Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

UNIT I
PULSE CODE MODULATION (PCM) DAN
PULSE ANALOG MODULATION (PAM)

DISUSUN OLEH :
Yoga Dwi Prasetyo
(16201046)
Partner Praktikum :
1. Son Aji Fatahul Aziz (15201020)
2. Affatah Purnama (15201036)

Asisten Praktikum :
1. Ahmad Nasih Prima (15201024)
2. Azharuddin Subhi (15201028)
3. Ghoziy Shibghotullah (15201031)
4. Melinda Br Ginting (17101227)

Dikumpulkan Tanggal :

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI


INSTITUTE TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
JL. DI. PANDJAITAN 128 PURWOKERTO
2018
UNIT I
PULSE CODE MODULATION (PCM) DAN
PULSE ANALOG MODULATION (PAM)

I. DASAR TEORI
Pulse Code Modulation (PCM) merupakan salah satu teknik Pulse Code
Modulation. Pada sistem PCM aplitudo dari gelombang yang dicuplik pada
suatu waktu tertentu yang direpresetasikan dengan sebuah kode biner. Sinyal
analog yang disampling harus sesuai dengan kreteria Nyquist. Secara garis
besar ada tiga tahap untuk mengubah sinyal analog ke sinyal digital.

Gambar 1.1.1 Proses A/D converter


Sampling (pencuplikan) adalah proses pengambilan sampel-sampel dari
sebuah sinyal kontinyu yang dilakukan dengan cara mengukur amplitudonya
secara periodik di waktu-waktu tertentu. Kuantisasi adalah proses
merepresentasikan sampel-sampel amplitudo yang didapatkan menjadi nilai-
nilai (atau ‘tingkattingkat’) diskrit. Enkoding (penyandian) mengubah tingkat-
tingkat diskrit ini menjadi sekumpulan kode sandi digital.
Hampir keseluruhan sistem modulasi digital menggunakan Pulse
Modulation. Ada beberapa jenis sistem modulasi, diantaranya Pulse Amplitude
Modulation (PAM), Pulse Width Modulation (PWM), dan Pulse Code
Modulation (PCM). Amplitudo dari pulse pada PAM bervariasi sesuai dengan
sinyal termodulasi. Pada dasarnya PAM berupa sinyal analog namun PAM
digunakan untuk membuat/membentuk sistem komunikasi maupun modulasi
digital.

Gambar 1.1.1 Proses sampling pulse


Input dari PAM adalah sinyal analog sebagai sumber informasi kemudian
disampling pada interval waktu yang telah ditetapkan. Sampling merupakan
proses pengambilan/pencuplikan secara spontan pada sumber informasi yang
masih berupa sinyal analog. Sinyal yang dicuplik terdiri dari deretan pulse
dimana setiap pulse berkoresponden dengan amplitudo sinyal pada waktu yang
sama.

Gambar 1.1.2 Proses TDM.


Multiplexing adalah suatu proses pengkombiasian sinyal dari sumber informasi
yang berbeda sehingga dapat ditransmisikan pada satu kanal yang sama. ada
dua jenis multiplexing yakni Frequency Division Multiplexing (FDM) dan Time
Division Multiplexing (TDM). TDM sendiri merupakan proses kombinasi
sample dari sinyal informasi yang berbeda, pada domain waktu sihingga dapat
di transmisikan pada satu kanal yang sama.

Gambar 1.1.3 TDM signal


II. LANGKAH PRAKTIKUM
1. Percobaan Pertama
Pra Percobaan
Sebelum memulai praktikum, pertama siapkan :
a. Modul Scientech 2153
b. Oscilloscope
c. Kabel power
d. Probe oscilloscope
e. Banana cable

Gambar 1.2.1 Perangkat Scientech 2153


Percobaan
a. Atur posisi toggle switch TDM pada 320 KHz.
b. Atur tegangan keluaran pada sumber DC I dan DC II, putar ke kanan
hingga mencapai nilai maksimum.
c. Atur posisi toggle switch pseudo random sync code generator pada posisi
OFF.
d. Atur toggle switch error check code generator pada posisi 0 di switch A
dan B.
e. Koneksikan DC I ke CH I dan DC II ke CH II.
f. Atur tegangan keluaran DC I hingga mencapai nilai +3 volts. Sedangkan,
tegangan keluaran DC II mencapai nilai -2 volts.
g. Lihat keluaran TX clock dengan menggunakan oscilloscope CH 1.
Kemudian gunakan oscilloscope CH 2 untuk melihat sinyal output dari
PCM timing logic block.
2. Percobaan Kedua
Pra percobaan
Sebelum memulai praktikum, pertama siapkan :
a. Modul Scientech 2153
b. Oscilloscope
c. Kabel power
d. Probe oscilloscope
e. Banana cable

