Anda di halaman 1dari 43

STEP 1

1. BOR : (Bed Occupacy rate) tempat penggunaan tempat tidur, menunjukkan tinggi rendahnya
tingkat pemanfaatan tempat tidur di RS, ideal 70-85 %, < 70 : kekurangan pemanfaatan fasilitas
RS, > 85 : tingkat pemanfaatan tempat tidur yg tinggi  penambahan tempat tidur /
pengembangan RS
BOR scenario 60%  dibawah ideal
2. LOS : Length of Stay lama rawat seorang pasien, indicator u/ menggambarkan tingkat efisiensi
mutu pelayanan, ideal : 6-9 hari;
AVLOS : average length of stay, rerata dihitung dlm 1 periode tertentu : ideal 3-12 hari, dari awal
diagnosis sampai pasien pulang
Jml pasien lama dirawat/ jml pasien keluar
Jumlah pasien keluar : jml pasien hidup + jml pasien mati
3. TOI : turn over interval : tenggang perputara tempat tidur, tingkat efisiensi penggunaan tempat
tidur, ideal 1-3 hari, rumus : ( jml tmpt tidur x periode) – hari perawatan / jumlah pasien keluar
Apabila penggunaan tempat tidur tanpa jeda waktu bagaimana?, nilai +/- untuk RS
4. Visi, Misi Rumah Sakit :
Misi : pernyataan mengapa RS didirikan, tugasnya, dan untuk siapa ditujukan missal pd
masyarakat miskin, melayani masyarkat denga sebaik-baiknya
Visi : gambaran keadaan RS dimasa mendatang dalam menjalankan misinya, memperhatikan
sejarah kelembagaan, perubahan lingkungan RS, dan kemampuan internal RS
Misi jabaran dari visi
5. Biaya operasional : biaya yang kegunaannya digunakan untuk melakukan sesuatu kegiatan/
mengoperasionalkan suatu barang dan memiliki sifat habis pakai dalam waktu singkat < 1 thn
6. Rumah sakit tipe C : RS yang mampu memberikan pelayanan dengan spesialis terbatas,
pelayanann termasuk penyakit dalam, pelayanan bedah, kesehatan anak, serta kebidanan dan
kandungan. Menjadi RS rujukan dari puskesmas/ pelayanan kesehatan tingkat 1
7. Manajemen logistic : bagian dr proses suplay chain management : memiliki fugsi perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian efektifitas dan efisiensi penyimpanan dan aliran barang, pelayanan
dan informasi hingga ke titik konsumsi, sehingga dapat memenuhi keperluan konsumen.
Manajemen yg lain

STEP 2

1. Apa saja definisi dari rumah sakit?


2. Apa fungsi dan syarat dari RS?
3. Apa saja visi dan misi dari RS?
4. Apa tujuan dari RS?
5. Bagaimana struktur organisasi dr Rumah Sakit?
6. Apa saja klasifikasi dari RS pd umumnya dan RS pendidikan?
7. Apa definisi dari manajemen?
8. Jelaskan mengenai macam-macam tugas pokok dan fungsi dari komponen manajemen di Rumah
sakit.
9. Apa saja pelayanan yg harus ada di RS?
10. Apa saja indicator dr pelayanan RS?
11. Apa saja indicator untuk mengukur/ menilai kinerja RS?
12. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan turunnya BOR rumah sakit?
13. Apa saja penyebab penurunan kinerja RS?
14. Bagaimana cara mengatasi penurunan kinerja RS?
15. Koordinasi apa yg diperlukan terkait tugas pokok dan fungsi masing2 bagian RS sehingga selaras
dg visi misi dan tujuan RS?

STEP 3

1. Apa saja definisi dari rumah sakit?


RS adalah suatu organisasi kesehatan yg berfungsi untuk menyediakan tindakan komprehensif,
kuratif dan preventif, dimana RS juga menyediakan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat;
tempat dimana org sakit mencari dan menerima dr pelayanan kesehatan, pendidikan klinik untuk
mahasiswa kedokteran untuk mendapatkan pengalaman
2. Apa fungsi dan syarat dari RS?
Fungsi :
- Sebagai pelayanan pasien
- Untuk pendidikan dan pelatihan
- Penelitian
- Kesehatan masyarakat

Syarat :

