Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Biologi merupakan ilmu pengetahuan alam yang berguna agar kita mengetahui tentang diri
kita dan bumi yang kita huni. Salah satu ilmu biologi tentang diri kita yang harus kita ketahui
yaitu  sistem koordinasi atau   sistem pengatur tubuh makhluk hidup. Sistem koordinasi
terdiri dari sistem saraf , sistem hormon dan sistem indera. Sebagai makhluk hidup, kita harus
mengetahui tentang hal itu. Dan pada kenyataannya masih banyak yang belum mengetahui
tentang sistem koordinasi. Oleh karena itulah makalah tentang sistem saraf dan sistem
hormon ini penyusun tulis.

1.2  Tujuan

1.      Agar mengetahui apa yang di maksud dengan sistem saraf dan koordinasi pada makhluk
hidup
2.      Agar mengetahui sistem saraf pada manusia beserta bagian-bagian dan fungsi-fungsinya
3.      Agar mengetahui bagaimana sistem saraf pada hewan
4.      Agar mengetahui apa yang di maksud dengan sistem hormon
5.      Agar mengetahui bagaimana sistem hormon pada manusia dan hewan

1.3  Manfaat
1.      Kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem saraf dan sistem endokrin
2.      Kita dapat sistem bagaimana saraf pada manusia dan hewan, struktur,  bagian-bagiannya
maupun fungsinya.

1.4  Rumusan Masalah


1.      Apa fungsi sistem saraf?
2.      apa saja bagian-bagian dari system saraf pada manusia
3.      apa yang di maksud dengan hormon?
4.      Bagaimana sistem hormone pada manusia dan hewan
BAB II
PEMBAHASAN

SISTEM SARAF MAKHLUK HIDUP


Sistem saraf bersama-sama dengan sistem hormon, berfungsi untuk memelihara
fungsi tubuh. Pada umumnya sistem saraf berfungsi untuk mengatur, misalnya kontraksi otot,
perubahan alat-alat tubuh bagian dalam yang berlangsung dengan cepat, dan kecepatam
sekresi beberapa kelenjar endokrin.
Sistem saraf pada manusia memiliki sifat mengatur yang sangat kompleks dan khusus.
Sistem saraf menerima berjuta rangsangan yang berasal dari berbagai organ. Semua
rangsangan tersebut akan bersatu untuk dapat menentukan respon apa yang akan diberikan
oleh tubuh.
                        Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh (rangsangan eksternal) dan
rangsangan dari dalam tubuh  (rangsangan internal). Rangsangan eksternal misalnya cahaya,
suara, gravitasi, suhu, panas, dan dingin. Sedangkan rangsangn internal misalnya rasa lapar,
haus, sakit, nyeri, dan sebagainya.
Untuk bereaksi terhadap berbagai rangsangan tubuh kita memerlukan tiga komponen yaitu,
reseptor, sistem saraf, dan efektor.
1.      Reseptor
Reseptor atau penerima rangsangan adalah sel yang memberikan respon terhadap rangsangan
dari lingkungan eksternal maupun internal. Kemudian reseptor akan mengubah rangsangan
yang diterima menjadi suatu impuls saraf (aliran listrik yang terjadi karena adanya perubahan
muatan listrik) yang akan diteruskan melalui neuron ( sel saraf). Pada tubuh kita yang
berperan sebagai reseptor adalah alat indera. Di dalamnya terdapat ujung-ujung saraf sensorik
yang peka terhadap rangsangan tertentu. Saraf sensorik berfungsi menerima rangsangan dan
membawanya ke otak atau sumsum tulang belakang.
2.      Sistem saraf
Sistem saraf berperan menerima, mengolah, dan meneruskan hasil olahan rangsangan ke
efektor. Sistem saraf tersebar ke seluruh organ tubuh manusia. Secara fungsional, sistem saraf
dibagi menjadi bagian somatik dan otonom. Bagian somatik berperan mengatur koordinasi
struktur-struktur otot, tulang, dan kulit. Sedangkan sistem saraf otonom berperan mengatur
koordinasi otot polos, jantung, dan kelenjar-kelenjar tubuh.

3.      Efektor
Efektor adalah sel atau organ yang digunakan untuk bereaksi terhadap rangsangan, baik dari
dalam maupun dari luar tubuh. Pada tubuh kita yang berperan sebagai efektor utama adalah
otot dan kelenjar.
Sistem saraf terdiri dari tiga macam sel yang memiliki struktur dan fungsi berbeda, yaitu
neuron, sel schwan, dan sel penyokong (neuroglia). Neuron bertugas mengantarkan impuls.
Sel schwan merupakan pembungkus sebagian besar akson pada sistem saraf perifer (sistem
saraf tepi). Akson merupakan neuron yang berfungsi membawa rangsangan dari badan
neuron. Sel penyokong (neuroglia) merupakan sel yang terdapat diantara neuron dan sistem
saraf pusat.

