Anda di halaman 1dari 35

DI SUSUN

O L E H

KELAS A
KELOMPOK 1
1. Nurul Niken Kasim 841417001
2. Felia Pandeirot 841417003
3. Sitti Juniarti J. Paramata 841417004
4. Listia Pakaya 841417005
5. Syilvina Rejiya Maksud 841417008
6. Jihan Adhalin Harun 841417010
7. Dewi Nurindi Isa 841417012
8. Siti Marina Saud 841417013
9. Nurain adawiyah humalanggi 841417014
10. Apriyanto Dai 841417016

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2018
KATA PENGANTAR

Assalammuallaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah
melimpahkan rahmatnya kepada kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah keperawatan jiwa mengenai gangguan konsep diri ini dengan lancar dan
tanpa hambatan sedikitpun. Allah Maha Besar.
Namun, kami menyadari kalau kami adalah manusia biasa yang tak pernah
luput dari kekurangan demikianpun apa yang kami buat ini. Kami banyak
berharap kritik dan saran dari pembaca sehingga kami dapat menyempurnakan
laporan-laporan yang akan kami buat kedepannya.
Adapun tujuan kami membuat makalah yaitu untuk menyelesaikan tugas
kuliah keperawatan jiwa dan mengetahui segala hal tentang gangguan konsep diri.
Kami tidak bisa membalas semua itu dan kami semoga semua itu akan di balas
dengan Allah SWT. Amien
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh

Gorontalo, oktober 2018

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................................ 3
Bab II Kajian Pustaka.............................................................................. 4
2.1 Konsep Medis................................................................................. 4
2.2 Konsep Keperawatan...................................................................... 13
Bab III Telaah Artikel.............................................................................. 22
3.1 Artikel 1.......................................................................................... 22
3.2 Artikel 2.......................................................................................... 23
3.3 Artikel 3.......................................................................................... 24
3.4 Artikel 4.......................................................................................... 26
3.5 Artikel 5.......................................................................................... 27
Bab IV Penutup......................................................................................... 29
41 Simpulan......................................................................................... 29
42 Saran............................................................................................... 30
Daftar Pustaka.......................................................................................... 31

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATARBELAKANG
Konsep diri adalah konseptualisasi individu terhadap dirinya sendiri.
Konsep diri secara langsung mempengaruhi harga diri dan perasaan seseorang
tentang dirinya sendiri (Potter & Perry, 2010). Perkembangan dan pengelolaan
konsep diri dimulai pada usia muda dan terus berlangsung sepanjang masa
kehidupan. Dilaporkan ada kecenderungan bahwa pria memiliki harga diri
lebih tinggi dibanding wanita (Birndof et al dalam Potter & Perry, 2010).
Data menunjukkan bahwa rasa diri sering mempengaruhi secara negatif
pada masa usia lanjut karena intensitas emosional dan perubahan fisik
berhubungan dengan penuaan (Robins et al dalam Potter & Perry, 2010).
Teori kehilangan secara konstan mengakui respons dari individu. Teori
kehilangan menggambarkan bagaimana individu beradaptasi dengan
kehilangan dan memahami kematian dari orang terdekat (Kubler-Ross dalam
Potter & Perry, 2010). Salah satu peristiwa kehilangan yang mempengaruhi
konsep diri : harga diri adalah Amputasi.
Peristiwa amputasi yang terjadi dari tahun ke tahun membuat orang yang
bersangkutan menjadi kurang percaya diri. Meningkatnya angka kejadian
amputasi membuat kita tahu betapa beratnya beban yang dirasakanoleh
penderita amputasi selama ini, menurunnya kesehatan mental adalah hal
paling berat. Masalah amputasi sangat banyak terjadi baik karena
osteomielitis, diabetes mellitus, dan trauma (kecelakaan, fraktur, maupun luka
bakar yang parah).
Salah satu penyebab amputasi adalah osteomielitis. Menurut Syahputra
(2011) osteomielitis merupakan inflamasi yang terjadi pada sumsum tulang.
Secara klinis osteomielitis disebut juga suatu infeksi tulang yang dimulai dari
kavitas medula dan sistem Havers, melibatkan tulang kanselus kemudian
menyebar ke dalam tulang kortikal dan akhirnya mencapai periosteum tulang.
Invasi bakteri ke tulang kanselus, yang dikarenakan oleh inflamasi dan

1
oedema pada rongga sumsum tulang, sebagai akibatnya terjadi tekanan yang
berlebihan pada pembuluh darah sehingga terjadi gangguan suplai darah di
dalam tulang. Terjadinya kegagalan mikrosirkulasi pada tulang kanselus
merupakan faktor utama terjadinya osteomielitis, karena daerah yang terlibat
menjadi iskemia, tulang menjadi nekrose dan akhirnya terjadi sequester yang
merupakan tanda umum dari osteomielitis.
Selain osteomielitis, diabetes mellitus juga merupakan penyebab amputasi.
Menurut data yang diperoleh dari World Health Organization (WHO , dalam
Lanywati, 2011) lebih kurang 2% dari total penduduk dunia, merupakan
penderita penyait kencing manis. Menurut Lanywati (2011) gangren-gangren
yang tidak tersembuhkan pada penderita diabetes merupakan penyebab utama
komplikasi-komplikasiseperti infeksi dan amputasi. Pemborokan adalah
pemicu tunggal yang paling umum terjadinya amputasi dan telah diidentifikasi
sebagai faktor penyebab terjadinya amputasi tungkai bawah. Amputasi sendiri
akan berpengaruh besar pada konsep diri klien, karena amputasi adalah
tindakan memotong anggota tubuh. Menurut Hurlock (1999) konsep diri
adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya. Sedangkan menurut
Brook (dalam Rakhmat, 2001) mengatakan bahwa konsep diri merupakan
persepsi mengenal diri sendiri, baik yang bersifat fisik, sosial maupun
psikologis, yang diperoleh melalui pengalaman individu dalam interaksinya
dengan orang lain.
Diantara sekian banyak tindakan medis, amputasi merupakan tindakan
yang mempengaruhi kesehatan mental. Kehilangan anggota tubuh dengan cara
amputasi adalah beban dalam kehidupan bermasyarakat. Anggapan tidak
lengkapnya anggota tubuh klien sangat berpengaruh pada harga diri. Kejadian
amputasi yang terjadi di Jawa Tengah khususnya di Wilayah Karesidenan
Surakarta cukup banyak, data ini didapatkan dari Rekam Medik Rumah Sakit
Ortopedi Surakarta dan Rumah Sakit Daerah Dr. Moewardi Surakarta, pada
tahun 2009 terdapat 89 orang yang mengalami amputasi, tahun 2010 terdapat
85 kejadian amputasi, dan tahun 2011 jauh lebih banyak dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya, yaitu 107 kejadian amputasi.

