Tujuan: Mhs mampu menjelaskan konsep dasar pengendalian umpan balik (basic concept of feedback control) Materi: 1. Konsep Pengendalian Umpan Balik TC, FC, PC, LC, & CC 2. Alat Ukur dan transmisi (sensor/transmitter) FT, TT, PT, LT, & CT 3. Katup Pengendali (valve control) FO-AC & FC-AO 4. Pengendali Umpan Balik (feedback controllers) P Control, PI Control, & PID Control
3 KONSEP DASAR PENGENDALIAN UMPAN BALIK DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 1
D(s)
Gd(s)
+
F(s)
Gp(s)
Y(s)
INDALPRO / 2
Gd(s)
+
YSP(s) +
E(s)
M(s)
Gc(s)
Gf(s)
Final Control Element
F(s)
Gp(s)
Y(s)
Gm(s)
Measuring Device
INDALPRO / 3
Fin Tin
TSP
HEATER TREATER
INDALPRO / 6
BURNER AT HT
INDALPRO / 7
HTs INTRUMENTATION
INDALPRO / 8
TEMP INDICATOR
INDALPRO / 9
SET POINT OF TC IN HT
INDALPRO / 10
Flow Control
Gambar 3.1.4. Pengendalian laju aliran
FSP
FC 10
FSP
FC 10 FT 10
FT 10
FT
Pressure Control
Gambar 3.1.5. Pengendalian tekanan pada flash drum
Flash drum
P
PT 10 PC 10
PSP
PT
INDALPRO / 12
Level Control
Gambar 3.1.6. Pengendalian volume cairan dalam tangki
F1 F2
hSP
LT 10 LC 10
F3
LT
INDALPRO / 13
mixer
CT Composition Analyzer gas chromatograph, spectroscopic
INDALPRO / 14
CSP
Recycle stream
Purge
F3, C3 F2, C2
splitter
F1, C1 CC Composition Controller CT Composition Transmitter
3 KONSEP DASAR PENGENDALIAN UMPAN BALIK DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
CT
INDALPRO / 16
Tabel Instrument
sinyal range span zero P 3 15 psig 12 psig 3 psig I 4 20 mA 16 mA 4 mA I 10 50 mA 40 mA 10 mA E 15V 4V 1V E 0 10 V 10 V 0V D Hanya ada nilai 0 atau 1
A Analog D Digital Pneumatic (P), Current (I), Voltage (V) zero signal or one signal
Symbol
INDALPRO / 18
Transducer: mengubah jenis sinyal I/P transducer: P/I transducer: E/P transducer: P/E transducer:
4 20 mA I/P I 3 15 psig P/I P 15V E/P E 3 15 psig P P/E E I 3 15 psig P 15V 3 15 psig P 4 20 mA
D/A transducer:
0 atau 1
A Analog ; D digital
3 KONSEP DASAR PENGENDALIAN UMPAN BALIK DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 20
Gm(s)
TO(s)
Transmitter Output
dimana:
KT = transmitter gain T = transmitter time constant
INDALPRO / 21
Jika hubungan TO dan PV linear, maka KT ditentukan sebagai perbandingan perubahan output terhadap perubahan input
Pertimbangkan: Sensor tekanan mempunyai range 0 200 psig Jika digunakan transmitter elektrik dengan range 4 20 mA
KT
KT
100
20
b(t), %TO
b(t), mA
INDALPRO / 23
Untuk kasus lain: hubungan sensor/transmitter mungkin nonlinear; misalnya DP sensor yang digunakan untuk mengukur laju alir volumetrik fluida. Idealnya: Differential Pressure (h) adalah proporsional dengan pangkat dari laju alir volumetrik (f) h f2 Transmitter Ouput:
b=
( f max )
f2
100
Dimana: b = output signal, %TO f = laju alir volumetrik, gpm, atau ft3/menit Local Gain:
2(100) db f = KT = 2 df ( f max )
INDALPRO / 24
Jika hubunggannya linear (kasus DP sensor yang digunakan untuk mengukur laju alir volumetrik fluida), gain menjadi
' KT
100 = f max
Ekspresi KT menunjukkan bahwa transmitter gain tidak konstan, tetapi merupakan fungsi laju aliran (flow): semakin besar flow semakin besar gain.
