Makalah
Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah
Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu
Drs. Sulaiman, M.Pd., Ph.D
Oleh
Kelompok 10
1. Muhammad Wahyu NIM. 2020111310095
2. Bawi Patriah NIM. 2020111320027
3. Yana Utami NIM. 2020111320070
4. Aminudin NIM. 2020111310049
5. Merry Marselina NIM. 2020111320002
6. Muhammad Ilham Ramadhan NIM. 2020111310030
7. Fauzan Adzima NIM. 2020111310081
8. Yoseprianto Opuntake Krowin NIM. 2020111310094
9. Muhammad Abdillah NIM. 2020111310103
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena berkat dan kasih-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
Dalam penyusunan makalah ini ini, kami banyak mendapatkan bantuan
berupa masukan, arahan dan bimbingan serta kritik dan saran yang konstruktif
dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu kami
Filsafaf Ilmu
Penulis
Kelompok 10
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 4
A. Kesimpulan......................................................................................... 16
B. Saran................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk Tuhan yang diberi akal dan hati. Manusia dalam
serta dilalui dalam mencari kehidupan serta kedudukan sebagai manusia yang
mencari tahu tentang proses kehidupanya itu dengan berbagai cara atau metode
yang ia mampu hingga mendapatkan sesuatu hal atau pengetahuan akan proses
kehidupanya tersebut. Hal ini sesuai dengan menurut Suwardi (2012) menyatakan
sebagai filsuf, manusia memiliki sifat ingin tahu terhadap segala sesuatu. Sesuatu
pengetahuan hasil daya tarik indra manusia. Termasuk didalamnya hasil daya
akurat, (3). Pengetahuan filsafat, artinya pengetahuan yang didapat melalui olah
pikir, dan ke (4) pengetahuan agama, artinya pengetahuan yang diperoleh atas
dasar doktrin.
ketahui dan alami tersebut, manusia akan mulai berpikir dan akan mencari sebab-
sebab dari setiap kejadian yang disaksikannya dan dialaminya. Dia tidak pernah
1
secara kebetulan saja, tanpa sebab. Sebagai makhluk yang berakal, manusia selalu
diliputi oleh hasrat ingin tahu (Sabarti Akhadiah dkk, 2011). Manusia dengan
pengetahuan tentang akan diri dan kehidupanya, maka ia akan berjalan dan
berpikir lebih luas lagi tentang diluar dirinya. Dengan hasrat ingin tahu dan
semesta ini, dengan seluruh bagiannya yang saling berkaitan yang benar-benar
membentuk satu kesatuan sistem yang besar itu, terwujud dengan sendirinya,
hingga pada akhirnya menimbulkan suatu pertentangan asumsi suatu hal tentang
Dengan berbagai fenomena yang terjadi tersebut maka dalam makalah ini
filsafat ilmu. Dimana dalam makalah ini penulis berusaha memecahkan berbagai
permasalah tentang manusia, ilmu dan teologi, bagaimana relasi antara filsafat,
agama dan ilmu, agama dan pemikiran, serta ilmu dan agama dalam
perselingkuhan.
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Bertitik tolak pada latar belakang dan rumusan masalah diatas maka yang
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan filsafat, agama, dan ilmu.
perselingkuhan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian filsafat
Secara etimologi filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno yang terdiri dari
dua suku kata yaitu “philos” yang artinya cinta, dan “shopia” yang artinya
kebijaksanaan. Dari dua suku kata tersebut dapat disimpulkan bahawa filsafat
adalah orang yangt cinta akan kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat dapat
dikatakan berpikir yang sangat mendalam, sampai pada hakikat, atau berpikir
metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika atau menyelidiki
adalah berpikir secara universal hingga mencapai suatu kebenaran yang hakiki,
logika, estetika, etika, retorika, ekonomi, dan politik dengan jalan menyelidiki
segala sesuatu yang ada dan dengan metode yang ilmiah dan empiris.