2
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, klien dengan
amputasi memiliki respon antara lain menarik diri, tidak mampu saling
menatap mata saat berkomunikasi, berusaha menghindar pada saat ditanya
tentang kejadian amputasi yang menimpa dirinya, merasa tidak berharga,
bahkan menyalahkan anggota keluarga. Oleh karena itu penting untuk diteliti
“Gambaran Konsep Diri : Harga Diri pada Klien dengan Amputasi di Wilayah
Karesidenan Surakarta”.
1.2 TUJUAN
1. Menjelaskan konsep medis pada klien dengan gangguan konsep diri
2. Mengetahui konsep keperawatan pada klien dengan gangguan konsep diri

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 KONSEP MEDIS


A. DEFINISI
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sudeen, 1998). Calhoun dan
Acocella (1990), yaitu bahwa konsep diri adalah pandangan pribadi yang
dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri. Muntholi’ah (2002)
mengungkapkan bahwa konsep diri dapat diartikan sebagai gambaran
mental seseorang terhadap dirinya, pandangan terhadap diri, serta usaha
untuk menyempurnakan dan mempertahankan diri. Konsep diri merupakan
sebuah konstruk psikologis yang telah lama menjadi pembahasan dalam
ranah ilmu-ilmu sosial (Marsh & Craven, 2008). Konsep diri terbagi
menjadi berapa bagian.
B. KOMPONEN KONSEP DIRI
Pembagian konsep diri tersebut dikemukakan oleh Stuart and Sundeen
(1995), yang terdiri dari :
1. Citra tubuh
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara
sadar atau tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan
tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan, dan potensi tubuh saat ini
dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan
pengalaman baru setiap individu (Struart and Sundeen, 1995). Sejak
lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima stimulus
dari orang lain, kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai
sadar dirinya terpisah dari lingkungan (Keliat, 1994). Gambaran diri
(body image) berhubungan dengan kepribadian.

4
Cara individu memandang dirinya mempunyai dampak yang
penting pada aspek psikologinya. Citra tubuh adalah sikap, persepsi
keyakinan, dan pengetahuan individu secara sadar atau tidak sadar
terhadap tubuhnya. Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi
tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran, struktur,
bentuk, keterbatasan, makna dan objek yang sering kontak dengan
tubuh.
2. Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia
seharusnya berperilaku berdasarkan standar pribadi,aspirasi,tujuan atau
nilai personal tertentu (Stuart & Sundeen,1996).
Ideal diri mulai berkembang pada masa kanak-kanak yang
dipengaruhi oleh orang penting dari dirinya yang memberikan tuntutan
dan harapan. Pada masa remaja ideal diri akan dibentuk melalui proses
identifikasi pada orang tuanya,guru dan teman terdekat. Penetapan
ideal diri sebaiknya lebih tinggi dari kemampuan individu saat ini
tetapi masih dalam batas yang dapat dicapai. Hal ini diperlukan oleh
individu untuk memacu dirinya ke tingkat yang lebih tinggi. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi individu dalam membentuk ideal
diri yaitu :
 Kecenderungan individu menetapkan ideal diri dari batas
kemampuannya
 Faktor budaya,pembentukkan standar ini dibandingkan dengan
standar kelompok teman dan norma yang ada di masyarakat
 Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil,kebutuhan yang
realistis,keinginan untuk menghindari kegagalan,perasaan cemas
dan rendah diri.
3. Harga diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri.

5
Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri rendah
atau tinggi. Jika individu selau sukses maka cenderung harga diri
tinggi tapi apabila individu sering gagal maka kecenderungan memiliki
harga diri rendah. Cara meningkatkan harga diri pada anak
(Coopersmith cit Stuart & Sundeen,1991) :
 Memberi kesempatan berhasil
 Menanamkan gagasan
 Mendorong aspirasi
 Membantu membentuk koping
Harga diri yang rendah berhubungan dengan hubungan
interpersonal yang buruk dan terutama menonjol pada klien skizofrenia
dan depresi (Stuart & Stundeen,1991). Gangguan harga diri atau harga
diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap
diri sendiri,hilang kepercayaan diri dan merasa gagal mencapai
keinginan.
4. Peran (Role)
Peran adalah serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh
lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi-fungsi individu di
berbagai kelompok sosial (Stuar,1996). Setiap individu dalam
kehidupannya sering disibukkan dengan perannya pada setiap waktu.
Peran ini diperlukan individu untuk aktualisasi diri. Harga diri yang
tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan
kesesuaian dengan ideal diri. Posisi individu dimasyarakat dapat
merupakan stresor terhadap peran karena struktur sosial yang
menimbulkan kesukaran,atau tuntutan posisi yang tidak mungkin
dilaksanakan. Stres peran terdiri dari konflik peran, peran yang tidak
jelas,peran yang tidak sesuai dan peran yang berlebihan.
 Konflik peran : Terjadi jika jika peran yang diminta konflik dengan
sistem individu atau dua peran terjadi konflik satu sama lainnya.

6
 Peran yang tidak jelas : Terjadi jika individu diberi suatu peran
yang tidak jelas dalam hal perilaku dan penampilan yang
diharapkan.
 Peran yang tidak sesuai : Terjadi jika individu dalam proses transisi
merubah nilai dan sikap. misal, seseorang yang masuk dalam
profesi,dimana terdapat konflik antara individu dan profesi.
5. Identitas diri (identity)
Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari
observasi dan penilaian,yang merupakan sintesa dari semua aspek
konsep diri sebagai suautu kesatuan yang utuh (Stuart &
Sundeen,1991). Individu yang memiliki perasaan identitas diri yang
kuat akan memandang dirinya sendiri berbeda dengan orang lain,unik
dan tak ada duanya. Kemandirian timbul dari perasaan berharga
(respek pada diri),kemampuan dan penguasaan diri. Seseorang yang
mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya.
Identitas berkembang sejak masa kanank-kanak bersamaan dengan
persamaan konsep diri. Hal yang penting dari identitas adalah jenis
kelamin. Identitas jenis kelamin berkembang sejak bayi secara
bertahap, dimulai dengan konsep laki-laki dan wanita yang banyak
dipengaruhi oleh pandangan dan perilaku masyarakatterhadap masing-
masing jenis.misalnya, anak perempuan pasif dan menerima sehingga
berkembanglah asuhan yang tidak asertif.
C. ETIOLOGI
Berbagai hal yang dapat menyebabkan gangguan konsep diri:
1. Pola asuh orang tua
Pola asuh orang tua sudah menrupakan faktor signifikan dalam
mempengaruhi konsep diri yang terbentuk. Sikap positif orang tua
yang terbaca oleh anak akan menumbuhkan konsep da pemikiran yang
positif serta sikap menghargai diri sendiri. Sikap negatif orang tua
akan mengundang pertanyaan pada anank dan menimbulkan asumsi
bahwa dirinya tidak cukup berharga untuk dikasihi, disayangi dan