f f max
KT K' T
0 0
0.1 0.2
0.5 1.0
0.75 1.50
1.0 2.0
INDALPRO / 25
dari pengendali
I/P
psig
dari pengendali
f(t)
f(t)
INDALPRO / 26
udara tekan
udara tekan
cairan
cairan
(a) FO-AC
(b) FC-AO
INDALPRO / 28
Gambar 3.3.3. Posisi gagal dari katup pengendali pada sebuah flash drum
Vapor product
FSP
FC 10 FT 10 PT 10 PC 10
AC
Dacting
Racting
Feed
PSP
hSP
LT 10 LC 10
Steam AO
Dacting
AO
T
Condensate
3 KONSEP DASAR PENGENDALIAN UMPAN BALIK DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
Liquid product
INDALPRO / 29
100%-open (fully-opened)
0%-open (fully-closed)
Kapasitas valve ditentukan dengan faktor kapasitas atau koefisien aliran (CV) CV dinyatakan dalam U.S. galons per minute (gpm) air (water) yang mengalir melalui valve dengan P = 1 psi. Misalnya, valve dengan CV = 25 gpm dapat mengirim 25 gpm air ketika valve mempunyai P = 1 psi.
3 KONSEP DASAR PENGENDALIAN UMPAN BALIK DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 30
f = Cv
pv Gf
..... (3.3.1)
dimana: f = laju aliran cairan, [U.S. gpm] pv = pressure drop melalui pipa, [psi] Gf = specific gravity cairan Konversi ke satuan laju alir massa:
..... (3.3.2) gal menit lb 8.33G f = 500Cv G f pv w= f 60 menit jam gal
dimana: w adalah laju alir massa [lb/jam], dan 8.33 lb/gal adalah densitas air
3 KONSEP DASAR PENGENDALIAN UMPAN BALIK DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 31
f s = 836Cv C f
p1 GT
(y 0.148 y )
3
..... (3.3.3)
Untuk laju alir massa gas atau uap [lb/jam] pada 1 atm, 60 oF
w = 2.8Cv C f p1
520 G y 0.148 y 3 T
..... (3.3.4)
INDALPRO / 32
w = 1.83Cv C f
p1 y 0.148 y 3 (1 + 0.0007TSH )
..... (3.3.5)
dimana: fs = laju aliran gas, [scfh] ft3/jam pada kondisi standar 14.7 psia dan 60 oF G = spgr thd udara: BMgas / BMudara, BMudara = 29 lb/lbmol T = suhu gas masuk valve Cf = faktor aliran kritis: antara 0.6 0.95 (lihat Fig. C-10.4 Corripio) p1 dan p2 = tekanan gas masuk dan keluar valve, [psia] TSH = derajat superheat, [oF] y = efek kompresibilitas
1.63 pv y= Cf p1
dengan pv = p1 p2
..... (3.3.6)
INDALPRO / 33
Model Fisher: Untuk laju alir volumetrik gas atau uap [ft3/jam] pada 1 atm, 60 oF
f s = Cg
rad
..... (3.3.7)
Dimana Cg menunjukkan kapasitas aliran gas, sedangkan Cl = Cg/Cv , dimana Cl berkisar 33 dan 38. Argument pada term sin terbatas sampai /2 radian. Jika akan dinyatakan dalam derajat, maka konstanta 59.64 rad diganti dengan 3417o. Pada dasarnya fungsi sin pada pers. (3.3.7) sama dengan fungsi y dalam pers. (3.3.3) s.d. (3.3.5). Katalog pabrik untuk valve conrol dapat dilihat pada Appendix C Grafik C10.1a s.d. C-10.1c (Corripio, 1997)
3 KONSEP DASAR PENGENDALIAN UMPAN BALIK DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 34
Menentukan Ukuran Valve Control: Bagian dari tugas Insinyur kendali adalah menentukan ukuran control valve. Berdasarkan perancangan kondisi tunak, diperoleh laju alir tunak yang disebut kondisi nominal, sehingga menghasilkan persamaan:
Cv = f
Gf pv
..... (3.3.8)
Dimana p adalah pressure drop melalui valve [psi] dengan laju alir nominal f [gpm]. Jelas bahwa Cv dari pers. (3.3.8) > Cv dari pers. (3.3.1), karena, jika valve digunakan untuk mengatur aliran, maka valve harus mampu menaikkan laju aliran di atas kondisi nominal.
overcapacity factor = Cv max Cv
..... (3.3.9)
Contoh: overcapacity factor 1.5 untuk 50% overcapacity 2.0 untuk 100% overcapacity
3 KONSEP DASAR PENGENDALIAN UMPAN BALIK DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 35
Contoh 3.3.1: Sebuah control valve digunakan untuk mengatur aliran steam 3.3.1 masuk ke reboiler di menara distilasi dengan perancangan perpindahan panas 15 juta Btu/jam. Steam dipasok pada 20 psig. Tentukan ukuran valve untuk pressure drop 5 psi dan 100% overcapacity! Penyelesaian: dari steam table: Panas laten pengembunan, = 930 Btu/lb, Laju alir nominal steam, f = 15x106/930 = 16130 lb/jam. Tekanan masuk valve, p1 = 20 + 14.7 = 34.7 psia. Masoneilan valve
Asumsi: Cf = 0.8 Untuk 100% overcapacity, koefisien valve ketika terbuka penuh:
gpm psi
Dari Fig. C-10.1a, dibutuhkan masoneilan valve dengan koefisien 1000: valve kecil namun kapasitasnya cukup untuk kasus tsb.
INDALPRO / 36
Suhu steam: T = 250 oF (dari steam table) untuk steam jenuh pada 34.7 psia. BMsteam = 18 lb/lbmol Specific gravity, G = 18/29 = 0.621 Laju alir volumetrik nominal = (16130)(380)/18 = 341000 scfh dimana 380 adalah volume spesifik [scf/lb] Asumsi: Cl = 35
59.64 5 sin = sin (0.647 ) = 0.603 34.7 35
Untuk 100% overcapacity, koefisien valve ketika terbuka penuh:
C g max = 2C g = 30000
Cg
gpm
Cg =
psi gpm
psi
Cv masoneilan Cv fisher
INDALPRO / 37
Contoh 3.3.2: Menentukan ukuran valve untuk proses pemindahan minyak dari tangki penyimpan ke separator.
Minyak: f = 700 gpm ; Gf = 0.94 ; Po = 13.85 psia pada T = 90 oF Pipa: 8 in schedule 40 commercial steel pipe ; efisiensi pompa = 75% Pressure drop di valve pv = 5 psi; Friction line = 6 psi TENTUKAN ukuran valve! dan dimana lokasi yang tepat?
Crude Tank P = 1 atm di sini? Pump di sini? di sini? 8 ft 64 ft di sini? P = 25.9 in.Hg (12.7 psia)
Separator tower
4 ft
3 KONSEP DASAR PENGENDALIAN UMPAN BALIK DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 38
Penyelesaian: Sebelum menentukan ukuran, kita harus memutuskan dimana valve harus dipasang? Penting! cairan akan mengalami flashing karena pv di valve, sehingga butuh valve dengan ukuran lebih besar, karena mixture < liquid . Jika valve dipasang di masukan menara separator, cairan akan mengalami flashing (berubah fase) karena tekanan keluar valve lebih kecil dari tekanan uap cairan (12.7 psia < 13.85 psia)
Tekanan keluar valve dirancang paling tidak = 24.4 + 12.7 = 37.1 psia Tekanan keluar valve (37.1 psia) lebih besar d.p. tekanan uap cairan (12.7 psia), sehingga cairan tidak mengalami flashing di valve.
INDALPRO / 39
Warning! Jangan pernah memasang valve di hisapan (suction) pompa, karena flashing mengakibatkan terjadinya kavitasi pompa. pressure drop : diambil beaya listrik $0.03/kW-h, dan pompa beroperasi 8200 jam/tahun, annual cost untuk pv = 5 psi adalah:
8200h $0.03 year kWh = $500 / yr Koefisien valve maksimum (fully-open) untuk 100% overcapacity:
Dari Fig. C-10.1a: untuk 8 in Masoneilan valve mempunyai Cv = 640 untuk pv = 2 psi
Cv = 960 untuk ukuran 10 in; Annual Cost = $200/yr Cv = 429 untuk ukuran 8 in; Annual Cost = $1000/yr
INDALPRO / 40
pv = 10 psi
(1) quick-opening
Tidak cocok untuk mengatur aliran (flow regulating) karena perubahan koef. valve yang sangat kecil menyebabkan gerakan valve yang besar. Cocok untuk relief valve dan untuk on-off control. Rangeability rendah ( 3) Cocok untuk mengatur aliran. Cocok proses linear dan pv konstan. Rangeability sedang ( 19).