Gambar 1.2.2 Perangkat Scientech 2153


Percobaan
a. Atur posisi toggle switch TDM pada 320 KHz pada modul Scientech
2153 dan 2154.
b. Atur posisi toggle switch pseudo random sync code generator pada
posisi OFF pada modul Scientech 2153 dan 2154.
c. Atur toggle switch error check code generator pada posisi 0 di switch
A dan B modul Scientech 2153 dan 2154.
d. Koneksikan function generator gelombang sinus 2 KHz ke CH I.
e. Koneksikan function generator gelombang sinus 4 KHz ke CH II
f. Koneksikan kedua modul seperti gambar di atas.
g. Kemudian gunakan oscilloscope CH 1 untuk melihat keluaran dari CH
I unity gain buffer amplifier pada transmitter dan CH 2 untuk melihat
sinyal keluaran lowpass filter pada receiver.
h. Amati kedua sinyal pada channel 1 dan 2.
i. Lalu lihat sinyal pada output TX clock dan RX clock. Ubahlah
amplitudo dari sinyal input.
3. Percobaan Ketiga
Pra Percobaan
Sebelum memulai praktikum, pertama siapkan :
a. Modul Scientech 2153
b. Oscilloscope
c. Kabel power
d. Probe oscilloscope
e. Banana cable
Percobaan
a. Atur posisi toggle switch TDM pada 320 KHz.
b. Atur tegangan keluaran pada sumber DC I dan DC II, putar ke kanan
hingga mencapai nilai maksimum.
c. Atur posisi toggle switch pseudo random sync code generator pada
posisi OFF.
d. Atur toggle switch error check code generator pada posisi 0 di switch
A dan B.
e. Koneksikan function generator gelombang sinus 2 KHz ke CH I.
f. Kemudian gunakan oscilloscope CH 1 untuk melihat keluaran dari CH
I sampling signal dan CH 2 untuk melihat sinyal masukan pada sample
and hold block.
g. Setelah mendaptkan kedua signal tersebut, matikan modul Scientech.
h. Koneksikan function generator gelombang sinus 4 KHz ke CH II.
i. Kemudian gunakan oscilloscope CH 1 untuk melihat keluaran dari CH
II sampling signal dan CH 2 untuk melihat sinyal masukan pada sample
dan hold block.
4. Percobaan Keempat
1. Pra Percobaan
Sebelum memulai praktikum, pertama siapkan :
a. Modul Scientech 2152
b. Oscilloscope
c. Kabel power
d. Probe oscilloscope
e. Banana cable
Percobaan
a. Koneksikan semua peralatan (Modul Scientech 2152 dan
Oscilloscope) dengan kabel power.
b. Nyalakan Modul Scientech 2152 dan Oscilloscope.
c. Lihat sinyal keluaran dari TP 12 dan TP 13. Bandingkan keduanya.
d. Setelah itu, amati sinyal keluaran dari TP 12 dan TP 14.
e. Amati sinyal keluaran dari TP 12 dan TP 15.
f. Amati sinyal keluaran dari TP 12 dan TP 16.
g. Amati sinyal keluaran dari TP 12 dan TP 17.
h. Kemudian, lihat kembali sinyal keluaran dari TP 12 dan TP 13 saat
tombol Sampling Frequency Selector ditekan.
2. Percobaan kedua
Pra percobaan
Sebelum memulai praktikum, pertama siapkan :
a. Modul Scientech 2152
b. Oscilloscope
c. Kabel power
d. Probe oscilloscope
e. Banana cable
Percobaan
a. Koneksikan semua peralatan (Modul Scientech 2152 dan
Oscilloscope) dengan kabel power.
b. Nyalakan Modul Scientech 2152 dan Oscilloscope.
c. Atur keluaran signal generator DC hingga mendapatkan nilai 7
volts. Koneksikan signal generator DC sebagai input CH 1.
d. Lihat sinyal keluaran di TP 12.
e. Setelah itu, lihat sinyal keluaran di TP 14 dan TP 27 pada saat yang
bersamaan.
f. Kemudian koneksikan DC level ke CH 1, Tx clock ke Rx clock, Tx
Sync ke CH 0, Tx O/P ke Rx I/P.
g. Putar Delay Adjust Control hingga mendapatkan nilai minimum.
h. Lihat hasil sinyal keluran pada TP 27 dan TP 37 pada saat yang
bersamaan.
i. Lihat hasil sinyal keluran pada TP 37 dan TP 43 pada saat yang
bersamaan.
j. Lihat hasil sinyal keluran pada TP 37 dan TP 44 pada saat yang
bersamaan.
k. Putar Delay Adjust Control hingga mendapatkan nilai maksimum.
l. Lihat hasil sinyal keluran pada TP 27 dan TP 37 pada saat yang
bersamaan.
m. Lihat hasil sinyal keluran pada TP 37 dan TP 43 pada saat yang
bersamaan.
n. Lihat hasil sinyal keluran pada TP 37 dan TP 44 pada saat yang
bersamaan.
III. HASIL DATA
1. Percobaan Pertama