7
dihargai,dan semua itu akibat kekurangan yang ada padanya
sehingga orang tua tidak sayang.
2. Kegagalan
Kegagalan yang terus menerus dialami sering kali menimbulkan
pertanyaan kepada diri sendiri dan berakhir dengan kesimpulan bahwa
semua penyebabnya terletak pada kelemahan diri. Kegagalan membuat
orang merasa dirinya tidak berguna.
3. Depresi
Orang yang sedang mengalami depresi akan mempuyai pemikiran
yang cenderung negatif dalam memandang dan merespon segala
sesuatunya,termasuk menilai diri sendiri. Segala situasi atau stimulus
yang netral akan dipresepsi secara negatif.
4. Kritik internal
Terkadang mengkritik diri sendiri memang dibutuhkan untuk
menyadarkan seseorang akan perbuatan yang telah dilakukan. Kritik
terhadap diri sendiri sering berfungsi menjadi regulator atau rambu-
rambu dalam bertindak dan berperilaku agar keberadaan kita diterima
oleh masyarakat dan dapat beradaptasi dengan baik.
5. Merubah konsep diri
Sering kali diri kita sendirilah yang menyebabkan persoalan
bertambah rumit dan berpikir yang tidak-tidak terhadap suatu keadaan
dan atau terhadap diri kita sendiri. Namun dengan sifatnya yang
dinamis,konsep diri dapat mengalami perubahan kearah yang lebih
positif
D. PROSES PEMBENTUKAN KONSEP DIRI
Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan
seorang manusia dari kecil hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman, dan
pola asuh orangtua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
konsep diri yang terbentuk. Sikap atau respon orangtua dan lingkungan
akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai siapa dirinya. Oleh
sebab itu sringkali anak-anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola

8
asuh yang keliru dan negatif ataupun lingkungan yang kurang mendukung,
cenderung mempunyai konsep diri yang negatif. Hal ini disebabkan sikap
orangtua yang misalnya suka memukul, mengabaikan, kurang
memperhatikan, melecehkan, menghina, bersikap tidak adil, tidak pernah
memuji, suka marah-marah, dianggap sebagai hukuman akibat
kekurangan, kesalahan ataupun kebodohan dirinya. Jadi anak menilai
dirinya berdasarkan apa yang dia alami dan dapatkan dari lingkungan. Jika
lingkungan memberikan sikap yang baik dan positif, maka anak akan
merasa dirinya cukup berharga sehingga tumbuhlah konsep diri yang
positif. Konsep diri ini mempunyai sifat yang dinamis, artinya tidak luput
dari perubahan.
Ada aspek-aspek yang bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu,
namun ada pula yang mudah sekali berubah sesuai dengan situasi sesaat.
Misalnya, seseorang merasa dirinya pandai dan selalu berhasil
mendapatkan nilai baik, namun suatu ketika dia mendapat angka merah
bisa saja disitu dia merasa “bodoh”, namun karena dasar keyakinannya
yang positif, ia berusaha memperbaiki nilai. Dengan demikian,
pembentukan konsep diri sangat terkait dengan proses yang kompleks,
terkait perkembangan psikososial (Erikson), terkait perkembangan kognitif
(piaget), social reinforcement, cultural reinforcement spiritual, hasil
hubungan dalam diri kita, hubungan dengan orang lain, dan pengalaman.
(Stuart & Sundeen, 1995).
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Gangguan citra tubuh
 Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah
 Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi/ akan terjadi
 Menolak penjelasan perubahan tubuh
 Persepsi negatif pada tubuh
 Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang
 Mengungkapkan keputusan

9
 Mengungkapkan ketakutan

2. Gangguan ideal diri


 Mengungkapkan keputusan akibat penyakitnya. Misalnya, saya
tidak bisa ikut ujian karena sakit, saya tidak bisa lagi menjadi
pengawal karena bekas operasi di muka saya, kaki saya yang
dioperasi membuat saya tidak bisa main bola
 Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi, misalnya “saya
pasti bisa sembuh” padahal prognosa penyakitnya buruk, “setelah
sehat saya akan sekolah lagi” padahal penyakitnya mengakibatkan
tidak mungkin sekolah
3. Gangguan harga diri
 Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat
tindakan terhadap penyakitnya. Misalnya malu dan sedih karena
rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker
 Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya “ini tidak akan terjadi
jika saya segera ke rumah sakit”, menyalahgunakan/mengejek diri
sendiri
 Merendahkan martabat. Misalnya, “saya tidak bisa”, “saya tidak
mampu”, “saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa”
 Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin
bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri
 Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, mis
tentang memilih alternatif tindakan
 Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah sidertai harapan
yang suram mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan
4. Gangguan peran
 Mengingkari ketidakmampuan menjalankan peran
 Ketidakpuasan peran
 Kegagalan menjalankan peran yang baru

