Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN DIARE

TUGAS KELOMPOK GAWAT DARURAT

OLEH

KELOMPOK III

FIRANTI ( A1C220040)
FITRIANI ( A1C220016)
SRI RESTI ( A1C220036)
RADIAH H MUKMIN ( A1C220039)

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

S1 ILMU KEPERAWATAN

TAHUN PELAJARAN 2020/2021


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Penyakit diare sering disebut dengan Gastroenteritis, yang masih
merupakan masalah masyarakat indonesia. Dan diare merupakan penyebab
utama morbiditas dan mortalitas pada anak di negara berkembang.
Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak
normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari
biasanya (Mansjoer Arief dkk, 1999)
Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara 150-430 per seribu
penduduk setahunnya. Dengan uapaya yang sekaranag telah dilaksanakan,
angka kematian di RS dapat ditekan menjadi kurang dari 3%. Dengan
demikian di Indonesia diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar 60 juta
kejadian setiap tahunnya. Sebagian besar antara 70-80% dari penderita adalah
anak dibawah umur 5 tahun (kurang lebih 40 juta kejadian). Sebagian dari
penderita (1-2%) akan jatuh kedalam dehidrasi dan apabila tidak segera
ditanggulangi dengan benar akan berakibat buruk. .

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari diare?
2. Apa penyebab diare
3. Apa saja macam-macam diare?
4. Bagaimana cara menangani diare?
5. Apa diagnosa dari diare?
6. Bagaimana asuhan keperawatan diare?
C. Tujuan
1. Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam
proses asuhan Keperawatan nyata serta mendapatkan pengalaman
dalam memecahkan masalah dengan Gastroenteritis atau diare
2. Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Gastroenteritis yang
dialami oleh pasien
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP MEDIS

1. Pengertian
Definisi diare menurut World Health Organization (WHO) (2005)
adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi
lebih dari tiga kali dalam satu hari disertai perubahan konsistensi tinja
(menjadi cair), dengan atau tanpa darah dan atau lendir. Diare akut
adalah buang air besar encer tiga kali atau lebih dalam 24 jam dan
berlangsung kurang dari 2 minggu(Noel & Cohen, 2006).

Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang


tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih
banyak dari biasanya (Mansjoer Arief dkk, 1999)

Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal


yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit
yang patogen (Whaley dan wang’s, 1995)

2. Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu :
a) Faktor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama diare meliputi :
1). Infeksi Bakteri : vibrio E.coli Salmonella, Shigella, Campyio
bacter, Aeromonas
2). Infeksi virus : Enteriviru ( virus echo, coxsacle, poliomyelitis ),
Adenovirus, Astrovirus, dll
3). Infeksi parasit : Cacing (ascaris, trichuris, oxyguris) Protozoa
(entamoeba histoticia, trimonas hominis), Jamur (candida
albacus)
Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan
seperti otitis media akut (OMA), Bronco pneumonia, dan
sebagainya.
b) Faktor Malabsorbsi
1)      Malabsorbsi karbohidrat
2)      Malabsorbsi Lemak
c) Faktor Makanan
Makanan yang tidak bersih, basi, beracun dan alergi terhadap
makanan.

3. Tanda dan gejala Diare


Tanda dan gejala diare adalah buang air besar lebih dari 3 kali, badan
lemas, tidak nafsu makan, turgor kulit jelek, membran mukosa bibir
kering, didalam feses bisa terdapat darah maupun lendir, dapat terlihat
mata cekung menurut Nelwan (2014),
Diare dapat bersifat inflamasi atau non inflamasi. Diare non
inflamasi bersifat sekretorik (watery) bisa mencapai lebih dari 1 liter
perhari. Biasanya tidak disertai dengan nyeri abdomen yang hebat dan
tidak disertai dengan darah atau lendir pada feses. Demam bisa
dijumpai bisa juga tidak. Gejala maul dan muntah bisa dijumpai. Pada
diare ini penting diperhatikan kecukupan cairan karena pada kondisi
yang tidak terpantau dapat terjadinya kehilangan cairan yang
menyebabkan syok hipovolemik. Diare yang bersifat inflamasi bisa
berupa sekretori atau disentri. Biasanya disebabkan oleh patogen yang
bersifat invasif. Gejala mual, muntah, disertai dengan demam, nyeri
perut hebat, dan tenesmus, serta feses berdarah dan berlendir

merupakan gejala dan tanda yang dapat dijumpai.