Gambar 1.3.1 Keluaran sinyal dari TX clock dan PCM timing logic block
2. Percobaan Kedua

Gambar 1.3.2 Keluaran sinyal dari CH 1 unity gain buffer pada


tramsmitter dan CH 2 low pass filter pada receiver pada frekuensi 2 Khz

Gambar 1.3.3 Keluaran sinyal dari CH 1 unity gain buffer pada


tramsmitter dan CH 2 low pass filter pada receiver pada frekuensi 4 Khz

Gambar 1.3.4 Sinyal output TX clock dan RX clock


3. Percobaan Ketiga

Gambar 1.3.5 Keluaran sinyal dari CH 1 sampling signal dan CH 2


sample and hold block pada frekuensi 2 Khz

Gambar 1.3.6 Keluaran sinyal dari CH 1 sampling signal dan CH 2


sample and hold block pada frekuensi 4 Khz
4. Percobaan Keempat
1. Percobaan Pertama

Gambar 1.3.7 Sinyal keluaran dari TP 12 dan TP 13

Gambar 1.3.8 Sinyal keluaran dari TP 12 dan TP 14


Gambar 1.3.9 Sinyal keluaran dari TP 12 dan TP 15

Gambar 1.3.10 Sinyal keluaran dari TP 12 dan TP 16

Gambar 1.3.11 Sinyal keluaran dari TP 12 dan TP 17

Gambar 1.3.12 Sinyal keluaran dari TP 12 dan TP 13 saat tombol


Sampling Frequency Selector ditekan
2. Percobaan Kedua

Gambar 1.3.13 Sinyal keluaran dari TP 27 dan TP 37 dengan delay


minimal

Gambar 1.3.14 Sinyal keluaran dari TP 37 dan TP 43 dengan delay


minimal

Gambar 1.3.15 Sinyal keluaran dari TP 37 dan TP 44 dengan delay


minimal

Gambar 1.3.16 Sinyal keluaran dari TP 27 dan TP 37 dengan delay


maksimal
Gambar 1.3.17 Sinyal keluaran dari TP 37 dan TP 43 dengan delay
maksimal

