Anda di halaman 1dari 36

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Instansi Tempat KPM

3.1.1 Sejarah Singkat Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten

Badung

Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Kabupaten Badung merupakan

salah satu dari 21 (dua puluh satu) Organisasi Perangkat Daerah yang ada di

lingkunan Pemerintahan Kabupaten Badung.

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Bidang Koperasi, UKM, dan

Perdagangan merupakan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Koperasi, UKM dan

Perdagangan Kabupaten Badung, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten

Badung Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat

Daerah dan Peraturan Bupati Badung Nomor 78 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah.

Adapun Uraian Tugas Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan sesuai

Peraturan Bupati Badung Nomor 84 Tahun 2016 adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan program/ rencana kerja Dinas berdasarkan kebutuhan

sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang

berlaku

2. Mengkoordinasikan antar Instansi/lembaga terkait sesuai

peraturan perundang-undangan

22
3. Memimpin Penyusunan dan perumusan langkah-langkah

strategis dan operasional Dinas bersama sekretaris dan para

kepala bidang di lingkungan Dinas untuk kelancaran pelaksanaan

tugas sesuai

4. Merumuskan kebijakan operasional dalam bidang tugasnya

berdasarkan ketentuan peraturan perundang – undangan

5. Menyusun rencana kebijakan di Bidang koperasi, UKM dan

Perdagangan dalam angka penctapan Kebijakan Bupati.

6. Menyelenggarakan promosí produk/komuditi perdagangan;

7. Mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas kepada

bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing

8. Memberikan Bimbingan dan petunjuk kepada bawahan di

Bidang tugasnya agar tercapai kesesuaian dan kebenaran

pelaksanaan tugas sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

9. Menyelenggarakan Pembinaan dan Pengawasan terhadap

pelaksanaan. tugas bawahan agar sesuai derigan rencana kerja

dan ketentuan peraturan perundang-undangan

10. Melakukan penilainn terhadap pelaksaan tugns bawahan sesuai

laporan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai bahan

pertimbangan dalam peningkatan karier bawahan

23
11. Melaksanakan evalunsi terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan di

Bidang tugasnya dan bidang tugasnya sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang undangan yang berlaku

12. Melapokan pelaksanaan kegiatan di bidang tugasnya lainnya

sesuai kebutuhan sebagai bahan imformasi dan pertanggung

jawaban kepada atasan dan

13. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh

atasan

3.1.2 Visi dan Misi Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Badung

Visi: MEMANTAPKAN ARAH PEMBANGUNAN BADUNG

BERLANDASKAN TRI HITA KARANA MENUJU MASYARAKAT YANG

MAJU,DAMAI, DAN SEJAHTERA.

Untuk mewujudkan visi tersebut dijabarkan dalam misi ke 5 (lima)

Misi: "MEMPERKUAT USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

(UMKM) SEBAGAI PILAR EKONOMI KERAKYATAN"

Tujuan yang ingin dicapai dalam mengacu Tugas Pokok dan fungsi Dinas

Koperasi, UKM, dan Perdagangan adalah :

1. Meningkatnya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang mampu bersaing dan

mampu meningkatkan pendapatan masyarakat.

2. Meningkatnya pertumbuhan sektor-sektor usaha Mikro, Kecil, Menengah dan

Koperasi

24
3. Meningkatnya Pengembangan ekonomi kerakyatan menuju ekonomi yang

kreatif, unggul dan mandiri

3.1.3 Susunan Organisasi Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten

Badung

Struktur Organisasi adalah kerangka hubungan antara satu organisasi yang di

dalamnya terdapat jabatan, tugas, dan wewenang masing - masing yang mempunyai

peranan tertentu dalam satu - kesatuan yang utuh. Adanya struktur organisasi yang baik

adalah merupakan keharusan bagi setiap instansi atau perusahaan agar pelaksanaan

pekerjaan dapat berjalan dengan lancar, serta berguna sebagai pedoman kerja. Dari

struktur organisasi akan dapat diketahui kepada siapa pegawai atau karyawan harus

bertanggungjawab dan kepada siapa saja dapat bekerja sama. Struktur dan susunan

Organisasi Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Badung Perda Nomor

20 Tahun 2016, Perbup Nomor 78 Tahun 2016.

25
Adapun struktur organisasi dari Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan

Kabupaten Badung adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan

Kabupaten Badung

Sumber: Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Badung Tahun 2019

3.1.4 Uraian Tugas dan Jabatan Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan

Kabupaten Badung

Berdasarkan Peraturan Bupati Badung Nomor 84 Tahun 2016 tentang uraian

tugas Dinas Derah. Dinas Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan

Perdagangan mempunyai tugas:

26
 Sekretariat mempunyai tugas :

1) merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan

mengendalikan pelaksanaan tugas kesekretariatan yang meliputi

urusan perencanaan, keuangan, umum, kepegawaian,

perlengkapan, barang milik daerah dan pelaporan;

2) menyusun rencana kegiatan Sekretariat berdasarkan rencana kerja

dan kebutuhan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas

Dinas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

3) mengkoordinasikan bidang-bidang dan para Sub Bagian dalam

merumuskan program kerja dan sistem kerja operasional bidang

tugasnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

4) melaksanakan koordinasi antar instansi/lembaga terkait melalui

kepala Dinasuntuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

5) menyusun dan merumuskan langkah–langkah operasional

ketatausahaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan;

