Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK

DASAR- DASAR ILMU KEPELATIHAN

“Kelelahan overtrainning dalam olahraga:

DOSEN PENGAMPUH:

Argubi silwan, S.Pd ., M. Pd.


DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

Nurhalizah matondang 6201121005

Faisal panjaiatan :6203321038

Hary imam prasetia :6203121011

: Muhammad Rifqi Zuhlidar. 6203321031

: Rodiaman Saragih 6203121079

: Batangari Soaduon Siregar : 6203121095

: Johannes Martuah Damanik 6203121065

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAs NEGRI MEDAN

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................. i

BAB ll PENDAHUlUAN................... ....... 1

A. Latar belakang....... ....................... 1


B. Tujuan dan manfaat........................ 2

BAB lll PEMBAHASAN............................. 3

A. Intensitas olahraga............................
B. Bahaya overtrainning.......................
C. Cara mencegah............................... .

BAB lll PENUTUP........................................ 4

A. Kesimpulan.................................... .
B. Saran..............................................

DAFTAR PUSTAKA...................................,..5
KATA PENGANTAR  

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul ‘’kelelahan overtrainning dalam olahraga

Makalah ini berisikan tentang pengertian overtrainning dan pengaruh overtrainning Cara mencegah
overtrainning dan prinsip-prinsip latihan.

Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang permainan
olahraga.penilis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu keritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, penulis samapaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala
urusan kita. Aamiin.
BAB l

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Overtraining syndrome (OTS) adalah suatu kondisi adanya proses latihan yang berlebihan
disertai dengan waktu pemulihan yang tidak cukup atau singkat, sehingga akan mengalami
kelelahan yang ditandai dengan beberapa gejala-gejala psikologi dan fisiologi, sehingga dapat
menurunkan kemampuan tubuh ditengah-tengah program latihan akibat beban yang terlalu
berat. Tanpa kita sadari terkadang semangat yang terlalu tinggi dalam berolahraga bisa
menyebabkan overtraining yang berdampak negatif terhadap kondisi fisik.

B.Rumusan Masalah

A. Apakah yang dimaksud dengan overtrainning

B. . Apakah manfaat dari overtrainning

A. Bagaimna cara mencegah kelelahan overtrainning


B. Bagaimana cara supaya tidak terjadi kelemahan overtrainning
C. Bagaimana cara mengurangi overtrainning

C.Tujuan Masalah

A. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan weigth training


B. ntuk mengetahui apakah manfaat dari weigth training
C. Intuk mengetahui bagaimana teknik dasar weigth training
D. ntuk mengetahui prinsip-prinsip weigth training
E. Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan weigth training
D.Manfaat Masalah

A. Dapat mengetahui apakah yang dimaksud dengan overtrainningB. Dapat mengetahui apakah
pengaruh burukdari ovetrainning

BAB ll

PEMBAHASAN

1. Bahaya Overtraining Saat Olahraga dan Cara Mengatasinya

Berolahraga terlalu keras dan sering dianggap bagus untuk dilakukan. Padahal, berolahraga
secara berlebihan atau terlalu sering bisa jadi membahayakan, dalam istilah asing
disebut overtraining.

Melansir Esquire, overtraining terjadi ketika intensitas latihan dalam olahraga--baik itu


angkat beban, aerobik, atau apapun--melebihi kemampuan tubuh untuk pulih. Hal ini bisa
mengarah pada kurangnya kemajuan dalam latihan, bahkan meningkatkan risiko cedera dan
penyakit.

Sayangnya, tanda-tanda overtraining sering kali diabaikan dan dianggap normal.


Gejala overtraining dapat bervariasi mulai dari nyeri otot, penurunan stamina saat kegiatan
sehari-hari, perubahan suasana hati, hingga detak jantung istirahat yang meningkat. Sering
kali, overtraining menyebabkan cedera hingga penurunan berat badan yang tidak sehat.

