Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DENGUE HAMORAGIC FEVER (DHF)

OLEH :
KELOMPOK 2

NAMA KELOMPOK :
1. Ni Kadek Erna (NIM.19.901.2214)
2. Ni Made Sudiani (NIM.19.901.2250)
3. Made Riana Ayu Andari (NIM.19.901.2206)
4. I Putu Deby Arta Adi Wiguna (NIM.19.901.2173)
5. I Wayan Gede Yuda Bakti R.L (NIM.19.901.2181)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DENGUE HEMORAGIC FEVER (DHF)

POKOK BAHASAN : Penyakit DHF


SUB POKOK BAHASAN :
 Definisi DHF
 Penyebab dari DHF
 Tanda dan Gejala dari DHF
 Penatalaksanaan medis dan perawatan
DHF
 Pencegahan dari DHF
SASARAN : Keluarga pasien
TEMPAT : Ruang Cilinaya RSD Mangusada
WAKTU : 30 menit
PELAKSANAAN : Selasa, 26 November 2019

I. LATAR BELAKANG
Penyakit Dengue Hemoragic Fever ( DHF ) merupakan salah satu
penyakit yang sudah populer dikalangan masyarakat. Penyakit DHF adalah
penyakit yang berbahaya karena dapat menimbulkan kematian dalam waktu
yang singkat dan sering menimbulkan wabah. Setiap anggota keluarga dalam
masyarakat memiliki risiko terserang penyakit ini mulai dari bayi sampai
orang tua. Penyakit DHF ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan
oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini tersebar luas dirumah, sekolah, dan
tempat umum lainnya seperti tempat ibadah, restoran, kantor dan lain- lain.
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2017, jumlah penderita
DBD yang dilaporkan sebanyak 10.759 kasus dengan jumlah kematian 29
orang (Incidence Rate/Angka kesakitan: 259,1 per 100.000 penduduk dan
CFR/angka kematian 0,3%). Pada tahun 2017, jumlah penderita DBD
menurun yaitu sebanyak 4.487 kasas dengan jumlah kematian 16 orang.
Sementara itu angka kesakitan Demam Berdarah Dengue di kabupaten
Badung tahun 2017 sebesar 149,4 per 100.000 penduduk. Angka kesakitan
demam berdarah dengue dikabupaten Badung tahun 2017 lebih rendah dari
target restra dinas kesehatan sebanyak 275 per 100.000 penduduk serta target
nasional sebesar 51 per 100.000 penduduk, dengan jumlah kasus yaitu 941
kasus (Dinkes. Kabupaten Badung, 2017).
           Maka dari itu agar kita dan keluarga terbebas dari ancaman DHF,
seluruh masyarakat dan tentunya kita sebagai mayarakat harus memahami
dengan baik mengenai penyakit DHF mulai dari penyebab, tanda dan gejala,
perawatan, dan juga pencegahan yang tepat sehingga diharapkan angka
kejadian DHF dimasa yang akan datang dapat dikurangi. Berdasarkan latar
belakang tersebut maka dirasa perlu adanya penyuluhan terkait dengan
penyakit DHF untuk menambah wawasan keluarga pasien mengenai konsep
penyakit DHF dan juga pencegahannya.
                                            
II. TUJUAN UMUM
Setelah dilakuan pendididkan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga
pasien dapat memahami dan menjelaskan tentang penyakit DHF.

III. TUJUAN KHUSUS


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan keluarga pasien mampu :
a. Menyebutkan pengertian penyakit DHF dengan benar
b. Menjelaskan penyebab penyakit DHF dengan benar
c. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit DHF dengan benar
d. Menjelaskan perawatan penyakit DHF dengan benar
e. Menjelaskan pencegahan DHF dengan benar

IV. METODE PEMBELAJARAN


Metode yang kami gunakan dalam penyuluhan perawatan DHF ini adalah :
Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
V. MEDIA
Leflet

VI. ISI MATERI (materi terlampir)


1. definisi (pengertian DHF)
2. Penyebab DHF
3. Tanda dan Gejala DHF
4. Penatalaksanaan dan perawatan DHF
5. Pecegahan DHF

VII. PROSES PELAKSANAAN


No Tahap Kegiatan Kegiatan Waktu Penanggung
Penyuluhan Perawat Klien jawab
1. Pembukaan - Salam pembuka - Menjawab 3 menit Moderator
salam
- Memperkenalkan - Mendengarkan
diri
- Menjelaskan - Mendengarkan
tujuan
- Melakukan - Mendengarkan
kontrak
- Apersepsi - Mendengarkan
2. Pelaksanaan - Penyampaian materi -    Mendengarkan 15 menit Penyaji
:
a. Pengertian DHF
b. Penyebab DHF
c. Tanda dan gejala
DHF
d. Perawatan DHF
e. Pencegahan
DHF
3. Evaluasi - Memberi - Aktif bertanya 7 menit moderator
kesempatan klien
untuk bertanya

