Tugas
- UTS, UAS
- Seminar
Kimia : Farmasi
Kimia (F. Mipa)
T. kimia
Teknik Kimia : Industri, konsultan, hotel, bank, pengusaha
Tugas Sarjana T. Kimia di Industri
: Mengidentifikasi dan mengkoreksi mal funtions
(ketidak beresan)
Ketidak beresan : Bahan baku, produk, unjuk kerja alat.
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ...................................................................................
.....
Daftar
Isi
...........................................................................................
.. ii
PENDAHULUAN
.......................................................................
1
BAB I
EXCHANGER) .................
BAB II EVAPORATOR
BAB III ALAT KRISTALISASI
BAB IV ALAT PENGERING (DRYER)
BAB V
PENDAHULUAN
Bidang pekerjaan Teknik Kimia di berbagai industri, selain Industri Kimia dan
Perminyakan adalah Bioteknologi, Makanan dan Minuman, Cat vernis dan pewarna, Obat
dan farmasi, Lemak dan minyak, Pupuk dan kimia pertanian, Kapur dan semen, Serat buatan
Produk logam dan metalurgi, Pestisida dan herbisida, Plastik dan resin sintetis, Material pejal,
Konsultan, Pemerintahan dan lain-lain.
Mata kuliah Alat Industri Kimia adalah mata kuliah dasar yang harus dipahami oleh
ahli Teknik Kimia, karena mata kuliah ini mendasari mata kuliah-mata kuliah lain di dalam
Teknik Kimia seperti : Perpindahan Panas dan Massa , Operasi Teknik Kimia I,II, dan III,
Bejana dan Peralatan Perpindahan Panast, Proses Industri Kimia,Kinetika & Reaktor,
Teknoplogi Pengolahan Air, Teknologi Pengolahan Limbah, juga mendasari Kerja Praktek
dan penyusunan Tugas Akhir. Tujuan utama mempelajari mata kuliah ini adalah supaya
mahasiswa mengenal dan memahami peralatan yang digunakan pada Industri agar mampu
memahami mata kuliah keahlian pada Teknik Kimia.
Di dalam proses produksi, bahan baku mengalami perubahan fisika dan kimia atau
keduanya.Tempat dimana terjadinya reaksi kimia disebut reactor. Tetapi ada beberapa industri
yang tidak ada reaksi kimianya seperti : industri garam, penyulingan minyak, pencairan gas
alam, dll.Di dalam Industri , peralatan yang perlu diketahui antara lain : Alat Perpindahan
panas, Evaporator, Alat kristalisasi, Alat Pengering, Alat kontak gas-cair, Alat Ekstraksi, Alat
Pemisah Padat cair, Alat Transportasi zat padat, Alat Pemecah dan Alat Pengayak.
Adanya variasi besaran-besaran tersebut dapat merubah satuan proses yang
bersangkutan, sehingga jalannya proses perlu diikuti dengan seksama dan dikendalikan. Jika
terjadi penyimpangan dari variable proses harus dilakukan pembetulan kembali.
Pembetulan variable proses yang menyimpang dapat dilakukan
perorangan (manual) atau secara otomatis. Untuk suatu pabrik yang
modern, diagram aliran proses beserta variabelnya dapat diamati atau
suatu panel pengendali yang dilengkapi denmgan berbagai alat ukur atau
BAB I
Radiasi (pancaran)
Panas dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
Perpindahan seperti ini tidak memerlukan zat antara.
(medium)
T4
Q=.
................................................ ............
( 1.2)
Konduksi (hantaran), k
Panas dipindahan sebagai energi kinetik dari suatu molekul ke
molekul lainnya, tanpa molekul tsb berpindah tempat. Cara ini
nyata sekali pada zat padat.
Daya hantar panas konduksi (k) tiap zat berbeda-beda. Daya
hyantar tinggi disebut penghantar panas (konduktor panas )
dan yang rendah adalah penyekat panas (isolator panas ).
Q
X
..............................................
= k * A * (T1-T2) /
(1.3.)
Q
..............................................
=
h * A * (T2
(1.4.)
Dalam melaksanakan
diperhitungkan :
operasi
perpindahan
panas,
perlu
Zat A
Panas
1. lapisan laminer A
2. lapisan laminer B
Zat B Dingin
T1
G
A
M
(k)
T2
Gambar 1.1. Diagram Perbedaan
Suhu Pada Logam
1
1.3.2
1/hb
Atau
R
Rb
..................................
= Ra
(1.7.)
Rk
...............................
1/U = R = Ra + Rk + Rb +
(1.8.)
Bahan Isolasi :
Permukaan datar
hilang
B,t2
B,t2
A,T2
A,T1
A,T2
A,T1
B,t1
B,t1
T1
T2
t1
t1
T1
T2
t2
t1
L
.....................................
..........................................
1.6. PERALATAN
Pemindahan panas dalam heat exchanger dilakukan dengan
mengkontakkan dua fluida melalui suatu bidang pemanas.
Fluida pemanas atau pendingin berada dalam suatu jaket,
didalampipa atau diluar pipa. Luas bidang pemanasharus cukup
(sesuai persamaan perpindahan panas dan kebutuhan panas )
Difinisi :
Heat Exchanger (HE)
Alat
untuk memanfaatkan panas suatu aliran fluida bagi
pemanasan aliran fluida lainnya.
Heater
Untuk memanaskan (menaikkan suhu) suatu fluida proses.
Sebagai
pemanas digunakan steam atau fluida panas
lain yang ada.
Cooler
Untuk pendinginan (menurunkan suhu) suatu fluida proses.
Sebagai pendingin digunakan air, udara, atau fluida lain yg
perlu dipanaskan.
Condensor
Pendingin (cooler) untuk mengembunkan (mengambil) panas
latennya.
Evaporator
Untuk menguapkan air dari larutan dan memperoleh larutan
pekat.
Vaporazer
Untuk menguapkan cairan/pelarut yang bukan air.
Reboiler
Penyediankan panas untuk
menguapkan sebagian cairan,
misalnya untuk distilasi, absorpsi, stripping.
1.6.2.
Pemindah Panas Tipe Pelat
(Plat tipe heat exchanger)
Terdiri dari sejumlah pelat tipis yang dipasang pada
suatu rangka dan ditekan rapat satu sama lain. Antara
pelat satu dengan pelat lain terdapat sela-sela sempit
pada mana cairan yang akan bertukar panas mengalir
secara berselang-seling. Pada sudut pelat-sudut pelat
terdapat lubang yang apabila pelat-pelat tersusun rapat
akan membentuk saluran tempat masuk dan keluar
cairan-cairan. Sekeliling lubang dan tepi pelat terdapat
alur pada mana ditempatkan gasket sehingga rongga
antar pelat dapat tertutup rapat..