10
 Ketegangan menjalankan peran yang baru
 Kurang tanggug jawab
 Apatis/ bosan/ jenuh dan putus asa
5. Gangguan identitas
 Tidak ada percaya diri
 Sukar mengambil keputusan
 Ketergantungan
 Masalah dalam hubungan interpersonal
 Ragu/ tidak yakin terhadap keinginan
 Projeksi (menyalahkan orang lain)
Kepribadian yang sehat
Bagaimana individu berhubungan dengan orang lain merupakan inti
dari kepribadian. Kepribadian tidak cukup diuraikan melalui teori
perkembngan dan dinamika diri sendiri. Berkut ini adalah pengalaman
yang akan dialami oleh individu yang mempunyai kepribadian yang sehat :
Gambaran diri yang positif dan akurat : kesadaran akan diri
berdasarkan atas observasi mandiri dan perhatian yang sesuai dengan
kesehatan diri, termasuk persepsi saat ini dan yang lalu, akan diri sendiri,
perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi.
Ideal diri realistis : individu yang mempunyai ideal diri yang realistis
akan mempunyai tujuan hidup yang dapat dicapai
Konsep diri positif : Konsep diri positif menunjukan bahwa individu akan
sukses dalam hidupnya
Hartga diri tinggi : seorang yang mempunyai harga diri yang tinggi akan
memandang dirinya sebagai seorang yang berarti dan bermanfaat. Ia
memandang dirinya sangat sama dengan apa yang ia inginkan
Kepuasan penampilan peran : individu yang mempunyai kepribadian
sehat akan dapat berhubungan dengan orang lain secara intim dan
mendapat kepuasan. Ia dapat mempercayai dan terbuka pada orang lain
dan membina hubungan interdependen.

11
Identitas jelas : individu merasakan keunikan dirinya yang memberi arah
kehidupan dan mencapai keadaan.
F. RENTANG RESPON KONSEP DIRI

Konsep diri dipelajari mulai kontak sosial dan pengalaman


berhubungan dengan orang lain. Pandangan individu tentang dirinya di
pengaruhi oleh bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain
tentang dirinya. Konsep diri terdiri atas komponen : citra diri, ideal diri,
harga diri, penampilan peran dan identitas personal. Respon individu
terhadap konsep dirinya berfluktuasi sepanjang rentang respon konsep diri
yaitu adaptif sampai maladaptif. Staines (stuart dan sunden, 1995)
mengatakan bahwa konsep diri memiliki peranan penting dalam
terbentuknya pola kepribadian seseorang karena konsep diri merupakan
inti pola kepribadian, konsep ini mempengaruhi berbagai sifat dalam diri
seseorang.

12
2.2 KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan
dan merupakan suatu proses yang simetris dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan pasien.
a. Faktor predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi perilaku yang
objektif dan teramati serta bersifat subjektif dan dunia dalam
pasien sendiri. Perilaku berhubungan dengan harga diri yang
rendah, kerancuan identitas, dan depersonalisasi.
2) Faktor yang mempengaruhi peran adalah stereotipik peran seks,
tuntutan peran kerja, dan harapan peran kultural.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi
ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan dalam struktur sosial.
b. Stresor precipitasi
1) Trauma seperti penganiayaan sesksual dan psikologis atau
menyaksikan kejadian menganccam kehidupan
2) Ketegangan peran hubungan dengan peran atau posisi yang di
harapkan dimana individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada 3
jenis transisi peran : transisi peran perkembangan, transisi peran
situasi, dan transisi peran sehat/sakit
c. Sumber-sumber koping
Setiap orang mempunyai kelebihan personal sebagai sumber
koping, meliputi : aktifitas olahraga dan aktifitas lain diluar rumah,
hobi dan kerajinan tangan, seni yang ekspresif, kesehatan dan
perawatan diri, pekerjaan atau posisi, bakal tertentu, kecerdasan,
imajinasi dan kreativitas serta hubungan interpersonal.

13
d. Mekanisme koping
1) Pertahankan koping dalam jangka pendek
2) Pertahankan koping dalam jangka panjang
3) Mekanisme pertahanan ego
Untuk mengetahui persepsi seseorang tentang dirinya, maka orang
tersebut harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
Persepsi : 1. Bagaimana watak saya sekarang?
Psikologis 2. Apa yang membuat saya bahagia/ sedih?
3. Apakah yang sangat mencemaskan saya?
Persepsi : 1. Bagaimana orang lain memandang saya?
Sosial 2. Apakah mereka menghargai saya bahagia/ sedih?
3. Apakah mereka membenci atau menyukai saya?

Persepsi Fisik : 1. Bagaimana pandangan saya tentang penampilan


saya?
2. Apakah saya orang yang cantik atau jelek?
3. Apakah tubuh saya kuat atau lemah?
Pendekatan dan pertanyaan dalam pengkajian sesuai dengan faktor
yang dikaji :
Identitas : Dapatkah anda menjelaskan siapa diri anda pada orang
lain; karakteristik dan kekuatan?
Body image : 1. Dapatkah anda menjelaskan keadaan tubuh anda
kepada saya?
2. Apa yang paling anda sukai dari tubuh anda?
3. Apakah ada bagian dari tubuh anda yang ingin anda
rubah?
Self esteem : 1. Dapatlkah anda katakan apa yang membuat anda puas?
2. Ingin jadi siapakah anda?
3. Siapa dan apa yang menjadi harapan anda?
4. Apakah harapan itu realistis?
5. Signifikan : apa respon anda, saat anda tidak merasa

14
dicintai dan tidak dihargai?
6. Siapakah yang paling penting bagi anda?
7. Competence : apa perasaan anda mengenal
kemampuan dalam mengerjakan sesuatu untuk
kepentingan hidup anda?
8. Virtue : pada tingkatan mana anda merasa nyaman
terhadap jalan hidup bila dihubungkan dengan standar
moral yang dianut?
9. Power : pada tingkatan mana anda perlu harus
mengontrol apa yang terjadi dalam hidup anda? Apa
yang anda rasakan?
Role : 1. Apa yang anda rasakan mengenai kemampuan anda
perfomance untuk melakukan segala sesuatu sesuai peran anda?
Apakah peran anda saat ini membuat anda puas?
2. Gangguan konsep diri
3. Mekanisme koping jangka pendek (krisis identitas)
4. Kesempatan lari sementara dari krisis
5. Kesempatan mengganti identitas
6. Kekuatan atau dukungan sementara terhadap konsep
diri (identitas yang kabur)
7. Arti dari kehidupan
8. Gangguan koping jangka panjang
9. Bila koping jangka pendek tidak terselesaikan
10. Penyelesaian positif menghasilkan integritas ego,
identitas dan keunikan individu, konsep diri yang sehat
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1) Gangguan citra tubuh
2) Harga diri : rendah kronik
3) Keputusasaan
4) Gangguan identitas pribadi

