GENITALIA
Karina almas fatin
30101407218
Pembimbing:
Mayor CKM dr. Bambang Triono, Sp.U
PENDAHULUAN
Ambigus genitalia Bayi yang lahir dengan abnormalitas
merupakan kelainan perkembangan genitalia cukup sulit
perkembangan seks didiagnosis dan dirawat oleh dokter
yang terjadi akibat pediatrik saat perawatan awal
genetik, gonadal, dan kelahiran. Ambigus genitalia adalah
anatomis. Umumnya kasus kedaruratan neonatus. Sangat
genitalia eksterna anak penting untuk menegakkan diagnosis
yang lahir dengan secepat mungkin sehingga
penatalaksanaan yang tepat dapat
ambigus genitalia sulit
segera dilakukan untuk meminimalisasi
untuk ditentukan.
komplikasi medis, psikologis, dan
sosial.
Tujuan utama pemeriksaan pada ambigus genitalia adalah untuk
menentukan diagnosis dan menetukan jenis kelamin berdasarkan
diagnosis pasien. Penentuan diagnosis dikelolah oleh tim yang
terdiri dari anak, ahli bedah urologi, ahli genetik. Jenis kelamin
ditentukan dengan mencocokkan pemeriksaan fisik, gonad teraba
atau tidak, pemeriksaan penunjang berupa hormonal dan
pemeriksaan genetik.
ANATOMI EMBRIOLOGI
Perkembangan Sel Germinal Primordial
sel germinal primordial terjadi pada fase presomit yang berasal dari bagian endoderm dan
bagian mesoderm yaitu di dinding yolk sac dekat dengan divertikulum allantois. Kemudian sel
mengadakan migrasi lewat messentery ke regio epitel germinal atau gonadal blastema. Pada
manusia, sel ini nampak bermigrasi dari yolk sac ke dinding usus belakang (hind gut)
melewati mesentery sampai berkumpul di genital ridge. Peneliti lain menolak keberadaan sel
germinal primordial atau bila ada hanya diperlukan untuk perkembangan sel kelamin yang
definitif. Secara histokimiawi, sel germinal primordial yang diamati pada berbagai jenis hewan
merupakan sel yang melakukan segregasi awal yang menjadi asal sel telur dan sel
spermatozoa.
Sel germinal primordial harus mempunyai
efek induktif pada blastema mesenchyme
gonad. Hubungan keduanya bersifat
timbal balik, yaitu jika germinal ridge
tidak berkembang karena ketiadaan sel
germinal primordial, maka sel ini
nampaknya tidak akan berdiferensiasi
atau mempersiapkan mesenchyme dari
germinal ridge
Perkembangan embrional alat reprdoduksi berasal dari Pada dinding dorsal perut sebelah medial dari mesonefros
keadaan yang indiferen dengan kedua jenis kelamin tampak suatu tonjolan yang cembung mirip rigi (gonadal
yang sama sampai awal minggu ke-7 dan barulah ridge) pada minggu ke-5, yang terbentang dari diafragma
organ polar yang spesifik berdiferensiasi dalam sampai ke panggul dan di tengahnya terdapat bakal gonad
berbagai sudut pandang. yang agak menonjol ke depan.
Di sebelah lateral dari mesonefros akhirnya terbentuk Di daerah bakal gonad, membran basal epitel coelom
ductus genitales yang lebar, yaitu duktus Muller menghilang sehingga dapat tumbuh ke dalam tanpa halangan
(duktus paramesonefros). Dengan demikian, mula- dan sel kelamin dengan organnya dapat mengalami suatu
mula terbentuk lekukan ke dalam pada epitel coelom, situasi penting bagi diferensiasi gamet yang sangat spesifik
yang lalu bertambah menjadi saluran epitel yang dan terjadi kemudian. Namun, jaringan mesonefros tumbuh
tumbuh di samping duktus Wolff ke arah kaudal dengan cepat pada bakal gonad, yang menginduksi dan
sampai ke sinus urogenitalis mengatur perkembangan lebih lanjut pada gonad melalui
ekspresi faktor-faktor spesifik.