SEL SARAF (NEURON)


Neuron merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron mempunyai
kemampuan merespon rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak mengalami pembelahan
sehingga tidak dapat di ganti jika sudah mati atau rusak. Namun pada kondisi yang sesuai,
neuron dari sistem saraf perifer yang terluka dapat di perbaiki.
Struktur Neuron
Sistem saraf tersusun atas miliaran sel yang sangat khusus yang disebut sel saraf (neuron).
Setiap neuron tersusun atas badan sel, dendrit, dan akson (neurit).
1.      Badan sel
merupakan bagian sel saraf yang mengandung nukleus (inti sel) dan tersusun pula sitoplasma
yang bergranuler dengan warna kelabu. Sitoplasma badan sel mengandung badan nissal
(substansi kromatik) dan neurofibril (fibril/serat yang ramping pada badan neuron). Badan
nissal akan tampak seperti retikulum endoplasma granuler yang tersusun sejajar satu dengan
yang lainnya. Badan nissal mengandung protein yang digunakan untuk menggantikan protein
yang habis selama metabolisme. Protein ini juga digunakan untuk pertumbuhan neuron dan
perbaikan saraf dan sistem saraf perifer. Neurofibil merupakan fibil yang berbentuk panjang
dan ramping, serta terdiri dari mikrotubulus umumnya. Neurofibil diduga memiliki peranan
dalam pengangkutan nutrien dan penyokong sel.
Lokasi badan sel terletak di sistem saraf pusat, meskipun ada beberapa yang terletak di sistem
saraf perifer. Di sistem saraf pusat badan sel neuron berkelompok menjadi nukleus.
Sementara itu, badan sel yang berkelompok selain di saraf pusat, umumnya di sebut
ganglion.

2.      Dendrit
Pada badan sel terdapat bagian yang berupa serabut dengan penjuluran pendek. Bagian ini
disebut dendrit. Dendrit memiliki struktur yang bercabang-cabang (seperti pohon) dengan
berbagai bentuk dan ukuran. Fungsi dendrit adalah menerima impuls (rangsang) yang datang
dari reseptor. Kemudian impuls tersebut dibawa menuju ke badan sel saraf.

3.      Akson
Selain itu, pada badan sel juga terdapat penjuluran panjang dan kebanyakan tidak bercabang.
Namanya adalah akson atau neurit. Akson berperan dalam menghantarkan impuls dari badan
sel menuju efektor, seperti otot dan kelenjar. Walaupun diameter akson hanya beberapa
mikrometer, namun panjangnya bisa mencapai 1 hingga 2 meter.
Supaya informasi atau impuls yang dibawa tidak bocor (sebagai isolator), akson dilindungi
oleh selubung lemak yang kemilau. Kita bisa menyebutnya selubung mielin. Selubung
mielin dikelilingi oleh sel-sel Schwan. Selubung mielin tersebut dihasilkan oleh sel sel
pendukung yang disebut oligodendrosit. Sementara itu, pada akson terdapat bagian yang
tidak terlindungi oleh selubung mielin. Bagian ini disebut nodus Ranvier, yang berfungsi
memperbanyak impuls saraf atau mempercepat jalannya impuls.

Macam-Macam Neoron
  Neuron beredasarkan jumlah uluran
1.      Neuron Unipolar
Neuron Unipolar hanya memiliki satu uluran yang timbul dari badan sel. Misalnya neuron
sensorik unipolar yang terdapat pada hewan tingkat rendah.
2.      Neuron Bipolar
Neuron ini memiliki dua uluran, yaitu akson dan dendrit. Badan selnya  berbentuk lonjong
dan ulurannya timbul dari dua ujung badan sel. Neuron ini terdapat pada retina (mata), koklea
(telinga) dan epitel olfaktori (hidung).
3.      Neuron Multipolar
Neuron ini memiliki satu akson dan beberapa dendrit. Penyebaran neuron multipolar ini
paling banyak terdapat di dalam tubuh di bandingkan neuron unipolar dan bipolar. Contoh
neuron multipolar adalah neuron motorik yang keluar dari sumsum tulang belakang

  Neuron berdasarkan Fungsi


Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:
a.      Neuron Sensorik
Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu
alat indera.

b.      Neuron Motorik


Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu
otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum
tulang belakang.
c.       Neuron konektor atau Interneuron
Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan
sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Sel
saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.

SINAPS
Merupakan hubungan penyampaian impuls dari satu neuron ke neuron yang lain. biasanya
terjadi dari ujung percabangan akson dengan ujung dendrit neuron yang lain.
Celah antara satu neuron dengan neuron yang lain disebut dengan celah sinapsis. Di dalam
celah sinapsis inilah terjadi loncatan-loncatan listrik yang bermuatan ion, baik ion positif dan
ion negatif. Di dalam celah sinapsis ini juga terjadi pergantian antara impuls yang satu
dengan yang lain, sehingga diperlukan enzim kolinetarase untuk menetralkan asetilkolin
pembawa impuls yang ada. Dalam celah sinapsis juga terdapat penyampaian impuls dengan
bantuan zat kimia berupa asetilkolin yang berperan sebagai pengirim (transmitter).
Berdasarkan tempat sinapsnya, neuron di bedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a.      Sinaps aksosomatik (axosomatic synaps), yaitu sinaps yang terletak diantara akson dari
satu neuron dengan badan sel dari neuron lain.
b.      Sinaps aksodendritik (axsodendrituc synaps), yaitu sinaps yang terletak di antara akson
dari neuron yang satu dengan dendrit dari neuron lain”
c.       Sinaps aksoaksonik (axoaxonic synaps), yaitu sinaps yang terletak di antara ujung akson
dari neuron yang satu dengan akson dari neuron yang lain.