Gambar 1.3.18 Sinyal keluaran dari TP 37 dan TP 44 dengan delay


maksimal
VI. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum modul dua tentang Pulse Code Modulation (PCM) ini dapat
kita analisa sebagai berikut. Pulse Code Modulation adalah suatu teknik
konversi sinyal analog-to-digital dan digital-to-analog yang digunakan untuk
transmisi sinyal informasi seperti suara, gambar dan video. Pulse Code
Modulation adalah pengembangan dari PAM (Pulse Amplitude Modulation)
dimana tiap-tiap sampel analog dikuantisasi dan disajikan dalam bentuk kode-
kode digital. Prinsip kerja pulse code modulation ada 3 proses utama yaitu
sampling, quantizing, dan coding.
Rangkaian Pulse Code Modulation terdiri dari clock generator,
voltage follower, voltage comparator, counter, latch dan shift register.
Pertama memberikan sinyal masukan berupa analog input misalnya
gelombang sinusoidal pada voltage follower. Output voltage follower tersebut
lalu di input pada voltage comparator. Rangkaian voltage follower berada
sebelum voltage comparator yang berfungsi agar sinyal yang keluar dari
voltage follower sama dengan sinyal masukannya.
Pada voltage comparator sendiri selain di input dari output voltage
follower juga di input dari ramp output. Dengan dua input tadi proses
sampling dapat dilakukan dengan membandingkannya pada voltage
comparator. Pada rangkaian clock generator terdapat switch (saklar) untuk
kondisi clock (pewaktu) fast (cepat) atau slow (lambat). Output clock
generator digunakan untuk input pada counter.
Pada rangkaian shift register merupakan proses coding
(pengkodean). Pengkodean dengan menggunakan shift register merupakan
pengkodean dengan pengiriman data secara serial. Untuk mendapatkan sinyal
PCM output dengan menggunakan oscilloscope pada clock generator posisi
switch pada keadaan fast. Hasil dari PCM output berupa gelombang kotak
seperti pulsa. (PCM) adalah sebuah metode yang digunakan untuk mewakili
sinyal analog digital sampel.
Signal inputan masuk kedalam ADC yang kemudian sinyal tersebut
akan diubah menjadi sinyal digital yang akan diproses pada PCM modulator
untuk dimodulasikan karena dalam hal ini signal berupa digital, maka LED 1
sampai dengan 4 adalah merupakan bit LSB dan 5 sampai dengan 8 adalah bit
MSB. Hasil PCM juga dikonversikan lagi melalui ADC dengan hasil keluaran
yang berupa sinyal analog.
Terlihat pada hasil keluaran PCM Modulator pada saat penonaktfan
level quantizing ADC satu per satu, bentuk sinyal sebagai frekuensi tengah
semakin sedikit ketika bit yang dimatikan semakin banyak. Hal tersebut
menunjukka perbedaan dari banyak bit yang digunakan dalam proses PCM
ini.
Suatu aliran PCM adalah representasi digital dari sinyal analog, di
mana besarnya sinyal analog adalah sampel secara teratur pada interval yang
seragam, dengan sampel masing-masing yang terkuantisasi dengan nilai
terdekat dalam jarak langkah digital. Aliran PCM memiliki dua sifat dasar
yang menentukan kesetiaan mereka ke sinyal analog asli: sampling rate, yang
adalah jumlah kali per detik bahwa sampel yang diambil, dan kedalaman bit,
yang menentukan jumlah nilai digital mungkin bahwa setiap sampel dapat
ambil.
Demodulasi Untuk menghasilkan output dari data sampel, prosedur
modulasi diterapkan secara terbalik. Setelah setiap periode sampling yang
telah berlalu, nilai berikutnya adalah membaca dan sinyal output bergeser ke
nilai baru. Sebagai hasil dari transisi ini, sinyal akan memiliki jumlah
signifikan frekuensi tinggi energi. Untuk kelancaran keluar sinyal dan
frekuensi menghapus yang tidak diinginkan aliasing, sinyal dilewatkan
melalui filter analog yang menekan energi luar rentang frekuensi yang
diharapkan (yaitu, lebih besar dari frekuensi Nyquist fs/2). Teorema sampling
yang menunjukkan bahwa PCM perangkat praktis, memberikan frekuensi
sampling yang cukup lebih besar dari sinyal input, dapat beroperasi tanpa
memperkenalkan distorsi yang signifikan dalam band frekuensi yang
dirancang mereka.
Terlihat pada hasil keluaran PCM demodulator pada saat
penonaktfan level quantizing ADC satu per satu, bentuk sinyal sebagai
frekuensi tengah semakin sedikit ketika bit yang dimatikan semakin banyak.
Hal tersebut menunjukka perbedaan dari banyak bit yang digunakan dalam
proses PCM ini. Dan pada saat bit ke 4 sampai ke 8 dimatikan sinyal akan
berbentuk lurus, artinya menandakan tidak terjadi proses perubahan sinyal
disini.
Digitalisasi sebagai bagian dari proses PCM konvensional, sinyal
analog dapat diproses (misalnya, dengan kompresi amplitudo) sebelum
digital. Setelah sinyal digital, sinyal PCM biasanya mengalami pengolahan
lebih lanjut (misalnya, kompresi data digital). PCM dengan kuantisasi linier
dikenal sebagai Linear PCM (LPCM). Beberapa bentuk PCM
menggabungkan pemrosesan sinyal dengan coding.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Pulse Code Modulation adalah suatu teknik konversi sinyal analog-to-
digital dan digital-to-analog yang digunakan untuk transmisi sinyal
informasi seperti suara, gambar dan video.
2. Pulse Code Modulation adalah pengembangan dari PAM (Pulse
Amplitude Modulation) dimana tiap-tiap sampel analog dikuantisasi
dan disajikan dalam bentuk kode-kode digital.
3. Pada hasil keluaran PCM Modulator pada saat penonaktfan level
quantizing ADC satu per satu, bentuk sinyal sebagai frekuensi tengah
semakin sedikit ketika bit yang dimatikan semakin banyak. Hal tersebut
menunjukka perbedaan dari banyak bit yang digunakan dalam proses
PCM.
4. Prinsip kerja pulse code modulation ada 3 proses utama yaitu sampling,
quantizing, dan coding.
B. SARAN
1. Perhatikan dengan teliti setiap perubahan yang terjadi pada parameter
penelitian.
2. Pengubahan nilai frekuensi yang digunakan lakukan secara perlahan.
3. Untuk memudahkan jalannya praktikum, baca dan pelajari terlebih
dahulu setiap langkah kerja praktikum yang akan dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai