Anda di halaman 1dari 11

Nama : Aldilla Zuhra

NIM : 180140056
Kelas : A2
MK : Teknik Reaksi Kimia I
Quis, 19 Desember 2020

1. Gunakan teori tumbukan untuk memprediksi kecepatan reaksi spesifik (k)


dari reaksi dekomposisi hidrogen iodida : 2HI → H2 + I2 pada suhu 280 C,
asumsi diameter tumbukan = 3 Amstrong dan energi aktivasi reaksi = 44000
kal/mol. Evaluasi juga berapa harga faktor frekuensi tumbukan yang
dihasilkan. (1 amstrong = 10-10 mm).
Penyelesaian :
M A =M B=M AB=128

d AB=3× 10−10 m
Ea=4400 kal /mol
T =280+273=553 K
R=8,314 J /mol . K=8,314 ×107 erg/mol . K=1,987 kal/mol . K
1 /2
M + MB
k =d 2
AB ( 8 πRT A
M A MB ) e−E / RT

1 /2
2 2
(
k =( 3 ×10−10) (8)(3,14)(8,314 ×107 )(553)
128 ) e−44000 /(1,987)(553)

k =1,2× 10−14 e−40,04 m3 /molekul . detik


Untuk mengubah satuan k menjadi liter/mol.detik, maka angka yang diperoleh
di atas harus dikalikan bilangan Avogadro (=6,02.1023 molekul/mol) dan dikali
dengan 1000, sehingga :
k =1,2× 10−14 e−40,04 ×6,02 ×1023 × 1000
k =7,2× 1012 e−40,04
k =2,93 ×10−5 liter /mol . detik
Dengan demikian, harga kecepatan reaksi spesifik (k)pada kasus ini sebesar
2,93×10-5 liter/mol.detik dengan factor frekuensi tumbukan (A) sebesar
7,2×1012 liter/mol.detik.
2. Sebuah bom reaksi kecil yang dipasangkan dengan perangkat pengukur
tekanan sensitif dan kemudian diisi dengan reaktan A murni pada tekanan 1
atm. Keadaan ini terjadi pada 270C, suhu yang cukup rendah yang menghalangi
reaksi untuk lebih meluas lagi. Kemudian suhu meningkat dengan cepat
menjadi 1000C dengan mencelupkan bom tersebut ke dalam air mendidih dan
hasil yang terbaca adalah sebagai berikut :
Stoikiometri reaksi adalah : 2A → B
t (min) P (atm)
1 1,150
2 1,040
3 0,992
4 0,900
5 0,852
6 0,832
7 0,815
8 0,800
9 0,775
10 0,750
15 0,704
20 0,683

Setelah meninggalkan bom tersebut selama 1 minggu, reaktan A sudah tidak


dapat lagi ditemukan.
a. Tentukan persamaan laju dalam satuan mol. Liter dan menit yang dapat
memenuhi kriteria data yang ada !
b. Gunakan persamaan laju reaksi ini untuk menghitung konsentrasi A
setelah 70 jam !
Penyelesaian :
Dik : P = 1 atm
T° = 27°C + 273 = 300°C
T = 100°C + 273 = 373°C
Stoikiometri : 2A → B
Dit : a. Tentukan persamaan laju dalam satuan mol. Liter dan menit yang
dapat memenuhi kriteria data yang ada !
b. Gunakan persamaan laju reaksi inin untuk menghitung konsentrasi
A setelah 70 jam !
Jawab :
T + 273
a. Pt=0 = P27°C
T° + 273
27°C + 273
= 1 atm
100° C + 273
373 K
= 1 atm
300 K
= 1,243 atm
Po
CA0 =
RT
1,243 atm
=
0,082 atm/mol.K 373 K
1,243 atm
=
30,586 mol
= 0,040 mol

Reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut :


A→½B ∆v = -1/2

Untuk volume konstan


P = (1 + ∆Vx)Po
X
=1-
2
2P
Po → X = 2 –
Po

 Trial Orde 0
-rA = k
Persamaan laju reaksi menjadi :
x t
−dC A d ( 1−X ) C A 0 dX kt
=k →− =k →C A 0 =k →∫ C A 0 dX =∫ kdt → C A 0 X=kt → X sehingg
dt dt dt 0 0 CA 0

2P
Plot 2 – terhadap t atau menghasilkan garis lurus jika reaksi berlangsung
Po
pada orde nol.
Orde 0
t (min) P (atm)
2P
2–
Po
0 1,243 0,000
1 1,150 0,150
2 1,040 0,327
3 0,992 0,404
4 0,900 0,552
5 0,852 0,630
6 0,832 0,662
7 0,815 0,689
8 0,800 0,713
9 0,775 0,786
10 0,750 0,794
15 0,704 0,868
20 0,683 0,902
Orde 0
1
f(x) = 0.04 x + 0.29
0.9 R² = 0.73
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 5 10 15 20 25

Karena plot pada gambar di atas tidak membentuk garis lurus maka raksi
tidak berlangsung pada orde 0.