Selain kelelahan, olahraga berlebihan bisa menyebabkan sistem endokrin dalam tubuh


tertekan untuk melakukan pemulihan dari proses latihan. Sementara itu,
dibutuhkan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan untuk memulihkan kembali
tubuh ketika overtraining.

Menurut laman Spartans Gym, overtraining dapat mengurangi kekuatan sekunder tubuh


akibat depresi sistem hormon neuroendokrin. Sementara itu, respons tubuh
terhadap overtraining akan berbeda. Terlepas dari jenis kelamin, jika kadar testosteron
menurun, Anda tidak akan pulih dari stres pelatihan secara efektif.
Ini membatasi kemajuan Anda dan meningkatkan risiko overtraining lebih lanjut apabila
olahraga dan latihan terus dilakukan. Kadar kortisol Anda akan naik. Kortisol adalah hormon
yang meningkatkan pemborosan otot dan penyimpanan lemak.

Di samping itu, overtraining juga menyebabkan masalah koordinasi. Hal ini secara signifikan


meningkatkan risiko cedera akibat kelelahan dan teknik yang buruk. Overtraining juga dapat
terjadi sebagai penurunan kemampuan untuk memproses oksigen atau mempertahankan
denyut jantung yang stabil.

Baca juga: Tips Cegah Penularan Virus Corona Saat Olahraga di Gym

Pelatihan ketahanan sebagai upaya untuk meningkatkan kebugaran kardiovaskular Anda akan
menyebabkan overtraining bekerja dengan hasil yang berlawanan dengan tujuan Anda. Lebih
dari itu, overtraining jangka panjang juga dapat menyebabkan depresi atau perubahan
suasana hati.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam NIH menunjukkan hasil yang signifikan dari


latihan secara berlebihan atau overtraining tersebut.

Dalam studi tersebut, dibentuk dua kelompok yang melatihan otot 2 hari per minggu dan 4
hari per minggu. Volume mingguan disamakan antar kelompok.

Para peneliti menemukan bahwa setelah hanya 6 minggu, kelompok frekuensi pelatihan 2
kali per minggu mengalami peningkatan tubuh bagian atas yang lebih besar daripada
kelompok 4 kali per minggu. Lantas, bagaimana cara mengatasi overtraining tersebut?

Melansir penelitian yang dimuat dalam NCBI, beberapa hal berikut dapat mengurangi
terjadinya overtraining:

 Membagi periode latihan dalam jangka waktu tertentu;


 Latihan kebut untuk sebuah kompetisi;
 Sesuaikan volume dan intensitas latihan berdasarkan kinerja tubuh dan suasana hati;
 Pastikan kalori yang cukup untuk latihan;
 Pastikan hidrasi memadai;
 Pastikan konsumsi karbohidrat yang cukup selama berolahraga;
 Pastikan tidur yang cukup;
 Pastikan mental dan fisik dalam kondisi yang baik;
 Jeda istirahat saat melakukan olahraga lebih dari 6 jam;
 Tidak mengikuti latihan ketika sakit atau stres; 
 Hindari kondisi lingkungan yang ekstrem;
 Memanfaatkan Profile Mood States atau tingkat stres tubuh untuk mengubah beban pelatihan 

Berapa intensitas waktu yang baik untuk berolahraga dan melakukan latihan?

Menurut Built With Science, berolahraga dan melakukan latihan idealnya dilakukan dengan
frekuensi 2 hingga 3 kali per minggu. Selain itu, pastikan dalam setiap sesi olahraga otot
yang dilatih mendapatkan volume yang memadai yakni 10 lebih set mingguan.

Melakukan latihan dan olahraga dengan total volume mingguan dan kepatuhan terhadap
rutinitas yang dijalani menjadi faktor dalam kemajuan jangka panjang membentuk tubuh.

