Anda di halaman 1dari 5

Tugas Sistem Akuntansi Pemerintah AKS 7F

Kelompok 7

1. Annisyafira Ula Paramadina (0502172323)


2. Erma Julaida Harahap (0502173425)
3. Nuramalina (0502171036)
4. Risdayanti Siregar (0502173487)

Jawaban :

1. Identifikasi permasalahn sistem akuntansi pemerintahan di Indonesia.


Jawab :
 Kualitas laporan keuangan pemerintah yang masih sangat rendah, baik di tingkat
pusat maupun pemerintah daerah. Hal ini tercermin dari masih banyaknya hasil audit
BPK atas laporan keuangan kementerian dan lembaga dengan opini selain wajar tanpa
pengecualian. Berdasarkan, audit atas 293 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD) tahun 2008 dan satu LKPD tahun 2007 oleh BPK ternyata menghasilkan 8
LKPD mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), 217 LKPD Wajar Dengan
Pengecualian (WDP), 21 LKPD Tidak Wajar (TW) dan 47 LKPD Disclaimer.
 Rendahnya kualitas laporan keuangan tersebut disebabkan oleh aparat pemerintah
yang resisten terhadap reformasi pengelolaan keuangan negara. Mental korup juga
masih kuat di pemerintahan.
 Kemampuan pemerintah dalam menyusun dan melaporkan keuangan secara wajar
sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan juga masih terbatas. Hal ini sebagian
disebabkan oleh tidak memadainya SDM yang menangani pengelolaan dan pelaporan
keuangan di pemerintah. Sementara itu, pendidikan akuntansi di perguruan tinggi
selama ini hanya menekankan akuntansi sektor bisnis (private). Akuntansi sektor
publik, termasuk di dalamnya akuntansi pemerintahan, masih belum diperhatikan
secara memadai.

Adapun solusi nya adalah

 Para akuntan harus dapat memberikan kontribusi nyata di lingkungan pemerintahan


maka proses transformasi akuntansi sektor publik yang saat ini sedang digulirkan
harus diikuti dengan pembentukan mindset yang sesuai atas fungsi akuntansi dalam
lingkup pemerintahan. Jika ingin dipaksakan pembentukan mindset tersebut, bisa saja
opini audit BPK dijadikan sebagai dasar pemberian reward/punishment bagi pejabat
negara, namun apapun kebijakannya, pejabat negara harus memiliki komitemen yang
tinggi dan konsisten untuk menjamin berfungsinya akuntansi secara maksimal dalam
mendukung terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang profesional, transparan
& akuntabel serta bebas korupsi & kolusi.
 pembuatan master plan atas pengelolaan keuangan negara/daerah, sangat diperlukan
keberadaannya untuk menjamin keberlangsungan proses tranformasi akuntansi sektor
publik khususnya pada setiap entitas pelaporan sebagai wujud dari
terbentuknya mindset tersebut. Dengan dibuatnya master plan pengelolaan
keuangan pada setiap entitas pelaporan, diharapkan dapat membenahi permasalahan
penerapan akuntansi baik dari sisi regulasi, tahapan pengelolaan keuangan negara
yang terkait dengan ketersediaan tenaga akuntansi dan infrastruktur pendukung
maupun publikasi laporan keuangan secara terencana, bertahap dan
berkesinambungan. Selain itu, mengingat strategisnya fungsi akuntansi dan
kompleksnya permasalahan yang dihadapi dalam mewujudkan good
governance pengelolaan keuangan negara maka keberadaan komite audit pada setiap
entitas pelaporan juga dapat dijadikan sebagai tambahan alternatif solusinya.
 apapun solusi yang ditawarkan, jika tidak diimbangi dengan kesamaan visi dan misi
serta mindset seluruh pihak dalam menyikapi solusi tersebut maka pengorbanan yang
dikeluarkan selama ini akan menjadi sia-sia belaka. Begitupula proses transformasi
akuntansi sektor publik di Indonesia, untuk menjamin keberlangsungannya, dan agar
para akuntan dapat memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional maka visi
dan misi serta mindset seluruh pihak, terutama para penentu kebijakan harus selalu
diarahkan pada upaya pemberdayaan fungsi akuntansi secara maksimal pada setiap
lini dalam lingkup pemerintahan.
2. Cara menghasilkan sistem informasi akuntansi yang terintegrasi untuk konsolidasi
laporan keuangan negara/daerah di indonesia.
Jawab :

Untuk menghasilkan sistem informasi akuntansi yang terintegrasi untuk konsolidasi


laporan keuangan negara/daerah di Indonesia, tentunya harus melakukan pengelolaan
keuangan yang efisien, efektif, transparan, sistematis dan akuntabel.