15
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL


1. Gangguan citra tubuh NOC NIC
(00118) Citra Tubuh Peningkatan Harga Diri Peningkatan Harga Diri
Domain 6 : Adaptasi terhadap disabilitas fisik  Observasi  Observasi
Persepsi diri Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitor pernyataan pasien 1. Mengetahui pernyataan
Kelas 3 : selama 3x24 jam, masalah Gangguan mengenai harga diri pasien tentang
Citra tubuh Citra Tubuh teratasi. 2. Monitor frekuensi verbalisasi pandangan harga diri
Definisi : Konfusi dalam Kriteria hasil : negatif terhdap diri pasien
gambaran mental tentang diri- Citra tubuh 3. Monitor tingkat harga diri dari 2. Memantau kondisi
fisik individu 1. Kepuasan dengan penampilan tubuh (3) waktu ke waktu dengan tepat klien
Batasan karakteristik : 2. Penyesuaian terhadap perubahan fungsi  Mandiri 3. Pasien dapat menerima
1. Berfokus pada fungsi masa tubuh (4) 4. Bantu pasien untuk keadaan sekarang
lalu 3. Sikap terhadap penggunaan strategi menemukan penerimaan diri  Mandiri
2. Berfokus pada kekuatan untuk meningkatkan fungsi tubuh (4) 5. Bantu pasien untuk 4. Agar pasien merespon
sebelumnya Keterangan : mengidentifikasi respon positif terhadap
3. Berfokus pada penampilan 1. Tidak pernah positif positif dari orang lain pendapat orang lain
masa lalu 2. Jarang positif 6. Bantu pasien untuk mengatasi 5. Agar meningkatkan
4. Depersonalisasi bagian 3. Kadang-kadang positif bully atau ejekan harga diri pasien
tubuh melalui penggunaan 4. Sering positif  HE sehingga pasien merasa
kata ganti impersonal 5. Konsisten positif 7. Instruksikan orangtua nyaman dengan
5. Gangguan fungsi tubuh Adaptasi terhadap disabilitas fisik mengenai pentingnya minat lingkungannya
1. Beradaptasi terhadap keterbatasan dan dukungan mereka dalam
secara fungsional (4) mengembangkan konsep diri

16
Faktor yang berhubungan : 2. Menggunakan strategi untuk positif anak-anak 6. Agar dapat
1. Cedera mengurangi stres yang berhubungan 8. Instruksikan orangtua untuk meningkatkan rasa
2. Gangguan fungsi dengan disabilitas (4) menetapkan harapan harapan percaya diri pada anak-
psikososial 3. Menerima bantuan akan bantuan fisik yang jelas dan untuk anak
3. Ketidaksesuaian budaya (4) mendefinisikan batasan yang  HE
4. Ketidaksesuaian spiritual Keterangan : ada pada anak 7. Karena peran keluarga
5. Penyakit 1. Tidak pernah dilakukan sangat penting dalam
2. Jarang dilakukan perubahan perilaku
3. Kadang-kadang dilakukan pasien
4. Sering dilakukan 8. Karena peran keluarga
5. Dilakukan secara konsisten sangat penting dalam
perubahan perilaku
pasien

2. Harga diri : rendah kronik NOC NIC


(00119) Harga Diri Latihan Asertif Latihan Asertif
Domain 6 : Persepsi diri Setelah dilakukan tindakan keperawatan  Observasi  Observasi
Kelas 2 : Harga diri selama 3x24 jam , masalah Harga diri : 1. Monitor tingkat kecemasan 1. Untuk mengetahui
Definisi : evaluasi diri/ rendah kronik teratasi. dan ketidaknyamanan yang tingkat kecemasan
perasaan negatif tentang diri Kriteria hasil : pasien
berhubungan dengan
 Mandiri
sendiri atau kemampuan diri 1. Mempertahankan kontak mata (3-4) perubahan perilaku
2. Agar pasien dapat
yang berlangsung lama 2. Komunikasi terbuka (4)  Mandiri berfikir secara rasional
3. Tingkat kepercayaan diri (3-4) 2. Bantu pasien mengenali dan dan pasien dapat
mengurangi distorsi kognitif mengkomunikasikan
Batasan karakteristik : Keterangan : yang memblokir kemampuan fikiran secara jujur

17
1. Ekspresi rasa bersalah 1. Tidak pernah positif yang menunjukkan (perilaku) tanpa merugikan orang
2. Bergantung pada pendapat 2. Jarang positif asertif lain
orang lain. 3. Kadang-kadang positif 3. Bantu pasien mengenali hak, 3. Agar pasien tidak
melanggar norma yang
3. Ekspresi rasa malu 4. Sering positif tanggung jawab, dan norma
bertentangan
4. Kontak mata berkurang 5. Konsisten positif yang bertentangan 4. Agar pasien dapat
5. Perilaku tidak asertif 4. Bantu mengenali ekspresi membedakan yang
Faktor yang berhubungan : pikiran dan perasaan, baik negatif dan positif
1. Gangguan psikiatrik positif dan negatif 5. Agar pasien dapat
2. Kegagalan berulang 5. Bantu pasien untuk membedakan mana
3. Kurang respek dari orang membedakan antara pikiran yang nyata dan mana
yang tidak nyata
lain dan kenyataan
6. Agar pasien dapat
6. Bantu pasien mengenali mengetahui pikiran-
pikiran-oikiran yang bisa pikiran yang dapat
menggagalkan (asertifitas) menggagalkan pasien
pasien  HE
 HE 7. Agar pasien punya
7. Instruksikan pasien mengenai banyak cara untuk
berperilaku asertif
cara lain untuk berperilaku
8. Agar pasien dapat
asertif berperilaku asertif
terhadap diri dan orang
lain

8. Instruksikan pasien mengenai

18
strategi untuk berlatih
berperilaku asertif (misalnya,
meminta, mengatakan tidak
untuk permintaan yang tidak
masuk akal, dan memulai
serta menutup pembicaraan)
3. Keputusasaan (00124) NOC NIC
Domain 6 : Persepsi diri Penerimaan : Status Kesehatan Peningkatan koping Peningkatan koping
Kelas 1 : Konsep diri  Mandiri  Mandiri
Definisi : kondisi subjektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Bantu pasien dalam 1. Agar pasien dapat
ketika seorang individu selama 3x24 jam , masalah Keputusasaan mengidentifikasitujuan mengetahui tujuan dari
memandang keterbatasan atau teratasi. jangka pendek dan jangka jangka pendek dan
tidak adanya alternatif atau Kriteria hasil : jangka panjang tersebut
panjang yang tepat
2. Agar terjalin hubungan
pilihan pribadi serta tidak 1. Mengekspresikan kedamaian dalam diri 2. Dukung hubungan pasien saling percaya
mampu memobilisasi energi (4) dengan orang yang memiliki 3. Agar masalah yang
demi kepentingan sendiri. 2. Menunjukkan kegembiraan (4) ketertarikan dan tujuan yang dihadapi klien dapat
Batasan karakteristik : 3. Menjelaskan prioritas hidup (4) sama teratasi dengan baik
1. Gangguan pola tidur Keterangan : 3. Bantu pasien untuk 4. Agar pasien dapat
2. Kurang inisiatif 1. Tidak pernah dilakukan menyelesaikan masalah mengetahui adanya
3. Kurang kontak mata 2. Jarang dilakukan perubahan dalam peran
dengan cara yang konstruktif
5. Dengan adanya
4. Meninggalkan orang yang 3. Kadang-kadang dilakukan 4. Dukung pasien untuk pendekatan,pasien
mengajak bicara 4. Sering dilakukan mengidentifikasi deskripsi merasa aman dan
5. Penurunan afek 5. Dilakukan secara konsisten yang realistik terhadap nyaman
Faktor yang berhubungan : adanya perubahan dalam
1. Isolasi sosial peran 6. Karena suasana

19
2. Kehilangan kepercayaan 5. Gunakan pendekatan yang penerimaan dapat
pada kekuatan spiritual tenang dan memberikan mendukung perilaku
3. Kehilangan kepercayaan jaminan koping positif
7. agar antara klien dan
pada nilai penting 6. Berikan suasana penerimaan
perawat tercipta
7. Kenali latar belakang hubungan saling toleran
budaya/ spiritual pasien  HE
 HE 8. karena dengan teknik
8. Instruksikan pasien untuk relaksasi pasien bisa
menggunakan teknik merasa lebih tenang
relaksasi sesuai dengan
kebutuhan

4. Gangguan identitas pribadi NOC NIC


(00121) Kesadaran diri Konseling Konseling
Domain 6 : Persepsi diri Penampilan peran  Mandiri  Mandiri
Kelas 1 : Konsep diri Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Bangun hubungan terapeutik 1. Hubungan saling
Definisi : ketidakmampuan selama 3x24 jam , masalah Gangguan yang didasarkan pada (rasa) percaya sebagai dasar
mempertahankan persepsi diri identitas diri teratasi. saling percaya dan saling interaksi yang
yang utuh dan komplet Kriteria hasil : terapeutik perawat-
menghormati
klien
Batasan karakteristik : Kesadaran diri 2. Tetapkan lama hubungan 2. Agar dapat menjelaskan
1. Gangguan citra tubuh 1. Mengenali pola kebiasaan pribadi (4) konseling dan membimbing
2. Gangguan hubungan pasien dengan baik
3. Ketidakefektifan perfoma 2. Bercermin pada perasaan tetntang 3. Dukung ekspresi perasaan 3. Agar dapat diketahui
peran penemuan diri (4) (klien) 4. Untuk mengethui
4. Perasaan aneh 3. Mengingat diri di masa lalu (3) 4. Sediakan informasi faktual pemahaman dengan

20
5. Perasaan kosong Keterangan : yang tepat dan sesuai informasi yang telah
Faktor yang berhubungan : 1. Tidak pernah menunjukkan kebutuhan diberikan
1. Diskriminasi 2. Jarang menunjukkan 5. Sampaikan secara verbal 5. Agar pasien dapat
membedakan antara
2. Gangguan kepribadian 3. Kadang-kadang menunjukkan perbedaan antara perasaan
perasaan dan perilaku
disosiatif 4. Sering menunjukkan pasien dan perilakunya yang dimilikinya
3. Harga diri rendah 5. Secara konsisten menunjukkan 6. Bantu pasien untuk 6. Untuk mengetahui
Penampilan peran mengidentifikasi kekuatan, kekuataan pribadinya
1. Deskripsi tetntang perubahan peran dan menguatkan hal tersebut 7. untuk meningkatkan
akibat penyakit/ kecacatan (4) 7. Dukung keterampilan baru harga diri, mendorong
2. Melakukan peran sesuai harapan (4) 8. Jangan mendukung kemandirian
8. untuk mengurangi
3. Melaporkan kenyamanan dalam peran pembuatan keputusan pada
beban pikiran klien.
yang diharapkan (4) saat pasien berada dalam
Keterangan : kondisi stres berat, jika
1. Tidak adekuat memungkinkan
2. Sedikit adekuat
3. Cukup adekuat
4. Sebagian cukup berat adekuatspenuhnya
adekuat

21
BAB III
TELAAH ARTIKEL

3.1 ARTIKEL 1
“Penatalaksanaan Pasien Gangguan Jiwa Dengan Gangguan Konsep Diri :
Harga Diri rendah”
a. Judul Artikel
Pada judul artikel terdapat 11 kata, sudah cukup menggambarkan isi
dari artikel ini.
b. Penulisan Nama
Dalam penulisan nama tidak disertai fengan gelar akademik. Sesuai
dengan teori.
c. Abstrak dan Kata Kunci
Masalah dalam artikel ini adalah gangguan konsep diri : harga diri
rendah. Tujuannya untuk : Mengetahui gangguan konsep diri yang
berkaitan dengan harga diri rendah. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik pada klien harga diri rendah.
Hasil penelitian, didapatkan tn.T masuk dengan alasan klien bicara
sendiri kurang lebih 5 bulan, bicara mengacau kurang lebih 1 bulan dan
tiba-tiba memukul ibunya yang sedang sholat.klien mengatakan belum
pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya dan belum pernah dirawat
di RSJD.
d. Metode
1. Sumber data dari klien Tn. T yang mengalami gangguan konsep diri
dengan harga diri rendah
2. Desain analisis menggunakan deskriptif analitik
e. Hasil
Di dalam artikel dijelaskan bagaimana klien sampai mengalami gangguan
konsep diri yaitu harga diri rendah melalui penjelasan yang disampaikan
melalui pengkajian

22
f. Pembahasan
Dalam pembahasan artikel, masalah, tafsiran hasil dari penelitian dan
menyusun teori atau langkah selanjutnya sudah tercantum
g. Simpulan dan saran
Kesimpulan dalam artikel juga dijelaskan atau diuraikan hasil dari
pembahasan
h. Daftar Rujukan
Daftar rujukan terlampir

3.2 ARTIKEL 2
“Hubungan Antara Karakteristik Individu Dengan Perubahan Konsep Diri
Pada Klien Dengan Paralisis”
a. Judul Artikel
Pada judul artikel terdapat 12 kata, sudah cukup menggambarkan isi
dari artikel ini.
b. Penulisan Nama
Dalam penulisan nama tidak disertai fengan gelar akademik. Sesuai
dengan teori.
c. Abstrak dan Kata Kunci
Masalah dalam artikel ini adalah hubungan antara karakteristik
individu dengan perubahan konsep diri pada pasien paralisis. Tujuannya
untuk : mengetahui hubungan karakteristik individu dengan perubahan
konsep diri. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan Cross
sectional
Hasil penelitian, Berdasarkan tingkat pendidikan pada perubahan
konsep diri, di temukan mayoritas (61,5%) berpendidikan SD dengan 8
responden diantaranya dengan konsep diri kategori rendah. Hal ini sesuai
pendapat Notoatmojo (2003) yang mengatakan bahwa pendidikan yang di
tempuh seseorang akan dapat menambah pengetahuan, mempengaruhi
sikap dan perilaku. Hasil penelitian yang berlawanan Sumaryoto (2001)

23
bahwa latar belakang pendidikan lansia tidak mempengaruhi isolasi sosial
dalam perubahan konsep diri.
d. Metode
1. Sumber data; Medical Record RSOP,2009.Populasi dan sampel;
Rumah Sakit Orthopedi Prof. DR. R.Soeharso Surakarta selama tahun
2009 berjumlah 138 populasi, dengan jumlah populasi rata-rata 11,5
atau di bulatkan menjadi 12 populasi perbulan.Sampel,peneliti
mengambil jumlah sampel selama 2 bulan yang di perkirakan
berjumlah 24 responden.Cara pengambilan sampel; total sample.
2. Menggunakan metode Cross Sectional
e. Hasil
Di dalam artikel ini dicantumkan tabel dan pembahasannya
f. Pembahasan
Dalam pembahasan artikel, masalah, tafsiran hasil dari penelitian dan
menyusun teori atau langkah selanjutnya sudah tercantum
g. Simpulan dan saran
Kesimpulan dalam artikel juga dijelaskan atau diuraikan hasil dari
pembahasan
h. Daftar Rujukan
Daftar rujukan terlampir

3.3 ARTIKEL 3
“Hubungan Antara Konsep Diri Dan Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian
Diri Istri Yang Tinggal Bersama Keluarga Suami”
a. Judul Artikel
Pada judul rtikel terdapat 16 kata, sudah menggambarkan isi dari
artikel ini
b. Penulisan Nama
Dalam penulisan artikel nama tidak disertai dengan gelar akademik.
Sesuai dengan teori.

24
c. Abstrak dan Kata Kunci
Masalah dalam artikel ini ialah bagaimana konsep diri pada seorang
istri dengan kematangan emosinya terhadap lingkungan yang berada
dikeluarga suami. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahui
bagaimana hubungan antara konsep diri dengan kematangan emosi.
Penilitian ini menggunakan metode analisis regresi dan analisis korelasi
parsial.
Hasil penelitian, sumbangan efektif dari variabel konsep diri dan
kematangan emosi terhadap penyesuaian diri sebesar 36,3%,sedangkan
sisanya 63,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Hipotesis
dicantumkan
d. Metode
1. Sumber data dari para istri di RW. 03
2. Metode yang digunakan yaitu analisis regresi dan analisis korelasi
parsial
e. Hasil
Pada artikel ini dijelaskan apakah hipotesis diterima atau tidak yaitu
hubungan positif antara konsep diri dengan penyesuaian istri yang tinggal
bersama keluarga suami, kemudian hubungan positif antara konsep diri
dengan kematangan emosi dengan penyesuaian diri istri yang tinggal
bersama keluarga suami
f. Pembahasan
Dalam pembahasan artikel, masalah, tafsiran hasil dari penelitian dan
menyusun teori atau langkah selanjut nya sudah tercantum.
g. Simpulan dan Saran
Kesimpulan dalam artikel juga di jelaskan atau di uraikan hasil dari
pembahasan.
h. Daftar rujukan
Tidak terlampir

25
3.4 ARTIKEL 4
“Konsep Diri dan Komunikasi Interpersonal”
a. Judul Artikel
Pada judul artikel terdapat 5 kata, sudah cukup menggambarkan isi
dari artikel ini.
b. Penulisan Nama
Dalam penulisan nama tidak disertai fengan gelar akademik. Sesuai
dengan teori.
c. Abstrak dan Kata Kunci
Masalah dalam artikel ini adalah pengaruh konsep diri terhadap
komunikasi interpersonal. Tujuannya untuk : Mengetahui bagaimana
konsep diri dapat mempengaruhi komunikasi. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif
Hasil penelitian, artikel ini menjelaskan bagaimana konsep diri
mempengaruhi komunikasi distorsi konsep diri, meningkatkan harga diri,
karakteristik dari harga diri rendah.
d. Metode
1. Sumber penelitian melalui penilaian dari perasaan umum seseorang
tentang kompetensi di berbagai situasi atau tugas.
2. Desain analisis menggunakan deskriptif kualitatif
e. Hasil
Dalam artikel ini dijelaskan bagaimana konsep diri mempengaruhi
komunikasi interpersonal
f. Pembahasan
Dalam pembahasan artikel, masalah, tafsiran hasil dari penelitian dan
menyusun teori atau langkah selanjutnya sudah tercantum
g. Simpulan dan saran
Kesimpulan dalam artikel juga dijelaskan atau diuraikan hasil dari
pembahasan
h. Daftar Rujukan
Tidak dilampirkan

