Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KAJIAN KOMPETENSI

STANDAR KOMPETENSI ASISTEN APOTEKER

DALAM BIDANG FARMASI INDUSTRI

DISUSUN OLEH :

NAMA : AMIDA AWALIA

NIM : NH0518003

KELAS : FARMASI A

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA FA RMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NANI HASANUDDIN

MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kemudahan bagi kami sebagai

penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah

KajianKompetensi. yang berjudul tentang “STANDAR KOMPETENSI ASISTEN APOTEKER DALAM BIDANG

FARMASI INDUSTRI”.

Mengenai penjelasan lebih lanjut kami memaparkannya dalam bagian pembahasan makalah ini. Dengan harapan

makalah ini dapat bermanfaat, maka kami sebagai penulis mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yan telah

membantu menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian

makalah ini. Saran dan kritik yang membangun dengan terbuka kami terima untuk meningkatkan kualitas makalah ini.

Makassar, 26 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

A. Latar belakang.....................................................................................

B. Rumusan masalah.................................................................................

C. TujuandanManfaat...............................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................

A. Pengertian............................................................................................

B. BatasanRuangLingkup……………………………………………………..

C. KualifikasiPendidikan………………………………………………………

D. StandarKompetensi………………………………………………………….

E. KodeEtik…………………………………………………………………….

F. Bidang Industri.....................................................................................

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………

A. Kesimpulan..........................................................................................

B. Saran....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Program pembangunan kesehatan nasional dititik beratkan pada peningkatan mutu pelayanan

kesehatan. Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan terkait dengan kualitas sumber daya manusiayang mampu

memberikan pelayanan secara profesional. Profesionalisme menjadi tuntutan utama bagi tenaga kesehatan

dalam melaksanakan tugas profesi. Sementara itu masyarakat berkembang menjadi semakin kritis dalam

menyikapi pelayanan kesehatan secara nasional. Mengingat keadaan tersebut maka kebutuhan akan pelayanan

prima di bidang kesehatan menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat.

Sebagai salah satu anggota mata rantai kesehatan pelayanan kesehatan nasional, tenaga kesehatan

Asisten Apoteker dituntut profesional dalam bekerja. Dalam melaksanakan tugas dan profesinya, Asisten

Apoteker bekerja berdasarkan standar profesi, kode etik dan peraturan disiplin profesi yang telah ditentukan.

Melalui profesionalisme diharapkan Asisten Apoteker mampu memberikan perlindungan kepada para

pengguna jasa tenaga kesehatan, diantaranya adalah pasien yang memerlukan pelayanan dengan baik. Dengan

pemikiran diatas maka Persatuan Ahli Farmasi Indonesia menyusun standar profesi dan kode etik profesi yang

digunakan sebagai pedoman bagi seluruh Asisten Apoteker dalam melaksanakan tugas dan profesinya. Asisten

Apoteker yang professional adalah tenaga kesehatan yang kompoten, memiliki dasar ilmu pengetahuan sesuai

dengan profesinya, memiliki kemauan untuk trampil melakukan profesinya dan memiliki sikap yang

menampilkan profesinya. Ketiga komponen kompetensi tersebut berkembang sesuai perkembangan zaman.

Perkembangan secara global ditandai dengan masuknya perdagangan bebas tingkat Asean tahun 2008/AFTA

dan perdagangan bebas tingkat dunia tahun 2010 (WTO) yang memungkinkan masuknya tenaga asing dengan

bebas ke Indonesia. Dengan demikian persaingan SDM secara global telah mulai memasuki kehidupan profesi

di Indonesia. Pemenang kompetisi adalah SDM yang mampu bekerja secara professional ditingkat global.

Profesianilisme SDM Asisten Apoteker, menjadi tuntutan yang tidak dapat ditawar lagi sehingga penyusunan

standar profesi dan etika profesi Asisten Apoteker menjadi sebuah kebutuhan penting sebagai landasan awal

bagi seluruh kegiatan profesi.

Asisten Apoteker yang ada di Indonesia saat ini berlatar belakang lulusan pendidikan Sekolah Asisten

Apoteker/Sekolah Menengah Farmasi, Politeknik Kesehatan Jurusan Farmasi, Akademi Farmasi, Politeknik
Kesehatan Jurusan Analisa Farmasi dan Makanan (ANAFARMA) serta Akademi Analisa Farmasi dan

Makanan (AKAFARMA). Perbedaan jenjang pendidikan tersebut menghasilkan Asisten Apoteker dengan

kompetensi berbedapula.

Standar profesi Asisten Apoteker ini disusun oleh TIM Penyusun yang ditetapkan oleh Persatuan Ahli

Farmasi Indonesia. Dalam proses penyusunan standar profesi ini, tim penyusun menerima masukan dari

berbagai kalangan terutama profesi serumpun kefarmasian yaitu Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia/ ISFI

sehingga keharmonisan dalam pelayanan dapat ditata dan dilaksanakan sesuai dengan kompetensi masing-

masing.