Jadi, jika Anda mendapati bahwa latihan 1 kali per minggu lebih menyenangkan bagi Anda
dan merupakan sesuatu yang Anda akan lebih konsisten, maka itulah yang sebaiknya dijalani.
BAB lll

PENUTUP

Kesimpulan:

Latihan secukupnya

Saran:

Kita boleh berolahraga tetapi kita harus mengetahu #ebesar apa kemapuan daya tahan tubuh kita
karenaqBerolahraga terlalu keras dan sering dianggap bagus untuk dilakukan. Padahal, berolahraga
secara berlebihan atau terlalu sering bisa membuat kita jadi membahayakan yang di sebut
overtrainning latihan keras
DAFTAR PUSTAKA

1. ^ Walker, Brad. "Overtraining - Pelajari cara mengidentifikasi Sindrom


Overtraining" . stretchcoach.com .Diakses tanggal 2016-05-17 .
2. ^ a b c Stone, M (1991). "Latihan Berlebihan: Tinjauan Tanda, Gejala, dan
Kemungkinan Penyebab". Jurnal Penelitian Kekuatan dan Pengkondisian .5 : 35–
50. doi : 10.1519 / 00124278-199102000-00006 .
3. ^ Peluso M., Andrade L. (2005). "Aktivitas fisik dan kesehatan mental: hubungan
antara olahraga dan suasana hati" .Klinik . 60 (1): 61–70. doi : 10.1590 / s1807-
59322005000100012 . PMID15838583 .
4. ^ Carfagno D .; Hendrix J. (2014)."Sindrom Overtraining pada
Olahragawan" . Laporan Kedokteran Olahraga Terkini . 13 (1): 45–51. doi : 10.1249 /
jsr.0000000000000027 .PMID 24412891 . S2CID 38361107 .
5. ^ a b c d Whyte, Gregory; Harries, Mark;Williams, Clyde (2005). ABC olahraga dan
kedokteran olahraga . Penerbitan Blackwell. hlm. 46–49. ISBN 978-0-7279-1813-0 .
6. ^ a b Johnson, MB; Thiese, SM (1992)."Sebuah tinjauan dari sindrom overtraining-
mengenali tanda dan gejala" . Jurnal Pelatihan Atletik . 27 (4): 352–
4. PMC 1317287 . PMID16558192 .
7. ^ a b "10 Tanda Teratas Anda Berlatih Berlebihan" . Dewan Latihan
Amerika .Diakses tanggal 25 Juni 2014 .
8. ^ "Berlatih Berlebihan dengan Latihan Perlawanan"  (PDF) . Sekolah Tinggi
Kedokteran Olahraga Amerika . Diakses tanggal 25 Juni 2014 .
9. ^ "Latihan Berlebihan dan Osteoporosis". WebMD, LLC . Diakses tanggal 25
Juni2014 .
10. ^ MacKinnon, Laurel (30 Mei 2000). "Efek overtraining pada kekebalan dan kinerja
atlet" . Imunologi dan Biologi Sel . 78(5): 502–509. doi : 10.1111 / j.1440-1711.2000.t01-
7-.x . PMID 11050533. Diakses tanggal 15 April 2015 .
11. ^ Budgett, Richard (10 Maret 1998)."Kelelahan dan performa buruk pada atlet:
sindrom overtraining" . Jurnal Kedokteran Olahraga Inggris . 32 (2): 107–
110. doi : 10.1136 / bjsm.32.2.107 . PMC 1756078 .PMID 9631215 .
12. ^ Brenner, Joel S (1 Juni 2007). "Cedera Berlebihan, Latihan Berlebihan, dan
Kelelahan pada Atlet Anak dan Remaja". Pediatri . 119 (6): 1242–1245. doi : 10.1542 /
peds.2007-0887 . PMID17545398 . Diakses tanggal 15 April2015 .