- Ada tenaga ahli


- Ada layanan kesehatan
- Syarat mendirikan RS : mendirikan gedung dan pelayanan  visi misi, struktur organisasi,
rencana strategis
- Izin pelayanan, dan operasional setiap sumber daya, sarana prasarana, izin kelayakan
penggunaan alat, dan sertifikasi dari RS : akreditasi RS
- Menjamin ketersidaan farmasi dan alat kesehannya,
- tenaga kesehatannya tetap
- bangunan sesuai dg keselamatan dan kenyamanan
3. Apa saja visi dan misi dari RS?
Visi :
- Meningkatkan taraf kesehatan masyarakat
- Memberikan layanan yg prima, berkualitan, berkesinambungan, dan juga dapat dijangkau o/
masyarakat
- Menjadikan RS yg mengedepankan pelayanan, pendidikan, dan penelitian
Misi :
- Menyelenggarakan pelayann kesehatan yg prima, aman, informative dan efektif, dan tetap
memperhatikan aspek social
- Memberikan pelayanan yg ramah tanpa membedakan unsur sara  tidak membeda-bedakan
pasien dr latar belakangnya, membedakan dr unsur agama atau suku budaya dan ras
- Membagun SDM RS yg professional, akuntabel, berorientasi pd konsumen serta berintegritas
tinggi
- Mengembangkan pendidikan, pelatihan, dan penelitian, yg terintegritas u/ meningkatkan
kualitas pelaynan
- Melaksanakan proses pendidikan yg meunjang pelayanan kesehatan prima berdasarkan
standar nasional dn internasional
4. Apa tujuan dari RS?
Mendefinisikan target untuk merealisasikan visi dan misi
Menghasilkan prosduk dan jasa pelayanan medik dan non medik, atau sesuai dg harapan pasien dr
berbagai aspek, produk, harga dll, setiap tujuan memiliki strategi 5 tahunan/ 10 tahunan  strategi
kerja  perencanaan
5. Bagaimana struktur organisasi dr Rumah Sakit?
- Direktur
- Bidang pelayanan medis dan keperawatan : seksi pelayanan medis, dan pelayanan
keperawatan, seksi bina usaha mutu dan ketenagaan
- Bidang perencanaan dan pengembangan : seksi penyusunan program, monitoring evaluasi,
pendidikan dan pelatihan
- Tata usaha : sub. Umum, sub. Kepegawaian, sub. Keuangan
- Unit non structural : satuan pengawas interna dan komite : sesuai pelayanan medis yg ada c/
intsalasi radiologi dll

- Badan pengurus yayasan


- Dewan Pembina
- Dewan penyantun
- Badan penasehat
- Badan penyelenggara : direktur, wakil direktur, komite medik, satuan pengawas dan bagian
lainnya drinstalasi
Tiap RS punya wakil direktur yg berbeda2 : pelayanan medik, penunjnag medik, dan
keperawatan, serta wkail direktur keuangan dan administrasi
Komite medik : membawahi SMF( staf medik fungsional) terdiri dr dokter umum, drg, dan
dokter spesialis.
Komite : komite etik, komite keperawatan, komite penanggulangan infeksi  bertanggung
jawab pd?
Struktur organisasi berbeda di setiap tipe RS
6. Apa saja klasifikasi dari RS pd umumnya dan RS pendidikan? Selengkap- lengkapnya disertai
struktur organisasi
- RS tipe A : pelayanan spesialis dan sub spesialis secara pusat , disebut RS pusat
- RS tipe B : pelayanan spesialis dan subspesialis terbatas, didirikan di ibukota provinsi dan
menerima rujukan dari kab/ kota
- RS tipe C : pelayanan spesialis terbatas ( Sp. PD, Sp. A, Sp. B, S. OG) sebagai rujukan dr
puskesmas
- RS tipe D : hanya dokter umum dan dokter gigi, bias menerima rujukan dr puskesmas
- RS tipe E : hanya menyelenggarakan satu macam pelayanan kesehatan
- RS pendidikan : biasanya terkait dg kegiatan penelitian/ pendidikan di FK, melatih dokter
muda dan uji coba untuk obat baru.
7. Apa definisi dari manajemen?
8. Jelaskan mengenai macam-macam tugas pokok dan fungsi dari komponen manajemen di Rumah
sakit.
9. Apa saja pelayanan yg harus ada di RS?
10. Apa saja indicator dr pelayanan RS?
11. Apa saja indicator untuk mengukur/ menilai kinerja RS?
12. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan turunnya BOR rumah sakit?
13. Apa saja penyebab penurunan kinerja RS?
14. Bagaimana cara mengatasi penurunan kinerja RS?
15. Koordinasi apa yg diperlukan terkait tugas pokok dan fungsi masing2 bagian RS sehingga selaras
dg visi misi dan tujuan RS?