6) mengkoordinasikan penyusunan kebutuhan anggaran Dinas

dengan masing-masing bidang ;

7) menyelenggarakan pengelolaan administrasi perkantoran dan

memberikan pelayanan pembinaan administrasi umum;

8) mengkoordinasikan penyusunan kebutuhan sarana prasarana dan

kebutuhan rumah tangga Dinas;

27
9) mengkoordinasikan penyusunan dokumen-dokumen perencanaan,

capaian kinerja dan laporan pengelolaan barang milik daerah,

laporan keuangan dan laporan lainnya sesuai kebtuhan dan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

10) mengevaluasi dan memonitoring pencapaian target- target kinerja

dan anggaran;

11) mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja, program dan

pelaporan serta pembinaan organisasi dan tata laksana;

12) melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan, administrasi

kepegawaian, administrasi umum, kerumahtanggaan dan

kehumasan;

13) mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas kepada

bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;

14) mengkoordinasikan penyusunan standar operasional prosedur;

15) memberi bimbingan dan petunjuk kepada bawahan dibidang

tugasnya baik lisan maupun tertulis sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

16) melaksanakan pengawasan internal terhadap pelaksanaan tugas

bawahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

17) melakukan penilaian terhadap pelaksanaan tugas bawahan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai bahan

pertimbangan dalam peningkatan karier bawahan;

28
18) melakukan evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan

dibidang tugasnyasesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

19) melaporkan pelaksanaan kegiatan dibidang tugasnya dan laporan

lainnya sesuai kebutuhan sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada atasan;dan

20) melaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada

di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

 Bidang Bina Lembaga Koperasi mempunyai tugas :

a. menyusun rencana program kegiatan dibidang tugasnya berdasarkan

rencana dan kebutuhan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan

tugas Dinas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. mengkoordinasikan para kepala seksi dalam merumuskan

perencanaan program kegiatan dan sistem kerja operasional bidang

tugasnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. mengkoordinasikan dengan bidang lainnya dalam hal dan

keterpaduan tugas untuk kelancaran pelaksanaan tugas sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan;

d. menyusun langkah teknis operasional dibidang tugasnya sesuai

dengan kebutuhan dan ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. menyusun standar operasional prosedur pada bidang tugasnya;

29
f. Menyelenggarakan bimbingan dan pengarahan dalam pelaksanaan

kegiatan penyuluhan, penerangan dan konsultasi perkoperasiaan.

g. mengkoordinasikan kebijakan teknis bidang Bina Lembaga

Koperasi.

h. Mengkoordinasikan bimbingan manejemen dan operasional

kelembagaan koperasi.

i. Menyelenggarakan Pengawasan dan pengendalian operasional dan

kelembagaan koperasi.

j. Melaksanakan Peningkatan kualitas sumber daya manusia bidang

perkoperasian

k. mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas kepada

bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;

l. memberi bimbingan dan petunjuk kepada bawahan sesuai dibidang

tugasnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

m. melaksanakan pengawasan internal terhadap pelaksanaan tugas

bawahan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

n. melakukan penilaian terhadap pelaksanaan tugas dan prestasi kerja

bawahan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai

bahan pertimbangan dalam peningkatan karier bawahan;

o. melaksanakan evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan

dibidang tugasnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

30
p. melaporkan pelaksanaan kegiatan dibidang tugasnya dan laporan

lainnya sesuai kebutuhan sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada atasan;dan

q. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

 Bidang Bina Usaha Koperasi mempunyai tugas :

a. menyusun rencana program kegiatan dibidang tugasnya berdasarkan

rencana dan kebutuhan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan

tugas Dinas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. mengkoordinasikan para kepala seksi dalam merumuskan

perencanaan program kegiatan dan sistem kerja operasional bidang

tugasnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. mengkoordinasikan dengan bidang lainnya dalam hal dan

keterpaduan tugas untuk kelancaran pelaksanaan tugas sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan;

d. menyusun langkah teknis operasional dibidang tugasnya sesuai

dengan kebutuhan dan ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. menyusun standar operasional prosedur pada bidang tugasnya;

f. melaksanakan pengembangan institusi pasar, produksi dan rancang

bangun yang memungkinkan koperasi mampu bersaing.

g. pelaksanaan bimbingan dan bantuan pendampingan guna

menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh koperasi dengan

memperhatikan adart.

31
h. memfasilitasipenguatan permodalan koperasi danpengembangan

lembaga keuangan koperasi.

i. menyelenggarakan pemeriksaankoperasi simpan pinjam/unit simpan

pinjam koperasi yang wilayah keanggotaanya dalam daerah

kabupaten.

j. menerbitkan persetujuan dan penolakan pembukaan kantor cabang,

cabang pembantuan kantor kas koperasi simpan pinjam untuk

koperasi dengan wilayah keanggotaan dalam daerah kabupaten.

k. menyelenggarakan monitoring evaluasi , dan pengembangan usaha

koperasi.

l. mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas kepada

bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;

m. memberi bimbingan dan petunjuk kepada bawahan sesuai dibidang

tugasnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

n. melaksanakan pengawasan internal terhadap pelaksanaan tugas

bawahan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

o. melakukan penilaian terhadap pelaksanaan tugas dan prestasi kerja

bawahan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai

bahan pertimbangan dalam peningkatan karier bawahan;

p. melaksanakan evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan

dibidang tugasnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

32
q. melaporkan pelaksanaan kegiatan dibidang tugasnya dan laporan

lainnya sesuai kebutuhan sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada atasan;dan

r. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

 Bidang Perdagangan mempunyai tugas :

a. menetapkan program/rencana kerja Dinas berdasarkan kebutuhan

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. mengkoordinasikan antar Instansi / Lembaga terkait sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan;

c. memimpin penyusunan dan perumusan langkahlangkah strategis dan

operasional Dinas bersama Sekretaris dan para Kepala Bidang di

lingkungan Dinas untuk kelancaran pelaksanaan tugas sesuai

peraturan dan perundang-undangan;

d. merumuskan kebijakan operasional dalam bidang tugasnya

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. menyusun rencana kebijakan di Bidang Koperasi, UKM, dan

Perdagangan dalam rangka penetapan kebijakan Bupati;

f. menyelenggarakan promosi produk/komoditi perdagangan;

g. mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas kepada

bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;

h. memberikan bimbingan dan petunjuk kepada bawahan dibidang

tugasnya agar tercapai kesesuaian dan kebenaran pelaksanaan tugas

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

33
i. menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan terhadap

pelaksanaan tugas bawahan agar sesuai dengan rencana kerja dan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

j. melakukan penilaian terhadap pelaksanaan tugas bawahan sesuai

ketentuan peraturan perundangundangan sebagai bahan

pertimbangan dalam peningkatan karier bawahan;

k. melaksanakan evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan di

bidang tugasnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku;

l. melaporkan pelaksanaan kegiatan dibidang tugasnya dan laporan

lainnya sesuai kebutuhan sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada atasan;dan

m. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

3.2 Deskripsi Kegiatan Selama KPM

Pelaksanaan KPM berlangsung dari tanggal 04 Februari 2019 sampai dengan 29

Maret 2019. Total waktu pelaksanaan KPM adalah selama dua bulan. Bagian yang

ditempati oleh penulis adalah Bidang Bina Usaha Koperasi Menengah dengan rincian

tugas sebagai berikut :

1) Mencari nomor untuk surat keluar, mengirimkan surat serta mencatat surat

masuk/keluar pada buku agenda surat dan buku daftar pengendalian surat.

2) Mempersiapkan rapat kunjungan kerja di Dinas Koperasi, UKM dan

Perdagangan Kabupaten Badung

34
3) Melakukan pembinaan rutin koperasi-koperasi di Badung yang menjadi

binaan dalam pengawasan Dinas Koperasi,UKM dan Perdagangan Kabupaten

Badung

4) Melakukan terjun lapangan perihal verifikasi permohonan rekomendasi dan

izin usaha bagi koperasi-koperasi yang belum mempunyai izin simpan pinjam

5) Melaksanakan Penyuluhan, Penerangan, dan Konsultasi Koperasi.

6) Menyebarkan kuisioner penilaian kesehatan Koperasi yang terdaftar dan

memenuhi syarat penilaian kesehatan Koperasi di Dinas Koperasi, UKM dan

Perdagangan Kabupaten Badung

7) Menginput data untuk penilaian kesehatan koperasi yang terdaftar di Dinas

Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Badung

Saya membantu para pegawai untuk menyebarkan kuisioner perihal penilaian

kesehatan koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam di koperasi yang terdaftar

di Kabupaten Badung dan sudah melaksanakan RAT minimal 2 kali, menginput data

keuangan koperasi ke sistem untuk penilaian, membuat hasil capaian kinerja tahun

2018 sebagai acuan kerja tahun ini, ikut serta dalam kegiatan verifikasi izin

permohonan rekomendasi dan izin usaha bagi koperasi yang belum mempunyai izin

diantaranya: ke Kop. Karyawan Sari Artha Raharja, Kop. Mekar Sari Sedana, Kop.

Karyawan Banyan Tree Ungasan, Kop. Tri Guna Artha, Kop. Jasa Seni Sedana

Amerta, Kop. Serba Usaha Damar Sujati Sejahtera, Kop. Unit Desa Mengwi Usaha

dan Kop. Makmur Mandiri Nusantara, melakukan pembinaan rutin ke Koperasi Tani

Mertanadi yaitu melaksanakan monitoring evaluasi dan pengembangan usaha

koperasi, membantu menyiapkan serta mendokumentasikan rapat kunjungan kerja

35
komisi II DPRD Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan yang dilaksanakan tanggal 8

Februari di ruang rapat Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kab. Badung.

3.3 Pembahasan Tentang Metode Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam

dan Unit Simpan Pinjam dan permasalahan pada Dinas Koperasi, UKM dan

Perdagangan Kabupaten Badung

3.3.1 Metode Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan

Pinjam pada Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Badung

3.3.1.1 Permodalan

Analisis aspek permodalan terbagi atas tiga hal yang dinilai yaitu:

a. Rasio modal sendiri terhadap total asset

Merupakan rasio modal sendiri (simpanan pokok, simpanan wajib,

simpanan setara saham, simpanan penyertaan, donasi, DCU, DCR, dana

cadangan khusus berbanding total aset).