TAHAP INDIFEREN GONAD
Sex secara genetik terbentuk pada saat embrio pada saat Gonad bukan merupakan asal dari sel kelamindan bukan
fertilisasi, sedangkan secara morfologi gonad belum merupakan “kelenjar” dalam arti sebenarnya, melainkan
menunjukkan antara pria dan wanita sampai minggu ke- tempat sel germinal dalam perjalanannya di ductus genitales
7. Gonad pada awalnya merupakan sepasang rigi mengalami diferensiasi spesifik. Sel-sel germinal primordial
longitudinal yang disebut genital atau gonadal ridge kemungkinan mengembara dari yolk sac melalui tangkai
yang terbentuk dari proliferasi epitel dan kondensasi penghubung (connecting stalk) atau juga dari epiblas ke dalam
dari lapisan mesenchyme. Sel germinal primordial rongga tubuh bakal embrio pada tahap dini
belum tampak di genital ridge sampai minggu ke-6
Gambar A. Embrio minggu ke-, menunjukkan sel germinal primordial di dinding yolc sac dekat dengan allantois, B.
Pergerakan sel germinal primordial sepanjang dinding hind gut dan dorsal mesentery menuju genital ridge
Gambar. Minggu ke-6 gonad indiferen
dengan korda seks primitif. Beberapa sel
germinal primordial dikelilingi oleh sel-sel
dari korda sek primitif
Gambar 2.4 a) Gonad indiferen. Panah merah = pengembaraan sel germinal dari daerah usus, panah biru = penetrasi
sel-sel mesonefros. b) Bakal testis, kiri = stadium awal, kanan = stadium lanjut dengan tubulus seminiferus (D), rete
testis (R), duktus epididimis (NH), tunika albugenia (Ta), L = sel leydig. c) bakal ovarium, kanan = stadium awal, kiri
= stadium lanjut dengan epitel benih (K), dan folikel telur (E), P = folikel primordial.
1 = daerah korteks luar, 2 = daerah korteks, 3 = daerah medula
TAHAP DIFEREN GONAD
Pada akhir minggu ke-7 diferensiasi seksual bakal gonad baru dikenali. Gonad yang terbetuk
dibedakan menjadi 2
Testis
Embrio dikatakan secara genetik adalah pria apabila sel germinal primordial membawa
kromosom seks komplek XY. Di bawah pengaruh dari gen SRY pada kromosom Y yang
mengkode testis determining factor, korda seks primitif berkembang secara proliferatif dan
masuk lebih dalam ke medula untuk membentuk testis atau ke dalam korda medula. Untuk
menuju bagian hilus dari kelenjar, korda berpisah ke bagian untaian sel kecil yang nantinya
akan menjadi tubulus dari rete testis. Selama perkembangan yang lebih lanjut, lapisan padat
dari jaringan konektif fibrosa yaitu tunica albugenia memisahkan korda testis dari permukaan
epitel
Pada testis, sel-sel epitel coelom yang tumbuh di dalamnya (sel pra-sertoli), membentuk korda
yang letaknya sedemikian dekat satu sama lain dan saling terjalin satu dengan yang lain (korda
seksual, “duktuli pluger”) yang merupakan tempat tinggal sel germinal dan terhambatnya
diferensiasi sel tersebut lebih lanjut oleh faktor-faktor inhibitorik. Di dalam mesenchyme yang
tumbuh dari mesonefros muncul sel yang lebih besar dan memproduksi hormon, yaitu sel Leydig
janin yang sudah memproduksi testosteron dari minggu ke-8 yang penting untuk kelanjutan
perkembangan seksual yang spesifik pada janin
Pada minggu ke-10, anyaman korda seksual mulai memudar. Struktur tersebut membentuk
tubulus seminiferus yang independen dan sangat berliku-liku yang memisahkan korteks dari
epitel benih melalui lapisan jaringan ikat kasar (tunika albugenia). Kini sel-sel germinal tidak
dapat lagi mencapai testis. Sisa sel-sel yang tersebar di korteks mulai berdegenerasi. Oleh karena
saluran kecil sperma (tubulus seminiferus) berakhir buntu dan simpai testis menebal melalui
tunica albugenia, pengeluaran sel germinal hanya dapat terjadi ke arah dalam. Agar penyaluran