STEP 4
STEP 7

1. Apa saja definisi dari rumah sakit?


Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/
MENKES/PER/III/2010 adalah : “ Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat  jalan dan gawat darurat)”.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit :
“Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun
orang seha. Atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya
pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan”.
Menurut WHO (World Health Organization):
“Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi social dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan
pencegahan penyakit (preventif) pada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan
bagi tenaga kesehatandan pusat penelitian medik.”
2. Apa fungsi dan syarat dari RS?

Permenkes RI No. 159b/Men kes/Per/1998, fungsi rumah sakit adalah :

 Menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan medik, penunjang medik.


rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan kesehatan.
 Menyediakan tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik dan paramedik.
 sebagai tempat penelitian sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan dan
pengembangan ilmu dan teknologi bidang teknologi bidang kesehatan.
BAB III
TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 4
Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna.
Pasal 5
Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Rumah Sakit
mempunyai fungsi:

 penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan


standar pelayanan rumah sakit;
 pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan
yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
 penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan
 penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan;
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009
TENTANG RUMAH SAKIT
Menurut UU No 42 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Tugas :

 RS mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara Perorangan


secara paripurna paripurna

Fungsi :

 Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar


pelayanan rs
 Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui yankes yang paripurna
tingkat ke-2 dan ke – 3 sesuai kebutuhan
 Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalan rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian yankes
 Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi di bidang
kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika
ilmu pengetahuan di bidang kesehatan

Menurut KEMENKES RI No Menurut KEMENKES RI No 983/Menkes/XI/1992


Tugas : Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dengan
upaya peningkatan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan

Fungsi :

 pelayanan penderita
 pendidikandan pelatihan
 penelitian
 kesehatan masyarakat

Syarat :

- Ada tenaga ahli


- Ada layanan kesehatan
- Syarat mendirikan RS : mendirikan gedung dan pelayanan  visi misi, struktur organisasi,
rencana strategis
- Izin pelayanan, dan operasional setiap sumber daya, sarana prasarana, izin kelayakan
penggunaan alat, dan sertifikasi dari RS : akreditasi RS
- Menjamin ketersidaan farmasi dan alat kesehannya,
- tenaga kesehatannya tetap
- bangunan sesuai dg keselamatan dan kenyamanan
3. Apa saja visi dan misi dari RS?
ASPEK STRATEGIS MANAJEMEN RUMAH SAKIT

4. Apa tujuan dari RS?

5. Bagaimana struktur organisasi dr Rumah Sakit?


Menurut PERTAURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015
TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT
BAB II ORGANISASI (Perpres 77-2015::Pedoman Organisasi Rumah Sakit (ngada.org))
i. Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit
Fungsi :
o Koordinasi pelaksanaan tuga dan fungsi unsur organisasi
o Penetapan kebijakan penyelenggaraan RS sesuai dengan kewenangannya
o Penyelenggaraan tugas dan fungsi rumah sakit
o Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian tugas dan fungsi unsur organisasi
o Evaluasi, pencatatan, dan pelaporan
ii. Unsur pelayanan medis
Fungsi :
o Penyusunan rencana pemberian pelayanan medis
o Koordinasi dan pelaksanaan pelayanan medis
o Pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya, dan keselamatan pasien di bidang pelayanan
medis
o Pemantauan dan evaluasi pelayanan medis
iii. Unsur keperawatan
Fungsi :
o penyusunan rencana pemberian pelayanan keperawatan;
o koordinasi dan pelaksanaan pelayanan keperawatan;
o pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya, dan keselamatan pasien di bidang
keperawatan; dan
o pemantauan dan evaluasi pelayanan keperawatan.
iv. Unsur penunjang medis
Fungsi :
o penyusunan rencana pemberian pelayanan penunjang medis;
o koordinasi dan pelaksanaan pelayanan penunjang medis;
o pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya, dan keselamatan pasien di bidang pelayanan
penunjang medis;
o pengelolaan rekam medis; dan
o pemantauan dan evaluasi pelayanan penunjang medis.
v. Unsur administrasi umum dan keuangan
Fungsi :
o ketatausahaan;
o .kerumahtanggaan;
o pelayanan hukum dan kemitraan;
o pemasaran;
o kehumasan;
o pencatatan, pelaporan, dan evaluasi;
o penelitian dan pengembangan;sumber daya manusia; dan
o pendidikan dan pelatihan.
o perencanaan anggaran;
o perbendaharaan dan mobilisasi dana; dan
o akuntansi
vi. Komite medis
Fungsi :
o penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dengan masukan
dari kelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian yang berlaku;
o penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan
mental, perilaku, dan etika profesi;
o evaluasi data pendidikan profesional kedokteran atau kedokteran gigi berkelanjutan;
o wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis;
o penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat;
o pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi kewenangan
klinis kepada komite medik;
o pelaksanaan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan
klinis dan adanya permintaan dari komite medik; dan
o rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis
o pelaksanaan audit medis;
o rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi
staf medis;
o rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf
medis rumah sakit tersebut; dan
o rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan.
o pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran;
o pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin;
o rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit; dan
o pemberian nasehat atau pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada
asuhan medis pasien.
Pasal 19 Komite lain
o Selain Komite Medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, dapat dibentuk komite lain
untuk penyelenggaraan fungsi tertentu di Rumah Sakit sesuai kebutuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien.
o Komite lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa komite:
a.keperawatan;
b.farmasi dan terapi;
c.pencegahan dan pengendalian infeksi;
d.pengendalian resistensi antimikroba;
e.etika dan hukum;
f.koordinasi pendidikan; dan
g.manajemen risiko dan keselamatan pasien.
vii. Satuan pemeriksaan internal
viii. Dewan pengawas rumah sakit : unit nonstructural yang bersifat independen, dibentuk dan
bertanggung jawab kepada pemilik Rumah Sakit.