Segala sistem pengelolaan keuangan harus dibuat secara berurutan dimulai dengan
perencanaan, kemudian pelaksanaan,penatausahaan,pelaporan, pertanggungjawaban,
pengawasan dan pembinaan agar menghasilkan sistem informasi yang terintegrasi. Karena
apabila pengelolaan keuangan tidak dilakukan secara baik dan benar sesuai aturan yang
sistematis, maka sistem akuntansi pemerintahan bisa jadi tidak memadai dan dapat
mempengaruhi rendahnya kualitas tata kelola keuangan negara/daerah dan rendahnya kualitas
laporan keuangan yang dihasilkan.

Hal tersebut juga dicantumkan didalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004


tentang Perbendaharaan Negara, untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan keuangan negara, perlu ditetapkan ketentuan mengenai laporan keuangan
pemerintah yang dapat menghasilkan statistik keuangan sehingga dapat memenuhi kebutuhan
analisis kebijakan dan kondisi fiskal dan penyajian statistik keuangan pemerintah.
3. Peluang dan dampak integrasi sistem akuntansi keuangan negara/daerah sebagaimana
integrasi sistem informasi kependudukan dalam penerrapan E-KTP.
Jawab :
E-KTP merupakan cara baru yang akan ditempuh oleh pemerintah dengan
membangun database kependudukan secara nasional untuk memberikan identitas kepada
masyarakat dengan menggunakan sistem biometrik yang ada di dalamnya, maka setiap
pemilik E-KTP dapat terhubung kedalam satu database nasional. E-KTP merupakan KTP
Nasional yang diatur dalam UU No. 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan,
Peraturan Presiden No. 26 Tahun 2009 tentang penerapan KTP berbasis Nomor Induk
Kependudukan secara nasional, dan Peraturan Presiden No. 35 Tahun 2010 tentang
perubahan Peraturan Presiden No. 26 Tahun 2009. Pemerintah perlu melaksanakan program
tersebut dengan sebaik-baiknya, sehingga nantinya akan mempermudah masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan dari lembaga pemerintah dan swasta karena E-KTP merupakan
Electronic KTP yang dibuat dengan sistem komputer, sehingga dalam penggunaannya nanti
diharapkan lebih mudah, cepat dan akurat. Pemerintah membuat kebijakan program E-KTP
baik bagi masyarakat, bangsa dan negara dimaksudkxan agar terciptanya tertib administrasi.
Selain itu diharapkan agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti mencegah dan
menutup peluang adanya KTP ganda atau KTP palsu yang selama ini banyak disalahgunakan
oleh masyarakat dan menyebabkan kerugian bagi negara. Untuk mendukung terwujudnya
database kependudukan yang akurat.

Adapun indikasi masalah tentang E- KTP yaitu :

1. Terdapat kesalahan data penduduk. Pada proses perekaman data E-KTP, operator
akan mengkonfirmasi kepada penduduk bersangkutan apakah datanya sudah benar
atau belum dan selanjutnya proses perekaman dilanjutkan. Namun karena banyaknya
jumlah penduduk yang dihadapi dengan kapasitas operator yang terbatas dan proses
perekaman hingga larut malam, kelelahan operator terkadang menimbulkan
kekeliruan data yang di input.
2. Aktivasi E-KTP. E-KTP yang sudah tercetak perlu di aktivasi apakah data yang
tercantum sudah benar atau tidak. Namun beberapa penduduk atau petugas
pemerintah hanya sebatas mendistribusikan E-KTP saja dan aktivasi dilakukan
dikemudian hari, sehingga menyebabkan penduduk yang memiliki jarak yang cukup
jauh dari kantor pemerintahan bersangkutan enggan melakukan aktivasi.
3. Kesalahan foto dengan data yang tercantum. Hal ini dimungkinkan karena adanya
Human Error karena operator
4. keliru memasukkan data penduduk pada saat proses perekaman data untuk E- KTP.
5. E-KTP tidak terbaca oleh Card Reader versi lama misalnya dengan menggunakan
aplikasi Benroller 2.2. E- KTP baru terbaca dengan menggunakan aplikasi versi baru
yaitu Benroller 3.0 sehingga dikhawatirkan untuk bank- bank yang masih
menggunakan aplikasi lama, E-KTP tidak terbaca oleh Card Reader Bank.
6. Pada proses penerimaan KTP seringkali memakan waktu yang lumayan lama dari
mingguan hingga berbulan – bulanan.

Anda mungkin juga menyukai