Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PENGGANTI

UJIAN TENGAH SEMESTER TAHUN 2018


MATA KULIAH SISTEM KENDALI PROSES

Nama : Ananda Dwi Arifian


NPM : 1506672570
No. Absen :

1. Pada suatu Industri Proses Kimia, sering dibutuhkan pengukuran debit aliran bahan
produk berupa fluida untuk mengisi drum – drum yang akan diangkut untuk dijual.
Sedangkan dalam inventory (gudang) hanya ada beberapa differential transmitter
yang menggunakan sinyal arus dc 4-20mA, sehingga harus diupayakan untuk
menggunakan differential transmitter itu untuk pengukuran kecepatan (debit)
aliran.
Terlebih dahulu Jelaskan cara kerja Differential Pressure Trasmitter tersebut.
Berikan juga uraian rumusannya yang mendukung pengukuran ΔP (Differential
Pressure Measurement).
Jelaskan bagaimana cara saudara dapat melakukan pengukuran kecepatan Aliran
(Flow rate) dengan memanfaatkan suatu Differensial Pressure Transmitter
berdasarkan Bernouli Principle.

Jawaban:

Differential Pressure Transmitter merupakan transmitter yang mempunyai dua


bagian sensor untuk mengukur tekanan yang diterima, yaitu pada sisi tekanan tinggi
(H) dan sisi tekanan rendah (L). Sensor tersebut menggunakan diafragma yang
apabila mengalami tekanan akan mengubah sudut cekungan di permukaannya dan
diubah menjadi sinyal listrik. Dengan dua sensor tersebut transmitter ini mengukur
tekanan pada dua titik dan membandingkan besarnya kedua tekanan tersebut lalu
menghasilkan output yang terbaca.
Differential Pressure Transmiter mengeluarkan output berdasarkan selisih
tekanan yang diterima di sisi H dan di sisi L yang disebut ∆P. ∆P secara elektronik
dikonversi ke sinyal standar 4-20 mA untuk kemudian dikirimkan ke perangkat
monitor atau alat kontrol yang terletak di lokasi aman seperti di ruang control.
Besarnya tekanan differensial dapat dihitung dengan rumus berikut :
∆P = PH - PL
dimana :
∆P : Tekanan Differensial
PH : Tekanan di sisi H (Pressure on H Side)
PL : Tekanan di sisi L (Pressure on L Side)

Gambar 1. Differential Pressure Transmitter

Untuk mengukur besarnya kecepatan aliran, maka kita gunakan persamaan Bernoulli.

Dengan p= tekanan, v=kecepatan aliran, ρ = massa jenis zat, h = tinggi.


Elemen primer berbentuk horizontal sehingga tidak memiliki tinggi maka :

Sehingga perubahan tekanan dapat dilihat dengan rumus :

Pada differential pressure transmitter, besarnya penampang pada orifice plate adalah :

Untuk D adalah diameter pipa dalam dan d adalah diameter dalam pinggiran.

Masukkan persamaan di atas ke persamaan perbedaan tekanan, dapat diturunkan


menjadi besar kecepatan aliran yaitu dengan persamaan :
2. Dalam industri Proses dibutuhkan pengendalian untuk “three-tank mixer” seperti
terlihat dalam gambar berikut ini.

Gambar 2. Sistem three-tank mixer

Transfer function transmitter:

Transfer function control valve:

Transfer function tangki:

50 50
𝐺𝑜 (𝑠) = = ; 𝜃 = 70
(20 + 𝜃)𝑠 + 1 120𝑠 + 1

Blok diagram pengendalian seperti terlihat pada gambar berikut ini.

• Tampilkan rekaman respons system open loop tanpa pengendali CVm(s)/MV(s),


perhatikan bahwa hasil pengukuran yang dapat diamati adalah CVm(s).
Jawaban:

Gambar 3. Hasil Simulasi Sistem Sebenarnya

• Tentukan model empiris FOPDT yang terbaik untuk system tersebut. Gunakan
dua metode sebagai pembanding terbaik menurut anda.
Jawaban:
First Order Plus Delay Time

o Metode Rough Model


K = 0.016 * 50 * 50 * 50 = 2000
K merupakan konstanta numerator hasil perkalian open loop di atas.
τ = 120
Konstanta waktu efektif (τ) pada model FOPDT adalah sama dengan konstanta
waktu terlama/terbesar, yaitu 120.
θ = 120+120+10+5 = 255
Dead‐time efektif (θ) adalah jumlah seluruh konstanta waktu yang lebih kecil
plus dead‐time model orde‐tinggi.
Model FOPDT
𝑌(𝑠) 2000𝑒 −255𝑠
=
𝑋(𝑠) 120𝑠 + 1
o Metode Smith

Gambar 4. Menentukan t63% dan t28%

K=2000
τ = 1.5(𝑡63% − 𝑡28% ) = 1.5 (405.85-236.7) = 253.725
θ = 𝑡63% − τ = 405.85 – 253.725 = 152.125

Model FOPDT

𝑌(𝑠) 2000𝑒 −152.125𝑠


=
𝑋(𝑠) 253.725𝑠 + 1
Perbandingan sistem sebenarnya dengan metode FOPDT Rough Model dan
Smith

Gambar 5. Perbandingan hasil simulasi system sebenarnya dengan 2 metode FOPDT

Keterangan:

Kuning : Respon Sistem Sebenarnya


Hijau : Respon FOPDT Smith
Biru : Respon FOPDT Rough Model

Dapat dilihat dari grafik di atas bahwa metode Smith lebih mirip dengan
sistem sebenarnya dibanding dengan metode Rough Model. Terlihat pada grafik
respon yang terbentuk di mana tidak begitu banyak perbedaan antara hasil respon
metode Smith dengan respon sistem yang sebenarnya. Metode smith memiliki
kenaikan respon dari nilai 0 yang mirip dengan sistem sebenarnya, sedangkan
metode Rough lebih melambung. Lalu dengan metode Rough delay lebih lama dari
Smith sehingga terlihat kurang mirip dengan sistem sebenarnya. Hal ini
dikarenakan metode Smith dapat mencari konstanta (Kp), konstanta waktu efektif
(τ), dan dead time (θ) yang lebih sesuai dengan sistem tersebut. Sehingga dapat
disimpulkan untuk sistem three-tank mixer ini, lebih cocok dilakukan pemodelan
menggunakan metode Smith.

Anda mungkin juga menyukai