Kompentensi Asisten Apoteker digunakan sebagai acuan untuk menyusunkuri kulum pendidikan pada

lembaga pendidikan yang meluluskan Asisten Apoteker maupun meningkatkan kemampuan dalam

melaksanakan pekerjaannya. Perbedaan kompetensi mendasari perbedaan jenjang pendidikan dan senioritas

yang melatar belakangi profesi masing  –  masing. Dengan tersusunnya standar profesidan kode etik Asisten

Apoteker, diharapkan seluruh Asisten Apoteker mampu bekerja secara professional.

B. Rumusanmasalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Standar Profesi Asisten Apoteker, Asisten Apoteker dan

standar kompetensi?

2. Bagaimana batasan ruang lingkup pekerjaan kefarmasian untuk Asisten Apoteker?

3. Bagaimana kualifikasi pendidikan asisten apoteker berdasarkan keputusan menteri

kesehatan RI.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Standar Profesi Asisten Apoteker, Asisten Apoteker dan Standar Kompetensi

Standar Profesi Asisten Apoteker adalah standar minimal bagi Asisten Apoteker di Indonesia dalam

menjalankan tugas profesinya sebagai tenaga Kesehatan di bidang kefarmasian. Asisten Apoteker adalah tenaga

kesehatan yang berijazah Sekolah Asisten Apoteker/ Sekolah Menengah Farmasi, Politeknik Kesehatan Jurusan

Farmasi, AkademiFarmasi, Politeknik Kesehatan Jurusan Analisa Farmasi dan Makanan, Akademi Analisa

Farmasi dan Makanan yang telah melakukan sumpah sebagai Asisten Apoteker dan mendapat surat ijin sebagai

tenaga kesehatan / legislasi sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Asisten Apoteker jugas ebagai salah

satu tenaga kefarmasian yang selalu bekerja dibawah pengawasan seorang Apoteker yang memiliki

SIA(SuratIzinApotek).

Standar Kompetensi adalah bagian dari standar Profesi Asisten Apoteker berdasarkan unit kompetensi

bagi lulusan Sekolah Menengah Farmasi,DIII-Farmasi,DIII-Analisa Farmasi dan Makanan.

B. Batasan Ruang Lingkup

Batasan ruang lingkup pekerjaan kefarmasian untuk Asisten Apoteker meliputi ruang lingkup tanggung

jawab dan hak sebagai Asisten Apoteker di Indonesia sesuai dengan kewenangan dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Lingkup pekerjaan kefarmasian Asisten Apoteker sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No. 679

/MENKES/ SK /V/ 2003 pada BAB III pasal 8 ayat 2 (dua) meliputi:

1. Melaksanakan pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan keadaan, pelayanan

informasi obat serta pengembangan obat, bahan obatdan obat tradisional.

2. Pekerjaan kefarmasian yang dilakukan oleh Asisten Apoteker dilakukan dibawah pengawasan

Apoteker / pimpinan Unit atau dilakukan secara mandiri sesuai peraturan perundang-undangan.

3. Hak untuk mendapatkan jasap rofesi sesuai dengan kewajiban jasa professional kesehatan.

4. Hak bicara dalam rangka peningkatan mutu pelayanankesehatan untuk memberikan keamanan masyarakat

dalam aspek sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya.


5. Hak untuk mendapatkan kesempatsn menambah / meningkatkan ilmu pengetahuan baik melalui pendidikan

lanjut(S1), pelatihan maupun seminar.

6. Hak untuk memperoleh pengurangan beban studi bagiy angmelanjutkan pendidikan ke jenjang S1 Farmasi.

C. Kualifikasi Pendidikan

Kualifikasi pendidikan Asisten Apoteker berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 679 /Menkes/

SK/ V/2003, dikelompokkan sebagai berikut:

1. Jenjang pendidikan menengah:

a) Lulusan Sekolah AsistenApoteker

b) Lulusan Sekolah MenengahFarmasi

2. Jenjang pendidikanTinggi

a) DiplomaIIIFarmasi

1) Lulusan AkademiFarmasi

2) LulusanPoliteknikKesehatanJurusanFarmasi

b) DiplomaIIIAnalisaFarmasidanMakanan

1) Lulusan Akademi Analisa Farmasi dan Makanan

2) Lulusan Politeknik Kesehatan Jurusan Analisa Farmasi dan Makanan

D. Standar Kompetensi

Standar kompetensi Asisten Apoteker disusun mengacu pada naskah Standar Kompetensi nasional

Bidang Farmasi yang melalui forum consensus disetujui dan disahkan oleh para profesional baik dari organisasi

profesi, pengguna jasa (apotek,rumahsakit,industri&GP Farmasi) maupun dari pendidikan dalam Workshop

Nasional di Wisma Makara UI-Depok pada bulan Desember 2004.