IMPULS SARAF
Salah satu sifat neuron adalah permukaan luarnya bermuatan positif, sedangkan
bagian dalamnya bermuatan negatif. Jadi, ada perbedaan potensial antara neuron bagian luar
dengan bagian dalam. Keadaan demikian disebut polarisasi.
Bila neuron tersebut di rangsang, di tempat tersebut terjadi penurunan beda potensial
atau muatannya berubah, yaitu bagian luarnya menjadi negatif dan bagian dalamnya menjadi
positif. Keadaan tersebut di sebut depolarisasi. Peristiwa perubahan muatan pada membran
plasma neuron di sepanjang serabut saraf di sebut dengan potensial aksi saraf atau yang lebih
dikenal dengan impuls saraf.
Semua impuls saraf adalah sama. Respon yang berlainan bukan di sebabkan karena
impuls yang berbeda, tetapi karena reseptor dan efektor yang berbeda.
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan luar,
kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan sebagai serangkaian pulsa
elektrik yang menjalari serabut saraf.
Contoh rangsangan adalah sebagai berikut:
a.       Perubahan dari dingin menjadi panas
b.      Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan
c.       Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung
d.      Suatu benda yang menarik perhatian
e.       Suara bising
f.        Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan

Prinsip kerja Impuls


Rangsangan (impuls) yang mengenai tubuh diterima oleh organ reseptor untuk diteruskan ke
pusat saraf. Dari pusat saraf akan disampaikan tanggapan (respon) ke organ efektor. Respon
ini biasanya berbentuk gerakan. Proses perambatan impuls ini meliputi cara merambat
melalui sel saraf dan sinapsis.
1. Perambatan impuls melalui sel saraf
Rambatan impuls melalui serabut saraf terjadi dalam bentuk pulsa elektrik. Alur impuls yang
terjadi yaitu:

Perambatan impuls ini terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar
dan bagian dalam sel saraf. Sel saraf pada saat beristirahat bagian luarnya merupakan kutub
positif, sedangkan bagian dalamnya kutub negatif. Adanya rangsang dari organ reseptor
menyebabkan pembalikan beda potensial (depolarisasi), sehingga terjadi perambatan
gelombang sesuai beda potensial.
Variasi kecepatan perambatan gelombang dipengaruhi oleh diameter akson dan ada atau
tidaknya selubung mielin, yaitu antara 1 sampai 120 m per detik. Pengembalian posisi kepada
posisi awal memerlukan waktu sekitar 1/500 sampai 1/1000 detik. Stimulus yang lemah
(threshold) tidak dapat menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik, tetapi
sebaliknya jika stimulus kuat maka impuls akan dihantarkan sampai ujung akson dan
diteruskan kepada sel saraf yang lainnya.
2. Perambatan impuls melalui sinapsis
Ujung akson sel saraf membentuk tonjolan sinapsis yang berisi sitoplasma (cairan sel). Di
dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat membran kecil (vesikula sinapsis) yang berisi
neurotransmitter. Pada saat impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula melepaskan
neurotransmitter. Contoh neurotransmitter yaitu asetilkolin (terdapat di seluruh tubuh),
noradrenalin (terdapat di sistem saraf simpatik), dopamin dan serotonin (terdapat di otak).
Penempelan asetilkolin pada reseptor menyebabkan terjadinya impuls pada sel saraf
berikutnya dengan bantuan enzim asetilkolinesterase.
Perambatan impuls dari sel saraf motorik ke otot pada organ efektor melalui sinapsis.
Sinapsis ini berbentuk cawan dan mengelilingi sel otot. Otot yang bergerak dapat
menggerakkan organ.Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan
menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah
sebagai berikut:
a.       Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Impuls
yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang.
Bagannya adalah sebagai berikut:
Contoh gerak sadar misalnya olahraga, berjalan, berlari, makan dan sebagainya.
b.      Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang
menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan tidak melewati
otak.
Bagannya sebagai berikut:
Perjalanan impuls pada gerak refleks disebut dengan lengkung refleks. Neuron konektor ada
yang terletak di otak dan ada yang terletak di sumsum tulang belakang. Gerak refleks yang
melibatkan neuron konektor yang terletak di otak di sebut dengan refleks otak, misalnya
refleks pupil mata karena rangsangan cahaya. Gerak refleks yang melibatkan neuron konektor
yang teletak di sumsum tulang belakang disebut refleks sumsum tulang belakang, misalnya
refleks pada lutut.
Contoh gerak refleks adalah sebagai berikut:
a.       Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu
b.      Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang masuk ke mata
c.        Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk
d.      Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh
e.       Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi

1. SISTEM SARAF MANUSIA


Sistem saraf manusia terdiri dari sistem saraf pusat dam sistem saraf tepi.
1.1 Sistem Saraf Tepi (Sistem Saraf Perifer)
Sistem saraf tepi adalah lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls saraf menuju
ke dan dari sistem saraf pusat.
Dilihat dari arah impuls yang di bawanya, sistem saraf tepi di bedakan menjadi dua, yaitu:
a.      Sistem saraf aferen, yang membawa impuls saraf dari reseptor menuju ke sistem saraf
pusat
b.      Sistem saraf eferen, yaitu membawa impuls saraf dari saraf pusat ke efektor.

Sistem saraf tepi pada manusia terdiri dari 31 pasang saraf spinal( saraf tulang belakang) dan
12 pasang saraf kranial (saraf kepala).
Berdasarkan karakteristik sifatnyanya sistem saraf kranial dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
  Saraf Kranial yang sifatnya sensorik, terdiri dari 3 pasang
  Saraf kranial  yang sifatnya motorik, terdiri dari 5 pasang
  Saraf kranial yang sifatnya gabungan sensorik dan motorik terdiri dari empat pasang
Sistem saraf tepi yang di susun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang
belakang merupakan campuran berbagai saraf. Sistem saraf sumsum tulang belakang berasal
dari arah dorsal, sehingga sifatnya sensorik. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang
belakang dibedakan menjadi 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf
pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor.
Kemudian di antara beberapa saraf ada yang menjadi satu ikatan atau gabungan (pleksus),
membentuk jaringan urat saraf. Ada 3 macam pleksus yang tebentuk, yaitu:
  Plexus cervicalis, merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher,
bahu dan diagfragma
  Plexus branchialis, merupakan gabungan nurat saraf lengan atas yang mempengaruhi
bagian tangan
  Plexus lumbo sakralis, merupakan gabungan urat saraf punggung dan pinggang yang
mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