(2) linear
(3) equal percentage Cocok untuk mengatur aliran Cocok untuk proses non-linear dimana pv bervariasi dengan aliran dan proses (gain proses turun dengan naiknya aliran melalui pipa). Rangeability tinggi (18 s.d. 53).
3 KONSEP DASAR PENGENDALIAN UMPAN BALIK DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 41
Cv (vp ) = Cv , max vp
Koefisien valve untuk karakteristik equal percentage:
..... (3.3.10)
Cv (vp ) = Cv , max vp 1
..... (3.3.11)
Valve Rangeability
..... (3.3.12)
R = 18 R = 34 R = 63
INDALPRO / 42
Karakteristik Valve Terpasang Ketika pressure drop di jalur proses dan peralatan (pL) yang terhubung dengan valve besarnya sangat signifikan dibandingkan pressure drop melalui valve (pv), maka pv bervariasi dengan perubahan aliran. Oleh karena itu pemasangan karakteristik valve berbeda dengan karakteristik Cv bawaan. Pertimbangkan: Kasus valve seri dengan heat exchanger Asumsi: (1) pL bervariasi dengan pangkat laju aliran dan (2) po merupakan variabel bebas.
pL p o
p v
dimana: pL = friksi melalui jalur dan peralatan f = laju alir, [gpm] kL = koefisien friksi, [psi/(gpm)2] Gf = spgr terhadap air (water)
p L = k L G f f 2
2 pv = G f f 2 Cv
..... (3.3.13)
..... (3.3.14)
p o = p L + p v
2 = 1 Cv + k L G f f 2..... (3.3.15)
INDALPRO / 43
[(
f =
Cv
2 1 + k L Cv
po Gf
..... (3.3.16)
Jika friksi diabaikan, kL = 0, po = pv maka pers.(3.3.16) menjadi sama dengan pers.(3.3.1) sifat bawaan valve.
kL dapat dihitung pada kondisi nominal: k L =
p L
Gf f
..... (3.3.17)
f max =
Cv , max
2 1 + k L Cv , max
p o Gf
..... (3.3.18)
Jadi diperoleh :
f f max
Cv Cv , max
2 1 + k L Cv , max 2 1 + k L Cv
..... (3.3.19)
INDALPRO / 44
df gpm , Kv = dm %CO
dvp dCv df Kv = dvp dC dm v
..... (3.3.20)
Dengan aturan Chain untuk menunjukkan hubungan Kv dan Cv : Ketergantungan posisi valve :
..... (3.3.21)
..... (3.3.22)
Linear:
..... (3.3.23)
INDALPRO / 45
Equal percentage:
..... (3.3.24)
df = dCv
pv Gf
..... (3.3.25)
..... (3.3.26)
..... (3.3.28)
Gain untuk fluida cair maupun lb / h ..... (3.3.29) ln gas yang dinyatakan dalam K v = w, massa: 100 %CO
df = dCv =
1 + k L Cv2
2 1 / 2 Cv 1 + k L Cv k L Cv 1 + k L Cv2
po Gf
..... (3.3.30)
INDALPRO / 47
2 3 / 2 1 + k L Cv
po Gf
Kv =
Cv , max 100
2 3 / 2 1 + k L Cv
po Gf
..... (3.3.31)
Cv ln Kv = 100 1 + k C 2 L v
3/ 2
po Gf
..... (3.3.32)
INDALPRO / 48
ln f = 100 1 + k L Cv2
3 KONSEP DASAR PENGENDALIAN UMPAN BALIK DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
Diagram Blok untuk Valve Control M(s), %CO Gv(s) F(s), gpm
Kv Gv (s ) = vs +1
Dimana: Kv = valve gain, [gpm/%CO] atau [(lb/h)/%CO] atau [(kg/h)/%CO]
..... (3.3.33)
DCS (lanjutan): Cara manual: pengendali berhenti untuk membuat keputusan, tetapi mengijinkan operator untuk mengubah output secara manual. Jadi pengendali hanya memberi jalan (mahal) untuk mengatur elemen pengendali akhir.
Pada cara otomatis, informasi dari pengaturan manual diabaikan, hanya setpoint yang mempengaruhi output. Sedangkan, untuk cara manual, set-point tidak mempengaruhi output. Ketika pengendali dipasang manual, maka pengendali tidak berperan banyak. Tetapi jika pengendali dipasang otomatis, keuntungan dari pengendalian proses otomatis akan diperoleh.