13. ^ Lehmann, MJ; Lormes, W .; Opitz-Gress, A; Steinacker, JM; Netzer, N .; Foster,
C .;Gastmann, U. (17 Maret 1997). "Pelatihan dan overtraining: gambaran umum dan hasil
eksperimen dalam olahraga ketahanan" . Kedokteran Olahraga dan Kebugaran
Fisik . 37 (1): 7–17. PMID9190120 . Diakses tanggal 15 April2015 .
14. ^ http://psycnet.apa.org/psycinfo/1997-36577-000 . Kreider dkk, 1998 (latihan
berlebihan dalam olahraga)
15. ^ Berlatih berlebihan dalam olahraga .Kinetika Manusia. 1998.
16. ^ Goodman A (1990). "Kecanduan: definisi dan implikasi". Kecanduan . 85 (11):
1403–1408. doi : 10.1111 / j.1360-0443.1990.tb01620.x . PMID2285834 .
17. ^ Mitchell A (2007). "Menghadapi Kecanduan Lintas Disiplin". Filsafat, Psikiatri, &
Psikologi . 13 (3): 233–236.doi : 10.1353 / ppp.2007.0016 . S2CID143689824 .
18. ^ Adams, Jeremy; Kirkby, Robert (1998)."Latihan ketergantungan: Tinjauan
manifestasi, teori dan pengukurannya".Penelitian di Kedokteran Olahraga . 8 (3): 265–
76. doi : 10.1080 / 15438629809512532 .
19. ^ Draeger, John; Yates, Alayne; Crowell, Douglas (2005). "Para Berolahraga
Wajib: Menilai Komitmen Berlebihan untuk Latihan". Dokter dan Dokter Olahraga . 33(6):
13–23. doi : 10.3810 / psm.2005.06.101 . PMID 20086364 .S2CID 37636507 .
20. ^ Baldwin, Dave R. (2002-03-27). Latihan Pemicu
Motivasi . iUniverse. p. 53. ISBN978-0-595-21603-1 .
21. ^ MacKinnon, Laurel (30 Mei 2000). "Efek overtraining pada kekebalan dan kinerja
atlet" . Imunologi & Biologi Sel . 78 (5): 502–509. doi : 10.1111 / j.1440-1711.2000.t01-
7-.x . PMID 11050533. Diakses tanggal 12 April 2015 .
22. ^ Lowery, & Forsythe, Lonnie, & Cassandra (19 April 2006). "Protein dan Latihan
Berlebihan: Aplikasi Potensial untuk Atlet yang Hidup Bebas"  (PDF) . Masyarakat Gizi
Olahraga Internasional . 3 : 42–50.doi : 10.1186 / 1550-2783-3-1-
42 .PMC 2129153 . PMID 18500962 .Diakses tanggal 12 April 2015 .
23. ^ Smith, Lucille (November 1999)."Hipotesis sitokin overtraining: adaptasi fisiologis
terhadap stres yang berlebihan?". Kedokteran dan Sains dalam Olahraga dan
Latihan . 32 (2): 317–31.doi : 10.1097 / 00005768-200002000-00011 . PMID 10694113 .
24. ^ a b c d "Overtraining" . Rumah Sakit Bedah Khusus . Diakses tanggal 25
Juni2014 .
25. ^ "Sindrom Latihan Berlebihan" .Universitas Rice. Diarsipkan dari versi
asli tanggal 21 Agustus 2009 . Diakses tanggal 25 Juni 2014 .
26. ^ a b Hemmings, Brian; Smith, Marcus;Graydon, Jan; Dyson, Rosemary (28 Oktober
1999). "Pengaruh pijat pada pemulihan fisiologis, pemulihan yang dirasakan, dan kinerja
olahraga yang berulang" . Jurnal Kedokteran Olahraga Inggris . 34 (2): 109–
114. doi : 10.1136 / bjsm.34.2.109 . PMC 1724183 .PMID 10786866 .

Anda mungkin juga menyukai