Berdasarkan fungsinya, saraf tepi di bedakan menjadi dua yaitu:


a.      Saraf Somatik (saraf sadar)
Saraf somatik mengatur gerakan yang di sadari, misalnya gerakan kepala, badan dan anggota
gerak. Neuron sensori didalam saraf somatik mengirimkan informasi dari kulit, otot rangka,
dan tendon ke sistem saraf pusat. Neuron sensori di dalam saraf somatik mengirimkan
informasi dari kulit, otot rangka, dan tendon ke sistem saraf pusat . Neuron motorik di dalam
saraf somatik mengirimkan perintah yang dibawa dari otak dan sumsum tulang belakang
menuju otot rangka.

b.      Saraf Otonom (saraf tak sadar)


Saraf otonom mengatur gerak yang tidak di sadari, misalnya gerakan otot polos, otot jantung
dan kelenjer.
Berdasarkan sifat kerjanya, saraf otonom di bedakan menjadi dua, yaitu saraf simpatik dan
saraf parasimpatik. Namun pengaruh kerjanya  berlawanan, sehingga keduanya bersifat
antagonis.
  Saraf Simpatik
Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang punggung dan
menempel pada sumsum tulang belakang. Saraf simpatik memiliki serabut praganglion yang
pendek, sedangkan serabut pascaganglion panjang.

  Saraf Parasimpatik
Saraf parasimpatik memiliki serabut praganglion panjang dan serabut pacsaganglion
pendek. Susunan saraf parasimpatik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan
ganglion-ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.

Fungsi Saraf Otonom


Sistem Saraf Parasimpatik Sistem Saraf Simpatik
 Mengecilkan pupil  Memperbesar pupil
 Menstimulasi aliran ludah  Menghambat aliran ludah
 Memperlambat denyut jantung  Mempercepat denyut jantung
 Membesarkan bronkus  Mmengecilkan bronkus
 Menstimulasi sekresi kelenjar  Menghambat sekresi kelenjar pencernaan
pencernaan
 Menghambat kontraksi kandung kemih
 Mengerutkan kantung kemih
1.2  Sistem Saraf Pusat
Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem ini yang
mengintegrasikan dan mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat keputusan atau
perintah yang akan dihantarkan melalui saraf motorik ke otot atau kelenjar. Sistem saraf pusat
terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak,
sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Selain itu
kedua organ tersebut dilindungi oleh selaput yang terdiri dari jaringan ikat yang disebut
meninges. Meninges tersusun atas tiga lapisan yaitu:
  Piameter, merupakan lapisan paling dalam yang banyak mengandung pembuluh darah
  Arachnoid, merupakan lapisan tengah berupa selaput jaring yang lembut. Antara
arachnoid dengan piameter terdapat rongga arachnoid yang berisi cairan
  Durameter, merupakan lapisan paling luar, yang berupa membran tebal fibrosa yang
melapisi tengkorak dan melekat pada tulang

Otak dan sumsum tulang belakang memiliki substansi pokok, yaitu:


  Substansi Kelabu (Substansi grisea), merupakan kumpulan badan neuron. Pada otak
substansi kelabu terletak pada bagian luar dan pada sumsum tulang belakang substansi kelabu
terletak di tengah.
  Substansi Putih (Substansi alba ), merupakan kumpulan serabut saraf . Pada otak
substansi putih terletak di bagian tengah dan pada sumsum tulang belakang substansi putih
terletak di bagian luar.
1. Otak
Otak manusia terdiri dari dua belahan (hemisfer), yaitu belahan kiri dan belahan kanan.
Kedua belahan tersebut di hubungkan oleh balok otak yang berongga (ventrikel) berisi cairan
getah bening (cerebrospinal). Pada tali spinal (jalur antara otak dan sumsum tulang
belakang) tejadi pindah silang sehingga terjadi kebalikan sistem pengendalian, yaitu belahan
otak kiri akan mengendalikan sistem-sistem tubuh yang terletak di bagian kanan tubuh,
sedangkan belahan otak kanan akan mengendalikan sistem-sistem tubuh yang terletak di
bagian kiri tubuh.
Otak di bagi menjadi tiga daerah, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak kecil. Pembagian
otak seperti ini tampak jelas pada masa perkembangan embrio. Sedangkan pada manusia
dewasa tidak tampak jelas karena masing-masing daerah terdiri dari beberapa bagian atau
lobus.

  Otak Besar (cerebrum)