Dengan demikian cairan yang mengalir dalam selasela pelat tidak bocor keluar dan hanya keluar/masuk
melalui saluran yang disediakan. Pelat-pelat sendiri diberi
alur-alur sehingga aliran bersifat turbulen. Hal ini akanj
memberikan koefisien perpindahan panas yang besar dan
mengurangi kecepatan pengendapan kotoran (fouling)
pada pelat.
Alu-alur pada pelat juga memperkuat pelat agar
tidak merapat satu sama lain akibat beda tekanan yang
agak besar antar kedua cairan yang ditangani. Koefisien
perpindahan panas yang besar memungkinkan alat ini
dioperasikan dengan beda suhu yang kecil. Jumlah pelat
dapat disusun banyak sekali(ratusan) sehingga dapat
diperoleh bidang perpindahan panas yang luas sekali
pada alat yang relatif kecil volumenya. Adanya alur juga
membuat luas bidang perpindahan panas lebih besar dari
luas yang diproyeksikannya (misal dari 1 ft2 menjadi 1,35
ft2)
Gasket yang disemenkan atau dipasang sekeliling
tepi dan lubang umumnya dibuat atas dasar karet. Jenis
Gasket menentukan kemampuan operasi pada suhu
agak tinggi. Gasket dari serat asbes
yang dipress, alat ini dapat dioperasikan sampai suhu 250
C dan tekanan 8 atm. Agar Gasket tidak melekat, diberi
bahan kimia khusus. Pelat dibuat dari berbagai bahan
yang cukup liat (ductile) dengan penekanan (pressing)
misalnya tembaga, aluminium,titanium, stainless steel
dsb.
1.6.3.
Tubes
Pipa yang digunakan dalam heat exchanger bukanlah pipa
pipa biasa, tetapi pipa-pipa yang khusus dibuat untuk heat
exchanger, dibuat dari berbagai material. Umumnya digunakan
pipa berukutran diameter luar inch atau 1 inch. Tetapi
tersedia juga pipa-pipa dengan dengan diameter luar1/4; 1,75;
1,50 inch. Tebal pipa dinyatakan dengan kode BWG
(Birmingham Wire Gauge). Makin besar bilangan BWG, makin
tipis pipanya.
Misalnaya : untuk pipa 1 inch
BWG 8 mempunyai tebal 0,165 inch
BWG 10 mempunyai tebal 0,134 inch
BWG 16 mempunyai tebal 0,065 inch
Tersedia BWG mulai dari 8 sampai 18.
Tube terpasang pada tube sheet dengan pitch 1,25 DO
(diameter luar). Formasi pipa dapat membentuk segitiga atau
bujur sangkar.
Shell
Biasanya digunakan baja karbon untuk ukuran kecil dapat
digunakan pada standar baja karbon. Untuk ukuranbesardibuat
dari pelat yang di roll atau di- las. Untuk heat exchanger yang
tidak beroperasi pada tekanan tinggi biasa digunakan :
Tebal 3/8 in untuk diameter 13 in
Tebal 7/8 in untuk diameter 31 in
Sering diberi kelebihan 1/8 in untuk kemungkinan korosi.
Baffle
Dipasang dengan tujuan untuk mengarahkan aliran didalam
shell, sehingga seluruh bagian terkena aliran. Adanya baffle
juga memperbesar dan membuat turbulen aliran sehingga
didapatkan koefisien perpindahan panas yang besar. Luas
baffle lebih kurang 75% penampang shell. Spasi antar baffle
tidak lebih dekat dari 1/5 diameter shell, bila terlalu dekat alan
didapat kehilangan tekanan yang besar.
1.7. Aliran Multi Pass
Alir fluida dalam tube sering dibuat beberapa kali melewati
shell. Dengan cara ini penampang aliran dalam tube menjadi
lebih kecil dan laju linier menjadi besar, sehingga diperoleh
koefisien perpindahan panas besar.
1.8. Aspek Operasi dan Pemeliharaan
Salah satu masalah utama dalam pemeliharaan HE
adalah pengendapan kotoran (fouling) pada permukaan bidang
perpindahan panas. Hal ini menyebabkan peningkatan tahanan
panas ( koef perpindahan panas mengecil). Fouling juga
menambahntahanan terhadap aliran fluida. Bertambahnya
tambahan memperbesar beda suhu rata-rata(LMTD)
Endapan yang membentuk kerak pada suatu tempat
dapat mengakibatkan pemanasan (meningkatkan suhu) yang
BAB II
EVAPORATOR
2.1.Pendahuluan
Evaporator adalah alat untuk menguapkan cairan pelarut dari
suatu larutan pada titik didihnya. Penguapan pelarut ini dapat
ditujukan untuk mendapatkan :
a. larutan yang lebih pekat
b. zat murni, baik pelarutnya atau zat yang terlarut.
c. Bahan dalam fasa uap untuk diproses (vaporization)
d.
Namun pada umumnya, tujuannya adalah mendapatkan
larutan pekat dan pelarutnya seringkali adalah air, beberapa
contoh adalah :
-. Larutan gula tebu, dipekatkan untuk dikristalkan
-. Larutan urea dipekatkan untuk dikristalkan atau dibutirkan
-. Air laut untuk mendapatkan garamnya atau air tawar.
- Juice buah , susu, untuk mendapatkan larutan yang pekat
atau untuk
dikeringkan
- Larutan NaOH ,dsbnya..
Masalah yang dihadapi terutama adalah masalah perpindahan
panas khususnya perpindahan ke larutan yang mendidih dan
kelakuan larutan yang berbeda dengan pelarut murni (titik
didih, kerapatan, kelarutan, viskositas dll.). Kepekaan zat
terhadap panas perlu juga mendapat perhatian.
2.4.Operasi Evaporator
2.4.1.Evaporator Tunggal
Uap ke kondensor, T 1
Umpan, T
p
1,
T1
Steam, T
s
Kondensat, T
s
2.
Evaporator
Evaporator)
Bertahap
banyak
(Multiple
Efect
Uap 1,
1
Uap 2,
T2
Uap 3,
3
T
Ke
kondensor
umpa
n
T1 ,
P1
T2 ,
P2
3
T3 ,
P3
Stea
m
TS
Kondensat
Kondensat
Kondensat
Hasil larutan
pekat, T3
berada pada suhu tinggi atau hasil akhir mudah rusak oleh
suhu tinggi.
Cara pemasukkan umpan yang lain adalah cara mundur
(backward feed), umpan sejajar (paralel-feed) Gambar II.10
dan umpan campur (mixed feed).
