Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

I. KONSEP TEORI PSORIASIS


A. DEFINISI
Psoriasis adalah penyakit autoimun yang mengenai kulit, ditandai dengan sisik
yang berlapis berwarna keperakan, disertai dengan penebalan warna kemerahan dan
rasa gatal atau perih. Bila sisik ini dilepaskan maka akan timbul bintik perdarahan di
kulit dibawahnya.
Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit kronik dengan dasar genetik yang
kuat dengan karatakteristik perubahan pertumbuhan dan diferensiasi sel epidermis
disertai manifestasi vaskuler, juga diduga adanya pengaruh sistem saraf (Jacoeb,
2015).
Psoriasis sering timbul di kuku, dimulai dari bintik putih pada kuku sampai ke
penebalan kuku, juga mengenai kulit kepala (skalp) ditandai dengan sisik besar dan
penebalan dengan warna kemerahan yang akan melewati batas rambut [ CITATION
WIK19 \l 1057 ].

B. ETIOLOGI
Penyebab prosiasis sampai saat ini belum diketahui. Diduga penyakit ini
diwariskan secara poligenik. Walaupun sebagian besar penderita psoriasis timbul
secara spontan, namun pada berapa penderita dijumpai adanya faktor :
1. Trauma
Psoriasis pertama kali timbul pada tempat-tempat yang terkena trauma, garukan,
luka bekas operasi dan bekas vaksinasi.
2. Infeksi
3. Iklim
Beberapa kasus cenderung menyembuh pada musim panas, sedangkan pada
musim penghujan akan kambuh.
4. Obat-obatan

Berdasarkan penelitian para dokter, garukan/gesekan dan tekanan yang


berulang-ulang dapat memicu terjadinya psoriasis, misalnya pada saat gatal digaruk
terlalu kuat atau penekanan anggota tubuh terlalu sering pada saat beraktivitas. Bila
psoriasis sudah muncul dan kemudian digaruk/dikorek, maka akan mengakibatka kulit
bertambah tebal.[ CITATION PSO1 \l 1057 ]

C. MANIFESTASI KLINIK
Lesi muncul sebagai bercak-bercak merah benjol pada kulit yang ditutupi oleh
sisik berwarna perak. Bercak-bercak bersisik tersebut terbentuk karena penumpukan
kulit yang hidup dan mati akibat peningkatan kecepatan pertumbuhn serta
pergantiansel-sel kulit yang sangat besar. Jika sisik tersebut dikerok, maka terlihat
dasar lesi yang berwarna merah gelap dengan titik-titik perdarahan. Bercak-
bercak ini tidak basa dan bisa terasa gatal atau tidak gatal[ CITATION Rua \l 1057 ].
Psoriasis ditandai dengan hiperkeratosis dan penebalan epidermis kulit serta
proses radang, sehingga timbul skuamasi (pengelupasan) dan indurasi eritematosa
(kulit meradang dan kemerahan). Menyerang kulit, kuku, mukosa dan sendi, tetapi
tidak pada rambut. Pada umumnya tidak membahayakan jiwa, kecuali yang
mengalami komplikasi, namun penyakit ini sangat mengganggu kualitas hidup.
Kulit penderita psoriasis awalnya tampak seperti bintik merah yang makin
melebar dan ditumbuhi sisik lebar putih berlapis-lapis. Tumbuhnya tidak selalu di
seluruh bagian kulit tubuh kadang-kadang hanya timbul pada tempat-tempat terntentu
saja, karena pergiliran sel-sel kulit bagian lainnya berjalan nurmal. Psoriasis pada
kulit kepala dapat menyerupai ketombe, sedangkan pada lempeng kuku tampak
lubang-lubang kecil rapuh atau keruh[ CITATION PSO1 \l 1057 ]

D. PATOFISIOLOGI
Terjadi peningkatan “turnover” epidermis atau kecepatan pembentukannya
dimana pada kulit normal memerlukan waktu 26-28 hari, pada psoriasis hanya 3-
4 hari sehingga gambaran klinik tampak adanya skuama hiperkeratotik. Disamping
itu pematangan sel-sel epidermis tidak sempurna.
Adanya faktor keturunan ditandai dengan perjalanan penyakit yang
kronik dimana terdapat penyembuhan dan kekambuhan spontan serta predileksi
lesinya pada tempat-tempat tertentu. Perubahan-perubahan biokimia yang terjadi pada
psoriasis meliputi:
a. Peningkatan replikasi DNA.
b. Berubahnya kadar siklik nukleotida.
c. Kelainan prostaglandin dan prekursornya.
d. Berubahnya metabolisme karbohidrat.