Otak besar merupakan bagian terluas dari otak dan berbentuk oval. Otak besar mengisi
penuh bagian depan dari rongga tengkorak, dan terdiri dari dua belahan (hemifer) besar, yaitu
belahan kiri dan belahan kanan. Setiap belahan mengendalikan bagian tubuh yang
berlawanan, yaitu belahan kiri mengatur tubuh bagian kanan, sebaliknya belahan kanan
mengatur tubuh bagian kiri. otak besar terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan luar (korteks)
yang berisi badan neuron dan lapisan dalam yang berisi serabut saraf yaitu dendrit dan neurit.
Otak besar terbagi menjadi empat lobus, yaitu lobus frontalis (bagian dahi), lobus parietalis
(bagian ubun-ubun), lobus temporalis (bagian pelipis), lobus oksipitalis (bagian belakang
kepala). Antara bagian dahi dan ubun-ubun di pisahkan oleh celah yang di sebut fisura
rolando. antara bagian dahi dan pelipis di pisahkan oleh celah silvis.
Otak besar merupakan saraf pusat yang utama karena berperan dalam pengaturan seluruh
aktivitas tubuh,yaitu kecerdasan, keinginan, ingatan, kesadaran, kepribadian, daya cipta, daya
khayal, pendengaran, pernapasan dan sebagainya. Setiap aktivitas akan dikendalikan oleh
bagian yang berbeda, yaitu: Lobus frontalis (daerah dahi), berhubungan dengan kemampuan
berpikir. Lobus temporalis (daerah pelipis), dan ubun-ubun mengendalikan kemampuan
berbicara dan bahasa. Daerah belakang kepala merupakan pusat penglihatan dan memori
tentang apa yang dilihat. Daerah ubun-ubun selain sebagai pusat berbicara juga pusat untuk
merasakan dingin, panas, dan rasa sakit. Daerah pelipis selain sebagai pusat bicara juga
sebagai pusat pendengaran.
            Diantara belahan otak besar terdapat otak depan yang terdiri dari:
o   Talamus, yaitu bagian penerima dan penerus impuls yang datang dari saraf perifer dan
meneruskannya ke pusat sensorik pada bagian korteks otak.
o   Hipotalamus, yaitu bagian pengatur suhu tubuh danjuga pengatur rasa mengantuk, emosi,
dan tekanan darah
o   Infundibulum, yaitu pangkal dari hipofisis (kelenjer endokrin).

  Otak tengah (mesencephalon)


Otak tengah manusia berukuran cukup kecil,dan terletak didepan otak kecil. Otak tengah
memiliki bagian dorsal yang disebut atap, tersusun oleh empat bagian yang menonjol, dua
tonjlan keatas dan dua tonjolan ke bawah. Pada otak tengah terdapat saraf okulomotoris (saraf
yang berhubungan dengan pusat pergerakan mata), misalnya mengankat kelopak mata dan
memutar mata.

  Otak kecil (cerebelum)


Otak kecil merupakan bagian terluas kedua dari otak. Otak kecil terdapat di bagian belakang
dan bawah tengkorak. Otak kecil berfungsi mengatur gerakan otot dan mengatur
keseimbangan posisi tubuh.
2.Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang terletak di dalam rongga ruas-ruas tulang belakang,yaitu lanjutan
dari medula oblongata memanjang sampai tulang punggung tepatnya sampai ruas tulang
pinggang kedua (canalis centralis vertebrae).
Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, penghantar impuls sensorik
dari kulit atau otot ke otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke efektor. Di dalam
tulang punggung terdapat sumsum punggung dan cairan serebrospinal.
Pada potongan melintang bentuk sumsum tulang belakang tampak dua bagian yaitu bagian
luar berwarna putih sedang bagian dalamnya berwarna abu-abu. Bagian luar berwarna putih
karena mengandung dendrit dan akson dan berbentuk seperti tiang, sedangkan bagian dalam
berwarna abu-abu berbentuk seperti sayap atau huruf H. Sayap (huruf H), yang mengarah ke
perut disebut sayap ventral dan banyak mengandung neuron motorik dengan akson menuju
ke efektor. Sedangkan sayap yang mengarah ke punggung disebut sayap dorsal,
mengandung badan neuron sensorik.
Gangguan Pada Sistem Saraf Manusia
  Epilepsi
Epilepsi adalah kelainan pada neuron-neuron di otak. Jika terkena serangan epilepi, penderita
tidak dapat merespon berbagai rangsangan, bahkan terkadang otot-otot rangka berkontraksi
secara tidak terkontrol.
Epilepis disebabkan oleh kerusakan otak. Kerusakan otak dapat terjadi karena kerusakan pada
saat kelahiran, kelainan metabolism, infeksi, toksin, kecelakaan, maupun tumor. Epilepis
dapat di tangani dengan pemberian obat-obatan antipiretik.
  Neuritis
Neuritis adalah iritasi pada  neuron yang di sebabkan oleh infeksi, kekurangan vitamin,
keracunan, maupun karena obat-obatan.
  Alzheimer
Alzheimer pada umumnya menyerang orang-orang yang telah berumut diatas 65 tahun.
Alzhimer di tandai dengan gejala berkurangnya kemampuan dalam mengingat. Penderita ini
juga kehilangan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti membaca,
menulis, berbicara, atau berjalan. Penyebab Alzheimer sampai saat ini masih belum jelas.
Beberapa penelitian menganjurkan para penderita untuk mengonsumsi vitamin
E(antioksidan) dan ekstrak Ginkgo biloba untuk meningkatkan daya ingat.

2. SISTEM SARAF VERTEBRATA


Sistem saraf verebrata telah berkembang lebih baik dari pada system saraf
invertebrata.
2.2.1. Sistem Saraf Ikan
            Sistem saraf pada ikan terdiri dari otak. Otak ikan terdirii dari otak besar, otak tengah,
otak keci, an sumsum lanjutan (medulla oblongata). Pada ikan, otak kecil berkembang lebih
baik karena merupakan tempat berakhirnya saraf keseimbangan dan gurat sisi. Oleh karena it,
ikan memiliki keseimbangan tubuh yang baik. Otak tengah dan otak besar tidak mengalami
perkembangan yang baik sehingga pusat penglihatan dan penciuman tidak berkembang
dengan baik pula.
2.2.2 Sisten Saraf Amfibi
            Sistem saraf amfibi juga terdiri dari otak. Pada amfibi, otak tengah sebagai pusat
penglihatan berkembang lebih baiksehingga amfibi memiliki penglihatan yang baik.
2.2.3 Sistem Saraf burung
            Sistem saraf burung berupa otak dan sumsum tulang belakang. Pada burung, otak
besar dan otak kecil berkembang dengan baik. Permukaan otak kecil berlipat-lipat sehingga
permukaannya semakin luas. Hal tersebut menyebabkan burung memiliki keseimbangan yang
cukup baik.