Untuk umpan mundur, larutan dari tekanan rendah mengalir ke
tekanan yang lebih tinggi sehingga memerlukan pompa.
Larutan encer masuk ke efek terakhir dan hasil pekat
dikeluarkan ke efek pertama. Cara umpan mundur dilakukan
bila suhu larutan masuk rendah (berarti pemanasan pada suhu
tinggi dalam efek-efek pertama) dan hanya dilakukan terhadap
cairan yang sedikit jumlahnya. Cara ini juga dilakukan bila hasil
yang pekat sangat kental (viscous), suhu tinggi pada efek
pertama menurunkan kekentalan.
Umpan paralel (Gambar II.10) digunakan bila larutan
umpan menedekati jenuh dan hasil evaporasi mengandung
kristal (pembuatan garam dari air laut).
Kondensor
Kondensor Permukaan
Kondensor Kontak
Dalam kondensor ini uap yang akan dikondensasikan
dipertemukan (kontak) dengan air pendingin. Salah satu type
kondensor ini adalah kondensor barometrik (Gambar II.12).
Kondensor ini digunakan kondensasi vakum.
Uap masuk kondensor dipertemukan dengan percikan air
pendingin. Gas yang tidak terkondensasi diventilasikan keluar
atau ditarik dengan ejektor atau pompa vakum. Air yang
mengembun akan mengisi pipa (kaki) barometrik yang cukup
panjang sehingga tinggi kolom air dalam pipa ini cukup untuk
mengatasi beda tekana udara luar dengan tekanan vakum
dalam kondensor. Dengan demikian air dapat keluar dengan
sendirinya. Tinggi kaki pipa ini sekitar 10,4 m (34 ft).
To condenser
II
III
live
stea
m
produc
t
Backward feed
system
IV
fee
d
To condenser
III
II
IV
live
stea
m
fee
d
produc
t
Parallel feed
system
dan
T
Uap, V kg/jam --
Ts
(W + V) kg/jam
T2
Neraca panas
tekanan
- pompa hisap
- Ejektor (Gambar II.14)
rendah
dapat
digunakan
Di bidang teknik kimia, sering kali bahan padat harus di pisahkan dari larutan atau
lelehan tanpa mengikutkan kotoran-kotoran yang terkandung dalam fase cair tersebut. Sering
kali juga bahan padat kristalin yang mengandung pengotor harus dibersihkan, atau harus
dihasilkan Kristal tertentu. Untuk maksud-maksud tersebut kristalisasi dapat digunakan
sebagai metode pelaksanaan tujuan tersebut.
Kristal adalah bahan padat dengan susunan atom atau molekul yang teratur(kisi
Kristal). Yang dimaksud dengan kritalisasi ialah pemisah bahan padat yang berbentuk Kristal
dari suatu larutan atau lelehan. Berlawanan misalnya dengan destilasi atau rektifikasi,
kristalisasi tidak menghasilkan produk akhir yang langsung dapat digunakan. Kristal-kristal
yang terbentuk pada umumnya masih harus dipisahkan dari sebagian besar larutan dengan
cara penjernihan atau penyaringan. Jika perlu proses dilanjutkan dengan pencucian dan
pengeringan. Di lain pihak, kristalisasi dari lelehan sering harus didinginkan lagi atau
dikecilkan ukuranya.
Definisi dari kristalisasi sendiri adalah pemisahan pada-cair dimaa terjadi transfer
massa dari larutan ke padatan. Atau dengan kata lain sebagai partikel padatan yang terbentuk
darisuatu fase yang homogeny (berupa larutan).
Di dalam industri . terutama pada masalah kristalisasi, beberapa hal yang perlu
diketahui ialah :
a.
b.
c.
d.
Rendemen
Kemurnian
Bentuk dan ukuran (tergantung data keseimbangan fase pada-cair)
Keseragaman ukuran (ada distribusi ukuran produk crystallizer)
Dari keempat poin tersebut bentuk dan ukuran suatu Kristallah yang menentukan
kualitas produk. Misalkan Kristal berbentuk serabut, jarum, batang, lapisan, lembaran dan
sebagainya. Untuk bentuk Kristal tertentu akan memberikan tahanan pada saat filtrasi. Oleh
karenanya membutuhkan prosedur yang tepat agar mendapatkan produk Kristal yang
menguntungkan.
I.3 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang alat industri kimia, seperti
crystallizer yang meliputi fungsi dari crystallizer, bagaimana cara kerja dari crystallizer, dan jenis apa
saja yang dimiliki oleh crystallizer.
BAB IIL
KRISTALISASI
II.1 Fungsi dari crystallizer (alat kristalisasi).
Kristalisasi dari larutan sangat penting dalam industry, karena banyak produk kimia
dalam bentuk Kristal dan kristalisasi merupakan metode yang praktis untuk mendapatkan
bahan-bahan kimia murni dalam kondisi yang memenuhi syarat untuk pengemasan da
penyimpanan.
Agar kristal-kristal dapat terbentuk dari suatu larutan, maka larutan harus dalam keadaan lewat
jenuh. Konsentrasi bahan yang akan dikristalisasikan dalam larutan harus lebih tinggi dari pada
kelarutannya pada suhu yang bersangkutan. Perbedaan konsentrasi ini dapat dianggap sebagai gaya
pendorong kristalisasi. Dengan kata lain keseimbangan kristalisasi terbentuk jika larutan induk
(mother liquor) dalam keadaan jenuh.
Berikut ini adalah grafik mengenai pembentukan kristalisai :
Keterangan :
G
II.2 Klasifikasi alat pemindah zat padat dan cara kerja alat
Berdasarkan metodologi lewat jenuh, klasifikasi peralatan kristalisasi dapat dibagi menjadi
1.
2.
3.
4.
Cara kerja alat ini ialah :Air disirkulasikan melalui koil pendingin dan larutan diaduk
secara propeller pada batang pengaduk yang terletak ditengah-tengah.pengadukan
mempunyai dua fungsi, pertama menaikan perpindahan panas dan menjaga agar suhu larutan
seragam, kedua dengan menjaga Kristal halus dalam suspense, akan memberikan kesempatan
agar Kristal tumbuh seragam.
Tidak hanya lebih seragam tetapi juga lebih halus dari Kristal yang dihasilkan, oleh alat
kristalisasi
peralatan beroprasi secara batch dan kedua kelarutannya paling kecil pada permukaan coil.
Akibatnya pertumbuhan Kristal paling cepat pada titik tersebut sehingga mengurangi rate
perpindahan panas.
