OLEH
dr. GALUH JELITA PERMATASARI
NPM 191003741010832
i
USULAN PENELITIAN TESIS
OLEH
dr. GALUH JELITA PERMATASARI
NPM 191003741010832
Telah disetujui :
Tanggal.....................................
Prof. DR. Retno Mawarini S., SH., M.Hum. DR. Krismiyarsi, SH., M.Hum.
NIDN. 0628026602 NIDN. 0627076301
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... ii
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 9
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 9
E. Keaslian Penelitian............................................................................. 10
F. Kerangka Pemikiran........................................................................... 14
G. Tinjauan Pustaka................................................................................. 16
Medis........................................................................................... 23
H. Metode Penelitian............................................................................... 35
1. Metode Pendekatan..................................................................... 35
2. Spesifikasi Penelitian................................................................... 35
3. Sumber Data................................................................................ 36
iii
4. Metode Pengumpulan Data......................................................... 39
I. Sistematika Penulisan......................................................................... 41
J. Jadwal Penelitian................................................................................ 42
K. Daftar Pustaka
iv
1
kenyamanan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka
rahasia kedokteran, yaitu segala sesuatu yang oleh pasien secara sadar
penyakit pasien.1
1
Syahrul Machmud, 2008, Penegakan Hukum Dan Perlindungan Hukum Bagi Dokter
Yang Diduga Melakukan Medical Malpraktik. Mandar Maju, Bandung, hal. 2
2
Salah satu ayat lafal Sumpah Dokter Indonesia yang diatur dalam
merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui kerena pekerjaan saya dan
Sakit Pasal 38 ayat (1) menyatakan : “Setiap Rumah Sakit harus menyimpan
3
dengan hati terbuka segala keluhan yang mengganggunya, baik yang bersifat
jasmaniah maupun rohaniah, dengan keyakinan bahwa hak itu berguna untuk
mengenai keadaannya akan disampaikan kepada orang lain, baik oleh dokter
mauipun oleh petugas kedokteran yang bekerja sama dengan dokter tersebut.
diungkapkan oleh pasien itu sendiri atau yang kemudian diketahui dari hasil
4
sebagai rahasia.
antisipasi terhadap bocornya rahasia medis yang ditulis dan dibagikan melalui
di Indonesia.
Gambar 1
Informasi Covid-19 di Indonesia
Pandemi COVID-19, identitas pasien, dengan atau tanpa gejala, serta kasus
yang tidak ada kepentingan kesehatan masyarakat yang luas, seperti status
dibuka. Akan tetapi, hal ini kembali lagi pada pengecualian terhadap
halnya menyangkut pembukaan nama penjabat public dan nama tenaga medis
Data rekam medis pasien jika dibuka tentu akan bertentangan dengan
rahasia dapat dibuka tetapi terbatas sesuai kebutuhan. Hal ini dirumuskan
kepentingan umum.
dan sumber daya yang tersedia terbatas. Observasi dan pengumpulan data
masyarakat merupakan hal yang mendasar dan wajib dilakukan pada kejadian
wabah penyakit menular, hal tersebut harus diikuti dengan pendalaman etik
7
yang baik. Salah satunya adalah terkait pembukaan rahasia medis dan
penyakit menular adalah informasi publik yang bersifat terbuka dan dapat
diakses masyarakat, tetapi jika terdapat informasi rahasia yang apabila dibuka
sesuai dengan peraturan undang-undang. Dalam hal ini adalah data rekam
medis pasien jika dibuka tentu akan bertentangan dengan peraturan rekam
Rahasia Kedokteran, yang prinsipnya dalam hal tertentu rahasia dapat dibuka
stigma sosial terhadap orang, tempat, atau hal lain. Tentunya, beberapa
2
Ferry Fadlul Rahman, 2020, Dilema Etik Hukum Rahasia Kedokteraan saat Pandemic
Covid-19, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, hal. 2
8
bahkan pasien yang telah dinyatakan sembuh sekalipun. Stigma sosial dapat
penolakan juga datang dari kalangan yang kontra dengan upaya ini,
B. Rumusan Masalah
3
World Health Organization, 2020, A Guide To Preventing And Addressing Social
Stigma, hal. 23.
9
Covid-19?
Pandemi Covid-19?
C. Tujuan Penelitian
Pandemi Covid-19.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
masukan untuk :
2. Manfaat Praktis
masukan :
E. Keaslian Penelitian
memiliki relevansi dengan penelitian ini, antara lain seperti yang tertera pada
Tabel 1
Penelitian Terdahulu
sehingga penelitian ini dianggap asli dan layak untuk diteliti karena
F. Kerangka Pemikiran
ini dilihat akan membantu mencegah penyebaran yang lebih serius bagi
publik yang bersifat terbuka dan dapat diakses masyarakat, tetapi jika terdapat
undang. Dalam hal ini adalah data rekam medis pasien jika dibuka tentu akan
dalam hal tertentu rahasia dapat dibuka tetapi terbatas sesuai kebutuhan.