4. Manifestasi Klinik
Mekanisme perjalanan timbulnya diare.
1)      Gangguan asmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan mengakibatkan tekanan asmotik dalam rongga usus
meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam
rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang
usus untuk mengeluarkan sehingga timbul diare.
2)      Gangguan sekresi
Akibat adanya rangsangan toksin pada dinding uterus
sehingga akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit
kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena
terdapat peningkatan isi rongga usus.
3)      Gangguan motilitas usus
Hiperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Bila
peristaltik menurun akan menyebabkan bakteri tumbuh
berlebihan, sehingga timbul diare juga.

Penggolongan Diare
1. Diare Akut Adalah diare yang awalnya mendadak dan
berlangsung singkat dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.
Penularan :
1) Transmisi orang keorang melalui aerosolisasi
2) Tangan yang terkontaminasi (clostridium diffale)
Penyebab
1) Faktor penyebab yang mempengaruhi adalah penetrasi yang
merusak sel mukosa
2) Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh
terhadap mikroorganisme
2. Diare Kronik
Adalah diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu bagi orang
dewasa dan 2 minggu bagi bayi dan anak.

5. Patofisiologi
Invasi mikroorganisme pathogen pada traktus GI menyebabkan
diare :
(1) produksi enterotoksin yang menstimulasi sekresi air serta
elektrolit,
(2) invasi serta destruksi langsung sel-sel epitel usus, dan
(3) inflamasi lokal serta invasi sistemik oleh mikroorganisme
tersebut.
Kendati demikian, gangguan fisiologis paling serius dan segera
terjadi terkait dengan penyakit diare yang berat adalah dehidrasi,
gangguan keseimbangan asam basa dengan sidosis, syok yang terjadi
ketika keadaan dehidrasi berlanjut hingga titik terjadinya gangguan
yang serius pada status sirkulasi (Staf Pengajar Ilmu Keperawatan,
1985).
Peningkatan motilitas dan pengosongan cepat dari usus
mengakibatkan gangguan penyerapan nutrisi dan air dan ketidak
seimbangan elektrolit. Air, natrium, kalium, dan bikarbonat diambil
dari ruang ekstraseluler ke dalam tinja, sehingga dehydration, deplesi
proses,racun bakteri merangsang transpor aktif dari elektrolit ke dalam
usus kecil, sel pada lapisan mukosa usus teriritasi dan mengeluarkan
jumlah air dan elektrolit meningkat. Organisme menyerang dan
menghancurkan sel-sel mukosa usus, mengurangi luas permukaan usus,
dan merusak kemampuan usus untuk menyerap cairan dan elektrolit.
Peradangan, yang mengurangi kemampuan usus untuk menyerap
cairan, elektrolit, dan nutriens. Kondisi ini terjadi pada sindrom
malabsorpsi elektrolit, dan asidosis metabolik. Diare terjadi ketika ada
kelebihan cairan dalam usus kecil. Kondisi ini dapat hasil dari sejumlah
peningkatan motilitas usus, mengakibatkan gangguan penyerapan usus
(Staf Pengajar Ilmu Keperawatan, 1985).
Beban cairan dan elektrolit yang berlebihan memasuki kolon,
sehingga dapat melampaui kemampuan absirbsi; asam empedu dan
asam lemak dalam kolon menyebabkan pengurangan absorbsi natrium
dan air dalam kolon, dan efek laksatif akibat iritasi kolon (Lorraine M.
Wilson, 1992).

