asesmen/Pengkajian Gizi
Dikelompokkan dalam lima kategori yaitu:
a. Anamnesis riwayat gizi
b. Data biokimia, tes medis dan prosedur (termasuk data laboratorium, dan
pengukuran antropometri
c. Pemeriksaan fisik dan klinis
d. Riwayat personal
2) Diagnosis Gizi
a. Domain asupan adalah masalah aktual yang berhubungan dengan asupan energi,
zat gizi,cairan, substansi bioaktif dari makanan baik yang melalui oral maupun
parenteral dan enteral.

6
b. Domain klinis adalah masalah gizi yang berkaitan dengan kondisi medis atau
fisik/fungsi organ.
c. Domain perilaku/lingkungan adalah masalah gizi yang berkaitan dengan
pengetahuan, perilaku/kepercayaan, lingkungan fisik dan akses dan keamanan
makanan.
3) Intervensi Gizi
Terdapat dua komponen intervensi gizi yaitu perencanaan intervensi dan implementasi.
a. Perencanaan intervensi gizi, dibuat merujuk pada diagnosis gizi yang ditegakkan.
b. Implementasi intervensi, bagian kegiatan intervensi gizi dimana dietisien
melaksanakan dan mengkomunikasikan rencana asuhan kepada pasien dan
tenaga kesehatan atau tenaga lain yang terkait.
4) Monitoring dan Evaluasi Gizi
Monitoring dan evaluasi gizi dilakukan untuk mengetahui respon pasien/klien terhadap
intervensi dan tingkat keberhasilannya.
Langkah-langkahnya yaitu:
a. Mengecek pemahaman dan ketaatan diet pasien/klien.
b. Mengecek asupan makan pasien/klien.
c. Menentukan apakah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana/preskripsi
diet.
d. Menentukan apakah status gizi pasien/klien tetap atau berubah.
e. Mengidentifikasi hasil lain baik yang positif maupun negatif.
f. Mengumpulkan informasi yang menunjukkan alasan tidak adanya perkembangan
dari kondisi pasien/klien.
7. Sebutkan tujuan dan sasaran pelayanan gizi rawat jalan dan inap di rumah sakit!

Jawaban:

Pelayanan gizi suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi, makanan, dietetik


masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi gizi,
makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau
sakit.

7
Pelayanan gizi di RS adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan dengan keadaan
pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuh. Pelayanan gizi di
RS merupakan salah satu dari 20 pelayanan wajib RS, kegiatan pelayanan gizi di RS untuk
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, baik rawat inap maupun rawat jalan.

Tujuan dan sasaran pelayanan gizi rawat jalan dan inap di rumah sakit, yaitu:

a. Pelayanan gizi rawat jalan


 Tujuan:
Memberikan pelayanan kepada klien/pasien rawat jalan atau kelompok dengan
membantu mencari solusi masalah gizinya melalui nasihat gizi mengenai jumlah
asupan makanan yang sesuai, jenis diet, yang tepat, jadwal makan dan cara
makan, jenis diet dengan kondisi kesehatannya.
 Sasaran:
1) Pasien dan keluarga.
2) Kelompok pasien dengan masalah gizi yang sama.
3) Individu pasien yang datang atau dirujuk.
4) Kelompok masyarakat rumah sakit yang dirancang secara periodik oleh
rumah sakit.
b. Pelayanan gizi rawat inap
 Tujuan:
Memberikan pelayanan gizi kepada pasien rawat inap agar memperoleh asupan
makanan yang sesuai kondisi kesehatannya dalam upaya mempercepat proses
penyembuhan, mempertahankan, dan meningkatkan status gizi.
 Sasaran:
1) Pasien
2) Keluarga
8. Bagaimana indikator mutu pelayanan gizi di rumah sakit? Berikan contoh!