Rumus:

Setelah dilakukan penilaian rasio dengan rumus tersebut, maka langkah

selanjutnya melakukan penskoran sesuai dengan tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Standar Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Total

Asset

Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor


1 – 20 25 6 1,50
21 – 40 50 6 3,00
41 – 60 100 6 6,00
61 – 80 50 6 3,00
81 – 100 25 6 1,50
Sumber: Perdep KUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

36
b. Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko

Yaitu standar perhitungan skor rasio modal sendiri terhadap pinjaman

yang diberikan berisiko. Pinjaman berisiko diperoleh dari total pinjaman

diberikan dikurangi dengan simpanan pokok ditambah simpanan wajib.

Rumus:

Setelah dilakukan penilaian rasio dengan rumus tersebut, maka langkah

selanjutnya melakukan penskoran sesuai dengan tabel berikut ini:

Tabel 3.2 Standar Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap

Pinjaman Diberikan yang Berisiko

Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor

0 -10 0 6 0
11 - 20 10 6 0,6
21 - 30 20 6 1,2
31 - 40 30 6 1,8
41 – 50 40 6 2,4
51 - 60 50 6 3,0
61 - 70 60 6 3,6
71 - 80 70 6 4,2
81 - 90 80 6 4,8
91 –100 90 6 5,4
> 100 100 6 6,0

Sumber: Perdep KUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri (MT)

Penilaian rasio kecukupan modal sendiri dapat dihitung dengan

rumus berikut ini :

Setelah dilakukan penilaian rasio dengan rumus tersebut, maka langkah

selanjutnya melakukan penskoran sesuai dengan tabel berikut ini:

37
Tabel 3.3 Standar Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri
Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor
<4 0 3 0
4≤x<6 50 3 1,50
6≤x<8 75 3 2,25
>8 100 3 3,00
Sumber: Perdep KUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

Standar perhitungan Modal Tertimbang dan ATMR adalah sebagai


berikut:

Tabel 3.4 Standar Perhitungan Modal Tertimbang


Nilai Bobot Modal
No Komponen Modal Pengakuan
(Rp) Tertimbang
Risiko (%)
(1) (2) (3) (4) (3) x (4)
I. MODAL SENDIRI
1. Modal anggota
a. Simpanan pokok 100
b. Simpanan wajib 100
2. Modal penyetaraan 100
3. Modal penyertaan 50
4. Cadangan umum 100
5. Cadangan tujuan risiko 50
6. Modal sumbangan 100
7. SHU belum dibagi 50
II. KEWAJIBAN
8. Tabungan koperasi 50
9. Simpanan berjangka 50
Beban yang masih
10. harus 50
Dibayar
11. Kewajiban lain-lain 50
Modal Tertimbang
Sumber: Perdep KUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

38
Tabel 3.5 Standar Perhitungan ATMR
Bobot
Nilai Modal
No Komponen Modal Pengakuan
(Rp) Tertimbang
Risiko (%)
(1) (2) (3) (4) (3) x (4)
1. Kas/Bank 0
2. Surat-surat berharga 50
Pinjaman yang diberikan
3. 100
pada anggota
Pinjaman yang diberikan
pada calon anggota,
4. 100
koperasi lain dan
anggotanya
Penyertaan pada koperasi,
5. 100
anggota dan pihak lain
Pendapatan yang masih
6. 50
harus diterima
7. Aktiva tetap 70
ATMR
Sumber: Perdep KUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

3.3.1.2 Kualitas Aktiva Produktif

Sebelum menghitung rasio-rasio aspek kualitas aktiva produktif, terlebih dahulu

perlu dipahami ketentuan terkait pinjaman sebagai berikut:

a. Pinjaman kurang lancar

Pinjaman digolongkan kurang lancar apabila memenuhi kriteria dibawah ini:

1) Pengembalian pinjaman dilakukan dengan angsuran yaitu:

a) Terdapat tunggakan angsuran pokok sebagai berikut:

1. Tunggakan melampaui 1 (satu) bulan dan belum melampaui 2

(dua) bulan bagi pinjaman dengan angsuran harian dan/atau

mingguan;atau

2. Tunggakan melampaui 3 (tiga) bulan dan belum mana

angsurannya ditetapkan 6 (enam) bulan atau lebih

39
b) Terdapat tunggakan bunga sebagai berikut:

1. Tunggakan melampaui 1 (satu) bulan, tetapi belum

melampaui 3 (tiga) bulan bagi pinjaman dengan masa

angsuran kurang dari 1 (satu) bulan; atau

2. Tunggakan melampaui 3 (tiga) bulan, tetapi belum

melampaui 6 (enam) bulan bagi pinjaman yang masa

angsurannya lebih dari 1 (satu) bulan

2) Pengembalian pinjaman tanpa angsuran

1. Pinjaman belum jatuh tempo

Terdapat tunggakan bunga yang melampaui 3 (tiga) bulan, tetapi

belum melampaui 6 (enam) bulan.