Normalnya sel kulit akan matur pada 28-30 hari dan kemudian terlepas dari
permukaan kulit. Pada penderita psoriasis, sel kulit akan matur dan menuju
permukaan kulit pada 3-4 hari, sehingga akan menonjol dan menimbulkan
bentukan peninggian kumpulan plak berwarna kemerahan. Warna kemerahan
tersebut berasal dari peningkatan suplai darah untuk nutrisi bagi sel kulit yang
bersangkutan. Bentukan berwarna putih seperti tetesan lilin (atau sisik putih)
merupakan campuran sel kulit yang mati. Bila dilakukan kerokan pada
permukaan psoriasis, maka akan timbul gejala koebner phenomenon. Terdapat
banyak tipe dari psoriasis, misalnya plaque, guttate, pustular, inverse, dan
erythrodermic psoriasis. Umumnya psoriasis akan timbul pada kulit kepala,
siku bagian luar, lutut, maupun daerah penekanan lainnya. Tetapi psoriasis
dapat pula berkembang di daerah lain, termasuk pada kuku, telapak tangan,
genitalia, wajah, dll.

Pemeriksaan histopatologi pada biopsi kulit penderita psoriasis menunjukkan


adanya penebalan epidermis dan stratus korneum dan pelebaran pembuluh-
pembuluh darah dermis bagian atas. Jumlah sel-sel basal yang bermitosis jelas
meningkat. Sel-sel yang membelah dengan cepat itu bergerak dengan cepat ke
bagian permukaan epidermis yang menebal. Proliferasi dan migrasi sel-sel epidermis
yang cepat ini menyebabkan epidermis menjadi tebal dan diliputi keratin yang tebal
(sisik yang berwarna seperti perak). Peningkatan kecepatan mitosis sel-sel epidermis
ini disebabkan oleh kadar nukleotida siklik yang abnormal, terutama adenosin
monofosfat (AMP) siklik dan guanosin monofosfat (GMP) siklik. Prostaglandin dan
poliamin juga abnormal pada psoriasis[ CITATION PSO1 \l 1057 ].

E. PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk memperlambat pergantian epidermis,
meningkatkan resolusi lesi psoriatik dan mengendalikan penyakit tersebut.
Pendekatan terapeutik harus berupa pendekatan yang dapat dipahami oleh pasien,
pendekatan ini harus bisa diterima secara kosmetik dan tidak mempengaruhi cara
hidup pasien. Terapi psoriasis akan melibatkan komitmen waktu dan upaya oleh
pasien dan mungkin pula keluarganya. Ada tiga terapi yang standar: topikal, intralesi
dan sistemik.
1. Terapi Topical
Preparat yang dioleskan secara topikal digunakan untuk melambatkan aktivitas
epidermis yang berlebihan tanpa mempengaruhi jaringan lainnya.Obat-
obatannya mencakup preparat ter, anthralin, asam salisilat dan
kortikosteroid.Terapi dengan preparat ini cenderung mensupresi epidermopoisis
(pembentukan sel-sel epidermis).
2. Terapi Intralesi
Penyuntikan triamsinolon asetonida intralesi (Aristocort, Kenalog-10, Trymex)
dapat dilakukan langsung kedalam bercak-bercak psoriasis yang terlihat nyata
atau yang terisolasi dan resisten terhadap bentuk terapi lainnya.Kita harus hati-
hati agar kulit yang normal tidak disuntuik dengan obat ini.
3. Terapi Sistemik
Metotreksat bekerja dengan cara menghambat sintesis DNA dalam sel
epidermis sehingga mengurangi waktu pergantian epidermis yang psoriatik.
Walaupun begitu, obat ini bisa sangat toksik, khususnya bagi hepar yang dapat
mengalamim kerusakan yang irreversible.Jadi, pemantauan melalui pemeriksaan
laboratorium harus dilakukan untuk memastikan bahwa sistem hepatik,
hematopoitik dan renal pasien masih berfungsi secara adekuat[ CITATION PSI14 \l
1057 ].