3. SISTEM SARAF INVERTEBRATA


                        Sistem saraf invertebrate masih sangat sederhana.
            3.1 Sistem Saraf Cacing
                        Cacing pipih, misalnya Planaria mmiliki sistesaraf yang terdiri dari dua
ganglia yang terletak di daerah kepala. Di tiap ganglion terdapat seberkas saraf yang
memanjang di bagian lateral tubuhnya. Tiap-tiap berkas saraf bercabng-cabang menuju ke
seluruh bagian tubuh membentuk susunan saraf seperti tngga. Hal tersebut menyebabkan
system saraf pada Planaria disebut system saraf tangga tali.
            3.2 Sistem saraf Cacing Tanah
                        Sistem saraf cacing tanah juga di namakan system saraf tangga tali. System
saraf cacing tanah berupa dua buah ganglion dan sebuah serabut saraf yang memanjan di
sepanjang poros tubuhnya.
            3.3 Sistem Saraf Serangga
                        Sistem saraf serangga, misalnya belalang berupa system saraf tangga tali yang
terdiri dari serabut saraf yang memenjang di bagian ventral (bawah) tubuhnya. Disetiap
segmen tubuh, serabut saraf membentuk simpul saraf yang disebut ganglion.

SISTEM HORMON
                        Hormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organik yang di hasilkan oleh
kelenjar endokrin. Hormon mengatur aktivitas seperti metabolism, reproduksi, pertumbuhan,
dan perkembangan. Hormon di hasilkan oleh kelenjar yang di sebut kelenjar endokrin.
Kelenjar endokrin di sebut juga kelenjar buntu karena hormone yang di hasilkan tidak di
alirkan melalui suatu saluran, tetapi langsung Masuk le dalam pembuluh darah.
1.      HORMON PADA MANUSIA
Hormon dari kelenjer endokrin mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh hingga mencapai
organ-organ tertentu.
Hormon memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
  Di produksi dan di sekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah
yang sangat kecil
  Di angkut oleh darah menuju ke sel atau jaringan target
  Mengadaka interaksi dengan reseptor khusus terdapat di sel target
  Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus
  Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi
beberapa sel target yang merlainan

Kelenjar Endokrin
Kelenjar endikrin meliputi kelenjar hipofisis, tiroid, paratiroid, adrenal, ovarium, testis,
pancreas, dan plasenta.
1.      Kelenjar Hipofisis (pituitari)
Kelemjer ini mampu mensekresikam bermacam-macam hormone yang mengatur berbagai
macam kegiatan di dalam tubuh. Oleh karena itu kelenjar in disebut kelenjar
pengendali(mastergland). Kelenjer ini berbentuk bulat dan berukuran kecil dengan diameter
1,3 cm.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, kelenjar hipofisis di bagi menjadi hipofisis lobus
anterior dan hipofisis lobus posterior. Kedua lobus tersebut di hubungkan dengan
hipotalamus. Di antara kedua lobus terdapat suatu daerah yang relative tidak ada pembuluh
darahnya. Daerah ini di sebut hipofisis pars intermedia.

  Hipofisis lobus anterior


Macam-macam fungsi hormon yang di hasilkan hipofisis lobus anterior dan ganguannya
Hormon yang di hasilkan Fungsi dan gangguannya
Hormon somatotropin (STH). Merangsan sintesis protein dan metaboloisme lemak serta
Hormon pertumbuhan (Growth merangsang pertumbuhan tulang dan otot. Kekurangan
Hormonel GH) hormone ini pada anak-anak menyebabkan
pertumbuhannya terhambat atau kerdil(krentinisme). Jika
kelebihan akan menyebabkan pertumbuhan raksasa
(gigantisme). Jika kelebihan terjadi pada saat dewasa,
akan menyebabkan pertumbuhan tidak seimbang pada
tulang jari tangan, jari kaki, rahang, ataupun tulang hidung
yang disebut akromegali.
Hormon Tirotropin atau Thyroid Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kelenjar
stimulating hormone (TSH) gondok atau tiroid serta merangsang sekresi tiroksin
Adrenocorticotropic Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan aktivitas
hormone(ACTH) kulit ginjal dan merangsang kelenjar adrenal untuk
mensekresikan glukokortikoid (hormone yang di hasilkan
untuk metabolisme karbohidrat)
Prolaktin(PRL) atau lactogenic Memelihara korpus luteum (kelenjer endokrin sementara
hormone (LTH) pada ovarium) untuk memproduksi progesterone dan air
susu ibu
Hormon gonadotropin pada
wanita:
         Merangsang pematangan folikel dalam ovarium dan
1.FSH menghasilkan hormone estrogen
2.LH          Mempengaruhi pematangan folikel dalam ovarium
dan menghasilkian hormon progesteron.
Hormon gonadotropin pada pria
1.FSH          Merangsan terjadinya spermatogenesis (proses
2.ICSH pematangan sperma)
         Merangsan sel-sel interstitial testis untuk
memproduksi testosterone dan androgen

  Hipofisis pars Intermedia


Hormone yang di hasilkan kelenjar ini yaitu MSH. Hormon ini berpengaruh dalam
meningkatkan pigmentasi kulit dengan cara menyebarluaskan butir melanin, sehingga kulit
menjadi berwarna hitam. Sekresi MSH juga dirangsang oleh factor pengatur yang disebut
factor perangsang pelepas hormone melanosit dan di hambat oleh factor inhibisi hormone
melanosit (MIF)