2. Penegertian agama
Secara etimologi kata “agama” berasal dari bahasa sansekerta yang artinya
4
system yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada
Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan
adalah suatub system yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik
yang berhubungan dengan hal yang suci. Selanjutnya dikemukakan oleh Sutan
Takdir agama adalah suatu system kelakukan dan perhubungan manusia yang
pokok pada perhubungan manusia dengan rahasia kekuasaan dan keajaiban yang
tiada terhingga luasnya, dan dengan demikian member arti kepada hidupnya dan
Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa agama adalah siatu system
3. Pengertian ilmu
Ilmu adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu scientia yang
berarti ilmu. Atau dalam kaidah bahasa Arab berasal dari kata ’ilm yang berarti
pertanyaan yang terbukti dengan fakta-fakta dan ditinjau yang disusun secara
kaidah-kaidah umum, yang dapat diterima oleh semua pihak. Dalam Kamus Besar
disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk
5
Selanjutnya menurut Suwardi, (2012) ilmu adalah pengetahuan yang
secara lengkap dan konsisten meski dalam perwujudan istilah yang sangat
bahwasanya ilmu itu merupakan suatu ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan
sangat saling berkaitan satu dengan yang lain dimana tujuanya untuk memperoleh
segala sesuatu yang dialaminya, dilihatnya serta merasa penasaran terhadap alam
manusia menguasai ilmu dan agama sering berbenturan dalam nalar pikiranya.
6
Oleh karena itu ilmu dan agama memang memilikipilar yang tidak selalu sama.
(Suwardi, 2012).
dan agama terutama berdasarkan pada kitab suci. Kemudian menurut Suwardi.
agama tanpa ilmu di anggapkurang bagus. Agama yang hanya dilandasi iman,
tanpa ilmu, di anggap belum lengkap. Realitas yang di hadapi manusia, iman itu
ada dalamdiri seseorang antara lain melalui pendidikan (misalnya oleh orang tua),
tetapi dapat juga melalui usaha sendiri, misalnya dengan cermat merenungkan
hidupnya di hadapan Sang pemberi hidup itu. Tentulah dalam arti terakhir itu
Iman adalah sikap batin. Iman seseorang terwujud dalam sikap, perilaku
karena ingin memahami imannya dengan cara lebih baik, dan ingin
2012). Dengan demikian teologi tiu sebuah ilmu, yang berbeda tipis dengan
filsafat ilmu Ketuhanan. Baik teologi maupun filsafat jelas sebuah ilmu
pengetahuan tentang hakikat hidup. Hakikat ilmu pengetahuan itu ada sumber asal
usulnya.
7
Dengan demikian maka ilmu pengetahuan dan teologi memilki makna
harus logis. Dengan ilmu, seharusnya agama tidak hanya dilandasi keyakinan
namun berdasarkan akal sehat. Karena dengan berpikir manusia kan mudah
manusia akan membangun agama rasional. Teologi yang rasional, tentu akan
menggunakan akal pikirnya, rasa, dan keyakinan atas apa yang ingin ia cari
dirinya.sejalan dengan menurut Suwardi, (2012) bahwa filsafat itu kuncinya pada
menguasai agama, dan ilmu seharusnya hidupnya semakin lengkap. Fokus filsafat
juga berusaha menemukan kebenaran, jika dikaitkan dengan agama, tentu pencari
jalan, yaitu: ilmu, filsafat, dan agama. Ketiga jalan ini mempunyai ciri-ciri
mempunyai titik persamaan, titik perbedaan dan titik singgung yang satu terhadap
yang lainya.