-    Memberikan -Menjawab
pertanyaan yang pertanyaan
terkait dengan materi
yang telah diberikan :
a. Sebutkan
tanda dan
gejala DHF
b. Jelaskan
perawatan
DHF
c. Jelaskan
pencegahan
dari penyakit
DHF

- Menarik kesimpulan -   Mendengarkan


dan memberikan
pendapat
- Memberikan salam - Menjawab salam
penutup

VIII. STRUKTUR ORGANISASI


Penyaji : - Made Riana Ayu Andari
Fasilitator : - Ni Kadek Erna
- Ni Made Sudiani
Moderator : - Putu Deby Arta Adi Wiguna
Observer : - I Wayan Gede Yuda Bakti R.L

IX. SETTING TEMPAT

PENYAJI MODERATOR

PESERTA PESERTA PESERTA PESERTA

PESERTA PESERTA PESERTA PESERTA

PESERTA PESERTA PESERTA PESERTA

PESERTA
FASILITATOR PESERTA
OBSERVER OBSERVER PESERTA

FASILITATOR FASILITATOR

X. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat
digunakan dalam penyuluhan yaitu :
- Leaflet.
b. Persiapan Materi
Materi dibuatkan leaflet dengan ringkas, menarik, lengkap mudah di
mengerti oleh sasaran penyuluhan.
c. Kontrak
Dalam penyuluhan mengenai DHF akan dilakukan kontrak mengenai
waktu, tempat serta materi yang akan disampaikan pada keluarga pasien
sehari sebelum penyuluhan.

2. Evaluasi proses
Sasaran penyuluhan mampu mengikuti jalannya penyuluhan dengan
baik dan penuh antusias. Selama proses penyuluhan berlangsung, sasaran
aktif menjawab apabila ada yang belum dimengerti, sasaran memberi
jawaban atas pertanyaan pemberi materi, mahasiswa pun melakukan
komunikasi dua arah untuk saling mengenal dan menjelaskan tujuan
kunjungan mahasiswa ke sasaran dan tanya jawab berjalan dengan baik.

3. Evaluasi hasil
Peserta penyuluhan mengerti dari apa yang telah disampaikan dengan
kriteria mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan yang akan
diberikan oleh penyuluh.
Berikut beberapa pertanyaan yang akan diberikan beserta presentasenya :
 Apakah pengertian dari Dengue Hemoregic fever ?
Peserta penyuluhan mengetahui pengertian Dengue Hemoragic
Fever dengan presentase 80% dari materi yang disampaikan
 Apa saja tanda dan gejala dari DHF?
Peserta Penyuluhan mengetahui tanda dan gejala Dengue
Hemoragic Fever 80% dari materi yang disampaikan.
 Apa sajakah perawatan yang bisa diberikan
pada pasien DHF?
Peserta penyuluhan bisa menjelaskan kembali Perawatan yang bisa
diberikan pada pasien DHF 70% dari materi yang disampaikan
 Bagaimanakah pencegahan dari penyakit DHF?
Peserta mampu menyebutkan cara pencegahan penyebaran penyakit
DHF dengan presentase 80%

Lampiran
MATERI PENYULUHAN
DENGUE HEMORAGIC FEVER (DHF)

I. PENGERTIAN PENYAKIT DHF


DHF adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty (Nurarif & Kusuma, 2013).
DHF ialah penyakit demam akut terutama menyerang pada anak-anak
dengan manifestasi perdarahan dan berpotensi menimbulkan syok yang dapat
menimbulkan kematian (Depkes, 2006).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada
anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri
sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong
arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes
aegypty (betina) (Seoparman, 2010).

II. PENYEBAB PENYAKIT DHF


Penyebab DHF adalah Arbovirus (Arthropodborn Virus) dari famili
Flaviviridae dan genus Flavivirus, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes (Aedes albopictus dan Aedes aegepty). Virus ini mempunyai empat
serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4, yang masing-
masing akan menimbulkan gejala yang berbeda-beda jika menyerang
manusia. Serotipe yang menyebabkan infeksi paling berat di Indonesia adalah
DEN-3 (Mansjoer, 1999).
Nyamuk Aedes aegypti mengalami metamorfosis sempurna dengan
siklus hidup berupa telur, larva, pupa dan nyamuk dewasa. Nyamuk betina
meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individu yang terpisah satu
dengan yang lain, dan menempel pada dinding tempat perindukkannya,
dengan jumlah rata-rata sebanyak seratus butir telur. Telur menetas dalam
satu sampai dua hari menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalam
perkembangan larva yang disebut instar. Perkembangan dari instar I ke instar
IV memerlukan waktu sekitar lima hari. Setelah mencapai instar IV, larva
berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan
selama dua hari sebelum akhirnya menjadi nyamuk dewasa. Perkembangan
dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu tujuh hingga delapan
hari, namun bisa lebih lama bila kondisi lingkungan tidak mendukung
(Hastuti, 2012; Candra, 2010).