  Hipofisis lobus posterior


Kelenjar ini menghasilkan oksitosin dan vasopresin Oksitpsin berperan dalam merangsang
otot polos yang terdapat di uterus dan sel yang menyelubungi saluran yang terdapat di
kelenjar susu. Sedangkan vasopressin atau di sebut juga hormone antidiuretik (ADH)
berpengarug dalam proses reabsorpsi urin pada tubulus distal, sehingga mencegah
pengeluaran urin yang terlalu banyak. Hormon ADh juga berpengaruh dalam meningkatkan
reabsorpsi urea di tubulus kontortus distal, menurunkan aliran darah di bagian medulla ginjal
dan meningkatkan reabsorpsi ion Na+ di lengkung henle. Hormon ADH dosis tinggi dapat
meningkatkan tekanan darah arteri dengan jalan mengecilkan diameter otot polos pada
dinding pembuluh darah

2.      Tiroid (Kelenjar Gondok)


Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara keduanya dapat
daerah yang menggenting. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea. Kelenjar
tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan
pengaturan suhu tubuh.
Tiroksin mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan dalam waktu
panjang mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras
untuk membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme
sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak
mengakibatkan kretinisme, yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan anak tumbuh
kerdil dan idiot. Kekurangan iodium yang masih ringan dapat diperbaiki dengan
menambahkan garam iodium di dalam makanan.
Produksi tiroksin yang berlebihan menyebabkan penyakit eksoftalmik tiroid (Morbus
Basedowi) dengan gejala sebagai berikut; kecepatan metabolisme meningkat, denyut nadi
bertambah, gelisah, gugup, dan merasa demam. Gejala lain yang nampak adalah bola mata
menonjol keluar (eksoftalmus) dan kelenjar tiroid membesar.

3.      Paratiroid / Kelenjar Anak Gondok


Kelenjer ini berjumlah 4 buah yang masing-masing berdiameter 5 mm dengan berat sekitar
30 mg dan terletak di belakang kelenjar tiroid.Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid.
Kelenjar ini menghasilkan parathormon yang berfungsi mengatur kandungan fosfor dan
kalsium dalam darah. Kekurangan hormon ini menyebabkan tetani dengan gejala: kadar
kapur dalam darah menurun, kejang di tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah
pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan. Tumor paratiroid menyebabkan kadar
parathormon terlalu banyak di dalam darah. Hal ini mengakibatkan terambilnya fosfor dan
kalsium dalam tulang, sehingga urin banyak mengandung kapur dan fosfor. Pada orang yang
terserang penyakit ini tulang mudah sekali patah. Penyakit ini disebut von Recklinghousen.

4.      Kelenjar Adrenal/Suprarenal/ Anak Ginjal


Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal terdapat
satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian
tengah (medula). Kelenjar bagian medulla menghasilakn hormon kortison yang terdiri dari
mineralokortikoid dan glukokortikoid. Mineralokortikoid berfungsi membantu metabolism
garam natrium dan kalium serta menjaga keseimbangan hormone seks. Glukokortikoid
berfungsi membantu metabolism karbohidrat.
Kelenjar bagian medulla menghasilkan hormone adrenalin dan hormone noradrenalin.
Hormone adrenalin berpengaruh sangat cepat. Hormon ini menyebabkan meningkatnya
denyut jantung, kecepatan pernafasan, dan tekanan darah (menyempitkan pembuluh darah).
Adrenalin bersama insulin berpengaruh terhadap perubahan glikogen menjadi glukosa.
Noradrenalin bekerja secara antagonis terhadap adrenalin, yaitu berfungsi menurunkan
tekanan darah dsan denyut jantung.
Kerusakan pada bagian korteks mengakibatkan penyakit Addison dengan gejala sebagai
berikut: timbul kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntah-muntah, terasa sakit di
dalam tubuh. Dalam keadaan ketakutan atau dalam keadaan bahaya, produksi adrenalin
meningkat sehingga denyut jantung meningkat dan memompa darah lebih banyak. Gejala
lainnya adalah melebarnya saluran bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak mata terbuka
lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.

5. Pankreas
Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau Langerhans
berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin dan glukagon.
Hormon ini berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan
dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak menjadi glikogen untuk disimpan.
Kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes. Selain menghasilkan insulin,
pankreas juga menghasilkan hormon glukagon yang bekerja antagonis dengan hormon
insulin.

6.      Ovarium
Ovarium merupakan organ reproduksi wanita. Selain menghasilkan sel telur, ovarium juga
menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon yang dihasilkan ovarium yaitu sebagai
berikut:
         Estrogen
Hormon ini dihasilkan oleh Folikel Graaf. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH.
Fungsi estrogen ialah menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada
wanita. Tanda-tanda kelamin sekunder adalah ciri-ciri yang dapat membedakan wanita
dengan pria tanpa melihat kelaminnya. Contohnya, perkembangan pinggul dan payudara pada
wanita dan kulit menjadi bertambah halus.
         Progesteron
Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukannya dirangsang oleh LH dan
berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi.

7.      Testis
Seperti halnya ovarium, testis adalah organ reproduksi khusus pada pria. Selain menghasilkan
sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen,
yaitu testosteron. Testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-
tanda kelamin sekunder. Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan jakun.

8.      Plasenta
Plasenta merupakan penghubung ibu dengan bayi dalam kandungan. Plasenta menghasilkan
beberapa hormon, yaitu:
         Gonadotropin korion yang berfungsi meningkatkan pertumbuhan korpus luterum serta
sekresi estorogen dan progesteron oleh korpus luterum.
         Estrogen yang berfungsi meningkatkan pertumbuhan organ kelamin ibu dan jaringan
janin.
         Progesteron berfungsi meningkatkan perkembangan jaringan dan organ janin
         Somatotropin yang berfungsi meningkatkan pertumbuhan jaringan janin serta
membantu perkembangan payudara ibu

2.      HORMON PADA VERTEBRATA


Umumnya hormon yang di hasilkan vertebrata hamper sama dengan hormon yang di hasilkan
manusia. Contohnya, katak menghasilkan hormone yang disekresi oleh kelenjar epifisis dan
hipofisis yang berperan dalam mengontrol perubahan warna kulit.

3.      HORMON PADA INVERTEBRATA


Invertebrata, misalnya serangga menghasilkan hormon otak, hormone ekdison dan hormone
juvenil. Ketiga hormon tersebut berperan dalam metamorphosis. Hormon otak disekresikan
oleh bagian otak. Adanya hormone otak menyebabkan sekresi hormone ekdison dan memacu
otak meningkatkan sekresi hormon juvenil. Hormon Edikson berfungsi pada pergantian kulit.
Sedangkan hormone juvenil. Berperan untuk menghambat proses metamorphosis. Pengaturan
ketiga hormone tersebut mengakibatkan pergantian kulit pada serangga.
Beberapa jenis hewan menghasilkan suatu zat kimia selain hormone yang disebut feronom.
Feronom umumnya berfungsi untuk menarik lawan jenisnya.

Kelenjar endokrin yang terdapat di dalam tubuh manusia

Kelenjar endokrin pada hewan


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Organ-organ tubuh makhluk hidup dapat bekerja secara selaras dan teratur karena memiliki
suatu sistem yang dikenal sistem koordinasi. Sistem koordinasi terdiri atas sustem saraf,
sistem hormon dan sistem indera
Sistem saraf manusia tersusun dari sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron terdiri atas tiga
bagian , yaitu dendrit, badan sel dan akson. Berdasarkan jumlah ulurannya, neuron terbagi
atas neuron unipolar, neuron bipolar, dan neuron multipolar. Berdasarkan fungsinya, neuron
di kelompokkan menjadi tiga yaitu neuron sensorik, neuron motorik dan neuron konektor.
Sistem saraf manusia terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat
terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Berdasarkan fungsinya sistem saraf tepi
dibediroid, akan menjadi saraf somatik dan saraf otonom. Saraf otonom di bedakan menjadi
saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Pada ikan, otak kecil berkembang lebih baik,
sedangkan otak besar dan otak tengah tidak berkembang baik. Pada amfibi, otak tengah lebih
berkembang sehingga memiliki penglihatan yang baik. Pada burung, otak kecil dan otak
tengah berkembang dengan baik sehingga burung memiliki keseimbangan dan penglihatan
yang baik pula. Cacing pipih, cacing tanah, dan serangga memiliki sistem saraf berupa sistem
saraf tangga tali.
Hormon berfungsi dalam hal yang berhubungan dengan reproduksi, metabolisme,
homeostatis, dan tingkah laku. Hormon bekerja atas perintah saraf atau hormon yang lain.
Kekurangan dan kelebihan hormon dapat menyebabkan ketidaknormalan tubuh. Hormon
adalah senyawa kimia yang di hasilkan oleh kelenjar buntu. Macam kelenjar hormon pada
manusia yaitu hipofisis, paratiroid, adrenal, pankreas, ovarium, testis, dan plasenta. Hormon
yang dihasilkan vertebrata hampir sama dengan hormon yang dihasilkan manusia. Serangga
menghasilkan hormon otak, hotmon ekdison, dan hormon juvenil yang berperan dalam
metamorfosis. Bererapa jenis hewan menghasilkan suatu zat selain hormon yang di sebut
feromon.

1.2     Saran
Sesungguhnya makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, masih banyak terdapat berbagai
kekurangan dan pengulasan materi masih belum sesuai dengan harapan. Untuk itu kepada
penyusun makalah berikutnya agar dapat lebih menyempurnakan pembahasan mengenai
”Sistem Saraf dan Sistem Endokrin (Hormon)”, sehingga pengetahuan lebih berkembang.

DAFTAR PUSTAKA

Kimbal, John W. 1983. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga


Brotowidjoyo, M. 1989. Zoologi Dasar. Penerbit Erlangga: Jakarta
Syamsuri, I. 2004. Biologi. Penerbit Erlangga: Jakarta
Anonymous. 2006. “Sistem koordinasi” (online) http://www.modulonline.co.id
http://zaifbio.wordpress.com/2009/06/20/sistem-koordinasi-pada-hewan/
http://edo-project.blogspot.com/2009/06/biologi-kelas-2-sistem-saraf-pada.html
http://www.scribd.com/doc/6578595/Sistem-Saraf
http://catatan-smp.blogspot.com/2010/04/sistem-koordinasi-pd-manusia-dan-hewan.html
http://www.indonesiaindonesia.com/f/11222-hormo http://catatan-
smp.blogspot.com/2010/04/sistem-koordinasi-pd-manusia-dan-hewan.html
n-sistem-endokrin/
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak,
sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh
manfaat.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya penulis ucapkan kepada Dosen serta teman-
teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga
makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari sekali,
didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-
kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen
serta teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu
besar harapan penulis jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah ini dilain waktu.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa
yang penulis susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang
ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari makalah ini
sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.

Pasir Pengaraian, Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 3

BAB III PENUTUP................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 9
MAKALAH

SISTEM SYARAF
DAN KOORDINASI MAKHLUK HIDUP

DISUSUN OLEH :

HAMKA PERDANA PUTRA


NIM. 2026122

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNUVERSITAS PASIR PENGARAIAN
KABUPATEN ROKAN HULU
TAHUN 2020

Anda mungkin juga menyukai