8
1. Ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan itu ialah hasil usaha pemahaman manusia yang disusun
hokum-hukum tentang hal ikhwal yang diselidikinya (alam, manusia, dan juga
agama) sejauh yang dapat dijangkau daya pemikiran manusia yang dibantu
2. Filsafat
yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan yang biasa, karena masalah-
masalah tersebut diluar atau diatas jangkauan ilmu pengetahuan biasa (Suhar,
2010)
Filsafat ialah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk
memahami (mendalami dan menyelami) secara radikal dan integral hakikat sarwa
yang ada:
a. Hakikat Tuhan,
c. Hakikat manusia
9
Suwardi, (2012) mengemukakan bahwasanya untuk itulah dalam berfikir
a. Sifat menyeluruh, artinya seorang ilmuan tidak puas lagi mengenal ilmu hanya
dari segi pandang ilmu sendiri tetapi melihat hakikat ilmu dalam konstalasi
b. Sifat mendasar, artinya bahwa seorang yang berfikir filsafat tidak sekedar
fundamental.
c. Sifat spekulatif, artinya bahwa untuk dapat mengambil suatu kebenaran kita
perlu spekulatif. Dari serangkaian spekulatif ini kita dapat memilih buah
pikiran yang dapat diandalkan yang merupakan titik awal dari penjelajahan
3. Agama
a. Suatu system credo (tat keimanan atau tata keyakinan) atas adanya sesuatu
c. Suatu system norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan
manusia dan alam lainya, sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata
dirasakan dan di pikirkan. Dalam hal ini dirasakan artinya ia harus di yakini dan
10
ilmu penegtahuan. Ilmu pengetahuan merupakan bagian filsafat ilmu yang
suatu kebenaran dapat di temukan titik persamaan, titik perbedaan, dan titik
singgunya, yakni:
a. Titik persamaan
berurusan dengan hal yang sama yaitu kebenaran (Suwardi, 2012). Ilmu
menghampiri kebenaran baik tentang alam maupun manusia (yang belum atau
tidak dapat dijawab oleh ilmu, kerena diluar jangkauanya) ataupun tentang Tuhan.
persoalan asasi yang dipertanyakan manusia baik tentang alam, manusia ataupun
tentang Tuhan.
b. Titik perbedaan
ilmu dan filsafat bersumber pada akal, budi,, rasio, reason, nous, vede, vertand,
sebagai batu ujian. Filsafat menghampiri kebenaran dengan eksplorasi akal budi
secara radikal (mengakar); tidak meras terikata oleh ikatan apapun, kecuali ikatan
11
kebenaran dengan jalan mempertanyakan berbagai masalah asasi dari kepada kita
dengansaat ini), kebenaran filsafat adalah kebenaran spekulatif (dugaan yang tidak
dapat dibuktikan secara empiri, riset dan eksperimental). Baik kebenaran ilmu
agama bersifat mutlak (absolut) karena agama adalah Wahyu yang diturunkan
Allah.
Baik ilmu maupun filsafat dimulai dengan sikap sangsi dan tidak percaya.
Sedangkan agama dimulai dengan sikap percaya atau iman (Anshari dalam
Suwardi, 2012).
c. Titik singgung
positif oleh ilmu pengetahuan. Karena ilmu itu terbatas: Allah; terbatas oleh
subyeknya (sang penyelidik), oleh objeknya (baik material maupun formanya, dan
oleh metodologinya. Tidak semua masalah yang belum terjawab oleh ilmu, lantas
dengan sendirinya dapat dijawab oleh filsafat sedangkan filsafat dengan sifatnya
yang spekulatif dan alternatif; tentang suatu masalah asasi yang sama terdapat
berbagai jawaban filsafat (para filsuf) sesuai dengan sejalan dengan titik tolak
sang ahli filsafat itu. Agama member jawaban tentang berbagai soal asasi yang
sama sekali tidak terjawab oleh ilmu, yang dipertanyakan oleh filsafat.. dan juga
(Suhar, 2010).