Alat kristalisasi Swenson-walker
pada alat ini digunakan untuk mendapatkan kapasitas yang besar dan oprsasi secara
kontinyu. Salah satu alat kristalisasi secara kontinyu yang paling umum digunakan di USA
adalah alat kristalisasi swensen-walker.
jumlah besar, sehingga jumlah yang dikembalikan ke proses dalam bentuk mother liquor
menjadi minimum.
Feed masuk pada sembarang tempat dan uap keluar melalui lubang menuju ke ejecktor
atau alat hampa lainnya. Penurunan tekanan yang mendadak mengakibatkan
larutan feed mendidih di dalam alat. Kristalisaisi dan Kristal tetap didalam suspense sammpai
cukup besar untuk jatuh kedalam pipa pengeluaran (D), yang kemudian dipindahkan dalam
pompa (E) dalam bentuk slurry menuju ke sentrifuge atau sentinueus vacuum filter dengan
atau tanpa tangki pengendap untuk mempertebal slurry. Dua buah propeller (F) sering
dipasang untuk menjaga agar liquida di dalam kristalizzer teraduk dengan sempurna dan
untuk menjaga agar larutan feed ketika mencapai pipa pengeluaran tanpa terjadi flash. Level
liquida di dalam alat kristalisasi ditunjukan oleh kaca G.
panas Sehingga terjadi flashing didalam alat kristalisasi,maka tidak perlu ditambahkan panas
kedalam heater.
Kristal yang terbentuk mula-mula berada di dalam suspense di dalam liquida yang
disirkulasi dan masuk ke bagian E. Kristal-kristal halus juga masuk kedalam kaki E. dari kaki
E suspense Kristal-kristal halus juga masuk kedalam bagian kaki E. dari E suspense Kristal
ini dialirkan oleh pompa G ketempat produk.
III.1
KESIMPULAN
1. Fungsi dari kristalisasi adalah untuk mendapatkan bahan-bahan kimia murni dalam
kondisi yang memenuhi syarat untuk pengemasan dan penyimpanan.
2. alat untuk mengkristalisasi yaitu kristalizer dimana alat tersebut diklasifikasikan
menjadi 4 macam yaitu
penguapan
lewat
pelarut,
jenuh
dengan
penguapan
adiabatic
3. Kecepatan
pertumbuhan
kristalisasi
berdasarkan
hukum
delta,
kecepatan
III.2
SARAN
1. Diharapkan Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam
penyusunan makalah ini yang masih jauh dari kesempurnaan.
2. Dengan disusunnya makalah ini, masyarakat dapat memahami maksud dari tritasi
serta mengetahui fungsi dari kristalisasi dalam industri dan bisa diaplikasikan
dalam kegiatan perindustrian.
BAB IV
PENGERING BAHAN PADAT
PENDAHULUAN
Pengering yang dimaksud adalah penghilangan air yang
jumlahnya sedikit dari bahan padat maupun yang hampir
padat, dengan menggunakan panas. Penghilangan air
berlangsung pada suhu dibawah titik didih air dan sering kali
dengan menggunakan udara atau gas panas yang dialirkan
melalui bahan tsb. Hembusan udara ini selain berfungsi
sebagai penyedia panas, juga dapat menurunkan tekanan
parsial uap air didekat permukaan bahan.
Kandungan air dalam bahan yang akan dikeringkan umumnya
rendah, apabila jumlah air banyak biasanya dikurangi dulu
dengan cara yang lebih mudah dan cepat, misalnya memeras,
sentrifugasi dsb.
Peralatan Pengering
Peralatan pengering terdiri dari unsur sbb:
- Pemanas udara
- Kipas/ blower untuk menghembuskan udara
- Tempat bahan yang akan dikeringkan.
Sebagai pemanas udara dapat digunakan gas panas hasil
pembakaran, uap air (steam) jenuh.
Berdasarkan cara pemanasannya, alat pengering dapat dibagi
pemanasan langsung dan tidak langsung.
Compartement Dryer
medium
pengering
hasil
Umpan disebarkan
(atomisasi, sprayed).
dalam
bentuk
butiran-butiran
halus
BAB V
ALAT-ALAT UNTUK KONTAK GAS-CAIR
5.1
Pendahuluan
Dalam
industri
proses
banyak
dilakukan
operasi-operasi
mempertemukan (kontak) gas (fasa uap) dengan cairan. Kontak antar
fasa ini ditujukan untuk memindahkan zat dari fasa yang satu ke fasa
lainnya.bersama perpindahan zat, panas juga turut pindah (perubahan
fasa melibatkan panas). Contoh-contoh operasi seperti ini adalah
penyerapan (absorbsi), striping (desorbsi), retifikasi, pendinginan air
dalam menara pendingin, humidifikasi,dsb.
Keterangan :
Gbr. V.1 : a.Striping, Zat A dikeluarkan dari larutannya dalam zat B
dengan gas inert C
b.Absorbsi, Zat A diambil dari campuran gas dengan pelarut C
(pencuci)
c. Retifikasi, Cairan diperkaya dengan B dan uap diperkaya
dengan A
d.Pendinginan Cairan, Sebagian A menguap (pindah ke fasa
gas). Suhu cairan A turun
Gambar-gambar V.2, V.3, V.4 memperlihatkan bagan peralatan operasi
pengkontakkan gas/uap dengan cairan.
Cross flow
Split flow
Reverse flow
Radial flow
VI EKSTRAKSI
1. Ekstraksi padat-cair (leaching) atau penyaringan
2. Ekstraksi cair-cair
VI.1 Leaching : Pengambilan suatu zat (A) dari campuran padat dengan
suatu pelarut cair
Contoh
Zat-zat organik :
Minyak diambil dari kacang, kelapa, kedelai, biji bunga
matahari, dedak, dsb
Macam-macam
senyawa
dari
tumbuh-tumbuhan
(batang,daun,biji atau akar) misalnya kopi instant,teh instant,
alkaloid
Zat anorganik
:
Macam-macam logam (tembaga, emas, nikel) dari biji
mineralnya dengan menggunakan asam atau basa
Senyawa dari hasil reaksi, misalnya Na 2CO3 + Ca(OH)2
NaOH + CaCO3 padat
NaOH diambil dengan air (pencucian)
zat-zat biasanya berada dalam sel-sel. Laju penyarian untuk bahanbahan seperti ini umumnya lambat. Dinding sel memberikan tahanan
terhadap difusi zat. Menggiling halus bahan-bahan seperti ini kurang
praktis. Pemotongan menjadi bentuk tipis sering dilakukan.
Kedelai biasanya digiling/ditekan menjadi serpihan tipis, dinding sel
pecah sehingga mudah ditembus pelarut.
