NIM : 201902010
KELAS : FARMASI 1A
RANGKUMAN CPOTB
Obat tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam yang jenis dan
sifat kandungannya sangat beragam sehingga untuk menjamin mutu obat
tradisional diperlukan cara pembuatan yang baik dengan lebih memperhatikan
proses produksi dan penanganan bahan baku
Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) meliputi seluruh aspek
yang menyangkut pembuatan obat tradisional, yang bertujuan untuk menjamin
agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah
ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Mutu produk tergantung dari
bahan awal, proses produksi dan pengawasan mutu, bangunan, peralatan dan
personalia yang menangani.
2. DASAR HUKUM
Yang di undangkan oleh Menteri Hukum dan HAM RI pada 11 Juli 2011, dengan
Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 393.
3. TUJUAN PEDOMAN CPOTB
Umum:
a) Melindungi masyarakat dari hal-hal yang merugikan kesehatan sebagai akibat dari
pembuatan obat tradisonal yang tidak memenuhi syarat mutu
b) Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk obat tradisional Indonesia dalam era
pasar bebas
c) Menghilangkan atau mengurangi risiko yang tidak selalu dapat diketahui melalui
pengujian produk akhir
- Kontaminasi (-silang)
- Campur baur
- Kekeliruan / kesalahan
d) Menjamin produk dibuat (diproses) dan dikendalikan dan diawasi mutunya secara
konsisten
Khusus
Pelaku industri obat tradisional dapat memahami dan menerapkan Pedoman CPOTB
secara konsisten sehingga bermanfaat bagi perkembangan industri obat tradisional.
4. LATAR BELAKANG
6. PERSYARATAN CPOTB
a) Proses pembuatan obat diuraikan secara jelas dan dikaji secara sistematis
b) Tahap proses yang kritis divalidasi
c) Menggunakan sumber daya yang tepat
d) Pembuatan catatan lengkap proses pembuatan, termasuk investigasi kegagalan
bets
e) Penyimpanan dan Distribusi produk yang benar/tepat
f) Sistem Penarikan Kembali Produk (‘Recall’)
g) Sistem Penanganan Keluhan
8. MANFAAT CPOTB
a) Menyiapkan industri obat tradisional agar dapat bersaing di pasar global
b) Menjamin Keamanan dan Konsistensi Mutu produk obat tradisional yang
dihasilkan (terhindar dari kontaminasi silang, pemcampurbauran bahan dan
produk dan kemampuan telusur)
c) Untuk melindungi produk OT/Jamu lokal dari gempuran produk Luar Negeri
terutama yang ilegal
d) Menjaga nilai ekonomis produk dengan mengurangi adanya rework, produk
TMS, dan adanya kejelasan sumber bahan baku