12
D. Agama Dan Pemikiran
manusia hidup karena Tuhanya. Namun dengan pengetahuan yang manusia yang
bahwasanya dia ada karena akalnya, ia merasa ada karena dibicarakan oleh orang
lain. Hal ini sejalan dengan yang di kemukakan oleh (Socrates dalam Suwardi,
Namun lagi-lagi hal itu tidak cukup untuk menjawab dan menyelesaikan
problematika kehidupan karnab kerapkali di jumpai teori (ilmu) yang tidak sesuai
teori. Oleh karena itu manusia terus mencari solusi guna menjawab tantanga-
Agama lahir dengan tidak dengan rasio, riset, dan uji coba belaka melainkan lahir
dari proses penciptaan zat yang berada di luar jangkauan akal manusia dan
penelitian pada objek-objek tertentu. Agama menjadi titik akhir dari suatu
perjalanan jauh manusia dalam mencari kepuasan hidup yang tidak bisa
Filsafat lahir dari ketakjuban. Ketakjuban disi bukanlah hanya diam belaka
melainkan timbulnya rasa penasarana yang sangat kuat yang mendorong untuk
mencari kepuasan dari ketakjuban tersebut, namun usaha ini tidak pernah berakhir
13
selama akal manusia masih ada. Begitu juga ilmu yang lahir dari ketakjubann para
filsuf yang berusaha mencari kepuasan atas jawaban rasa penasaranya dengan
moral (agama) adalah buta. Kebutaan moral yang disebabkan oleh ilmu dapat
Dengan beberapa kekurangan serta kelamahan filsafat dan ilmu, kita bisa
kehidupan duniawi yang praktis. Oleh karena itu nilai-nilai kebenaran yang
memang menjadi ending dari filsafat dan ilmu dapat direalisasikan dengan konsep
manusia terutama para ilmuwan yang mempunyai pemahaman tentang ilmu yang
ia peroleh sebagai senjata bagaia kaum ateis untuk menentang agama. Hingga
sampai menyebut agama tidak bermakna, padahal agama dan ilmu sama-sama
suatu pemahaman yang diluar bidang ilmu itu sendiri dengan menggunakan
14
dipahami begitu saja, karena kitab suci dan ajaran agama memerlukan penafsiran.
dalam agama tersebut. Ilmu bisa saja menjadi senjata yang dikuasai aliran tertentu
Perselingkuhan antara ilmu dan agama yaitu ketika ilmu berubah menjadi
menyatakan bahwa perselingkuhan ilmu dan agama akan selalu terjadi, ketika
dan akibat dari sesuatu, sementara filsafat tidak terikat pada suatu ketentuan dan
tidak mau terkurung hanya pada ruang dan waktu dalam pembahasan dan
penyelidikan tentang hakikat sesuatu yang menjadi objek dan materi bahasanya.
hidup d dunia dan akhir. Dengan demikian Suwardi, (2012) dapat dikatakan
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai filsuf, manusia memiliki sifat ingin tahu terhadap segala sesuatu.
artinya pengetahuan hasil daya tarik indra manusia. Termasuk didalamnya hasil
didapat melalui olah pikir, dan ke (4) pengetahuan agama, artinya pengetahuan
yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan yang biasa, karena masalah-
masalah tersebut diluar atau diatas jangkauan ilmu pengetahuan biasa. Dan ilmu
anaknya filsafat dimana lahirnya ilmu sebagai hasil usaha pemahaman manusia
manusia, dan juga agama) sejauh yang dapat dijangkau daya pemikiran manusia
yang dibantu pengindraanya, yang kebenaranya diuji secara empiris, riset dan
eksperimental. Agama menjadi titik akhir dari suatu perjalanan jauh manusia
dalam mencari kepuasan hidup yang tidak bisa didapatkan dalam filsafat dan ilmu
16
dilahirkann dari filsafat untuk menjadi ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi
B. Saran
menemukan suatu kebenaran ilmu pengetahuan. Dan ilmu pengetahuan yang kita
peroleh itu tentunya sangat bermanfaat bagi kehidupan kita jika kita
memanfaatkan ilmu itu sesuai dengan kebenarann yang pasti oleh agama yang
merupakan pengetahuan yang mutlak atau wahyu dari Tuhan. Untuk itu kita
kebenaran yang kita cara dapt kita temukan dengan baik. Dan pemahaman akan
filsafat, ilmu dan agama bahwasanya sama-sama memilki tujuan yang sama yaitu
mencari kebenaran.
17
DAFTAR PUSTAKA
AM, Suhar. 2010. Filsafat Umum: Konsepsi, sejarah, dan aliran. Jakarta: Gaung
Persada Press.
18