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium darah dan biopsi
histopatologi. Pemeriksaan penunjang yang paling umum dilakukan untuk
mengkonfirmasi suatu psoriasis ialah biopsi kulit dengan menggunakan pewarnaan
hematoksilin-eosin [ CITATION Rua \l 1057 ].
Laporan pendahuluan Psoriasis

Oleh:

ASMAWANTI AGUS
1714201029

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG
2020
Asuhan Keperawatan pada TN’A’ dengan Psoriasis

Oleh:

ASMAWANTI AGUS
1714201029

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG
2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.A DENGAN PSORIASIS

I. BIODATA
a. Identitas Klien
Nama : Tn.A
Umur : 43 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Kemakmuran soppeng
Pendidikan terakhir : SMA
Diagnosa : Psoriasis
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny.M
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kemakmuran soppeng
Hubungan dengan klien: Istri klien

II. RIWAYAT KESEHATAN


a. Keluhan utama
Kulit mengelupas dan kemerahan pada seluruh permukaan tubuh (bersisik).
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan badannya bersisik dan berwarna merah. Klien mengatakan
kulitnya kadang terasa gatal. Klien mengatakan tidak mengetahui penyebab
timbulnya kulit mengelupas, merah dan bersisik. Keluhan yang dialami secara
bertahap dimulai dari dahi kemudian menjalar ke lengan dan akhirnya di
seluruh permukaan tubuh. Penyakitnya ini dialami sejak ± 4 tahun. Sebelum
masuk RS, klien berobat ke dukun dan beberapa dokter umum dan dokter
spesialis, namun menurut klien tidak ada hasilnya,. Bahkan menurut klien dia
sudah mengkonsumsi bermacam-macam obat medis, misalnya dexametason,
insidal dan sebagainya.

c. Riwayat Kesehatan Yang Lalu


Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang membuatnya dirawat
di rumah sakit sejak kecil. Klien tidak pernah di operasi. Klien mengatakan dia
alergi makan telur dan ikan asin karena saat makan telur dan ikan asin, klien
merasa gatal.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita atau pernah
menderita penyakit yang sama.

GENOGRAM:

G1.

G2.

51 43 35

G3.

KET :

: MENINGGAL : GARIS SERUMAH


:PEREMPUAN : PASIEN

: LAKI-LAKI

III. TANDA – TANDA VITAL


TD : 130/70 mmHg
N : 78x/menit
P : 20x/menit
S : Afebris

IV. POLA AKTIVITAS


1. Pola nutrisi
Frekuensi makan/hari : 3x sehari
Nafsu makan : baik, porsi makanan yang diberi dihabiskan oleh klien.
Jenis makanan yang dikomsumsi klien : nasi, sayur (lauk pauk)
Alergi pada telur dan ikan asin
2. Pola Personal Hygine
Mandi : klien mandi 1x sehari diwaktu pagi hari
Sabun : sabun yang digunakan klien hanya 1 untuk seluruh anggota
keluarga
Kebersihan gigi dan mulut : cukup bersih
Kebersihan kuku kaki dan tangan : dipotong saat panjang
3. Pola eliminasi
a. BAB
Frekuensi : 1x sehari
Konsistensi : padat dan lunak
Waktu : pagi hari
Klien tidak pernah menggunakan pencahar
b. BAK
Frekuensi : 4-5 kali sehari
Warna : kuning muda dan jernih
4. Pola tidur dan istirahat
Waktu tidur : malam 21.00-05.00 dan siang 13.00-14.00 (lama tidur ± 8
jam)
Kebiasaan saat tidur : tidak ada

V. PENGKAJIAN FISIK
1. Kepala
Bentuk mesoncephal, rambut pendek, tidak mudah dicabut, warna hitam,
cukup bersih, tidak ada keluhan sakit kepala / pusing.
2. Mata
Ukuran pupil D/S ± 2 mm, isokor, reaksi terhadap cahaya baik, bentuk bulat
simetris ki/ka, konjungtiva merah (tidak anemis), fungsi penglihatan baik,
tidak ada tanda radang, pemeriksaan mata terakhir tanggal 30 Juli 2005, tidak
pernah operasi, tidak meggunakan kaca mata dan lensa kontak.
3. Hidung
Lubang simetris kiri kanan, tidak ada tanda-tanda radang, tidak ada sekret,
tidak ada deviasi septum, tidak ada riwayat alergi, tidak nyeri tekan.
4. Mulut dan Tenggorokan
Klien tidak mengalami kesulitan menelan dan gangguan berbicara. Kebersihan
mulut dan gigi baik, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan limfe.
5. Pernafasan
Kesan normal, pergerakan dada ikut pola nafas, simetris kiri kanan, tidak ada
bunyi nafas tambahan, klien tidak perna di rontgen.
6. Abdomen
Bentuk datar, pergerakan ikut pola nafas, tidak nyeri tekan, tidak tampak
adanya distensi abdomen, tidak teraba perbesaran hati, limfa dan ginjal.
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Therapi
Prednison
Zinkovit
Interhistin
Stimuno
Lanolin
Vaselin
Cinolon
DATA FOKUS

DS DO
 Klien mengatakan badannya bersisik  Tampak eritema dan skuama pada seluruh
dan berwarna merah. permukaan tubuh klien.
 Klien mengatakan kulitnya kadang  Kulit tampak bersisik jika digaruk.Klien
terasa gatal. tampak selalu menyentuh tubuhnya.