Pengeringan bahan sering mempermudah pecahnya sel.
VI.1.4.
berlawanan arus dengan aliran pelarut yang masuk kaki kiri. Miscela
keluar
kaki kanan dan sisa bahan dari kaki kiri.
c. Tipe pengadukan dalam bejana
Digunakan bila ukuran bahan cukup halus sehingga mudah
disuspensikan dengan sedikit pengadukan. Bahan dimasukkan
dalam bejana berisi pelarut diaduk-aduk. Contoh alat seperti ini
adalah Dorr thickener (Gambar VI.1), tanki Pachuca dengan udara
tekan sebagai pengaduk dan tanki pengaduk mekanik (Gambar
VI.5.a,b)
2.
Peralatan
Pada operasi ekstraksi dilaksanakan pertemuan (kontak) 2 fasa
cair agar berlangsung perpindahan massa kemudian memisahkan
dua fasa tersebut.
Dua fasa cairan biasanya sedikit sekali perbedaan
kerapatannya sehingga pencampuran dan pemisahan kedua fasa
cair tersebut relatif sulit dibandingkan dengan pencampuran dan
pemisahan uap/gas-cairan
Peralatan ekstraksi dapat dioperasikan secara batch atau
secara berkesinambungan. Sejumlah bahan cairan dicampur dengan
pelarut dalam sebuah tanki dengan pengadukan, kemudian
dibirakan menguap sampai terjadi dua lapisan cairan yang disebut
ekstrak dan rafinat. Ekstrak adalah lapisan pelarut dengan zat yang
terlarut dan lapisan rafinat adalah lapisan cairan yang telah diambil
Settler
Pada operasi berkesinambungan, campuran yang keluar dari tanki
pencampur dialirkan ke dalam sebuah bejana yang cukup besar
sehingga cukup waktu untuk mengendapkan campuran dan
mengurangi turbulensi. Selain bejana kosong biasa, kadang-kadang
dipakai buffle mendatar (gambar VI-7) untuk mengurangi turbulensi
dan jarak jatuh butir-butir cairan
Waktu tinggal,
Volume tanki :
Kolom Pulsa
Kolom pulsa sangat efektif untuk ekstraksi berlawanan arah,
terutama untuk skala kecil.Pelat-pelat berlubang-kubang (d=0.04 in) tidak
mempunyai pipa turun.Terhadap salah satu cairan diberi gerakan pulsa
dengan difragma yang digerakkan secara mekanis. Amplitudo pulsa 0.20.9 in dan frekuensi 15-75 per menit.Efek dari pulsa ini adalah mendorong
cairan berat dan ringan melewati celah-celah kecil pada pelat sehingga
terjadi dispersi satu sama lain. Kolom packing juga dapat diperlakukan
seperti ini.
Kolom dengan Pengaduk mekanis (gambar VI-13)
Kolom pada gambar VI-13 diberi pengaduk (pencampur) untuk
mendispersikan kedua fasa yang harus dikontakkan. Kolom dibagi-bagi
atas sejumlah seksi dengan buffle mendatar pada masing-masing seksi
diberi pengaduk (mixer). Pada kolom (b) antara seksi diberi packing kasa
kawat (wire mesh)
Ekstraktor Sentrifugal
Dalam alat ini cairan ringan dan berat dicampur dengan bantuan gaya
sentrifugal.
Gambar VI-14 Ekstraktor podbielnak terdiri dari pelat-pelat berlubanglubang kecil yang digulung berupa spiral mengelilingi sebuah poros
mendatar. Poros mampu berputar 2000-5000 rpm. Cairan masuk melalui
rongga (saluran) pada poros. Cairan yang berat masuk di tengah dan yang
ringan masuk dikeliling terluar spiral. Akibat perputaran cairan berat
terlempar ke sekeliling luar menembus cairan ringan terdesak ke dalam.
Ekstraktor Luwesta
Ekstraktor ini merupakan ekstraktor sentrifugal tiga tahap. Cairan berat
dan ringan dipaksa bertemu tiga kali melalui celah-celah di dalam
centrifuge. (gambar VI-15).
BAB VII
ALAT PEMISAH PADAT CAIR
Tujuan : mendapatkan cairan lernih (bebas zat padat), zat padat dengan
sesedi9kit mungkin atau keduanya dal;am keadaan terpisah.
Cara :
1. Pengendapan(Sedimentasi/settling)
2 Penyaringan (Filtrasi)
3. Pemutaran(sentrifugasi)
1. PENGENDAPAN
Pengendapan adalah suatu peristiwa turunnya partikel-partikel padat,
yang semula tersebar (tersuspensi ) dalam cairan, karena gaya berat
(gravitasi). Setelah pengendapan terjadi cairan jernih dapat dipisahkan
dari zat padat yang menumpuk didasar (endapan).
Gambar VI.1. memperlihatkan bagan tangki pengendap dan bagaimana
cairan yang jernih dipisahkan dari endapannya.Tangkim pengendap ini
bekerja secara batch . Cairan jernih ini dikeluarkan dengan sifon atau
vakum. Pada campuran dengan partikelpadat yang keras (>200
mesh)pengendapan mudah terjadi karena pengendapannya cukup besar.
Untukpartikel-partikel yang halus, harus diusahakan agar terjadi
pengelompokan menjadi gabungan yang lebih besar(floc). Peristiwa
penggabungan ini disebut flokulasi. Flokulasi dapat dilakukan secara
mekanis yaitu dengan pengadukan secara perlahan lahandan secara
kimia (ditambahkan zat kimia).
Untuk partikel koloidal (o,1 0,001 u ) gaya berat tidak
mengendapkannya. Sistim koloid harus dipecahkan terlebih dahulu
ii.
iii.
iv.
Daerah kompresi
sumur umpan
CONTOH
Suatu suspensi yang mengandung 5 lb air/lb zat padat akan dipekatkan
menjadi lumpur dengan kepekatan 1,5 lb air/lb zat padat dalam suatu
operasi berkesinambungtan.Hasil test laboratorium memberikan data sbb.