6. Apa saja klasifikasi dari RS pd umumnya dan RS pendidikan? Selengkap- lengkapnya disertai
struktur organisasi
Klasifikasi berdasarkan jenis pelayanan
Menurut PERMENKES NO. 3 tahun 2020 dan menurut pasal 24 UU No.44 tahun 2009
 Rumah Sakit Umum : memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis
penyakit
 Kelas A : RS umum ini harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan
medik paling sedikit 4 Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 5 Pelayanan Spesialis
Penunjang Medik, 12 Pelayanan Medik Spesialis Lain, dan 13 Pelayanan Medik
Sub Spesialis.
Kriteria fasilitas dan kemampuan RS Umum kelas A meliputi :
 Pelayanan Medik Umum,
 Pelayanan Medik Spesialis Dasar
 Pelayanan Gawat Darurat
 Pelayanan Spesialis Penunjang Medik
 Pelayanan Medik Spesialis Lain
 Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut
 Pelayanan Medik Subspesialis
 Pelayanan Keperawatan dan kebidanan
 Pelayanan penunjang klinik
 Pelayanan penunjang non klinik
 Dan jumlah minimal tempat tidur 250 buah.

Pasal 6
(1)Rumah Sakit Umum Kelas A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 5
(lima) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 12 (dua belas) Pelayanan Medik
Spesialis Lain dan 13 (tiga belas) Pelayanan Medik Sub Spesialis.
(2)Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas A sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat
Darurat, Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang
Medik, Pelayanan Medik Spesialis Lain, Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut,
Pelayanan Medik Subspesialis, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan,
Pelayanan Penunjang Klinik, dan Pelayanan Penunjang Non Klinik.
(3)Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan Medik
Gigi Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak/Keluarga Berencana.
(4)Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat 24
(dua puluh empat) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan kemampuan
melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat, melakukan resusitasi
dan stabilisasi sesuai dengan standar.
(5)Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam,
Kesehatan Anak, Bedah, Obstetri dan Ginekologi.
(6)Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari Pelayanan Anestesiologi,
Radiologi, Rehabilitasi Medik, Patologi Klinik dan Patologi Anatomi.
(7)Pelayanan Medik Spesialis Lain sekurang-kurangnya terdiri dari Pelayanan Mata,
Telinga Hidung Tenggorokan, Syaraf, Jantung dan Pembuluh Darah, Kulit dan
Kelamin, Kedokteran Jiwa, Paru, Orthopedi, Urologi, Bedah Syaraf, Bedah
Plastik dan Kedokteran Forensik.
(8)Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut terdiri dari Pelayanan Bedah Mulut,
Konservasi/Endodonsi, Periodonti, Orthodonti, Prosthodonti, Pedodonsi dan
Penyakit Mulut.
(9)Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari pelayanan asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan.
(10)Pelayanan Medik Subspesialis terdiri dari Subspesialis Bedah, Penyakit Dalam,
Kesehatan Anak, Obstetri dan Ginekologi, Mata, Telinga Hidung Tenggorokan,
Syaraf, Jantung dan Pembuluh Darah, Kulit dan Kelamin, Jiwa, Paru, Orthopedi
dan Gigi Mulut.
(11)Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan Intensif, Pelayanan Darah,
Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik.
(12)Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry/Linen, Jasa
Boga/Dapur, Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas, Pengelolaan Limbah, Gudang,
Ambulance, Komunikasi, Pemulasaraan Jenazah, Pemadam Kebakaran,
Pengelolaan Gas Medik dan Penampungan Air Bersih.

