Nuramalina (0502171036)
Dosen Pembimbing :
AKUNTANSI SYARIAH
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Bimillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr Wb.
Makalah ini dapat kami selesaikan karna atas izin dan ridhanya Allah Swt.
Dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing kami kepada
ibu Putri Kemala Dewi Lubis. yang telah memberikan tugas ini kepada kami dan
memberi kesampatan untuk kami membahasnya secara bersama-sama. Makalah yang
berjudul “Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan – Pos-pos Neraca ” makalah
ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Akuntansi Pemerintah. Dan
kami berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan kita semua.
i
DAFTAR ISI
BAB I: Pendahuluan
A. Latar Belakang…………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………1
C. Tujuan……………………………………………………………………..1
Daftar Pustaka………………………………………………………………….12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
PSAK 25 (Revisi 2009) Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi dan Kesalahan,
mengatur secara komprehensif pemilihan kebijakan akuntansi, perubahan
kebijakan akuntansi, perubahan estimasi dan koreksi kesalahan. PSAK 25 (Revisi
2009) merupakan adopsi dari seluruh pengaturan dalam IAS 8 Accounting
Polices, Changes in Accounting Estimates and Errors. Perbedaan dengan IAS 8
hanya terkait dengan tanggal efektif dan peraturan regulator pasar modal dalam
tambahan definisi standar akuntansi keuangan. PSAK 25 (Revisi 2009)
merupakan revisi atas PSAK 25 yang diterbitkan pada tahun 1994.
B. Kebijakan Akuntansi
1. Definisi
3
Indonesia”. Jika laporan keuangan disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi
yang telah efektif berlaku, maka entitas harus mengungkapkan informasi
ketidaksesuaian tersebut.
Ketika suatu SAK secara spesifik berlaku untuk suatu transaksi, peristiwa
atau kondisi lain, maka kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk pos tersebut
menggunakan PSAK tersebut. Entitas tidak boleh mencari kebijakan akuntansi di
luar apa yang telah diatur dalam standar akuntansi. Jika standar akuntansi
memberikan beberapa pilihan kebijakan akuntansi maka entitas dapat memilih
kebijakan akuntansi salah satu kebijakan yang diperkenankan oleh standar
tersebut. Misalnya dalam penilaian aset tetap entitas dapat memilih penilaian
dengan menggunakan metode biaya atau metode revaluasi. Entitas dapat memilih
salah satu metode penilaian sesuai dengan ketentuan dalam SAK.
Jika tidak ada SAK yang secara spesifik berlaku untuk suatu transaksi
maka menajemen menggunakan pertimbangannya dalam mengembangkan dan
menerapkan suatu kebijakan akuntansi sehingga menghasilkan informasi yang
relevan dan andal. Informasi yang relevan mengharuskan manajemen
mempertimbangkan kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi pengguna.
Informasi yang andal harus mempertimbangkan aspek kejujuran penyajian,
mencerminkan substansi ekonomi, netral, menggunakan pertimbangan sehat dan
lengkap untuk semua hal yang material.
4
namun diperlukan pertimbangan berdasarkan urutan sumber acuan sesuai dengan
standar.
1
Josua Simatupang, Kebijakan Akuntansi
https://www.scribd.com/document/343499662/Kebijakan-Akuntansi , di unggah pada 30 Maret
2017.
5
akuntansi pembiayaan dan akuntansi sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran
(SiLPA/SiKPA), yang mana berdasar pada basis kas.
c. Laporan Operasional
Laporan Operasional (LO) menyediakan informasi mengenai seluruh
kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam
pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas
pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.
d. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos
Ekuitas awal atau ekuitas tahun sebelumnya, Surplus/defisit-LO pada periode
bersangkutan dan koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi
ekuitas, yang antara lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh
perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar.
e. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai
aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Dalam neraca, setiap
entitas mengklasifikasikan asetnya dalam aset lancar dan nonlancar serta
mengklasifikasikan kewajibannya menjadi kewajiban jangka pendek dan
jangka panjang.
6
g. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari Laporan Keuangan dan oleh karenanya setiap entitas
pelaporan diharuskan untuk menyajikan Catatan atas Laporan Keuangan.
