Disusun Oleh :
Kelompok III (A3)
PENDAHULUAN
41
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
= konstan = KN (x,12)……….…………………………………….(2.1)
42
43
dengan menggunakan hukum gas ideal atau dengan cara lainnya dapat digunakan
tekanan parsial untuk menggantikan konsentrasi (Wikipedia, 2020).
2. Absorpsi kimia
Absorpsi kimia merupakan absorpsi dimana gas terlarut didalam larutan
penyerap disertai dengan adanya reaksi kimia. Contoh absorpsi ini adalah absorpsi
dengan adanya larutan MEA, NaOH, K2CO3, dan sebagainya. Aplikasi dari
absorpsi kimia dapat dijumpai pada proses penyerapan gas CO 2 pada pabrik
amoniak. Penggunaan absorpsi kimia pada fase kering sering digunakan untuk
mengeluarkan zat terlarut secara lebih sempurna dari campuran gasnya.
Keuntungan absorpsi kimia adalah meningkatnya koefisien perpindahan massa
gas, sebagian dari perubahan ini disebabkan makin besarnya luas efektif
permukaan. Absorpsi kimia dapat juga berlangsung di daerah yang hamper
stagnan disamping penangkap dinamik (Hadiyanto dkk, 2001).
44
2.3 Absorben
Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan
diabsorpsi pada permukaannya, baik secara fisik maupun secara reaksi kimia.
Absorben sering disebut juga sebagai cairan pencuci. Persyaratan absorben yaitu
memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar mungkin
(kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil), selektif, memiliki
tekanan uap yang rendah, tidak korosif, mempunyai viscositas yang rendah, stabil
secara termis, dan murah. Jenis-jenis bahan yang dapat digunakan sebagai
absorben adalah air (untuk gas-gas yang dapat larut, atau untuk pemisahan
partikel debu dan tetesan cairan), natrium hidroksida (untuk gas-gas yang dapat
bereaksi seperti asam) dan asam sulfat untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti
basa) (Chemeng, 2013).
3.1.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
1. Gas CO2
2. Indikator phenolphtalein (pp)
3. Larutan standar NaOH 0,04 M
48
49
3. Buka valve pengatur tekanan tabung gas CO2 dengan hati-hati dan atur laju
alir gas dengan V7 sesuai penugasan.
4. Setelah waktu operasi tercapai, ambil sampel dari kran sampel sesuai
dengan selang waktu yang ditentukan.
5. Diambil 50 ml sampel dalam tabung tertutup pada setiap waktu dan
dilakukan analisa volumetric terhadap sampel.
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapat dalam percobaan ini ditunjukkan pada Tabel
4.1 dan Tabel 4.2
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Absorpsi CO2 dengan Air pada sampel Fs=1 L/menit,
Fsg=1 L/menit
Waktu V titran Kadar CO2 Efesiensi Kadar
No Fs Fsg
(Menit) (ml) (ppm) CO2 (%)
1 15 1 1 30 122,76 8,13
2 25 1 1 34,6 143 6,907
3 35 1 1 40 166,76 5,86
4 45 1 1 48,4 203,72 4,75
5 55 1 1 69,3 295,68 3,22
Tabel 4.2 Hasil Percobaan Absorpsi CO2 dengan Air pada sampel Fs=2 L/menit,
Fsg=1 L/menit
Waktu V titran Kadar CO2 Efesiensi Kadar
No Fs Fsg
(Menit) (ml) (ppm) CO2 (%)
1 15 2 1 34,9 144,32 6,840
2 25 2 1 50 210,76 4,58
3 35 2 1 68,2 293,04 3,25
4 45 2 1 75,3 322,08 2,95
5 55 2 1 89,5 384,56 2,461
4.2 Pembahasan
Percobaan absorpsi disini bertujuan untuk menghitung laju absorpsi CO 2
dalam air melalui metode titrasi. Absorpsi gas CO 2 ini menggunakan pelarut
(solvent) air yang telah diukur kadar CO2 terlarut nya sebesar 9,24 ppm.
50
51
Percobaan ini dilakukan sebanyak 2 kali run dengan variasi waktu yang sama
yaitu 15, 25, 35, 45 dan 55 menit.