2. Pinjaman telah jatuh tempo

Pinjaman telah jatuh tempo dan belum dibayar, tetapi belum

melampaui 3 (tiga) bulan.

b. Pinjaman yang diragukan

Pinjaman tergolong diragukan apabila pinjaman yang bersangkutan tidak

memenuhi kriteria kurang lancar, tetapi berdasarkan penilaian dapat

disimpulkan bahwa:

a) Pinjaman masih dapat diselamatkan dan angunannya bernilai sekurang-

kurangnya 75% dari hutang pinjaman termasuk bunganya; atau

b) Pinjaman tidak dapat diselamatkan tetapi angunannya masih bernilai

sekurang-kurangnya 100% dari hutang peminjam termasuk bunganya.

40
c. Pinjaman macet

Pinjaman digolongkan macet apabila:

a) Tidak memenuhi kriteria kurang lancar dan diragukan; atau

b) Memenuhi kriteria diragukan tetapi dalam jangka waktu 12 (dua

belas) bulan sejak digolongkan diragukan belum ada pelunasan; atau

c) Pinjaman tersebut penyelesainnya telah diserahkan kepada

Pengadilan Negeri atau telah diajukan penggantian kepada

perusahaan asuransi pinjaman;

Berikut rumus rasio-rasio aspek penilaian aspek kualitas aktiva produktif:

1) Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Total Volume Pinjaman

yang Diberikan

Rasio diperoleh dari perbandingan antara jumlah pinjaman yang

dicairkan ke anggota dalam satu tahun berjalan berbanding total

pinjaman.

Penilaian rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume

pinjaman yang diberikan dapat dihitung dengan rumus berikut ini:

Setelah dilakukan penilaian rasio dengan rumus tersebut, maka langkah

selanjutnya melakukan penskoran sesuai tabel berikut ini:

41
Tabel 3.6 Standar Perhitungan Rasio Volume Pinjaman pada Anggota

terhadap Total Pinjaman Diberikan

Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor


≤ 25 0 10 0
26 – 50 50 10 5,00
51 – 75 75 10 7,50
> 75 100 10 10,00
Sumber: Perdep KUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

2) Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang

Diberikan.

Menghitung berapa persen kredit bermasalah berbanding total

pinjaman beredar.

Penilaian rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume

pinjaman yang diberikan dapat dihitung dengan rumus berikut ini:

Setelah dilakukan penilaian rasio dengan rumus tersebut, maka langkah

selanjutnya melakukan penskoran sesuai tabel berikut ini:

Tabel 3.7 Standar Perhitungan Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah

terhadap Pinjaman yang Diberikan.

Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor


≥ 45 0 5 0
40 < x < 45 10 5 0,5
30 < x < 40 20 5 1,0
20 < x < 30 40 5 2,0
10 < x < 20 60 5 3,0
0 < x < 10 80 5 4,0
0 100 5 5,0
Sumber: Perdep KUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

42
3) Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah

Untuk menilai seberapa besar ketersediaan dana cadangan risiko yang

ada untuk menutup risiko apabila terjadi pinjaman macet atau tidak

tertagih

Penilaian rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah dapat

dihitung dengan rumus berikut ini:

Setelah dilakukan penilaian rasio dengan rumus tersebut, maka langkah

selanjutnya melakukan penskoran sesuai dengan tabel berikut ini:

Tabel 3.8 Standar Perhitungan Rasio Cadangan Risiko terhadap

Pinjaman Bermasalah

Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor


0 0 5 0
1-10 10 5 0,5
11-20 20 5 1,0
21-30 30 5 1,5
31-40 40 5 2,0
41-50 50 5 2,5
51-60 60 5 3,0
61-70 70 5 3,5
71-80 80 5 4,0
81-90 90 5 4,5
91-100 100 5 5,0
Sumber: Perdep KUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

4) Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman yang Diberikan.

Rasio pinjaman berisiko yang diperoleh dari total piutang dikurangi

dengan simpanan pokok ditambah simpanan wajib berbanding total

simpanan diberikan dihitung dengan rumus:

43
Setelah dilakukan penilaian rasio dengan rumus tersebut, maka langkah

selanjutnya melakukan penskoran sesuai dengan tabel berikut ini:

Tabel 3.9 Standar Perhitungan Rasio Pinjaman Berisiko terhadap

Pinjaman yang Diberikan

Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor


> 30 25 5 1,25
26-30 50 5 2,50
21-26 75 5 3,75
< 21 100 5 5,00
Sumber: Perdep KUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

3.3.1.3 Manajemen

Dalam penilaian aspek manajemen, yang menjadi bahasan dan harus dimiliki

oleh Koperasi Simpan Pinjam adalah berkaitan dengan pengelolaan Koperasi

Simpan Pinjam itu sendiri. Tujuannya supaya operasional manajemen bisa

berjalan dengan baik agar visi misi yang sudah ditetapkan dapat tercapai dengan

memperoleh hasil yang optimal. Penilaian aspek manajamen didasarkan atas

jawaban pertanyaan wawancara terstruktur terhadap seluruh komponen

komposisi pertanyaan terlampir:

1) Manajemen umum 12 pertanyaan (bobot 3 atau 0,25 nilai untuksetiap

jawaban pertanyaan “ya”).