26
3.5 ARTIKEL 5
“Hubungan Antara Konsep Diri Dan Tanggapan Terhadap Siswa
Akademik Prestasi Di Antara Pemimpin Siswa Di Universitas Putra Malaysia”
a. Judul Artikel
Pada judul artikel terdapat 11 kata, sudah cukup menggambarkan isi
dari artikel ini.
b. Penulisan Nama
Dalam penulisan nama tidak disertai fengan gelar akademik. Sesuai
dengan teori.
c. Abstrak dan Kata Kunci
Masalah dalam artikel ini adalah gangguan konsep diri : harga diri
rendah. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari hubungan antara
konsep diri dan kemampuan untuk menangani stress pada prestasi
akademik mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode korelasional
Hasil penelitian, analisis data dibagi menjadi dua bagian. Bagian
pertama adalah informasi tentang diri konsep yang mencakup perbedaan
konsep diri berdasarkan perbedaan gender dan hubungan antara konsep
diri dan prestasi akademik. Bagian kedua adalah informasi tentang respon
penanganan stress yang juga mencakup hubungan antara strategi respond
dan prestasi akademik
d. Metode
1. Sumber data melalui seperangkat kuisioner yang berisi urutan
pertanyaan yang dirancang. Sebanyak 150 bentuk kuisioner
disirukulasikan. Jumlah responden yang dianalis berjumlah 106
berusia antara 18 hingga 27 tahun
2. Desain analisis menggunakan metode korelasional
e. Hasil
Di dalam artikel dijelaskan bagaimana informasi tentang diri konsep
yang mencakup perbedaan konsep diri berdasarkan perbedaan gender dan
hubungan antara konsep diri dan prestasi akademik. serta informasi

27
tentang respon penanganan stress yang juga mencakup hubungan antara
strategi respond dan prestasi akademik
f. Pembahasan
Dalam pembahasan artikel, masalah, tafsiran hasil dari penelitian dan
menyusun teori atau langkah selanjutnya sudah tercantum
e. Simpulan dan saran
Kesimpulan dalam artikel juga dijelaskan atau diuraikan hasil dari
pembahasan
f. Daftar Rujukan
Daftar rujukan terlampir

28
BAB IV
PENUTUP

4.1 SIMPULAN
Konsep diri itu adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian
yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan oran lain. Faktor yang mempengaruhi pembentukan
konsep diri adalah : 1) the signifikan others, yaitu orang lain yang kita anggap
penting atau bisa dimana konsep diri dipelajari melalu kontak dan pengalaman
dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui cermin orang lain dengan cara
pandang diri merupakan interprestasi diri pandangan orang lain terhadap diri
sendiri. 2) reference group, yaitu kelompok yang dipakai sesuai acuan. 3) teori
perkembangan, konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang
serta bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya
dengan orang lain. 4) self perception (persepsi diri sendiri) . pembagian
konsep diri yaitu : 1) Gambaran diri, yaitu sikap seseorang terhadap tubuhnya
secara sadar dan tidak sadar. 2) Ideal diri, yaitu persepsi individu tentang
bagaimana ia harus berperilaku berdasarkan standar. 3) Peran, yaitu
seperangkat perilaku yang diharapkan secara sosial. 4) Identitas, yaitu
kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi. 5) Harga diri, yaitu
penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa.
Gangguan konsep diri suatu kondisi dimana individu mengalami kondisi
pembahasan perasaan, pikiran atau pandangan dirinya sendiri yang negatif.
Dari pengkajian seluruh komponen konsep diri, dapat disimpulkan bahwa
masalah keperawatan yaitu: 1) gangguan harga diri: harga diri rendah
situasional atau kronik. 2.) gangguan citra tubuh ideal diri tidak realitas. 3)
gangguan identitas personal, 4) perubahan penampilan peran, 5)
ketidakberdayaan, 6) isolasi sosial 7) risiko perilaku kekerasan, 8) tindakan
pada gangguan konsep diri.

29
Fokus tindakan adalah pada tingkat penilaian kognitif pada kehidupan
yang terdiri dari persepsi, keyakinan, dan kepribadian. Kesadaran klien akan
emosi dan perasaannya juga hal yang penting. Setelah mengevaluasi penilaian
kognitif dan kesadaran perasaan, klien menyadari masalah dan kemudian
merubah perilaku. Prinsip asuhan yang diberikan adalah pemecahan masalah
yang terlihat dari kemajuan klien meningkat ketingkat berikutnya.
4.2 SARAN
Berdasarkan penjelasan diatas, diharapkan kepada pembaca agar dapat
mengaplikasikan ilmu-ilmu yang terdapat dalam makalah ini. Untuk
membentuk sebuah konsep diri yang baik bukan hanya dibentuk dalam diri
sendiri tetapi sebaiknya kita melibatkan orang lain untuk dijadikan sebagai
acuan untuk mengoreksi dan melakukan penilaian terhadap diri kita sendiri.

30
DAFTAR PUSTAKA

International Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi


2015-2017 Edisi 10. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Moorhead Sue, dkk. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi Ke-5,
Edisi Bahasa Indonesia. Indonesia : CV Mocomedia, Elsevier Inc.

Bulechek Gloria, dkk. (2013)). Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi


Ke-6, Edisi Bahasa Indonesia. Indonesia : CV Mocomedia, Elsevier Inc.

Muhith Abdul. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi Edisi 1.
Yogyakarta : Andi Offset

Sampthirao Prabhakarao. (2016). Self-Concept And Interpersonal communication.


Diakses tanggal 10 oktober 2018 pukul 08.50 WITA di google scholar dengan
link : http://www.ijip.in

Purwasih R., Susilowati Y. (2016). Penatalaksanaan Pasien Gangguan Jiwa


Dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah. Diakses tanggal 10
oktober 2018 pukul 08.50 WITA di google scholar dengan link :
https://jurnal.akperkridahusada.ac.id/index.php/jpk/article/view/26

Ahmad Jamaludin, dkk. (2011). The Relationship Between Self Concept And
Response Towards Students Academic Achievement Among Students Leaders
In University Putra Malaysia. Diakses tanggal 10 oktober 2018 pukul 08.50
WITA di google scholar dengan link : https://eric.ed.gov/?id=ED522690

31
Kusuma Aria Nurahman Hendra. (2013). Hubungan Antara Karakteristik
Individu Dengan Perubahan Konsep Diri Pada Klien Dengan Gangguan
Paralisis. Diakses tanggal 10 oktober 2018 pukul 08.50 WITA di google
scholar dengan link :
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn1212010/article/view/882

Annisa Nova. (2012). Hubungan antara konsep diri dan kematangan emosi
dengan penyesuaian diri istri yang tinggal bersama keluarga suami. Diakses
tanggal 10 oktober 2018 pukul 08.50 WITA di google scholar dengan link :
https://media.neliti.com/media/publications/246754-hubungan-antara-konsep-
diri-dan-kematang-ef12048a.pdf

32

Anda mungkin juga menyukai