Pada run I (Fs air 1 L/menit & Fsg 1 L/menit) dengan volume titran 30 ml
kadar CO2 pada waktu 15 menit atau disebut dengan kadar blanko adalah 122,76
ppm. Pada waktu 25 menit kadar CO 2 yang didapat dengan volume titran 34,6 ml
sebesar 143 ppm, waktu 35 menit kadar CO 2 dengan volume titran 40 ml sebesar
166,76 ppm, waktu 45 menit kadar CO 2 dengan volume titran 48,4 ml sebesar
203,72 ppm dan waktu 55 menit kadar CO2 dengan volume titran 69,3 ml yang
didapatkan mengalami kenaikkan yaitu 295,68 ppm.
Pada run II (Fs air 2 L/menit & Fsg 1 L/menit) dengan volume titran 34,9
ml kadar CO2 pada waktu 15 menit atau disebut dengan kadar blanko adalah
144,32 ppm. Pada waktu 25 menit kadar CO2 yang didapat dengan volume titran
50 ml sebesar 210 ppm, waktu 35 menit kadar CO 2 dengan volume titran 68,2 ml
sebesar 293,04 ppm, waktu 45 menit kadar CO 2 dengan volume titran 75,3 ml
sebesar 322,08 ppm dan waktu 55 menit kadar CO 2 dengan volume titran 89,5 ml
yang didapatkan mengalami kenaikkan yaitu 384,56 ppm.
52
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh kesimpulan:
1. Semakin lama waktu operasi maka semakin tinggi kadar CO2 yang terserap
oleh pelarut yaitu pada waktu 55 menit.
2. Laju alir yang besar dapat menyerap CO2 yang lebih banyak yaitu pada run
II dengan laju alir air 2 L/menit.
3. Semakin besar volume titran maka penyerapan CO2 semakin tinggi.
4. Semakin tinggi efisiensi kadar CO2 maka waktu yang diperlukan semakin
sedikit yaitu pada waktu 15 menit.
5. Kadar CO2 paling besar diperoleh pada run II yaitu pada waktu 55 menit
sebesar 384,56 ppm.
6. Efisiensi kadar CO2 paling tinggi diperoleh pada run I saat waktu 15 menit
yaitu sebesar 8,13%.
7. Volume titran paling besar diperoleh pada run II yaitu saat waktu 55 menit
sebesar 89,5 ml.
5.2 Saran
Pada praktikum absorbsi ini agar dijaga laju alir sesuai variabel operasinya
dan juga dapat menggunakan laju alir yang lebih besar.
54
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR DATA
MODUL PRAKTIKUM : Absorpsi Gas CO2 dengan Air
KELOMPOK : 3 (A3)
NAMA/NIM : 1. Nurrahmat Arif (170140094) 4. Rahmadhani (170140100)
2. Nur Rizqi F. Lbs (170140102) 5. Muazzinah (170140103)
LA-I
Tabel 2. Data Titrasi Sampel dengan Fs=2 L/menit, Fsg=1 L/menit
Efesiensi
Waktu V titran Kadar CO2
No Fs Fsg Kadar CO2
(Menit) (ml) (ppm)
(%)
1 15 2 1 34,9 144,32 6,840
2 25 2 1 50 210,76 4,58
3 35 2 1 68,2 293,04 3,25
4 45 2 1 75,3 322,08 2,95
5 55 2 1 89,5 384,56 2,461
Lhokseumawe,
LA-II
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
Kadar blanko =
= 9,24 ppm
A. Run I
Menghitung kadar CO2
a. Pada waktu 15 menit
= – 9,24 Ppm
= 122,76 ppm
LB-I
= – 9,24 Ppm
= 143 ppm
LB-II
LB-III
= – 9,24 Ppm
= 166,76 ppm
= – 9,24 Ppm
= 203,72 ppm
= – 9,24 Ppm
= 295,68 ppm
= x 100%
= x 100%
= 8,13%
LB-IV
= x 100%
= x 100%
= 6,907%
= x 100%
= x 100%
= 5,86%
= x 100%
= x 100%
= 4,75%
= x 100%
LB-V
= x 100%
= 3,22%
B. Run I
Menghitung kadar CO2
a. Pada waktu 15 menit
= – 9,24 Ppm
= 144,32 ppm
= – 9,24 Ppm
= 210,76 ppm
= – 9,24 Ppm
= 293,04 ppm
LB-VI
= – 9,24 Ppm
= 322,08 ppm
= – 9,24 Ppm
= 384,56 ppm
= x 100%
= x 100%
= 6,84%
= x 100%
= x 100%
= 4,58%
= x 100%
= x 100%
= 3,25%
= x 100%
= x 100%
= 2,95%
= x 100%
= x 100%
LB-VIII
= 2,461%
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT
LC-I
LC-II