Pasal 7
(1)Ketersediaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan jenis dan tingkat pelayanan.
(2)Pada Pelayanan Medik Dasar minimal harus ada 18 (delapan belas) orang dokter
umum dan 4 (empat) orang dokter gigi sebagai tenaga tetap.
(3)Pada Pelayanan Medik Spesialis Dasar harus ada masing-masing minimal 6
(enam) orang dokter spesialis dengan masing-masing 2 (dua) orang dokter
spesialis sebagai tenaga tetap.
(4)Pada Pelayanan Spesialis Penunjang Medik harus ada masing-masing minimal 3
(tiga) orang dokter spesialis dengan masing-masing 1 (satu) orang dokter
spesialis sebagai tenaga tetap.
(5)Pada Pelayanan Medik Spesialis Lain harus ada masing-masing minimal 3 (tiga)
orang dokter spesialis dengan masing-masing 1 (satu) orang dokter spesialis
sebagai tenaga tetap.
(6)Untuk Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut harus ada masing-masing minimal 1
(satu) orang dokter gigi spesialis sebagai tenaga tetap.
(7)Pada Pelayanan Medik Subspesialis harus ada masing-masing minimal 2 (dua)
orang dokter subspesialis dengan masing-masing 1 (satu) orang dokter
subspesialis sebagai tenaga tetap.
(8)Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah 1:1 dengan kualifikasi
tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan di Rumah Sakit.
(9)Tenaga penunjang berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit.

Pasal 8
(1)Sarana prasarana Rumah Sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh
Menteri.
(2)Peralatan yang dimiliki Rumah Sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan
oleh Menteri.
(3)Peralatan radiologi dan kedokteran nuklir harus memenuhi standar sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4)Jumlah tempat tidur minimal 400 (empat ratus) buah.

Pasal 9
(1)Administrasi dan manajemen terdiri dari struktur organisasi dan tata laksana.
(2)Struktur organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri
atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis,
unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan
pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan keuangan.
(3)Tata laksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tatalaksana
organisasi, standar pelayanan, standar operasional prosedur (SPO), Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), hospital bylaws dan Medical Staff
bylaws.

 Kelas B : RS umum ini harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan


medik paling sedikit 4 Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 4 Pelayanan Spesialis
Penunjang Medik, 8 Pelayanan Medik Spesialis Lain, dan 2 Pelayanan Medik Sub
Spesialis dasar.
Kriteria fasilitas dan kemampuan RS Umum kelas B meliputi :
 Pelayanan Medik Umum,
 Pelayanan Medik Spesialis Dasar
 Pelayanan Gawat Darurat
 Pelayanan Spesialis Penunjang Medik
 Pelayanan Medik Spesialis Lain
 Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut
 Pelayanan Medik Subspesialis
 Pelayanan Keperawatan dan kebidanan
 Pelayanan penunjang klinik
 Pelayanan penunjang non klinik
 Dan jumlah minimal tempat tidur 200 buah.

Pasal 10
(1)Rumah Sakit Umum Kelas B harus mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 4
(empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 8 (delapan) Pelayanan Medik
Spesialis Lainnya dan 2 (dua) Pelayanan Medik Subspesialis Dasar.
(2)Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas B sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat
Darurat, Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang
Medik, Pelayanan Medik Spesialis Lain, Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut,
Pelayanan Medik Subspesialis, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan,
Pelayanan Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang Non Klinik.
(3)Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan Medik
Gigi Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak/Keluarga Berencana.
(4)Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat 24
(dua puluh empat) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan kemampuan
melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat, melakukan resusitasi
dan stabilisasi sesuai dengan standar.
(5)Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam,
Kesehatan Anak, Bedah, Obstetri dan Ginekologi.
(6)Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari Pelayanan Anestesiologi,
Radiologi, Rehabilitasi Medik dan Patologi Klinik.
(7)Pelayanan Medik Spesialis Lain sekurang-kurangnya 8 (delapan) dari 13 (tiga
belas) pelayanan meliputi Mata, Telinga Hidung Tenggorokan, Syaraf, Jantung
dan Pembuluh Darah, Kulit dan Kelamin, Kedokteran Jiwa, Paru, Orthopedi,
Urologi, Bedah Syaraf, Bedah Plastik dan Kedokteran Forensik.
(8)Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut terdiri dari Pelayanan Bedah Mulut,
Konservasi/Endodonsi, dan Periodonti.
(9)Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari pelayanan asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan.
(10)Pelayanan Medik Subspesialis 2 (dua) dari 4 (empat) subspesialis dasar yang
meliputi:
Bedah, Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Obstetri dan Ginekologi.
(11)Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan intensif, Pelayanan Darah,
Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik.
(12)Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry/Linen, Jasa
Boga/Dapur, Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas, Pengelolaan Limbah,
Gudang, Ambulance, Komunikasi, Pemulasaraan Jenazah, Pemadam
Kebakaran, Pengelolaan Gas Medik dan Penampungan Air Bersih.