Jawaban:

Indikator mutu pelayanan gizi di Rumah Sakit, yaitu:

a) Perencanaan asuhan gizi sesuai dengan standar pelayanan

8
Presentase rencana asuhan gizi yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan gizi.
b) Keberhasilan konseling gizi
Presentase perubahan tanda dan gejala dari masalah gizi pada kunjungan awal dengan
target pada kunjungan-kunjungan konseling berikutnya.
c) Ketepatan diet yang disajikan
Presentase ketepatan diet yang disajikan sesuai dengan diet order dan rencana asuhan.
d) Ketepatan penyajian makanan
Presentase ketepatan dan keakuratan makanan yang disajikan yang sesuai standar yang
disepakati.
e) Ketepatan cita rasa makanan
Presentase cita rasa (aroma, suhu, penampilan, rasa dan tekstur) hidangan yang dapat
diterima atau sesuai dengan dietnya.
f) Sisa makanan pasien
Presentase makanan yang dapat dihabiskan dari satu atau lebih waktu makan.
9. Pada pasien dengan keadaan seperti apa makanan saring dapat diberikan? Berikan
penjelasan!

Jawaban:

Makanan saring merupakan makanan semi padat yang memiliki tekstur lebih halus
daripada makanan lunak, sehingga lebih mudah ditelan dan dicerna. Menurut keadaan penyakit,
makanan saring dapat diberikan langsung kepada pasien atau merupakan perpindahan dari
makanan cair kental ke makanan lunak.

Makanan saring diberikan kepada pasien sesudah mengalami operasi tertentu, infeksi
akut termasuk infeksi saluran cerna, dan pasien yang kesulitan mengunyah, dan menelan, atau
sebagai perpindahan dari makanan cair kental ke makanan lunak. Makanan ini kurang vitamin C
dan serat, maka sebaiknya diberikan untuk jangka waktu yang pendek selama 1-3 hari.

Tujuan diet makanan saring adalah memberikan makanan dalam bentuk semi padat
sejumlah yang mendekati kebutuhan gizi pasien untuk jangka waktu pendek sebagai proses
adaptasi terhadap bentuk makanan yang lebih padat.

Syarat diet makanan saring yaitu:

9
a. Hanya diberikan untuk jangka waktu singkat selama 1-3 hari, karena kurang
memenuhi kebutuhan gizi, terutama energi dan tiamin.
b. Rendah serat, diberikan dalam bentuk disaring atau dihaluskan (dengan blender).
c. Diberikan dalam porsi kecil dan sering sebanyak 6-8 kali sehari.
10. Jelaskan prinsip manajemen diet pada terapi diet. Berikan contoh!

Jawaban:

Terapi diet merupakan teknik pengobatan penyakit dengan cara mengonsumsi bahan
makanan sehari-hari atau dikenal sebagai makanan obat. Bahan makanan mengandung berbagai
zat gizi yang menyediakan persediaan energi bagi aktivitas tubuh. Pada terapi diet terdapat
pengertian tentang pengaturan terhadap jenis dan jumlah makanan.

Terapi diet sebagai penunjang penyembuhan bagi pasien. Terapi diet memiliki peran
dalam pemeliharaan kesehatan dan penyembuhan penyakit melalui makanan, karena makanan
yang diatur dengan baik dapat memperpanjang umur.

Tujuan terapi diet, yaitu:

a) empertahankan atau meningkatkan status gizi.


b) Memperbaiki defisiensi zat gizi.
c) Mempertahankan atau mengontrol berat badan.
d) Mengistirahatkan organ tertentu.
e) Menghilangkan faktor alergi pada makanan.
f) Menyesuaikan komposisi diet yang memungkinkan tubuh dapat melakukan
metabolisme zat-zat gizi.
g) Mengganti sel yang rusak dan mempercepat penyembuhan.
h) Mencegah terjadinya penyakit yang sebelumnya pernah diderita pasien.

Prinsip manajemen diet pada terapi diet, yaitu:

a. Bebas
Memenuhi kebutuhan dan tidak bertentangan dengan kondisi penyakit.
b. Individual
Berdasarkan kesukaan, kebiasaan makan, status ekonomi, agama, dan lingkungan.

10
c. Simple/sederhana
Sedikit mungkin merubah kebiasaannya.

11

Anda mungkin juga menyukai