sperma dapat terjadi, terjadi diferensiasi duktus mesonefros yang berbatasan dengan testis
menjadi duktus eferens dan bersatu di atas rete testisdengan tubulus seminiferus. Di bawah
pengaruh testosteron, duktus Wolff di daerah gonad menjadi saluran epididimis dan ke arah distal
menjadi saluran sperma (duktus deferens). Dari minggu ke-20 pada dasarnya testis sudah
mencapai tahap diferensiasi tersebut, yang setelah lahir tetap berlangsung sampai pematangan
seksual (pubertas) terjadi
Skema 2.2 Penentuan jenis kelamin pada janin
OVARIUM
Pada embrio wanitadengan seks kromosom XX dan tidak ada kromosom Y, korda seks
primitif memisahkan diri ke dalam gugus-gugus sel yang tidak teratur. Gugus sel ini terdiri
atas sekelompok sel germinal primordial yang menempati bagian medula dari ovarium.
Selanjutnya menghilang dan digantikan oleh stroma vaskular yang membentuk ovarium
medula.
Diferensiasi spesifik mulai terjadi belakangan secara keseluruhan, epitel coelompada orang
dewasa membentuk korda epitel ke dalam blastema gonad, namun tidak ada yang menembus
sampai ke medula, namun tetap tinggal di daerah korteks. Di korteks, sel tersebut berubah
menjadi gumpalan sel dengan oogoni yang berproliferasi di dalamnya melalui pembelahan
mitosis yang cepat dan berurutan. Secara keseluruhan, terbentuk sekitar 7 juta sel benih,
namun dari jumlah tersebut menjelang kelahiran menjadi 5-6 juta sel akan mati
Dari minggu ke-12 sampai ke-16, penggolongan lapisan lambat
laun dapat dikenali di bakal gonad. Di luar daerah korteks
jaringan tebal dari sel penunjang yang gelap berkembang dengan
oogoni yang aktif berproliferasi. Kemudian, terbentuk zona yang
bertambah lebar, tempat oosit muncul pertama kalinya, yang
dimulai di dalam “bola telur” berepitel dengan pembelahan
pematangan pertama (meiosis), namun bertahan pada stadium
profase
Diferensiasi organ genetalia eksterna juga didahului oleh keadaan indiferen. Setelah terjadinya
pemisahan rektum oleh septum urorectale, hanya pars phallica dan pars pelvina yang tersisa di
bagian bawah sinus urogenitalis. Pada janin laki-laki, kedua bagian sinus urogenitalis
berdeferensiasi menjadi uretra, pada perempuan hanya menjadi pars pelvina. Hal tersebut
berkaitan dengan kenyataan bahwa pada janin perempuan, lipatan genetalia yang terbentuk di
sekitar ostium urogenitalis tetap mempertahankan bentuk asalnya, sedangkan pada pria tumbuh
menjadi penis
Secara detail, mula-mula dua lipatan genetalia (di dalam), dua genital swelling (tonjolan
labioskrotal) (lebih ke arah luar) dan di bagian tengah atas suatu tuberkulum yang tidak
berpasangan (genital tubercle) berkembang, yang masih berada dalam tahap indiferen. Pada
janin perempuan, hormon estrogen menstimulasi perkembangan genetalia eksterna. Selanjutnya
lipatan genetalia berdiferensiasi menjadi labia minora sedangkan genital swelling menjadi labia
mayora dan genital tubercle menjadi klitoris dan corpus cavernosum clitoridis. Pada akhir
minggu ke-6 masih tidak dapat dibedakan antara laki-laki dan perempuan
Setelah bagian yang padat dari duktus Muller mencapai sinus urogenital, dua bagian padat
tumbuh ke luar pelvik tepat di sinus. Bagian yang keluar merupakan bulbus sinovaginal yang
berproliferasi dan membentuk vaginal plate yang padat. Proliferasi berlanjut pada bagian
kranial akhir dari plate, tumbuh menjauh antara uterus dan sinus urogenital. Pada bulan ke-4,
vagina tumbuh keluar dari kanal. Bagian vagina yang tumbuh keluar mengelilingi bagian akhir
uterus adalah forniks vagina merupakan asal paramesonefros. Sehingga vagina memiliki 2 asal
mula, bagian atas terbentuk dari kanal uterus dan bagian bawah terbentuk dari sinus urogenital.