Pasal 11
(1)Ketersediaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan jenis dan tingkat pelayanan.
(2)Pada Pelayanan Medik Dasar minimal harus ada 12 (dua belas) orang dokter
umum dan 3 (tiga) orang dokter gigi sebagai tenaga tetap.
(3)Pada Pelayanan Medik Spesialis Dasar masing-masing minimal 3 (tiga) orang
dokter spesialis dengan masing-masing 1 (satu) orang sebagai tenaga tetap.
(4)Pada Pelayanan Spesialis Penunjang Medik harus ada masing-masing minimal 2
(dua) orang dokter spesialis dengan masing-masing 1 (satu) orang dokter
spesialis sebagai tenaga tetap.
(5)Pada Pelayanan Medik Spesialis Lain harus ada masing-masing minimal 1 (satu)
orang dokter spesialis setiap pelayanan dengan 4 orang dokter spesialis
sebagai tenaga tetap pada pelayanan yang berbeda.
(6)Pada Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut harus ada masing-masing minimal 1
(satu) orang dokter gigi spesialis sebagai tenaga tetap.
(7)Pada Pelayanan Medik Subspesialis harus ada masing-masing minimal 1 (satu)
orang dokter subspesialis dengan 1 (satu) orang dokter subspesialis sebagai
tenaga tetap.
(8)Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah 1:1 dengan kualifikasi
tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan di Rumah Sakit.
(9)Tenaga penunjang berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit.

Pasal 12
(1)Sarana prasarana Rumah Sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh
Menteri.
(2)Peralatan yang dimiliki Rumah Sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan
oleh Menteri.
(3)Peralatan radiologi dan kedokteran nuklir harus memenuhi standar sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4)Jumlah tempat tidur minimal 200 (dua ratus) buah.

Pasal 13
(1)Administrasi dan manajemen terdiri dari struktur organisasi dan tata laksana.
(2)Struktur organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri
atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis,
unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan
pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan keuangan.
(3)Tata laksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tatalaksana
organisasi, standar pelayanan, standar operasional prosedur (SPO), Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), hospital bylaws dan Medical Staff
bylaws.

 Kelas C : RS umum ini harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan


medik paling sedikit 4 Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 4 Pelayanan Spesialis
Penunjang Medik.
Kriteria fasilitas dan kemampuan RS Umum kelas C meliputi :
 Pelayanan Medik Umum,
 Pelayanan Medik Pesialis Dasar
 Pelayanan Gawat Darurat
 Pelayanan Spesialis Penunjang Medik
 Pelayanan Keperawatan dan kebidanan
 Pelayanan penunjang klinik
 Pelayanan penunjang non klinik
 Dan jumlah minimal tempat tidur 100 buah

Pasal 14
(1)Rumah Sakit Umum Kelas C harus mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar dan
4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik.
(2)Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas C sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat
Darurat, Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang
Medik, Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut, Pelayanan Keperawatan dan
Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang Non Klinik.
(3)Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan Medik
Gigi Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak/Keluarga Berencana.
(4)Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat 24
(dua puluh) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan kemampuan melakukan
pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat, melakukan resusitasi dan
stabilisasi sesuai dengan standar.
(5)Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam,
Kesehatan Anak, Bedah, Obstetri dan Ginekologi.
(6)Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut minimal 1 (satu) pelayanan.
(7)Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari Pelayanan Anestesiologi,
Radiologi, Rehabilitasi Medik dan Patologi Klinik.
(8)Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari pelayanan asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan.
(9)Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan intensif, Pelayanan Darah,
Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik (10) Pelayanan
Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry/Linen, Jasa Boga/Dapur,
Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas, Pengelolaan Limbah, Gudang, Ambulance,
Komunikasi, Kamar Jenazah, Pemadam Kebakaran, Pengelolaan Gas Medik
dan Penampungan Air Bersih.