CaLK meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos
yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan
Laporan Perubahan Ekuitas. 2
a) Asset Lancar
a. Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan kas yang dikuasai,
dikelola, dan di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran
yang berasal dari sisa UP yang belum dipertanggungjawabkan atau
disetorkan kembali ke Kas Negara per tanggal neraca. Kas di
Bendahara Pengeluaran mencakup seluruh saldo rekening
bendahara pengeluaran, uang logam, uang kertas, dan lain-lain kas
(termasuk bukti pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan)
yang sumbernya berasal dari dana kas kecil (UP)) yang belum
dipertanggungjawabkan atau belum disetor kembali ke Kas Negara
per tanggal neraca) Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31
Desember 2011 sebesar Rp.0,- untuk DIPA 04 tahun 2010 belum
ada DIPA. Didalam rekening Bendahara Pengeluaran per 31
Desember 2011 sudah tidak terdapat saldo lagi.
2
Andi Chairil Furqan, Komponen Laporan Keuangan Pemerintah,
https://www.google.co.id/amp/s/andichairilfurqan.wordpress.com/2012/05/25/komponen-
laporan-keuangan-pemerintah-berbasis-akrual/amp/ diunggah pada 2011.
7
jaringan
5 Aset tetap lainnya Rp Rp Rp
6 Kontruksi dalam Rp Rp Rp
pengerjaan
7 Tanah BLU Rp Rp Rp
Jumlah Rp Rp Rp
8
Dana yang Dibatasi Penggunaannya merupakan kas atau dana yang
alokasinya hanya akan dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan tertentu seperti
kas besi perwakilan RI di luar negeri, rekening dana reboisasi, dan dana
moratorium Nias dan Nanggroe Aceh Darussalam
(NAD). Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan
barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan
intelektual. Aset Tak Berwujud meliputi software komputer; lisensi dan franchise;
hak cipta (copyright), paten, goodwill, dan hak lainnya, hasil kajian/penelitian
yang memberikan manfaat jangka panjang. Aset Lain-lain merupakan aset lainnya
yang tidak dapat dikategorikanke dalam TPA, Tagihan TGR, Kemitraan dengan
Pihak Ketiga, maupun Dana yang Dibatasi Penggunaannya. Aset lain-lain dapat
berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah.
Di samping itu, piutang macet Satker yang dialihkan penagihannya kepada
Departemen Keuangan. Ditjen Kekayaan Negara juga termasuk dalam kelompok
Aset Lain-lain.
d) Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan
sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas
pemerintahan lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi
karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah. Setiap kewajiban
dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang
mengikat atau peraturan perundang-undangan.
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjang.
Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika
diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah
tanggal pelaporan. Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak
Ketiga, Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), Bagian Lancar Utang Jangka
Panjang, Utang Bunga (accrued interest) dan Utang Jangka Pendek Lainnya.
Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan
untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah
tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai
kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. Aliran
ekonomi sesudahnya seperti transaksi pembayaran, perubahan penilaian karena
perubahan kurs mata uang asing, dan perubahan lainnya selain perubahan nilai
pasar, diperhitungkan dengan menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut.
9
Kebijakan akuntansi merupakan hal yang penting diakui oleh pemakai laporan
keuangan sebelum melakukan membaca dan menganalisis laporan keuangan.
Perbedaan pilihan kebijakan akuntansi dan penggunaan estimasi dapat
memengaruhi nilai-nilai yang disajikan dalam laporan keuangan. Pembaca harus
memahami dan mempelajari kebijakan akuntansi yang dipilih, sehingga dapat
memaknai angka dalam laporan keuangan dengan lebih baik. Apalagi jika ingin
melakukan analisis perbandingan antara beberapa perusahaan, kebijakan
akuntansi dan estimasi masing-masing persahaan haris diketahui.
10
kesalahan harus diperhatikan oleh pembaca untuk memahami hakekat koreksi
kesalahan tersebut.3
3
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: PER- 65 /PB/2010 Tentang Pedoman
Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga, http://pta-
bengkulu.go.id/images/bkl/calk%2004.pdf
11
BAB III
PENUTUP
3. Estimasi perlu direvisi jika terjadi perubahan keadaan yang menjadi dasar
estimasi atau munculnya informasi baru atau karena tambahan pengalaman
perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari informasi baru atau perkembangan
baru dan oleh karena itu bukan dari koreksi kesalahan. Perubahan estimasi
akuntansi adalah penyesuaian jumlah tercatat aset atau liabilitas, atau jumlah
pemakaian periodik aset, yang berasal dari penilaian status kini, dan ekspektasi
manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan aset dan liabilitas
12
DAFTAR PUSTAKA
13