Sisa lumen vagina yang terpisah dari sinus urogenital sebagai lapisan jaringan yang tipis
dinamakan hymen yang terdiri atas lapisan epitel dari sinus dan lapisan tipis dari sel vagina
Pada janin laki-laki, genital tubercle tumbuh menjadi penis (glans penis, corpus spongiosum
dan uretra) dalam pengaruh testosteron yang terjadi pada minggu ke-10, pada saat yang sama
kedua lipatan genetalia memanjang dan menyatu di tengah. Kedua lipatan tersebut membentuk
corpus penis dengan kedua corpus cavernosum. Namun, celah di tengah yang mula-mula
tampak cepat menutup, dapat tetap terbuka (hipospadia) pada malformasi. Kedua genital
swellingtumbuh bersama di medial dan membentuk skrotum, dengan raphe medialnya yang
menandakan sepasang bakal genital.
Gambar 2.15 Formasi dari uterus dan vagina A. Gambar 2.16 Potongan sagital penampang uterus dan
Pada minggu ke-9 belum nampak septum uteri, B. vagina A. 9 minggu, B. Akhir dari bulan ke-3, C. Baru
Akhir bulan ke-3 terbentuknya vaginal plate, C. Baru lahir.
lahir
Gambar 2.17 A.
Pertumbuhan genetalia
eksterna janin laki-laki pada
minggu ke-10, B. Potongan
melintang palus selama
pembentukan penile uretra,
C. Pertumbuhan bagian
glandula dai penil uretra, D.
Baru lahir
Gambar 2.19 Ringkasan diferensiasi perkembangan
genetalia eksterna pada pria dan wanita
DEFINISI AMBIGUS
GENITALIA
Ambigus genitalia atau interseks merupakan kelainan kongenital
pada bayi baru lahir dengan jenis kelamin ganda pada genitalia
eksterna atau gonad. Ambiguous genitalia juga disebut suatu
keadaan tidak terdapatnya kesesuaian karakteristik yang
menentukan jenis kelamin seseorang, atau bisa juga disebutkan
sebagai seseorang yang mempunyai jenis kelamin ganda
ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI AMBIGUS GENITALIA
Pseudohermafrodit perempuan
Pseudohermafrodit laki-laki
True Hermaphrodite atauOvotestikular DSD
Disgenesis Gonad
Gambar7. Ambigus genitalia pada bayi perempuan Gambar8. Bayi laki-laki dengan mikropenis dan
dengan CAH, pemisahan labia belum sempurna dan hipospadi, skrotum belum berfusi sempurna
terdapat klitoromegali, lubang vagina berada
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Serum 17α-hydroxyprogesteroneuntuk menilai defisiensi 21-hydroxylase
Elektrolit
Hiperkalemik dan hiponatremia ditemukan pada CAH
Hipoglikemik dapat terjadi pada CAH
Insensitivitas insulin, hipertriglisserida, kadar HDL yang rendah
Urinalisis
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Pemeriksaan radiologi digunakan untuk mengetahui organ interna dan anatomi urogenital pada
bayi dengan ambigus genitalia. USG digunakan untuk menilai ada atau tidaknya gonad.