III.TANDA DAN GEJALA PENYAKIT DHF


Terdapat beberapa tanda gejala yang khas terjadi pada DHF (WHO,
2004; Sudoyo dan Setiyohadi, 2006; Hastuti, 2012), meliputi:
a. Demam
Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2–7 hari kemudian
turun menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan
berlangsung demam, gejala–gejala klinik yang tidak spesifik misalnya
anoreksia, nyeri punggung, nyeri tulang dan persediaan, nyeri kepala dan
rasa lemah dapat menyertai.
b. Perdarahan
Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 dari demam dan umumnya
terjadi pada kulit dan dapat berupa uji tourniquet yang positif, mudah
terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia, ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi dan purpura, perdarahan ringan hingga sedang pada
saluran cerna bagian atas hingga menyebabkan haematemesis, serta
biasanya didahului dengan nyeri perut yang hebat. Perdarahan disini terjadi
akibat berkurangnya trombosit (trombositopeni).
c. Syok
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakit, yang
disebabkan oleh perdarahan dan kebocoran plasma di intravaskuler akibat
kapiler yang rusak. Tanda-tanda syok meliputi:
 Kulit dingin, lembab terutama pada ujung hidung, jari tangan dan kaki
 Gelisah dan sianosis disekitar mulut
 Nadi cepat, lemah, sampai tidak teraba
 Tekanan darah menurun (tekanan sistolik≤80 mmHg, diastolik≤20
mmHg)
d. Gejala lain, seperti anoreksia, mual muntah, sakit perut, diare atau
konstipasi serta kejang, hingga penurunan kesadaran.

IV. PERAWATAN PENYAKIT DHF


Bila dalam keluarga atau di masyarkat ditemukan penyakit dengan gejala
seperti di atas maka hendaknya agar segera diberikan pertolongan. Adapun
tindakan / pertolongan pertama bila menjumpai seseorang yang diduga
menderita penyakit demam berdarah dengan gejala awal  maka berikanlah
petunjuk – petunjuk seperti di bawah ini :
a. Beri minum sebanyak – banyaknya dengan air yang sudah dimasak,
susu, tea atau air minum lainnya. Tindakan ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya kekurangan cairan tubuh ( dehidrasi ), dan
berguna untuk membantu mempercepat menurunkan panas tubuh.
b. Berikan kompres air hangat.
c. Berikan obat penurun panas sesuai dosis
d. Segera di bawa ke Rumah Sakit, Dokter, atau petugas kesehatan
lainnya untuk memastikan penyakitnya dan mendapatkan pertolongan
yang tepat.

V. PENCEGAHAN PENYAKIT DHF


Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit
demam berdarah. Pencegahan utama demam berdarah terletak pada
menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Insiatif
untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna (misalnya di pot
bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan
nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal -
hal yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah Aedes
Aegypti.
Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar
dari penyakit demam berdarah, sebagai berikut:
1. Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi,
rutin olahraga, dan istirahat yang cukup;
2. Memasuki masa pancaroba, perhatikan kebersihan lingkungan tempat
tinggal dan melakukan 3M, yaitu menguras bak mandi, menutup
wadah yang dapat menampung air, dan mengubur barang-barang
bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentik-jentik nyamuk,
meski pun dalam hal mengubur barang-barang bekas tidak baik,
karena dapat menyebabkan polusi tanah. Akan lebih baik bila barang-
barang bekas tersebut didaur-ulang;
3. Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa,
sedangkan bubuk abateakan mematikan jentik pada air. Keduanya
harus dilakukan untuk memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk;
4. Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita
mengalami demam atau panas tinggi
DAFTAR PUSTAKA

Candra, Aryu. (2010). Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan


Faktor Risiko Penularan. Semarang: UNDIP.
Mansjoer, Arif. (1999). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga. Jakarta: Media
Aesculapius.
Nurarif & Kusuma.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Dignosa Medis
& NANDA NIC-NOC.Yogyakarta:Media Action
Setiati TE. Soemantri Ag. 2009. Demam Berdarah Dengue Pada Anak :Patofisiologi,
Resusitasi Mikrovaskuler dan Terapi Komponen Darah. Semarang: Pelita
Insani
Sudoyo, A. W., dan Setiyohadi, B. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II,
Ed. 4. Jakarta: FKUI.

Anda mungkin juga menyukai