Standar kompetensi yang ditulis dalam standar profesi ini meliputi unit dan elemen kompetensi Asisten

Apoteker dalam bidang Farmasi Komunitas, Farmasi Rumah Sakit, Farmasi Industri dan bidang Pengawasan

serta bidang penelitian.

Bidang Farmasi Komunitas meliputi pelayanan kefarmasian di Toko Obat, Apotik. Pengawasan meliputi
pemeriksaan atau pengujian yang dilakukan di instansi-instansi yang berwenang antara lain Pusat apengujian

Obat & Makannan Nasional. Balai/Balai Besar Pengawas Obat & Makanan, Laboratorium Kesehatan Daerah

Lembaga Sertifikasi Halal Depag, Sucofindo dan instansi lainnya. Bidang Penelitian merupakan penerapan

teknik kefarmasian untuk kajianilmiah.

Unit serta elemen kompetensi Asisten Apoteker yang diuraikan dibawah ini, dibatasi oleh peraturan

yang berlaku bahwa Asisten Apoteker mempunyai kewenangan penuh pada pengelolaan obat bebas serta obat

bebas terbatas sedangkan untuk pengelolaan obat keras, psikotropika narkotika harus dibawah

supervise/pengawasan Apoteker atau pimpinan unit yang kompeten.

E. Kode Etik

Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan

antar asesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga

disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma- norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan

ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, Etika berasal dari kataYunani:Ethos, jamaknya

taetha,yang berarti ADATISTIAD Atatau Kebiasaan dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang membahas

perbuatan

F. Bidang Industri

1. Pemeriksaan mutu

a. Mempersiapkan reagen sesuai kebutuhan

b. Melakukan pemeriksaan dan pengujian bahan baku

c. Melakukan pemeriksaan dan pengujian produk jadi

d. Membuat kesimpulan pemeriksaan dan pengujian bahan baku produk jadi

e. Melakukan evaluasi dan monitoring menindaklanjuti produk jadi

2. Bagian produksi industri

a. Membaca formula dengan baik dan benar

b. Menghitung kebutuhan bahan baku obat

c. Membuat sediaan sesuai formula

d. Mengerti spesifikasi alat / mesin

e. Mengerti spesifikasi produk dalam proses dan ruahan


f. Mengkoordinasi pemakaian sumber daya manusia, mesin, dan bahan.

g. Membuat laporan di bidang produksi

3. Pengembangan produk

a. Ikut serta dalam perencanaan produk baru

b. Ikut serta melakukan percobaan sesuai literatur

c. Ikut serta dalam pembuatan laporan

4. Bagian pengemasan

a. Menyiapkan kemasan sesuai produk jadi

b. Menyiapkan produk dan kelengkapan produk jadi

c. Menyortir produk jadi dengan kemasan yang tidak sesuai

d. Mengkoordinasi sumber daya manusia, mesin dan material

5. Bagian gudang

a. Melakukan administrasi bahan masuk dan keluar

b. Melakukan administrasi produk jadi masuk dan keluar

c. Menyediakan bahan baku dan produk jadi sesuai dengan jumlah dan waktu yang dibutuhkan.
,
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan terkait dengan kualitas sumber daya manusia yang mampu

memberikan pelayanan secara profesional. Profesionalisme menjadi tuntutan utama bagi tenaga kesehatan

dalam melaksanakan tugas profesi.Tenaga kesehatan Asisten Apoteker dituntut profesional dalam bekerja.

Dalam melaksanakan tugas dan profesinya, Asisten Apoteker bekerja berdasarkan standar profesi, kode etik

dan peraturan disiplin profesi yang telah ditentukan. Melalui profesionalisme diharapkan Asisten Apoteker

mampu memberikan perlindungan kepada para pengguna jasa tenaga kesehatan, diantaranya adalah pasien

yang memerlukan pelayanan denganbaik.

B. Saran

Dalam upaya pengamanan sediaan farmasi, Toko Obat dan Apotek sangat membutuhkan kemampuan,

keterampilan, dan profesionalisme dari Asisten Apoteker sebagai penanggung jawab teknis kefarmasian. Untuk

mewujudkan semua itu, tentunya dibutuhkan Asisten Apoteker yang memilikki komitmen dan semangat kerja

yang tinggi. Motivasi kerja Asisten Apoteker dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor motivator dan

faktor hygiene
DAFTAR PUSTAKA

KMK No. 573 ttg Standar Profesi Asisten Apoteker.

Anda mungkin juga menyukai