Anda di halaman 1dari 2

Saatnya tingalkan kebiasaan sekali pakai

Saat ini sudah banyak orang yang menyadari bahwa sampah adalah masalah serius, sehingga banyak
yang mulai mencari alternatif. Namun alternatif yang mereka gunakan belum efektif, seperti mengganti
kemasan dengan kemasan kertas, menggunakan bioplastik, atau menggunakan plastik yang bisa didaur
ulang. Alternatif ini akan membawa masalah baru, misalnya mengganti dengan kertas, akan semakin
banyak hutan yang ditebang untuk memenuhi permintaan kemasan produk. Lalu bioplastik, biasanya
tidak akan terurai dengan sempurna atau membutuhkan kondisi tertentu agar dapat tergdegradasi
(seperti suhu tinggi atau alat tertentu yang biasanya hanya ada di fasilitas industri). Solusi yang tepat
adalah meninggalkan budaya sekali pakai. Karena penggunaan kembali dan pengisian ulang adalah
solusi yang sebenarnya bisa dilakukan oleh siapapun, tidak hanya masyarakat, tidak hanya perusahaan.

Sekarang, kita lihat beberapa “solusi” paling umum yang digembar-gemborkan tapi nyatanya tidak
efektif:
1. Kertas. kertas terlihat seperti solusi yang baik, dan ini peralihan yang relatif mudah untuk
dilakukan kebanyakan orang. Namun, peralihan secara masif dari plastik ke kertas akan membawa
dampak negatif bagi hutan secara global. Hutan membawa peran kunci bagi kesehatan lingkungan
dengan menyerap karbon dan membersihkan udara, menyokong kehidupan masyarakat adat dan
keanekaragaman hayati yang unik, juga menyediakan berbagai macam manfaat bagi ekologi.
Melihat tekanan yang diberikan pada sumber daya hutan yang sudah sangat terbatas, sebagian besar
area hutan seharusnya dilindungi dan dipulihkan, bukannya diubah untuk memuaskan
ketergantungan kita pada kemasan sekali pakai.

2. Bioplastik. Tren lain yang membingungkan adalah beralih pada “bioplastik”, sebuah istilah yang
merujuk pada plastik berbahan dasar ramah lingkungan, mudah terdegradasi secara alami atau
mudah menjadi pupuk dan bahkan termasuk di dalamnya plastik berbahan fosil. Masalah yang
ditimbulkan oleh bioplastik malah berlipat ganda. Pertama adalah asalnya, kebanyakan plastik ini
dibuat dari hasil tani, yang akan bersaing dengan hasil pangan sehingga mengancam keamanan
pangan. Masalah kedua adalah apa yang terjadi saat selesai digunakan. Plastik biodegradable hanya
akan terdegradasi dalam kondisi tertentu seperti saat terpapar suhu yang sangat tinggi atau
kelembaban tertentu yang jarang ditemukan di lingkungan alami (itu pun kalau ditemukan). Plastik
biodegradable juga hanya hancur menjadi potongan kecil (seperti plastik biasa), dapat dimakan oleh
hewan dan memasuki pencernaannya. Di sisi lain, plastik compostable (plastik yang bisa dibuat
kompos) dapat benar-benar dikompos namun dalam kondisi tertentu yang hanya ditemukan di
fasilitas kompos industri atau sangat jarang di sistem pengkomposan rumahan. Kebanyakan
perangkat pemerintah daerah tidak punya alat yang memadai sehingga besar kemungkinan plastik
compostable dibuang di TPA atau dibakar. Tak ada ubahnya dan tidak lebih baik dari plastik sekali
pakai.

3.Plastik daur ulang. Terakhir, tapi tak kalah penting, kemasan yang dibuat 100% dari plastik daur
ulang. Ini adalah ungkapan yang paling sering digunakan untuk terlihat lebih baik tapi pada
kenyataannya tidak sebaik itu. Lebih dari 90% plastik yang pernah dibuat tidak didaur ulang.
Sistem daur ulang tidak bisa mengikuti perkembangan jumlah sampah plastik yang dihasilkan
sehingga fasilitas daur ulang tidak mampu menampung dan memprosesnya. Kemungkinan besar
plastik ini akan tetap berakhir di tempat pembuangan akhir, dibakar di insinerator atau di
lingkungan dan tidak didaur ulang. Juga, plastik daur ulang mengalami penurunan kualitas
(downcycle), yang berarti bukannya membuat kemasan plastik baru dari kemasan plastik lama,
plastik diproses ulang menjadi produk yang kualitas atau nilainya lebih kecil sehingga tidak bisa
didaur ulang lagi sama sekali. Setiap daerah punya kapasitas yang berbeda untuk mendaur ulang
berbagai macam jenis plastik, jadi apa yang bisa didaur ulang belum tentu benar-benar didaur
ulang.

Jadi apa solusinya? Karena polusi plastik terus meningkat, penting bagi kita semua untuk melakukan
sesuatu dan berjalan menuju kebiasaan yang tidak mengubah sumber daya bumi menjadi kemasan
sekali pakai dan menjadi limbah. kita harus mengutamakan pengurangan, untuk menghindari produksi
sampah dari awal, dan berinvestasi pada sistem penggunaan kembali dan pengisian ulang dalam
kehidupan sehari-hari. Saatnya kita semua mengikuti desakan alam dan membuat solusi yang
sesungguhnya yaitu penggunaan kembali.

https://www.greenpeace.org/indonesia/cerita/3860/alasan-mengapa-sekali-pakai-bukan-pilihan-yang-
berkelanjutan/

Anda mungkin juga menyukai