Anda di halaman 1dari 3

Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga, dan Nilai Tukar

Terhadap Inflasi di Indonesia pada Tahun 2016-2019

1. Latar Belakang

Jumlah uang beedar atau penawaran uang (money supply) adalah


seluruh persediaan uang dalam suatu perekonomian. Jumlah uang beredar
dapat mencakup uang kertas, uang logam dan saldo yang disimpan dalam
rekening giro dan tabungan, dan pengganti uang lainnya. Menurut BI, uang
beredar adalah kewajiban sistem moneter (Bank Sentral, Bank Umum, dan
Bank Perkreditan Rakyat/ BPR) terhadap sektor swasta domestik (tidak
termasuk pemerintah pusat dan bukan penduduk). Kewajiban yang menjadi
komponen Uang Beredar terdiri dari uang kartal yang dipegang masyarakat
(di luar Bank Umum dan BPR), uang giral, uang kuasi yang dimiliki oleh
sektor swasta domestik, dan surat berharga selain saham yang diterbitkan
oleh sistem moneter yang dimiliki sektor swasta domestik dengan sisa
jangka waktu sampai dengan satu tahun (www.bi.go.id).

Suku bunga adalah nilai, tingkat, harga atau keuntungan yang


diberikan kepada investor dari penggunaan dana investasi atas dasar
perhitungan nilai ekonomis dalam periode waktu tertentu. Tingkat suku
bunga Bank digunakan untuk mengontrol perekonomian suatu negara.
Tingkat suku bunga diatur dan ditetapkan pemerintah yang bertujuan untuk
menjaga kelangsungan perekonomian suatu negara. Suku bunga ini penting
untuk diperhitungkan karena rata-rata para investor yang selalu
mengharapkan hasil investasi yang lebih besar.

Nilai Tukar (atau dikenal sebagai Kurs) adalah sebuah perjanjian yang
dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di
kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah.
Dalam sistem pertukaran dinyatakan besaran jumlah unit yaitu "mata uang"
atau "harga mata uang" atau "sarian mata uang" yang dapat dibeli dari 1
penggalan "unit mata uang" disebut pula sebagai "dasar mata uang".

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jumlah uang beredar,


suku bunga dan nilai tukar terhadap inflasi di Indonesia. Model analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah ARDL (Auto Regressive Distributed Lag),
menggunakan data kwartalan dari tahun 1991Q1 – 2016Q4. Model ini dipilih
karena data tidak terkointegrasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dalam
jangka pendek variabel suku bunga dan nilai tukar negative dan tidak signifikan
terhadap inflasi sedangkan jumlah uang beredar memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap inflasi. Dalam jangka panjang suku bunga memiliki pengaruh
sigifikan terhadap inflasi. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan menjaga
kestabilan suku bunga agar tetap terkendali agar inflasi dapat selalu terjaga
kestabilannya. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambha variabel
independen lainnya yang dapat memberikan pengaruh terhadap inflasi serta
menambah jangka waktu pengamatan yang lebih panjang untuk memperoleh hasil
penelitian yang lebih akurat.

Kata Kunci: Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga, Nilai Tukar, Inflasi dan
ARDL(Autoregressive Distributed La)

Anda mungkin juga menyukai