Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
Dalam penyusunan makalah ini saya mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang teah membantu dalam penyusunan makalah ini.Saya menyadari bahwa dalam
Oleh karena itu,sayai membutuhkan kritik dan saran dari pembaca agar dalam
penulisan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Dalam penyusunan makalah ini,
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
siswa. Agar siswa dapat berkembang secara optimal, seorang guru BK seharusnya
bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik
Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) pasal
mulia, arif, berwibawa dan menjadi teladan bagi peserta didik. Menurut Perez
(dalam Willis 2010: 80) mengemukakan bahwa kualitas pribadi konselor yaitu:
(a) mampu merasakan keadaan, kebutuhan, keinginan dan emosional siswa, (b)
masalahnya, (d) menerima siswa apa adanya tanpa membeda-bedakan, (e) dapat
memberikan rasa aman terhadap siswa, dan (f) mempunyai rasa empati terhadap
masalah yang dialami siswa. Rogers (dalam Willis 2010: 85) mengemukakan
jujur.
Menjadi konselor yang baik, yaitu konselor yang efektif, perlu mengenal
diri sendiri, mengenal klien, memahami maksud dan tujuan konseling, serta
tidak mengenal diri maupun klien, tidak memahami maksud dan tujuan konseling,
serta tidak memahami proses konseling. Jones and Nelson ( dalam Supriatna
2009:18) Guru pembimbing atau biasa disebut dengan konselor merupakan tenaga
yang harus ditunjukan oleh guru BK terhadap siswanya yaitu sikap empati, peka
terhadap perasaan konseli, mempunyai rasa hangat, terbuka dan dapat dipercaya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
para ahli
para ahli
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia adalah satu kata yang sangat bermakna dalam dimana makhluk
yang sangat sempurna dari makhluk makhluk lainya ,makhluk yang sangat spesial
dan berbeda dari makhluk yang ada sebelumnya ,makhluk yang bersifat nyata dan
mempunyai akal fikiran dan nafsu yang diberikan Tuhan untuk berfikir,mecari
dan hal lainya.karena begitu banyak kesempurnaan yang di miliki manusia tidak
terlepas dari tugas mereka sebagai khalifah di Bumi ini Karena itu, kualitas,
hakikat, fitrah, kesejatian manusia adalah baik, benar, dan indah. Tidak ada
makhluk di dunia ini yang memiliki kualitas dan kesejatian semulia itu .
Sungguhpun demikian, harus diakui bahwa kualitas dan hakikat baik benar dan
Artinya, hal tersebut mengisyaratkan sebuah proses perjuangan yang amat berat
untuk bisa menyandang predikat seagung itu. Sebab didalam hidup manusia selalu
dihadapkan pada tantangan moral yang saling mengalahkan satu sama lain.
Karena itu, kualitas sebaliknya yaitu buruk, salah, dan jelek selalu menjadi batu
karena itulah pergerakan dan perjalanan hidup manusia adalah sebuah evolusi
spiritual menuju dan mendekat kepada Sang Pencipta. Tujuan mulia itulah yang
membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting
hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai
yang perlu dipenuhi. Kebutuhan maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling
penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat
Menurut Marx, agama sebagai candu masyarakat Dalam pandangan Marx, agama
waktu melupakan masalah real hidupnya. Seorang yang sedang terbius oleh
candu/opium dengan sendirinya akan lupa dengan diri dan masalah yang sedang
tidak lain adalah candu yang dapat membantu melupakan segala penderitaan
hidup, kendati hanya sesaat saja. Bagi Marx, agama merupakan medium dari ilusi
agama tidak ada pendasaran yang real-obyektif bagi manusia untuk mengabdi
pada kekuasaan supranatural. Hal ini bisa dijelaskan dari bagaimana agama
oleh masyarakat yang didukung oleh orang- orang yang memiliki kekuasaan itu.
Agama tidak berkembang karena ada kesadaran dari manusia akan pembebasan
sejati, tetapi lebih karena ada keasadaran dari manusia akan pembebasan sejati,
tetapi lebih karena kondisi yang diciptakan oleh orang-orang yang memiliki kuasa
diamengamati realitas empiris di sekitarnya pada saat itu, dimana orang beragama
dan melakukan ritualitas karena menghindari realitas hidup yang dihadapinya dan
Juga masalah penyebaran agama yang dilakukan oleh tokoh-tokoh agama untuk
saat itu. Dan ini terjadi pada agama Kristiani, yang menjadi fokus kritik Marx
pada fungsi politik agama, khususnya yang menjadikan agama sebagai ideologi
Negara. Agama telah dijadikan alat pukul oleh Negara untuk membungkam para
pemeluknya yang memprotes sikap otoriter para pemimpin politik dan ekonomi
pengetahuan tersebut.
agama sebagai Candu, Karna dalam hal ini Mark berada dalam kondisi atau
berada pada zaman yang tidak tepat,dimana agama (Nasrani) pada waktu itu
merupakan phobia bagi masyarakat Eropa. Hal ini disebabkan karena keterlibatan
agama yang melampaui batas terhadap sistem pemerintahan yang ada pada waktu
itu. Bahkan ruang-ruang untuk berbeda hampir tidak ada tempatnya waktu itu.