2) Kelembagaan 6 pertanyaan (bobot 3 atau 0,5 nilai untuk setiap jawaban

pertanyaan “ya”).

3) Manajemen permodalan 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai untuk setiap

jawaban pertanyaan “ya”).

44
4) Manajemen aktiva 10 pertanyaan (bobot 3 atau 0,3 nilai untuk setiap

jawaban pertanyaan “ya”).

5) Manajemen likuiditas 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai untuk setiap

jawaban pertanyaan “ya”)

Penilaian aspek manajemen KSP/USP Koperasi secara lebih rinci dijelaskan

dalam tabel dibawah ini:

a) Manajemen Umum

Tabel 3.10 Standar Perhitungan Manajemen Umum

Jumlah Jawaban Ya Skor


1 0,25
2 0,50
3 0,75
4 1,00
5 1,25
6 1,50
7 1,75
8 2,00
9 2,25
10 2,50
11 2,75
12 3,00
Sumber: Perdep KUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

b) Manajemen Kelembagaan

Tabel 3.11 Standar Perhitungan Manajemen Kelembagaan

Jumlah Jawaban Ya Skor


1 0,50
2 1,00
3 1,50
4 2,00
5 2,50
6 3,00
Sumber: Perdep KUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

45
c) Manajemen Permodalan

Tabel 3.12 Standar Perhitungan Manajemen Permodalan

Jumlah Jawaban Ya Skor


1 0,60
2 1,20
3 1,80
4 2,40
5 3,00
Sumber: PerdepKUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

d) Manajemen Aktiva

Tabel 3.13 Standar Perhitungan Manajemen Aktiva

Jumlah Jawaban Ya Skor


1 0,30
2 0,60
3 0,90
4 1,20
5 1,50
6 1,80
7 2,10
8 2,40
9 2,70
10 3,00
Sumber: Perdep KUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

e) Manajemen Likuiditas

Tabel 3.14 Standar Perhitungan Manajemen Likuiditas

Jumlah Jawaban Ya Skor


1 0,60
2 1,20
3 1,80
4 2,40
5 3,00
Sumber: Perdep KUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

3.3.1.4 Efisiensi

1) Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto

46
Tingkat rasio Beban Operasi Anggota (BOA) terhadap partisipasi bruto yaitu

perbandingan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebelum pajak terhadap kewajiban lancar

(semua simpanan non saham, deposito, pinjaman ke Puskopdit dan lain-lain).

Penilaian rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto dapat

dihitung dengan rumus berikut ini:

Keterangan:

1. Beban Operasi = beban kotor beban, gaji, beban pemakaian Alat

Tulis Kantor (ATK), beban perjalanan dinas, beban

perkoperasian, beban perbaikan dan perawatan peralatan, beban

penghapusan pinjaman, beban penyusutan aktiva dan beban lain-

lainnya.

2. Partisipasi Bruto Anggota = partisipasi jasa pinjaman anggota +

jasa provisi + denda + uang pangkal, dan lain-lain.

Setelah dilakukan penilaian rasio dengan rumus tersebut, maka langkah

selanjutnya melakukan penskoran sesuai dengan tabel berikut ini:

Tabel 3.15 Standar Perhitungan Rasio Beban Operasi Anggota terhadap

Partisipasi Bruto

Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor


> 100 0 4 1
95 < x < 100 50 4 2
90 ≤ x < 95 75 4 3
< 90 100 4 4
Sumber: Perdep KUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

47
2) Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor

Rasio beban usaha terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) kotor; mengukur tingkat

efisiensi dilihat dari beban usaha yang mencakup beban bunga semua simpanan,

beban bunga Puskopdit dan beban provisi piutang lalai dibandingkan dengan

SHU kotor. SHU kotor diperoleh dari Partisipasi Bruto- Beban Usaha (BU).

Penilaian rasio beban usaha terhadap SHU kotor dapat dihitung dengan rumus

berikut ini:

Keterangan :

1. Partisipasi Bruto (PB) terdiri atas; pendapatan bunga pinjaman,

pendapatan jasa pelayanan dari pinjaman, pendapatan administrasi

dari pinjaman dan pendapatan operasional lainnya.

2. Beban usaha atau beban pokok adalah semua beban bunga simpanan

dan bunga pinjaman ke Puskopdit jika ada serta beban untuk provisi

pinjaman lalai.

Setelah dilakukan penilaian rasio dengan rumus tersebut, maka langkah

selanjutnya melakukan penskoran sesuai dengan tabel berikut ini:

Tabel 3.16 Standar Perhitungan Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor

Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor


> 80 25 4 1
60 < X < 80 50 4 2
40 < X < 60 75 4 3
< 40 100 4 4
Sumber: Perdep KUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

48
3) Rasio Efisiensi Pelayanan

Rasio efisiensi pelayanan (rasio biaya karyawan dengan volume pinjaman) yaitu

menghitung beban personalia terhadap volume pinjaman.

Penilaian rasio efisiensi pelayanan dapat dihitung dengan rumus berikut ini:

Keterangan:

1. Beban personalia/karyawan adalah mencakup beban gaji, lembur,

tunjangan hari raya dan tunjangan konsumsi dan transportasi.