 Klien mengatakan sebelum masuk RS  Klien tampak sedih


sudah berobat ke dukun dan Dokter  Terlihat jelas keadaan yang dialami klien
Spesialis, tetapi tidak menemukan hasil dengan tubuh yang bersisik.
yang baik untuknya. Tampak klien selalu menyentuh tubuhnya.
 Klien mengatakan merasa malu dengan
keadaannya.

 Klien tidak mengetahui tentang  Klien tampak cemas dengan keadaanya.


penyakitnya  Klien tampak menanyakan tentang
 Klien mengatakan obat-obat yang di penyakit yang dialami.
dapat selama ini tidak banyak membatu.
VII. ANALISIS DATA

No Data Etiologi Masalah


1. DS : Peningkatan turnover Gangguan integritas
epidermis
 Klien mengatakan kulit

badannya bersisik dan


Pembentukan plak
berwarna merah. psoriatik

 Klien mengatakan
kulitnya kadang terasa Kelainan
prostaglandin
gatal. dan perkursornya
DO :
 Tampak eritema dan Psoriasis
postulosa
skuama pada seluruh generalisata
permukaan tubuh klien.
 Kulit tampak bersisik Gangguan intergritas
jika digaruk. kulit
 Klien tampak selalu
menyentuh tubuhnya.
2. DS : Ketakutan Gangguan citra
kesehatan
 Klien mengatakan tubuh

sebelum masuk RS
Stressor bagi
sudah berobat ke dukun Klien
dan Dokter Spesialis,
tetapi tidak menemukan keputusasaan
hasil yang baik
untuknya. perasaan negatif
pada diri sendiri
 Klien mengatakan
merasa malu dengan
Gangguan citra
keadaannya.
tubuh
DO :
 Klien tampak sedih
 Terlihat jelas keadaan
yang dialami klien
dengan tubuh yang
bersisik.
 Tampak klien selalu
menyentuh tubuhnya.
3. DS : Perubahan status Ansietas
 Klien tidak menyetahui kesehatan
tentang penyakitnya
 Klien mengatakan obat- koping individu

obat yang di dapat infektif

selama ini tidak banyak


Ansietas
membatu.
DO :
 Klien tampak cemas
dengan keadaanya.
 Klien tampak
menanyakan tentang
penyakit yang dialami.
VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan itegritas kulit b/d adanya lesi
IX. INTERVENSI KEPERAWATAN

No SDKI
. Diagnosa keperawatan SLKI SIKI
1. Gangguan integritas Setelah dilakukan tindakan kepererawatan Observasi
kulit b/d adanya lesi selama 3x24 jam, diharapkan : 1. Identifikasi penyebab kulit bersisik
d/d kerusakan kulit di Utama: Terapeutik
seluruh badan  Integritas kulit dan jaringan teratasi 1. Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
hipoalergik pada kulit sensitive
2. Hindari produk berbahan dasar alcohol
Edukasi
1. Anjurkan kepada klien untuk menhindari
terpapar suhu ekstrim
2. Anjurkan kepada klien mandi dan
menggunakan sabun secukupnya
Kolaborasi
1. Kolaborasi penggunaan antibiotik
2. Ganguan citra tubuh Setelah dilakukan tindakapan keperawatan Observasi:
b/d ketidak percayaan selama 3x24 jam, diharapkan.
1. Monitor apakah pasien bisa melihat bagian
diri d/d perubahan Utama:
tubuh yang berubah
bentuk tubuh  Kepercayaan diri meningkat
Terapeutik :

1. Diskusikan dengan keluarga kondisi stress

yang mempengaruhu citra tubuh

2. Diskusikan dengan keluarga persepsi pasien

tentang perubahn citra tubuh

Edukasi

1. Anjjurkan kepada keluarga dan klien tentang

perawatan perubahan citra tubuh

2. Latih peningkatan penampilan diri kepada klien

3. Ansietas b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :


ketidaktahuan tentang selama 3x24 jam, diharapkan. 1. Identifikasi kemammpuan mengambil
penyakit yang diderita Kriteria Hasil : keputusan
d/dkurangnya Utama 2. Monitor tanda tanda ansietas
mendapat informsi.  Perilaku gelisah menurun Terapeutik :
 Pola tidur membaik 1. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
2. Motivasi pasien situasi yang memicu
kecemasan
Edukasi:
1. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
2. Anjurkan pasien untuk mengungkapkan
perasaan dan persepsinya
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian obat ansietas jika perlu

Anda mungkin juga menyukai