Kata Moral berasal dari Bahasa Latin Moralitas, adalah istilah manusia
menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai
positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak
bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga
moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit
adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu, tanpa moral
manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang
memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap
amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di
sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh
sesamanya.
Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang
masyarakat setempat. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai
rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan
lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik,
begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan agama. Setiap
budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai
lingkungan sehingga pada masa anak-anak ini orangtua dan lingkungan sangat
berdampak baik untuk kedepannya dan begitu sebaliknya jika si anak sejak kecil
hanya menerima moral yang negatif maka si anak akan berkembang tidak sesuai
macam perilaku yang harus dipatuhi. Istilah moral sendiri berasal dari
moral ini mengadopsi tentang adat istiadat atau kebiasaan sejak nenek
moyang dan secara turun temurun akan dilakukan dan ditiru perilakunya oleh
keturunannya.
2. Menurut Shaffer, pengertian moral adalah kaidah norma dan pranata yang
kelompok sosial. Moral ini merupakan standar baik dan buruk yang
sosial, sehingga jika moral kita baik akan berdampak postif dan jika moral itu
buruk maka akan berdampak pada diri kita serta tercemarnya nama baik
seimbang dan adil. Perilaku moral ini diperlukan demi terwujudnya kehidupan
memiliki moral maka kehidupan sosial ini tidak harmonis atau damain dan
4. Menurut John Piaget dalam teori perkembangan moral membagi menjadi dua
yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan
tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak
yang berarti moral itu tidak dapat diubah dan hanya dimiliki orang-orang yang
lebih dewasa dari si anak, dan Autonomous yang berarti si anak mulai sadar
dengan adanya moral maka anak tersebut dapat dinilai baik dan buruknya.
bersifat rasional. Keputusan dari moral ini bukanlah soal perasaan atau nilai,
moral dan bersifat konstruksi kognitif yang bersifat aktif terhadap titik
pandang masing-masing individu sambil mempertimbangkan segala macam
tuntutan, kewajiban, hak dan keterlibatan setiap pribadi terhadap sesuatu yang
baik dan juga adil. kesemuanya ini merupakan tindakan kognitif. Kohlberg
pandangan formal harus diuraikan dan yang biasanya digunakan remaja untuk
atau anak berdasarkan akibat fisik yang akan diterimanya, baik itu berupa
sesuatu yang menyakitkan atau kenikmatan. Pada tingkat ini terdapat dua
tahap, yaitu tahap orientasi hukuman dan kepatuhan serta orientasi relativitas
Pada tingkat ini terdapat juga dua tahap, yaitu tahap orientasi kesepakatan
antara pribadi atau disebut “orientasi anak manis” serta tahap orientasi hukum
memiliki keabsahan dan dapat diterapkan, hal ini terlepas dari otoritas
kelompok atau orang yang berpegangan pada prinsip tersebut dan terlepas
pula dari identifikasi diri dengan kelompok tersebut. Pada tingkatan ini
terdapat dua tahap, yaitu tahap orientasi kontrak sosial legalitas dan tahap
tetapi juga untuk mengembangkan kognitif, dan jika berusia remaja moral ini
atau hadiah sehingga anak hanya menuruti keinginan lingkunganya dan anak
masih belum mengetahui moral yang dilaksanakan itu bak atau buruk
dengan keinginan dianggap menjadi anak yang baik dan hanya menuruti
keinginan keluarga serta tahap ini anak mulai mengetahui baik buruknya
moral yang dilaksanakan oleh si anak, dan pasca konvensional – anak mulai
sadar dan memfilter atau memilih moral yang baik atau buruk serta
perkembangan moral John Piaget tetapi John Dewey memiliki 3 tahapan yaitu
moral.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia adalah satu kata yang sangat bermakna dalam dimana makhluk
yang sangat sempurna dari makhluk makhluk lainya ,makhluk yang sangat spesial
dan berbeda dari makhluk yang ada sebelumnya ,makhluk yang bersifat nyata dan
mempunyai akal fikiran dan nafsu yang diberikan Tuhan untuk berfikir,mecari
dan hal lainya.karena begitu banyak kesempurnaan yang di miliki manusia tidak.
yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat
orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya.
B. Saran
Menyadari bahwa penyusun masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
diperlukan saran dan kritik yang konstruktif untuk menanggapi seluruh isi