Pasal 15
(1)Ketersediaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan jenis dan tingkat pelayanan.
(2)Pada Pelayanan Medik Dasar minimal harus ada 9 (sembilan) orang dokter
umum dan 2 (dua) orang dokter gigi sebagai tenaga tetap.
(3)Pada Pelayanan Medik Spesialis Dasar harus ada masing-masing minimal 2
(dua) orang dokter spesialis setiap pelayanan dengan 2 (dua) orang dokter
spesialis sebagai tenaga tetap pada pelayanan yang berbeda.
(4)Pada setiap Pelayanan Spesialis Penunjang Medik masing-masing minimal 1
(satu) orang dokter spesialis setiap pelayanan dengan 2 (dua) orang dokter
spesialis sebagai tenaga tetap pada pelayanan yang berbeda.
(5)Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah 2:3 dengan kualifikasi
tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan di Rumah Sakit.
(6)Tenaga penunjang berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit.

Pasal 16
(1)Sarana prasarana Rumah Sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh
Menteri.
(2)Peralatan yang dimiliki Rumah Sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan
oleh Menteri.
(3)Peralatan radiologi harus memenuhi standar sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4)Jumlah tempat tidur minimal 100 (seratus) buah.

Pasal 17
(1)Administrasi dan manajemen terdiri dari struktur organisasi dan tata laksana.
(2)Struktur organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri
atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis,
unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan
pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan keuangan.
(3)Tata laksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tatalaksana
organisasi, standar pelayanan, standar operasional prosedur (SPO), Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMS) dan hospital bylaws dan Medical
Staff bylaws.

 Kelas D : RS umum ini harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan


medik paling sedikit 2 Pelayanan Medik Spesialis Dasar.
Kriteria fasilitas dan kemampuan RS Umum kelas D meliputi :
 Pelayanan Medik Umum,
 Pelayanan Medik Pesialis Dasar
 Pelayanan Gawat Darurat
 Pelayanan Keperawatan dan kebidanan
 Pelayanan penunjang klinik
 Pelayanan penunjang non klinik
 Dan jumlah minimal tempat tidur 50 buah

Pasal 18
(1)Rumah Sakit Umum Kelas D harus mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) Pelayanan Medik Spesialis Dasar.

(2)Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas D sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) meliputi Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat
Darurat, Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan Keperawatan dan
Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang Non Klinik.
(3)Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan Medik
Gigi Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak/Keluarga Berencana.
(4)Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat 24
(duan puluh empat) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan kemampuan
melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat, melakukan resusitasi
dan stabilisasi sesuai dengan standar.
(5)Pelayanan Medik Spesialis Dasar sekurang-kurangnya 2 (dua) dari 4 (empat)
jenis pelayanan spesialis dasar meliputi Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan
Anak, Bedah, Obstetri dan Ginekologi.
(6)Pelayanan Spesialis Penunjang Medik yaitu laboratorium dan Radiologi.
(7)Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari pelayanan asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan.
(8)Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan High Care Unit, Pelayanan
Darah, Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik (9) Pelayanan
Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry/Linen, Jasa Boga/Dapur,
Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas, Pengelolaan Limbah, Gudang, Ambulance,
Komunikasi, Kamar Jenazah, Pemadam Kebakaran, Pengelolaan Gas Medik
dan Penampungan Air Bersih.

Pasal 19
(1)Ketersediaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan jenis dan tingkat pelayanan.
(2)Pada Pelayanan Medik Dasar minimal harus ada 4 (empat) orang dokter umum
dan 1 (satu) orang dokter gigi sebagai tenaga tetap.
(3)Pada Pelayanan Medik Spesialis Dasar harus ada masing-masing minimal 1
(satu) orang dokter spesialis dari 2 (dua) jenis pelayanan spesialis dasar
dengan 1 (satu) orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap.
(4)Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah 2:3 dengan kualifikasi
tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan di Rumah Sakit.
(5)Tenaga penunjang berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit.

Pasal 20
(1)Sarana prasarana Rumah Sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh
Menteri.
(2)Peralatan yang dimiliki Rumah Sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan
oleh Menteri.
(3)Peralatan radiologi harus memenuhi standar sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4)Jumlah tempat tidur minimal 50 (lima puluh) buah.

Pasal 21
(1)Administrasi dan manajemen terdiri dari struktur organisasi dan tata laksana.
(2)Struktur organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas
Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur
keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan
internal, serta administrasi umum dan keuangan.
(3)Tatakelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tatalaksana organisasi,
standar pelayanan, standar operasional prosedur (SPO), Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMS), hospital bylaws dan Medical Staff bylaws.