Untuk lebih jelasnya, kerangka pikir yang dikemukakan diatas dapat dilihat
Kesenjangan:
1. Masih terdapat perbedaan pendapat mengenai rahasia kedokteran dapat dibuka dimuka
umum tanpa persetujuan pasien
2. Perkembangan wabah penyakit menular Covid-19 membutuhkan data pasien guna
kepetingan pihak terkait dalam mengendalikan wabah penyakit menular Covid-19
Permasalahan:
1. Bagaimana pelaksanaan rahasia kedokteran di Masa Pandemi Covid-19?
2. Apa kendala pelaksanaan pembukaan rahasia kedokteran di Masa Pandemi Covid-19?
16
G. Tinjauan Pustaka
4
Cecep Triwibowo, 2014, Etika dan Hukum Kesehatan, Nuha Medika, Yogyakarta,
hal.16
5
Soekidjo Notoatmodjo, 2010, Etika dan Hukum Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta,
hal.44
6
Sri Siswati, 2013, Etika dan Hukum Kesehatan dalam Perspektif Undang-Undang
Kesehatan, Rajawali Pers, Jakarta, hal. 11
17
dasar social (the right to health care) yang ditopang oleh 2 (dua) hak
dasar individual yang terdiri dari hak atas informasi (the right to
information) dan hak untuk menentukan nasib sendiri (the right of self
7
Ibid, hal. 13
8
Hermien Hadijati Koeswadji, 1998, Hukum Kedokteran (Studi Tentang Hubungan
Hukum Dalam Mana Dokter Sebagai Salah Satu Pihak), Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 42.
9
Ta’adi, Hukum Kesehatan: 2013, Sanksi dan Motivasi bagi Perawat, Buku Kedokteran
EGC, Jakarta, hal. 5.
18
sebagai berikut:13
10
Mazmanian, Daniel H, dan Paul A Sabatier, Op. Cit, hal 15.
11
AG. Subarsono, 2010, Analisis Kebijakan Publik Konsep Teori dan Aplikasi, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, hal 2.
12
Thomas R.Dye., 2009, Understanding Public Policy, Prentice-Hall, INC., USA, hal
56.
13
Ibid, hal. 57-58.
19
14
AG. Subsarono, Op. Cit, hal. 6-8.
20
DPJP tidak ada, ketua tim bila perawatan dilakukan oleh tim dan
anggota tim bila ketua tim tidak ada kepada pihak yang berwenang
Terkait kerahasiaan pasien Covid-19 ini juga telah diatur oleh Ikatan
nama tenaga medis dan nama tenaga kesehatan yang menjadi korban
Pemerintah bagi masyarakat akan data yang valid, akurat dan terus
16
Rahandy Rizki Prananda, 2020, Batasan Hukum Keterbukaan Data Medis Pasien
Pengidap Covid-19: Perlindungan Privasi VS Transparansi Informasi Publik, Law, Development
& Justice Review, No. 1 Vol. 3, hal. 149.
23
masyarakat.
Medis
17
Anny Retnowati. 2006. Tinjauan Hukum Terhadap rekam Medis, Justitiaetpax, Juni
(26), No. 1, hal 6
24
bahwa setiap informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh
Data rekam medis secara principal terdiri dari dua aspek yaitu
jawab dokter pasien, pihak lain tidak memiliki hak sama sekali.
identitas dan informasi non medis. Informasi rekam medis milik pasien
18
Anny Retnowati. 2013. Politik Hukum dalam Menata Rekam Medis ssebagai alt
perlindungan Hukum Terhadap Rumah Sakit, Pasien dan Dokter. Jurnal Yustisia Vol.2 No.2 Mei
-Agustus 2013 hal 145
25
Pasal 4 ayat (3) dengan jelas diberikan hak bagi konsumen yaitu hak atas
informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan atau jasa, artinya konsumen barang dan jasa pelayanan
26
kesehatan berhak atas informasi yang jelas dan jujur, sedangkan Undang-
Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (UU Rumah Sakit)
pada ketentuan Pasal 29 ayat (1) butir a diatur bahwa salah satu
bersifat privat atau yang tidak boleh dibuka kepada publik. Informasi
penyakit antara lain berupa: informasi hasil survey jenis penyakit tertentu
undang-undang.
Informasi Publik secara tegas diatur bahwa informasi publik yang dapat
seseorang.
dan medical record. Dalam pelayanan kesehatan, hal ini dikenal dengan
terdapat tiga hal penting yang merupakan satu rangkaian yang saling
persetujuan atas tindakan medis terhadap dirinya, adalah hak pasien yang
bersumber dari hak asasi manusia yakni the right of self determination.