:
Konsentrasi lb padat/lb air
2,5
5,0
4,2
3,7
2,0
1,20
0,94 0,70
Hitung luas thickener untuk pemisahan 4800 lb zat padat per juam
Penyelesai9an :
Dasar : 1 lb zat padat
3,1
Konsentrasi
(U V )/ Uc
U
hr / ft
Laju pengendapan
UV
Uc ft/jam
5,0
3,50
2,00
1,75
4,20
2,70
1,20
2,25
3,70
2,20
0,94
2,34
3,10
1,60
0.70
2,29
2,50
1,0
0,50
2,00
CENTRIFUGA
Centrifuga adalah alat untuk memberikan gaya centrifugal [pada suatu
benda. Gaya ini ditimbulkan dengan cara memutar bendanya. Gaya yang
ditimbyulkan dengan cara memutar ini adalah :
Fs = m. r. w
Fs = m . r. ( 2 .N / 60 ) = 0,01099 mrN
Gaya berat terhadap benda = Fg = m g
g = percepatan gravitasi ( 9,80665 m / det
PEMILAHAN CENTRIFUGA
Pada garis besarnya sentrifyha dapat dibagi atas tipe penyaringan :
i.
1. Pertempuhan (batch)
a. Pemutar diatas (Top driven)
b. Pemutar dibawah (Under driven)
2. Semi sinambung (semi continuous)
3. Sinambung (Continuous)
b. Bejana (basket/bowl)
c. Bejana dengan pelat (disk)
2. Mendatar
a. Dekanter sinambung
BAGAN DAN STRUKTUR SENTRIFUGA
SENTRIFUGA DENGAN PEMUTAR DIATAS (Gb VII-3)
Bejana bergabtung pada sumbu tegak yang diputar sebuah
motor. Dinding bejana berlubang lubang diselimuti kasa halus diperkuat
dengan simpal-simpal baja. Bejana yang berputar dikelilingi bejana diam
yang menampung cairan yang menembus lubang-lubang dinding. Umpan
dimasukkan dalam keadaan diam diputar sampai kecepatan maksimum.
Kecepatan 800 1800 rpm.Setelah beberapa waktu, dihentikan dengan
menggunakan rem yang ada.
Sentrifuga ini mengendapkan zat padat atau cairan yang lebih berat
didinding tabung.Perbandingan tinggi dengan diameter tabung, besar (1/d
= 4 8). Umpan dimasukkan ditengan-tengah dekat dasar tabunt. Selama
operasi, jumlah padatan akan meningkat sehingga luas daerah kerja
makin sempit dan waktu tinggal cairan menjadi lebih singkat. Akibatnya
efisiensi pemisahan menurun.
Agar tidak harus sering sering membersihkan, sentrifuga tabung ini
biasanya hanya dipakai untuk klarifikasi (kandungan zat padat 0,1 %).
Sentrifuga tipe pengendapan dapat juga memisahkan campuran cairan
yang tidak saling larut. Cairan yang lebih berat akan terlempar kedekat
dinding dan yang ringan disebelahdalam. Sentrifuga yang digambarkan ini
dapat memisahkan 3 fasa : padat, cairan berat dan cairan ringan. rpm
tinggi sampai 15000.
SENTRIFUGA BEJANA (BASKET BOWL)
Perbandingan tinggi dan diameter kecil (1/d = 0,6)
Sentrifuga tipe Scroll. (Gb. VII 9)
Sentrifuga ini berputar pada sumbu mendatar, bentuk kerucut. dibagian
dalam ada ulir penggaruk (scroll scrapper) yang berfungsi seperti screw
conveyor mendorong zat padat keluar kearah diameter mengecil melalui
lubang pengeluaran ( i ).cairan keluar dibagian dengan diameter besar (k).
Umpan masuk melalui e. Air pencuci dimasukkan melalui f.
Alat ini digunakan bila slurry mengandung banyak zat padat.
PENYARING
VII.3.1. PENDAHULUAN
tekanan
(pressure filtration)
vakum
(vacuum filtration)
Berdasarkan operasi
1. Cara Batch (per angkatan)
2. Cara berkesinambungan (continue)
Tipe- tipe Penyaring
1. Penyaring pasir (sand filter)
a. tangki terbuka
b. tangki terturup
MEDIA PENYARING
Media penyaring berfungsi berfungsi menahan dan menyangga partikel
padatan. Media ini harus :
-
T i pe
1.
Padatan berpori
2.
Logam
Contoh
Ukuran
partikel
minimum yg
tertahan,
Porositi
Keramik, logam
berpori
30 5-
Pelat bertulang
anyaman kawat
(mesh)
100
20
15 35
3.
Plastik berpori
Membran
3-0,005
30 5-
4.
Tenunan serat
Serat alam,
sintetis
10
50 60
5.
Cartridge
Gelendong
serat, benang
(gulungan)
50 60
6.
Lembaran bukan
tenun
Kertas, felt
5-10
60 95
7.
Padatan
lepas/butiran
80 90
PENYARING PASIR
Bak terbuka (open atau rapid san filter)
Berupa bak-bak terbuka dari beton, atau kayu. Digunakan untuk
penyaringan dalam jumlah yang besar, misalnya penjernihan air,
pembersihan air garam sebelum dielektrolisa, larutan pada industri rayon.
Mediumpenyaring : lapisan pasir dan kerikil dalam beberapa ukuran. Pasir
biasa untuk air, pasir kwarsa untuk larutan garam. Untuk larutan alkali
dapat digunakan batu kapur yang digiling halus.
Contoh : Filter ukuran 13 m x 10 m terdiri dari :
-
Air yang disaring dialirkan darui atas , air jernih keluar dibagian bawah,
Bila pasir telah kotor (dapat diamati dari naiknya permukaan airakibat
beda tekanan yang membesar)Pada backwashing air bersih dialirkan
dalam arah yang berlawanan dengan arah aliran penyaringan. seringkali
dilakukan hembusan udara tekan dari bawah. Pada tangki terbuka gaya
pendorong aliran adalahgaya berat. Bila diperlukan gaya pendorong yang
lebih besar dapat dipakai bak tertutup dan diberi tekanan.
PENYARING DAUN (LEAF FILTER)
Unsur penyaring berupa sejumlah daunpenyaring yang lepas satu
sama lain. Lembar daun penyaring berupa rangka dari anyaman kawat
atau pelat beralur yang dibungkus kain penyaring . Daun penyaring
divakumkan, lalu dimasukkan kedalam suspensi yang akan disaring.
Cairan masuk kedalam daun penyaring dan zat padat terbentuk dibagian
luar.
Filtrat disalurkan melalui saluran filtrat. Pada saluran ini dapat diberi
kaca penglihat (sight glass) untuk mengenali filtrat jernih atau keruh.