Inguinal, perineal, renal, dan regio adrenal yang dinilai saat USG, biasanya uterus dan ovari
sangat mudah untuk dicari. CAH merupakan penyebab tersering terjadinya pseudohermafrodit
perempuan. Gambaran USG kelenjar andrenal memiliki panjang 20 mm dan lebar 4 mm,
dengan bagian kortikomedularis yang berdiferensiasi normal atau bentuk serebiform mengarah
kepada CAH. Uterus dan ovarium biasanya normal pada pseudohermafrodit perempuan. Pada
laki-laki dengan CAH, dapat terjadi hiperplasia sel leydig. Pada laki-laki pseudohermafrodit
fenotip mungkin perempuan namun pada pemeriksaan USG ditemukan testis pada kanalis
inguinalis atau pada perut
Gambar 14. Pembesaran kelenjar adrenal pada Gambar 15. USG pada remaja perempuan yang mengalami
perempuan dengan pola serebiform mengarah pada amenorea tidak ditemukaan uterus di abdomen (gambar kiri).
Gambar Kanan adalah testis pada kanalis inguinalis pada
CAH
remaja dengan fenotip perempuan dan genotip 46, XY (Male
pseudohemaphrodite)
Hasil USG pada true hermaphrodite ditemukan ovotestis atau satu testis dan satu ovarium. Ovotestis terlihat
seperti struktur dengan kombinasi testikular dan folikel, mungkin ditemukan gonad yang normal ovarium dan
testis dalam satu tubuh. Testis dan testis yang telah rusak ditemukan pada Mixed Gonadal Dysgenesis, namun
pada USG sulit untuk dilihat. Biasanya gonad yang rusak menempel pada tuba falopi dan uterus yang
mengalami rudimenter6
TERAPI
Pengobatan endokrin
Pengobatan endokrin pada pasien dengan jenis kelamin laki-laki bertujuan untuk
maskulinisasi dan menekan pertumbuhan tanda-tanda seks perempuan dengan
memberikan testoteron. Pasien dengan jenis kelamin perempuan diberikan estrogen
untuk mendorong pertumbukan seks dan menekan maskulinisasi. Pasien dengan CAH
diberikan glukokortikoid yang dapat berfungsi menekan perkembangan
maskulinisasi. Pemberian glukokortikoid diberikan sejak awal sedangkan pemberian
hormon seks diberikan ketika pasien sudah mulai pubertas
Pengobatan pembedahan
Pembedahan dilakukan untuk rekontruksi. Pasien dengan jenis kelamin perempuan
yang mengalami klitoromegali dilakukan pembedahan dengan mengurangi ukuran
klitoris yang dilakukan pada awal kehidupan. Rekontruksi pada vagina dengan
menempatkan vagina dibawah klitoris dapat dilakukan saat remaja. Hal ini dilakukan
karena pada saat pubertas kadar estrogen dalam darah lebih tinggi sehingga vagina
dapat dengan mudah ditarik ke bawah
Pengobatan psikologis
Pasien dengan ambigus genitalia dan anggota keluarga perlu
diberikan konseling. Konseling awal pada orang tua dilakukan agar
orang tua mampu menghadapi dan menerima keadaan anak. Tujuan
utama untuk memastikan anak dengan ambigus genitalia
mendapatkan kesejahteraan sosial. Konseling dilakukan oleh
banyak ahli seperti ahli endrokrin, genetik, psikolog, dan ahli
agama. Konseling dan edukasi akan membantu keluarga pasien
terutama orang tua terkait dengan keadaan anaknya dan terapi yang
mungkin diberikan. Konseling psikolog diperlukan untuk
mendukung pasien dan keluarga terkait dengan diagnosis dan
kemungkinan efek sosial yang dapat