Aksi-Aksi Pengendali (actions of controllers)
Pemilihan aksi pengendali sangat penting! Pemilihan yang SALAH menyebabkan pengendali tidak bekerja dengan baik. Reverse acting: increase/decrease atau decrease/increase Direct acting: increase/increase atau decrease/decrease
3 KONSEP DASAR PENGENDALIAN UMPAN BALIK DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 51
Steam FC
decrease
TC 10 TSP
increase
TT 10 Ti(t), f(t) Process stream T(t) Heated stream
Condensate
INDALPRO / 52
increase
LT 10 LC 10
hSP increase
h(t)
fo(t) , gpm
FC
INDALPRO / 53
dimana:
E (t ) = e(t ) 0
R(t ) = r (t ) r
Set-point pada kondisi awal CV pada kondisi awal
INDALPRO / 54
C (t ) = c(t ) c
INDALPRO / 55
m(t ) = m + K c e(t )
dimana:
m(t) = output pengendali, [%CO] Kc = gain pengendali, [%CO/%TO]
..... (3.4.4)
INDALPRO / 56
C(t), %
1% t
52 51
Setpoint
C(t), %
1% t
Setpoint
Kc = -2 Kc = -1
M(t), % 50
M(t), % 50
49 48 Kc = 1 Kc = 2
(a) Dacting
3 KONSEP DASAR PENGENDALIAN UMPAN BALIK DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
(b) Racting
INDALPRO / 57
Banyak penghasil controller tidak menggunakan term Kc tetapi mereka menggunakan term proportional band sebagai berikut:
100 PB = Kc
100 m(t ) = m + e(t ) PB
..... (3.4.5)
Dengan penyusunan ulang, pers.(3.4.4) menjadi: m(t ) m = K c e(t ) Diubah dalam term deviasi: M (t ) = K c E (t ) FT untuk P Control:
M (s ) Gc (s ) = = Kc E (s )
..... (3.4.7)
INDALPRO / 58
m(t ) = m + K c e(t ) +
Kc
e(t )dt
..... (3.4.8)
Kc
e(t )dt =
Kc
e(t ) I = K c e(t )
INDALPRO / 59
Jadi term integral mengulangi respon aksi proporsional setiap I menit. Pers. (3.4.8) deviasi: diubah dalam term
1% 0
Setpoint t
M (t ) = K c E (t ) +
Kc
FT untuk PI Controller:
M(t), %
1 M (s ) Gc (s ) = = K c 1 + ..... s (3.4.10) E (s ) I
Kc
Reset rate:
IR
[1/waktu]
2 I
t
INDALPRO / 60
m(t ) = m + K c e(t ) +
Kc
e(t )dt + K
c D
de(t ) dt
..... (3.4.11)
dimana: D = derivative (rate) time, [menit] 3 parameter yang harus diatur dalam PID: Kc atau PB, I atau IR, dan D Aksi derivatif mengantisipasi error yang mungkin terjadi di waktu y.a.d.
..... (3.4.12)
INDALPRO / 61
Sesungguhnya, jika pers. (3.4.12) diterapkan untuk PID control, sistem pengendalian tidak bekerja dengan baik, sehingga diperbaiki menjadi:
Ds M (s ) 1 Gc (s ) = = K c 1 + s + s + 1 E (s ) I D
..... (3.4.13)
term 1/(Ds + 1) FOTF, dengan gain=1 & konstanta waktu = D , dimana D sebagai filter. Filter biasanya tidak mempengaruhi kinerja pengendali karena D sangat kecil. berkisar antara: 0.05 s.d. 0.2 Penyusunan kembali pers. (3.4.13):
Lead/lag
( + 1) D s + 1 1 M (s ) Gc (s ) = = Kc + E (s ) Is D s + 1 1 D s + 1 M (s ) = K c 1 + Gc (s ) = s + 1 E (s ) I s D
3 KONSEP DASAR PENGENDALIAN UMPAN BALIK DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
..... (3.4.14)
..... (3.4.15)
INDALPRO / 62
K c = K c 0.5 + 0.25 ( D I )
I = I 0.5 + 0.25 ( D I )
D = 0.5 + 0.25 ( D I )
..... (3.4.16)
R(s) +
E(s)
Ds +1 D s + 1
1 M(s) K c 1 + Is
C(s)
3 KONSEP DASAR PENGENDALIAN UMPAN BALIK DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 63