Operasi dengan penyaring daun dapat juga dilakukan dengan tekanan
yaitu bila daun daun penyaringditempatkan dalam bejana tekan.
b. PENYARING KELLY
Daun penyaring berbentuk persegi panjang, ditempatkan dalam bejana
silinder horizontal. Kumpulan daun penyaring ini dikeluar masukkan ke
bejana dengan bantuan rel dan roda. Ukuran daun penyaring tidak sama
lebar, yang ditengah besar, dan yang ditepi lebih kecil.
c. PENYARING SWEETLAND
Daubn penyaring berbentuk lingkaran dan sama besar. Penyaringan
dilakukan dalam bejana bertekanan
d. PENYARING VALLEZ
Seperti penyaring sweetland, penyarinagn dilakukan dalam silinder
mendatar. Daun penyuaring yang berbentuk bulat dipasang pada sebuah
sumbu (ditengah). Sumbu yang berputar perlahan-lahan. Setelah selesai
penyaringan dan pengeringan padatan,padatan dilepas dengan
menghembuskan udara tekan. Padatan jatuh kedasar lalu dikeluarkan
dengan screw conveyor.
e. PENYARING NIAGARA
Daun penyaring ditempatkan dalam tangki vertikal dan horizontal.
f. PENYARING TABUNG/LILIN
Unsur penyaring berbentuk tabung, seperti lilin. Sering juga disebut
candle filter. Media penyaring dapat berupa gulungan benang, padatan
berpori atau lembaran berpori yang dibentuk berupa tabung.
PENYARING BERKESINAMBUNGAN
Rotary drum filter (gb. VII-17)
Dorco filter (gb. VII 18)
Belt filter (gb. VII 19)
PENYARING TEKAN
Chamber filter (bg. VII 20)
Plate and frame filter press (gb. VII- 21)
Variable Volume Filters
Tipe penyaring dengan volume berubah adalah penyaring dimana volum
ruangan tempat padatan saring dapat berubah. Perubahan volum ini
terjadi karena ruangan dibatasi oleh selaput yang fleksibel
(membran/karet)yang dapat ditekan oleh fluida hidrolik. Perubahan volum
(penekanan oleh selaput) akan memeras padatan sehingga padatan
menjkadi lebih kering.
Tiga tipe yang dikenal :
-
tipe tabung
BAB VIII
ALAT TRANSPORT ZAT PADAT
PENDAHULUAN
Dalam proses handling material, tentu akan berhubungan
dengan prose pengangkutan pada jarak tertentu, misalnya
- dari gudang ke pabrik atau sebaliknya, dengan kereta api,
moror dll
- dari unit produksi yang satu ke unit yang lain, dengan
conveyor, sistem perpipaan dll.
Berdasarkan Prinsip pengakutannya dibedakan :
- Secara horizontal, disebut conveyor
- Secara Vertikal, disebut Elevator
Berdasarkan mekanisme pengangkutan dibedakan :
- Scraper, prinsip dengan mendorong bahan, menggaruk.
- Carrier, prinsip pengangkutannya membawa, memuat
Pemilihan Alat Transport Zat Padat
Faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis alat transport yang
dipakai al:
1.
2.
3.
4.
kapasitas pengangkutan
jarak
elevasi
karakteristik material, meliputi
Ukuran bahan
Daya gelincir bahan
Korosifitas, higroskopis, abrasif bahan
C. L.W.F
33.000
densitas,lb/cuft
L : panjang
W : bulk
C : faktor
bahan.
B. Flight Conveyor
Alat ini terdiri dari flight (terbuat dari papan kayu, baja)
yang terpasang pada rantai, rantai tersebut berputar melingkar
memutari dua roda gigi pada ujung dan pangkalnya.
B. Hp = F(L + Lo).T
990
C. Hp = T. Z
990
Kecepatan Belt
dipengaruhi oleh : - Ukuran bahan
- sifat material yang dibawa
BAB IX
ALAT PEMECAH DAN PENGGILING
BAB X
ALAT PENGAYAK
Mengayak berarti memisahkan suatu bahan dengan menuangkannya melalui ayakan
sehingga didapat butir-butir dengan berbagai daerah ukuran (kelas-kelas butir). Proses ini
disebut klasifikasi.
Pengayakan dimaksudkan untuk menghasilkan campuran butir dengan ukuran tertentu,
agar dapat diolah lebih lanjut atau agar diperoleh penampilan/bentuk komersial yang
diinginkan.
Pada proses pengayakan, bahan dibagi menjadi bahan kasar yang tertinggal (aliran atas)
dan bahan lebih halus yang lolos melalui ayakan (aliran bawah). Bahan yang teertinggal
hanyalah partikel-partikel yang berukuran lebih besar dari pada lubang ayakan, sedangkan
bahan yang lolos berukuran lebih kecil daripada lubang-lubang itu. Dalam praktek sering
terjadi penyimpangan dari keadaan ideal ini. Penyimoangan dapat dinyatakan dalam efisiensi,
yaitu perbandingan antara jumlah bahan yang lolos dalam kenyataannya dan jumlah bahan
yang lolos secara teoritik. Efisiensi selalu lebih kecil dari satu atau kurang dari 100%.
Jumlah bahan yang lolos secara teoritik ditentukan dengan analisis ayakan.
Faktor-faktor berikut ini dapat mempengaruhi efisiensi
- Bentuk butir
- Gerakan dan waktu tinggal
- Kelembaban
- Muatan listrik
- Lubang ayakan
Ayakan biasanya berupa anyaman dengan mata jala (mesh) yang berbentuk bujur sangkar
atau empat persegi panjang, berupa pelat yang berlubang-lubang bulat atau bulat panjang.
Klasifikasi dari ayakan sangatlah banyak. Baik pengertian, fungsi, cara kerja dan
perbedaanya pun tidak semua orang mengetahuinya. Sehingga, tidak sedikit dari kebanyakan
orang menyia-nyiakan dan kurang memaksimalkan manfaat yang ada dari alat-alat tersebut.
Ayakan goyang adalah suatu ayakan yang digerakkan dalam suatu gerakan
goyang (oscillating) oleh suatu eccentric atau mekanisme lain, yang terikat atau
tertahan pada telapak kaki penyangga ayakan tersebut, biasanya merupakan batang
tegak lurus yang memanjang.
Ayakan ini dengan kecepatan yang relative rendah (300-400 oscillating/menit)
bergoyang dalam suatu bidang sejajar terhadap ayakan. Keuntungannya adalah
seluruh permukaan dapat terpakai. Alat pengayak lainnya hanya permukaan bagian
bawah saja yang terpakai. Ayakan ini dapat dipasang dengan bersusun, jadi makin
lama makin halus.
Gambar ayakan goyang di atas, yang menggunakan screen box, merupakan
ayakan goyang yang paling murah, dan digunakan untuk ayakan yang beroperasi
secara batch.