 Trial Orde 1
−rA=kC A =kC A 0( 1−X )

x t
−dC A d ( 1−C A 0 ) X dX dX
=kC A 0 ( 1−X ) →− =kC A 0 ( 1−X ) →C A 0 =kC A 0 (1−X ) →∫ =∫ dt →−
dt dt dt 0 k ( 1− X ) 0

Sehingga :

P P
( (
−ln 1− 2−2
P0 )) (
=kt atau−ln 2 −1 =kt
P0 )

Orde 1
t (min) P (atm)
2P
-ln 2 –
Po
0 1,243 0,000
1 1,150 0,150
2 1,040 0,327
3 0,992 0,404
4 0,900 0,552
5 0,852 0,630
6 0,832 0,662
7 0,815 0,689
8 0,800 0,713
9 0,775 0,786
10 0,750 0,794
15 0,704 0,868
20 0,683 0,902

Orde 1
2.5
f(x) = 0.12 x + 0.23
R² = 0.95
2

1.5

0.5

0
0 5 10 15 20 25

Karena plot pada gambar di atas tidak membentuk garis lurus maka raksi
tidak berlangsung pada orde 1

 Trial Orde 2
−rA=kC A 2=kC A 02 (1−X )2
x
−dC A 1 1 1 1
dt
2 2
=kC A 0 ( 1−X ) →t=C A 0 ∫ 2
0 kC A 0 ( 1− X )
2
dX = 2(
kC A 0 1− X )
→ kC A 0 t = (
1− X)sehingga → kC
Sehingga :

P P
( (
−ln 1− 2−2
P0)) (
=kt atau−ln 2 −1 =kt
P0 )
Orde 2

t (min) P (atm) 1
P
2 -1
P0
0 1,243 1,000
1 1,150 1,176
2 1,040 1,485
3 0,992 1,677
4 0,900 2,232
5 0,852 2,702
6 0,832 2,958
7 0,815 3,215
8 0,800 3,484
9 0,775 4,065
10 0,750 4,854
15 0,704 7,575
20 0,683 10,204
Orde 2
12

10
f(x) = 0.46 x + 0.37
R² = 0.98
8

0
0 5 10 15 20 25

Karena plot pada gambar di atas membentuk garis lurus maka reaksi
berlangsung pada orde 2, didapat slope= 0,4646 maka kC Ao=0,4646  k=
0,4646/CAO = 11,615 L/mol.menit.
b. Konsentrasi A setelah 70 jam
1
Hitung nilai x persamaan orde 2 → kC AOt = dengan memasukkan t =
1-X
70 jam = 4200.
Maka,
1
kCAOt =
1-X
1
(11,615) (0,040) (4200) =
1-X
1
1951,32 =
1-X
1951,32 – 1951,32 x = 1
-1951,32 x = 1 - 1951,32
-1951,32 x = -1950,32
-1950,32
X =
-1951,32
X = 0,9994
Sehingga :
CA = (1 – X) CAO = (1 – 0,9994) 0,040 = 0,000024.
3. Normal butanol merupakan pelarut yang efektif digunkan pada reaksi
homogen oksidasi p- xylene terkatalis, Namun dicurigai terjadi dekomposisi
termal terhadap alkohol, sehingga data laboratorium CSTR diambil untuk
memastikan dampak yang ditimbulkan. Pada sebuah reaktor yang teraduk
sempurna, 1 liter cairan diumpankan dan produk diambil pada laju yang
konstan. Pengukuran terhadap konversi dilakukan pada kondisi tunak pada
laju umpan yang berbeda dengan hasil sebagai berikut (umpan alkohol 100%)
Laju Umpan, mL/min Alkohol pada Keluaran, Ca/Ca0
150 0,2
300 0,4
450 0,6

Penyelesaian :
FA 0. XA
−rA=
V
CA
X =1−
CA 0
Dik : V = 1
Rho = 1 g/ml = 1000 g/l
Mr butanol = 74 g/mol
Jawab :
N Mr ρV ρ 1000
Hitung CA 0= =m: = = = = 13,5 mol / L
V V Mr V Mr 74

CA/CA0 = 0,2 CA/CA0 = 0,4


CA/13,5 = 0,2 CA/ 0,5 = 0,4
CA = 0,2 X 13,5 CA = 5,4
CA = 2,7
CA/CA0 = 0,6
CA/ 0,5 = 0,6
CA = 8,1
 Nilai XA
XA = 1 – CA/ CA0 = 1- 2,7/ 13,5 = 1 – 0,2 = 0,8
XA = 1 – CA/ CA0 = 1- 5,4/ 13,5 = 1- 0,4 = 0,6
XA = 1 – CA/ CA0 = 1- 8,1 /13,5 = 1 – 0,6 = 0,4

 FA0 = CA0 . V
FA0 = 13,5 . 150 = 2,025
FA0 = 13,5 . 300 = 4,050
FA0 = 13,5 .400 = 6,075

 -rA = FA0 . XA / V
-rA = 2,025 . 0,8 / 1 = 1,62
-rA = 4,050 . 0,6 /1 = 2,43
-rA = 6,075 .0,4 / 1 = 2,43

V0 CA/CA0 CA0 FA0 CA XA -rA


150 0,2 2,025 2,7 0,8 1,62
300 0.4 4,050 5,4 0,6 2,43
13,5
450 0,6 6,075 8,1 0,4 2,43

Jika persamaan model disusun ulang dengan penambahan log di kedua sisi :
log(-rA) = log k + n.logC A, Plot log(-rA) vs log C A
log CA Log -rA
0,43 0,2095
0,73 0,3856
0,09 0,3856
0.45
0.4 f(x)==0.87
R² 0.4 x + 0.05
0.35
0.3
0.25
Log -rA

0.2
0.15
0.1
0.05
0
0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Log CA

y = 0,399x + 0,0529
R2 = 0,8724
Slope = 0,399 , jadi ordenya = 0,399
Intersept = 0,0529, jadi Log K = 0,0529
K = 3,38
-rA = 3,38 CA0,339

Anda mungkin juga menyukai