2. Volume pinjaman yang dimaksud adalah sejumlah pinjaman yang

dicairkan kepada anggota selama satu tahun buku berjalan.

Setelah dilakukan penilaian rasio dengan rumus tersebut, maka langkah

selanjutnya melakukan penskoran sesuai tabel berikut ini:

Tabel 3.17 Standar Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan

Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor


<5 100 2 2,0
5 < X < 10 75 2 1,5
10 < X < 15 50 2 1,0
> 15 0 2 0,0
Sumber: Perdep KUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

3.3.1.5 Likuiditas

1) Rasio Kas dan Bank terhadap Kewajiban Lancar

Penilaian rasio kas dan bank terhadap kewajiban lancar dapat digunakan

rumus berikut ini:

49
Keterangan :

1. Yang termasuk likuiditas yaitu: kas, bank, simpanan harian, simpanan

berjangka≤12 bulan.

2. Kewajiban lancar adalah kewajiban koperasi simpan pinjam dalam

membayar kewajibannya kepada anggota dan non anggota, dengan

jangka waktu≤12 bulan. Yang termasuk dalam kewajiban lancar

adalah simpanan non saham, utang pihak luar, biaya masih harus

dibayar, dan lain-lain.

Setelah dilakukan penilaian rasio dengan rumus tersebut, maka langkah

selanjutnya melakukan penskoran sesuai tabel berikut ini:

Tabel 3.18 Standar Perhitungan Rasio Kas terhadap Kewajiban Lancar

Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor


< 10 25 10 2,5
10 < X < 15 100 10 10
15 < X < 20 50 10 5
> 20 25 10 2,5

Sumber: Perdep KUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

2) Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima

Penilaian rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima dapat

dihitung dengan rumus berikut ini:

Keterangan:

Dana yang diterima bersumber dari:

1. Modal sendiri

2. Modal pinjaman

50
3. Modal penyertaan

4. Simpanan non saham

Setelah dilakukan penilaian rasio dengan rumus tersebut, maka langkah

selanjutnya melakukan penskoran sesuai dengan tabel berikut ini:

Tabel 3.19 Standar Perhitungan Rasio Pinjaman yang diberikan terhadap Dana

yang Diterima

Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor


< 60 25 5 1,25
60 < X < 70 50 5 2,50
70 < X < 80 75 5 3,75
80 < X < 90 100 5 5
Sumber: Perdep KUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

3.3.1.6 Kemandirian dan Pertumbuhan

1) Rasio rentabilitas aset

Penilaian rasio rentabilitas aset dapat dihitung dengan rumus berikut ini:

Setelah dilakukan penilaian rasio dengan rumus tersebut, maka langkah

selanjutnya melakukan penskoran sesuai dengan tabel berikut ini:

Tabel 3.20 Standar Perhitungan Rasio Rentabilitas Aset

Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor


<5 25 3 0,75
5 < X < 7,5 50 3 1,50
7,5 < X < 10 75 3 2,25
> 10 100 3 3,00
Sumber: Perdep KUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

2) Rasio Rentabilitas Modal Sendiri

Penilaian rasio rentabilitas modal sendiri dapat dihitung dengan rumus berikut

ini:

51
Setelah dilakukan penilaian rasio dengan rumus tersebut, maka langkah

selanjutnya melakukan penskoran sesuai dengan tabel berkut ini:

Tabel 3.21 Standar Perhitungan Rasio Rentabilitas Modal Sendiri

Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor


<3 25 3 0,75
3<X<4 50 3 1,50
4<X<5 75 3 2,25
>5 100 3 3,00
Sumber: Permen KUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

3) Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan

Penilaian rasio kemandirian operasional pelayanan dapat dihitung dengan

rumus berikut ini:

Keterangan :

1. Partisipasi netto (PN) = partisipasi bruto – beban pokok.

2. Partisipasi bruto (PB) terdiri atas: pendapatan bunga pinjaman,

pendapatan jasa administrasi, uang pangkal, denda pinjaman, dan

provisi pinjaman.

3. Beban pokok/usaha (BP) terdiri atas jasa simpanan seperti beban

bunga simpanan, beban bunga pinjaman ke Puskopdit/jaringan dan

beban administrasi/provisi pinjaman.

Setelah dilakukan penilaian rasio dengan rumus tersebut, maka langkah

selanjutnya melakukan penskoran sesuai dengan tabel berikut ini:

52
Tabel 3.22 Standar Perhitungan Rasio Kas Kemandirian Operasional

Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor


< 100 0 4 0
> 100 100 4 4
Sumber: Permen KUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

3.3.1.7 Jatidiri Koperasi

1) Rasio Partisipasi Bruto

Penilaian rasio partisipasi bruto dapat dihitung dengan rumus berikut ini:

Setelah dilakukan penilaian rasio dengan rumus tersebut, maka langkah

selanjutnya melakukan penskoran sesuai dengan tabel berikut ini:

Tabel 3.23 Standar Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto

Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor


< 25 25 7 1,75
25 < x < 50 50 7 3,50
50 < x < 75 75 7 5,25
> 75 100 7 7
Sumber: Permen KUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