Sifter adalah suatu ayakan goyang, dengan penampang berbentuk box, yang
menahan sejumlah kain ayakan yang disusun secara sejajar dan bergoyang
(oscillating) oleh suatu eccentric atau counterweight, dalam suatu perputaran yang
hampir circular (bulat). Alat ini banyak dipakai di pabrik tepung terigu, dan
sebagainya.
TROMMOL
(TROMMOL
SCREEN
SCREEN)
atau
REVOLVING
Ayakan trommol terdiri dari satu ayakan berbentuk silinder atau conical dan
berputar terhadap sumbunya. Trommel bisa disusun seri dimana undersize yang
pertama masuk ke trommel yang kedua, undersize yang kedua masuk ke trommel
yang ketiga dan seterusnya.
Pada umumnya, jika menggunakan n ayakan, maka akan diperoleh (n+1)
fraksi. Pada ayakan trommol yang bertingkat, dipakai n = 3 maka diperoleh 3+1 = 4
fraksi.
Cara kerja dari ayakan trammel :
Bahan masuk pada suatu tempat, yang berada lebih tinggi dari lubang ayakan.
Bahan akan keluar sesuai dengan ukuran lubang yang terdapat pada bagian bawah
batch yang berputar dan dibantu dengan sikat atau alat pemukul halus yang
menggerakkan bahan agar dapat keluar. Disini pada bagian yang paling halus akan
mudah rusak dan aus.
Disini biasanya digunakan 3-4 ft diameter dan 5-8 ft panjang, berputar 15-20 rpm,
dengan 2,5 5 HP motor.
Ayakan getar banyak dipakai untuk tonase yang besar, as yang tidak sentrik
(eccentric shaft), roda angin yang tidak seimbang dapat menggetarkan permukaan
ayakan. Slope dari ayakan getar bervariasi dari mendatar sampai 450.
Cara kerja dari ayakan Rotex :
Ayakan rotex ini digerakkan naik turun dengan cepat secara mekanis. Dibawah
dasar ayakan terdapat sebuah dasar yang berlubang dimana dipasang batang-batang
yang berbentuk trapesium yang membagi dasar-dasar itu dalam kotak. Tiap kotak
terdapat bola karet, ayakan ini digerakkan dengan cepat kian kemari dan oleh karena
itu bola-bola meloncat pada dasar ayakan oleh pantulan-pantulan dari batang
trapesium.
NOZZLE
Prinsip ini digunakan dalam mesin roket oleh Robert Goddard dan di hampir
semua mesin roket modern yang mempekerjakan pembakaran gas panas
menggunakan de Lavalnozel.
Operasinya bergantung pada sifat-sifat yang berbeda gas mengalir pada
kecepatan subsonik dan supersonik. Kecepatan sebuah aliran subsonik gas akan
meningkat jika pipa itu membawa mempersempit karena laju aliran massa konstan.
Aliran gas melalui de Laval nossel adalah isentropic (entropi gas hampir konstan).
Pada aliran subsonik gas mampat; suara, gelombang tekanan yang kecil, akan
berkembang biak melalui itu.
Pada lubang dimana luas penampang salib adalah minimum, kecepatan gas
secara local menjadi sonic (bilangan Mach = 1,0) suatu kondisi yang disebut aliran
tercekik. Ketika salib luaas penampang nozzle gas meningkat mulai untuk
memperluas dan meningkatkan aliran gas ke tempat kecepatan supersonic gelombang
suara tidak akan merambat ke belakang melalui gas seperti yang terlihat dalam
kerangka acuan dari nossel (bilangan March > 1,0).
Sebuah de Laval nozzle hanya akan tersedak di lubang jika tekanan dan aliran
massa melalui nossel cukup untuk mencapai kecepatan sonik, jika tidak, tidak ada
aliran supersonik tercapai dan akan bertindak sebagai tabung Venturi. Selain itu,
tekanan gas pada ekspansi keluar dari bagian knalpot yang nosel tidak boleh terlalu
rendah. Tekanan karena tidak dapat pergi ke hulu melalui aliran supersonik, tekanan
keluar dapat secara signifikan di bawah tekanan ruangan itu knalpot ke dalam, tetapi
jika terlalu jauh di bawah ambien, maka aliran akan berhenti menjadi supersonik, atau
aliran akan memisahkan bagian dalam ekspansi nossel, membentuk sebuah jet yang
tidak stabil yang mungkin 'gagal' di dalam nozzle, mungkin merusak itu.
Dalam prakteknya tekanan ambient harus tidak lebih tinggi dari kira-kira 2-3
kali tekanan dalam gas supersonik di pintu keluar untuk aliran supersonik
meninggalkan nozzle.
Analisis aliran gas melalui de Laval nozel melibatkan sejumlah konsep dan
asumsi:
Untuk mempermudah, gas diasumsikan gas ideal.
Beberapa nilai-nilai khas dari Ve kecepatan gas buang untuk pembakaran mesin roket
berbagai propellants adalah :
Sebagai catatan bunga, Ve kadang-kadang disebut sebagai kecepatan gas buang ideal
karena didasarkan pada asumsi bahwa gas buang berperilaku sebagai gas ideal. Sebagai
contoh perhitungan dengan menggunakan persamaan diatas, menganggap bahwa
pembakaran bahan pembakar gas adalah : pada tekanan absolute memasuki nosel P = 7,0
MPa dan keluar dari knalpot roket pada tekanan absolute Pe = 0,1 MPa; pada temperatur
absolute T = 3500 K; dengan faktor ekspansi isentropic k = 1,22 dan massa molar M = 22
kg/kmol. Menggunakan nilai-nilai dalam persamaan diatas menghasilkan sebuah kecepatan
knalpot Ve = 2802 m/s atau 2,80 km/s ynag konsisten dengan nilai-nilai khas di atas.
Sastra teknis dapat membingungkan karena banyak penulis gagal untuk menjelaskan
apakah mereka menggunakan hukum gas universal R konstan yang berlaku untuk setiap gas
ideal atau apakah mereka menggunakan hukum gas konstan Rs yang hanya berlaku untuk
gas individu tertentu. Hubungan antara kedua konstanta adalah R/M.
Misalnya de Laval nozzle menggunakan udara panas pada tekanan 1000 psi (6,9 MPa
atau 68 atm), suhu 1470 K, akan memiliki tekanan 540 psi (3,7 MPa atau 37 atm), suhu
1269 K di tenggorokan dan 15 psi (0,1 MPa atau 1 atm), suhu 502 K di nozzle keluar. Rasio
ekspansi, nozzle luas penampang lintas di keluar dibagi dengan daerah di tenggorokan, akan
menjadi 6,8. Implus spesifik akan 151 s (1480 Ns/kg).
DAFTAR PUSTAKA