 Rumah Sakit Khusus : memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis
penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau
kekhususan lainnya misalnya Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak, Jantung, Kanker,
Orthopedi, Paru, Jiwa, Kusta, Mata, Ketergantungan Obat, Stroke, Penyakit Infeksi,
Bersalin, Gigi dan Mulut, Rehabilitasi Medik, Telinga Hidung Tenggorokan, Bedah
Ginjal, Kulit dan Kelamin.
Berdasarkat fasilitas dan kemampuan pelayanan, RS khusus diklasifikasikan
menjadi:
 Kelas A
 Kelas B
 Kelas C




Klasifikasi berdasarkan jenis Pengelolaan

 RS Publik :
o Dapat dikelola oleh pemerintah, pemda, dan badan hokum yang bersifat nirlaba
o Diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan
Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
o Tidak bias menjadi RS privat
 RS Privat/ Swasta
o Dikelola oleh badan hokum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas
atau Persero
o Milik yayasan : yayasan tertentu, organisasi keagamaan (Muhammadiyah), organisasi
perorangan, kelompok dan jaringan nasional atau internasional

Klasifikasi berdasarkan jenis lainnya

 RS Pendidikan
o Rumah Sakit yang menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam
bidang pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan
pendidikan tenaga kesehatan lainnya.
 RS Non Pendidikan
Hanya melakukan pelayanan medik.
7. Apa definisi dari manajemen?
Manajemen  adalah proses perencanaan, pengoorganisasian, memimpin dan mengawasi usaha-
usaha dari organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Macam manajemen :
o Manajemen SDM
o Manajemen keperawatan
o Manajemen farmasi
o Manajemen logistik
o Manajemen pemasaran
o Manajemen keuangan
o Mnajemen informasi
o Manajemen resiko dan keselamatan kerja
o Manajemen mutu terpadu
Manajemen menurut George R Terry Suatu proses membeda bedakan atas
perencanaan, pengoorganisasian, penggerakan, pelaksanaan dan pengawasan dengan
memanfaatkan ilmu atau seni agar menyelesaikan seni agar menyelesaikan tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya
• Manajemen : proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi usaha-usaha dari
anggota organisasi dan dari sumber organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan / planning, organizing, actuating, controlling (POAC)

8. Jelaskan mengenai macam-macam tugas pokok dan fungsi dari komponen manajemen di Rumah
sakit.
Macam manajemen :
o Manajemen SDM
o Manajemen keperawatan
o Manajemen farmasi
o Manajemen logistik
o Manajemen pemasaran
o Manajemen keuangan
o Mnajemen informasi
o Manajemen resiko dan keselamatan kerja
o Manajemen mutu terpadu

9. Apa saja pelayanan yg harus ada di RS?


Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit

10. Apa saja indicator dr pelayanan RS?


1. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to inpatient bed
count days in a period under consideration”. Sedangkan menurut Depkes RI (2005),
BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini
memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.
Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Rumus :
BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur X Jumlah hari dalam
satu periode)) X 100%

2. AVLOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)


AVLOS menurut Huffman (1994) adalah “The average hospitalization stay of inpatient
discharged during the period under consideration”. AVLOS menurut Depkes RI (2005)
adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan
gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila
diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih
lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).
Rumus :
AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

3. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)


TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati
dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat
efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran
1-3 hari.
Rumus :
TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) / Jumlah pasien keluar (hidup
+mati)

4. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)


BTO menurut Huffman (1994) adalah “...the net effect of changed in occupancy rate and
length of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur
pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.
Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Rumus :
BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur

5. NDR (Net Death Rate)


NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk
tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di
rumah sakit.
Rumus :
NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati) ) X 1000 ‰

6. GDR (Gross Death Rate)


GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000
penderita keluar.
Rumus :
GDR = ( Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X 1000

Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Juli 2019 PENETAPAN MUTU RUMAH SAKIT
BERDASARKAN INDIKATOR RAWAT INAP Riska Rosita1) , Amrita Ramadhani Tanastasya

11. Apa saja indicator untuk mengukur/ menilai kinerja RS?


12. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan turunnya BOR rumah sakit?

13. Apa saja penyebab penurunan kinerja RS?


14. Bagaimana cara mengatasi penurunan kinerja RS?
15. Koordinasi apa yg diperlukan terkait tugas pokok dan fungsi masing2 bagian RS sehingga selaras
dg visi misi dan tujuan RS?

Anda mungkin juga menyukai