2) Rasio Promosi Ekonomi Anggota

Penilaian rasio promosi ekonomi anggota dapat dihitung dengan rumus berikut

ini:

Setelah dilakukan penilaian rasio dengan rumus tersebut, maka langkah

selanjutnya melakukan penskoran sesuai dengan tabel berikut ini:

53
Tabel 3.24 Standar Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota

Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor


<5 0 3 0
5 < x < 7,5 50 3 1,50
7,5 < x < 10 75 3 2,25
> 10 100 3 3
Sumber: Permen KUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

Adapun bobot penilaian terhadap aspek dan komponen kesehatan koperasi

tersebut ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 3.25 Bobot Penilaian Aspek dan Komponen Kesehatan KSP/USP Koperasi

Bobot
No Aspek Komponen
Penilaian
1. Permodalan 15
a. Rasio modal sendiri terhadap total asset 6
b. Rasio modal sendiri terhadap pinjaman
6
diberikan yang berisiko
c. Rasio kecukupan modal sendiri 3
2. Kualitas Aktiva Produktif 25
a. Rasio volume pinjaman pada anggota
10
terhadap total volume pinjaman diberikan
b. Rasio pinjaman bermasalah terhadap
5
pinjaman yang diberikan
c. Rasio cadangan risiko terhadap risiko
5
pinjaman bermasalah
d. Rasio Pinjaman yang berisiko terhadap
5
risiko pinjaman bermasalah
3. Manajemen 15
a. Manajemen umum 3
b. Manajemen kelembagaan 3
c. Manajemen permodalan 3
d. Manajemen aktiva 3
e. Manajemen likuiditas 3
4. Efisiensi 10
a. Rasio beban operasional anggota terhadap
4
partisipasi bruto
b. Rasio beban usaha terhadap SHU kotor 4
c. Rasio efisiensi pelayanan 2
Sumber: Perdep KUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

Analisis Penentapan Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam

54
Setelah dihitung skor dari masing-masing aspek penilaian, langkah selanjutnya

yaitu menjumlahkan skor masing-masing aspek penilaian untuk memperoleh skor

secara keseluruhan yang akan digunakan unuk menetapkan predikat kesehatan koperasi.

Berdasarkan hasil perhitungan skor keseluruhan dari aspek penilaian akan ditetapkan

predikat tingkat kesehatan kopeasi yang dibagi dalam 4 (empat) golongan yaitu sehat,

cukup sehat, dalam pengawasan, dan dalam pengawasan khusus. Penetapan kesehatan

koperasi dapat pula ditinjau dari masing-masing aspek yaitu dengan rumus sebagai

berikut:

Perincian mengenai penetapan predikat kesehatan koperasi simpan adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.26 Penetapan Predikat Tingkat Kesehatan KSP/USP Koperasi

SKOR PREDIKAT
80,00 ≤ X < 100 SEHAT
66,00 ≤ X < 80,00 CUKUP SEHAT
51,00 ≤ X < 66,00 DALAM PENGAWASAN
0 < X < 51,00 DALAM PENGAWASAN KHUSUS
Sumber: PerdepKUKM No 06/Per/Dep.6/IV/2016

Keterangan:

1) Skor yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan penilaian terhadap aspek

permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas,

kemandirian dan pertumbuhan, dan jatidiri koperasi dipergunakan untuk

menetapkan predikat tingkat kesehatan KSP yang dibagi dalam 4 (empat)

golongan yaitu: Sehat; Cukup Sehat; Dalam Pengawasan dan Dalam

Pengawasan Khusus.

55
2) Penetapan predikat kesehatan KSP dan USP Koperasi berdasarkan skor sebagai

berikut:

a. Skor penilaian sama dengan 80 sampai 100, termasuk dalam predikat

“Sehat”

b. Skor penilaian sama dengan 66 sampai 80, termasuk dalam predikat

“Cukup Sehat”

c. Skor penilaian sama dengan 51 sampai 66, termasuk dalam predikat

“Dalam Pengawasan”

d. Skor penilaian lebih kecil dari 51, termasuk dalam predikat “Dalam

Pengawasan Khusus”

3.3.2 Permasalahan dan Kendala yang Dihadapi Dinas Koperasi, UKM dan

Perdagangan dalam Melakukan Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan

Pinjam dan Unit Simpan Pinjam

1) Dalam aspek pendidikan dan pelatihan koperasi, terdapat masalah dalam

sumber daya pengurus dan pengawas yang terbatas dan sumber daya

anggota koperasi masih rendah.

2) Kuisioner penilaian kesehatan yang bertujuan untuk menilai kredibilitas

kegiatan usaha simpan pinjam sering tidak dikumpulkan kembali oleh

koperasi tertentu sehingga tidak dapat dilakukan penilaian.

3) Informasi mengenai neraca yang disajikan tidak sesuai standar atau tidak

balance yang terjadi akibat kurangnya pemahaman pengurus koperasi yang

melaksanakan pelaporan keuangan koperasi.

56
4) Melakukan kegiatan usaha koperasi tanpa membukukan dalam koperasinya

sehingga ada sehingga terjadi salah pembukuan atau tertunda pembukuan.

57

Anda mungkin juga menyukai