Informasi kepada pasien merupakan hak pasien, jadi harus diberikan baik
19
J. Guwandi, 1992, Trilogi Rahasia Kedokteran, FK UI, Jakarta, hal. 15.
29
tentang:21
a Diagnosis;
b Terapi, dengan kemungkinan alternatif terapi;
c Tentang cara kerja dan pengalaman dokter;
d Risiko bila dilakukan atau tidak dilakukan tindakan
kedokteran tersebut;
e Kemungkinan perasaan sakit ataupun perasaan lainnya;
f Keuntungan terapi;
g Prognosa
yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil
tulisan- tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi mengenai
berupa manual yaitu tertulis lengkap dan jelas atau dalam bentuk
tersebut sangat penting untuk pelayanan bagi pasien karena data yang
Dokter atau dokter gigi diwajibkan membuat rekam medis sesuai aturan
yang berlaku.
records yang berisi data pasien merupakan hak pasien dan menjadi
ketahui krena keprofesiam saya”. Hal itu ditegaskan oleh Kode Etik
tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia”
apabila ada alasan kode etik yang kuat dan apabila dilakukan penuh
kehati-hatian.
Pandemi Covid-19, identitas pasien, dengan atau tanpa gejala, serta kasus
sebaiknya tidak dibuka. Akan tetapi, hal ini kembali lagi pada
public dan nama tenaga medis yang menjadi korban dapat diberikan
bersangkutan.
kerja dan waktu kerja, sebenarnya telah diatur di dalam Pasal 77 Undang-
waktu kerja menjadi dua skema, yaitu: 7 jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu
untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu atau 8 jam 1 hari dan 40 jam 1
minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu. Namun, ketentuan ini sulit
kerja (kewajiban hukum berdasarkan Pasal 531 dan Pasal 304 Kitab
kebijakan dari sarana kesehatan untuk mengatur beban kerja dan waktu
kerja bagi Dokter agar tetap proporsional di masa kritis pandemi Covid
19.
dan jujur dari pasien atau keluarganya.” Pasal 7 ayat (2) huruf (a)
35
H. Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan
Pandemi Covid-19.
2. Spesifikasi Penelitian
23
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2010, Metodologi Penelitian, Bumi Aksara,
Jakarta, hal 80.
36
3. Sumber Data
data primer sebagai data utama dan data sekunder sebagai data
pendukung.
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber
dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dua orang atau lebih
2) Dokter
24
Ibid, hlm 81
25
Ibid, hlm 82.
37
3) Perawat
4) Pasien
masalah tersebut.
26
Ibid. hlm 84.
27
Bambang Sunggono, 2013, Metodologi Penelitian Hukum, cetakan ke -14 Rajawali
Pers, Jakarta, hal 118.
38
Kedokteran
Sakit
Kesehatan
Konsumen
Virus Disease
Kedokteran Indonesia.
sekunder.
dengan permasalahan yang diteliti. Data yang diperlukan dalam tesis ini
a. Studi Lapangan
atau pendalaman.
b. Studi Kepustakaan
merupakan satu kesatuan yang utuh dan mudah dipahami serta data
28
Suriasumantri, Jujun S. 2009, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta, hal. 60.
41
I. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Keaslian Penelitian
F. Kerangka Pemikiran
Medis
1. Metode Pendekatan
2. Spesifikasi Penelitian
3. Sumber Data
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran.
J. Jadwal Penelitian
Bulan Ke
URAIAN
I II III IV
43
DAFTAR PUSTAKA
AG. Subarsono, 2010, Analisis Kebijakan Publik Konsep Teori dan Aplikasi,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Ameln Fred, 1991, Kapita Selekta Hukum Kedokteran, Grafikatama Jaya, Jakarta.
Cecep Triwibowo, 2014, Etika dan Hukum Kesehatan, Nuha Medika, Yogyakarta.
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2010, Metodologi Penelitian, Bumi Aksara,
Jakarta.
Rianto Nugroho, 2009 Public Policy, Teori Kebijakan, Analisis Kebijakan Proses,
Elex Media Komputindo, Jakarta.
Soekidjo Notoatmodjo, 2010, Etika dan Hukum Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Sri Siswati, 2013, Etika dan Hukum Kesehatan dalam Perspektif Undang-Undang
Kesehatan, Rajawali Pers, Jakarta.
Ta’adi, Hukum Kesehatan: 2013, Sanksi dan Motivasi bagi Perawat, Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Surat Keputusan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Nomor 221 Tahun 2002
Tentang Penerapan Kode Etik Kedokteran Indonesia
Jurnal
_____________, 2013. Politik Hukum dalam Menata Rekam Medis ssebagai alt
perlindungan Hukum Terhadap Rumah Sakit, Pasien dan Dokter. Jurnal
Yustisia Vol.2 No.2 Mei-Agustus 2013.
Ferry Fadlul Rahman, 2020, Dilema Etik Hukum Rahasia Kedokteraan saat
Pandemic Covid-19, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.
Rahandy Rizki Prananda, 2020, Batasan Hukum Keterbukaan Data Medis Pasien
Pengidap Covid-19: Perlindungan Privasi VS Transparansi Informasi
Publik, Law, Development & Justice Review, No. 1 Vol. 3.
Internet