6. Penatalakaan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang
melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang
mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain (gula,sari
buah,air tajin, tepung beras dan sebagainya).
1) Obat anti sekres
a) Asetosal, dosis 25 mg/th,dengan dosis minimum 30 mg
b)Klorpromazin, dosis 25-50 mcg/kgBB 3-4 jam sampai muntah
berhenti
2) Obat spasmolitik
Seperti papaverin, ekstrak beladona, opinum loperamid, tidak
untuk mengatasi diare akut lagi.
3) Antibiotik
Tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas, bula
penyebab kolera, diberikan tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hr. Juga
diberikan bila terdapat penyakipenyerta seperti : OMA,
faringitis, bronkitis, atau bronkopneumonia ( Ngastiyah, 1997 :
149)

Medik
Pemberian cairan pada pasien diare dengan mempertahankan derajat
dehidrasi dan keadaan umum.
1) Cairan per oral
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan
diberikan per oral beberapa cairan yang berisikan
NaCL,NaHCO3,KCL dan Glukosa. Untuk diare akut dan kolera
pada anak diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang,
kadar Natrium 50-60 mEg/1 formula lengkap sering disebut oralit.
Sebagai pengobatan sementara yang dibuat sendiri (formula tidak
lengkap) hanya air gula dan garam (NaCL dan sukrosa) atau air
tajin yang diberi garam dan gula.
2) Cairan parental
Pada umumnya digunakan cairan Ringel laktat (RL) yang
pemberiannya bergantung pada berat ringannya dehidrasi, yang
diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai umur dan berat
badannya (Ngastiyah, 1997 : 146)

7. Pemeriksaan Penunjang

Diare Pemeriksaan penunjang terhadap penyakit diare menurut


Nelwan (2014) yaitu dengan pemeriksaan darah yang meliputi darah
perifer lengkap, ureum, kreatinin, elektrolit (Na+, K+, C_).
Analisa gas darah (bila dicurigai ada gangguan keseimbangan asam
basa), pemeriksaan toksik (C. Difficile), antigen (E. Hystolitica). Feses
meliputi analisa feses (rutin: leukosit difeses. Pemeriksaan parasit :
amoeba,hif).
Pemeriksaaan kultur Pada kasus ringan, diare bisa teratasi dalam
waktu <24 jam. Pemeriksaan lanjut diutamakan pada kondisi yang berat
yang tidak teratasi sehingga menyebabkan hipotensi, disentri,(EKA
NOVITA DEWI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015)
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Identitas klien meliputi : Nama,umur,alamat dll
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Saat MRS : Demam, diare, disertai muntah
Saat pengkajian : Klien mengatakan bahwa badannya terasa lemas,
demam, BAB disertai muntah.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakatan badannya panas 2 hari yang lalu, BAB 5x/hari
warna kuning kehijauan bercampur lendir, dan disertai dengan muntah.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan bahwa dahulu pernah sakit Diare
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien mengatakan dalam anggota keluarga ada yang
perna mengalami sakit diare seperti yang di alami klien.
5) Riwayat Sosial
Keluarga klien mengatakan bahwa tinggal di lingkungan yang
berdebu dan padat penduduknya dan ingin sekali cepat sembuh dan
pulang kerumah.

c. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : klien lemah, panas, muntah dan diare
Kesadaran : composmentis
TTV : Tensi 80/50 mmHg, Nadi 112x/mnt, suhu 390 C,RR
22x/mnt
Pemeriksaan Head to toe
1) Kepala: Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada
benjolan,kulit kepala bersih.
2) Mata : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera
putih, mata cowong.
3) Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih.
4) Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping
hidung, tidak ada polip.
5) Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ad
serumen.
6) Leher : Tidak ada pembesaran kenjar tyroid, limphe, tidak ada
bendungan vena jugularis, tidak ada kaku kuduk.
7) Dada
Inspeksi : Dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada
simetris, tidak ada retraksi otot bantu pernapasan.
Palpasi : Tidak ada benjolan mencurigakan
Perkusi : Paru-paru sonor, jantung dullnes
Auskultasi : Irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada
suara nafas tambahan.
8) Perut
Inspeksi : Simetris
Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/mnt
Palpasi : Turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik
Perkusi : Hipertimpan,perut kembung
9) Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis, lordosis,
skoliosis) tidak ada nyeri gerak.
10) Genetalia : jenis kelamin perempuan, tidak odem, tidak ada
kelainan, kulit perineal kemerahan
11) Anus : Tidak ada benjolan mencurigakan,kulit daerah anus
kemerahan.
12) Ekstremitas : Lengan kiri terpasang infus, kedua kaki bergerak
bebas, tidak ada odem.
d. Pengkajian fungsional gordon
1) Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika
ada keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan
kesehatan terdekat.
2) Pola nutrisi dan metabolik
Makan : pasien mengatakan tidak nafsu makan, makan hanya 3
sendok, tapi sebelum sakit diare mau menghabiskan 1 porsi makan.
Minum : pasien mengatakan minumnya tidak terlalu banyak.
3) Pola Eliminasi
BAK :5x/hari
BAB :5x/hari warna kuning kehijauan bercampur lendir
4) Pola aktifitas dan latihan
Pasien merasa lemah dan mengeluh kesakitan
5) Pola istirahat tidur
Pasien sering mengeluh tentang sulit untuk tidur
6) Pola persepsi sensoris dan kognitif
Pasien sudah mengenal dengan orang-orang di sekilingnya
7) Pola hubungan dengan orang lain
Pasien sudah saling mengenal orang-orang disekitarnya
8) Pola reproduksi / seksual
pasien berjenis kelamin perempuan, tidak mengalami gangguan
genetalia
9) Pola persepsi diri dan konsep diri
pasien ingin sembuh dengan cepat
10) Pola mekanisme koping
Jika pasien tidak enak badan, maka akan mengeluh kesakitan
11) Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Keluarga semua beragama islam, keluarga yakin semuanya sudah
diatur oleh Allah SWT.
  Pemeriksaa Serologi/ Imunologi
Jenis pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
Tes widal
-O - (Negatif) Negatif
-H 1/80 Negatif
-PA - (Negatif) Negatif
-PB -(Negatif) Negatif

Therapy :
Infus RL 15 tpm (750 cc) : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.
Injeksi Novalgin 3x1 amp (metampiron 500 mg/ml) : Golongan Analgesik
Injeksi Ulsikur 3x1 amp (simetidina 200mg/ 2ml) : Antasida dan Ulkus
Injeksi Cefotaxime 3x1 amp (sefotaksim 500mg/ml) : Antibiotik.

2. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan yang muncul pada Diaremenurut Nanda NIC NOC

2015, adalah :

1. Divisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif


2. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan BAB sering
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan
pemasukan makanan

3. INTERVENSI
Intervensi keperawatan adalah gambaran atau tindakan yang akan
dilakukan untuk memecahkan masalah keperawatan yang dihadapi
pasien.Adapun rencana keperawatan yang sesuai dengan penyakit
gastroenteritis akut atau diaremenurut Nurarif dan Hardhi (2015)adalah sebagai
berikut:

No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi (NIC)


Keperawatan hasil(NOC)
1. Divisit volume Setelah dilakukan 1. Kaji tanda-tanda
cairan tindakan keperawatan vital
berhubungan 2x24 jam diharapkan 2. Observasi turgor
dengan Diare pada pasien kulit secara rutin
kehilangan teratasi. 4. Monitor mual
cairan aktif NOC : Electrolyte dan muntah
and Acid base 5. Monitor
balance masukan
Kriteria hasil : makanan/minum
a.  Mempertahankan an
urine output sesuai 6. Monitor status
dengan usia dan nutrisi
BB (urine normal) 7. Kolaborasi
b. Tekanan darah nadi pemberian cairan
suhu dalam batas intravena
normal
c. Tidak ada tanda-
tanda dehidrasi.
d. Elastisitas turgor
kulit baik,
membran mukosa
lembab, tidak ada
rasa haus yang
berlebihan.
e. Tidak adanya
dehidrasi
Skala :
1. Ekstrim
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada keluhan
2. Ketidakseimb 1. Kaji adanya
Setelah dilakukan
angan nutrisi alergi
tindakan keperawatan
kurang dari makanan
2x24 jam diharapkan
kebutuhan 2. Anjurkan
pasien tidak
tubuh b/d makan 2 kali
kekurangan cairan.
penurunan sehari
pemasukan N0C : Status nutrisi: 3. Anjurkan
makanan Intake makanan dan klien
cairan meningkatka
n makanan
Kriteria hasil :
yang
a. Adanya mengandung
peningkatan berat protein dan
badan sesuai vitamin C.
dengan tujuan 4. HE
pemunuhan
b. Tidak ada tanda-
nutrisi
tanda malnutrisi
5. Kolaborasi
c. Mampu dengan tim
mengidentifikasi gizi tentang
kebutuhan nutrisi pemenuhan
nutrisi klien,
d. Tidak terjaddi
penurunan berat
badan

3. Resiko 1. Anjurkan
Setelah dilakukan
kerusakan klien untuk
tindakan
integritas kulit menggunakan
keperawatan 2x24
berhubungan pakaian yang
jam diharapkan
dengan BAB loggar
pasien tidak
sering 2. Hindari
kekurangan
kerutan pada
cairan.
tempat tidur
N0C : Status 3. Berikan posisi
nutrisi: Intake yang nyaman
makanan dan 4. Ganti posisi
cairan klien 2 jam
sekali
Kriteria hasil :
a. Integritas kulit
yang baik
b. Tidak ada luka
c. Perfusi jaringan
baik
BAB III

STUDY KASUS DAN PEMBAHASAN

A. STUDY KASUS

Seorang perempuan berumur 78 tahun datang ke UGD dengan keluhan


buang air besar lebih dari 5 hari dengan konsistensi cair sejak kemarin,
disertai dengan muntah. Pasien tidak mampu mengkonsumsi makanan per
oral. Tanda-tanda vital TD 90/60 mmHg, suhu 38,6 C. Frekuensi nafas 30
x/menit . turgor kulit kembali dengan lambat, pasien lemah

B. PENGKAJIAN

MRS : 12 Oktober 2020 Jam : 18.00 WIB

No Ruangan :5

Pengkajian tanggal : 13 Oktober 2020 Jam : 12.00 WIB

A. Identitas Pasien

Nama pasien : Ny.” S “

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 78 Tahun

Alamat : Ds.Waru kulon pucuk

Agama : islam

Pekerjaa : Swasta

Suku bangsa : Jawa

Diagnosa medic : Gastroenteritis

Data Etiologi Masalah Keperawatan


DS : klien mengatan BAB Gangguan Output yang berlebihan
lebih dari 5 hari dengan keseimbangan
konsistensi cair cairan
DO : Turgor kulit menurun
DS : klien mengatakan bahwa Gangguan Infeksi bakteri
klien BAB berkali-kali pola eliminasi
DO :klien tampak lemas, BAB
mata cowong.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Gangguan keseimbangan cairan b/d output yang berlebihan
2.      Gangguan eliminasi BAB b/d infeksi bakteri

D. INTERVENSI

No
. Tujuan dan KH Intervensi Rasional
Dx
1 Setelah Dilakukan 1. pantau tanda 1. Menentukan
Tindakan kekurangan cairan intervensi selanjutnya
Keperawatan 2x24 2. observasi/catat hasil 2. Mengetahui
Jam dengan Tujuan : intake output cairan keseimbangan cairan
volume cairan dan 3. anjurkan klien untuk 3. Mengurangi
elektrolit dalam banyak minum kehilangan cairan
tubuh seimbang 4. jelaskan pada ibu tanda 4. Meningkatkan
(kurangnya cairan kekurangan cairan partisipasi dalam
dan elektrolit perawatan
terpenuhi) 5. kolaborasi pemberian 5.     mengganti cairan
Dengan KH : cairan IV yang keluar dan
- Turgor kulit cepat mengatasi diare
kembali.
- Mata kembali
normal
- Membran mukosa
basah
- Intake output
seimbang
2 Setelah Dilakukan 1.      Mengobservasi TTV 1. Untuk mengetahui
Tindakan keadaan umum
Keperawatan 2x24 pasien.
Jam dengan Tujuan : 2.      Jelaskan pada pasien 2. Klien dapat
Konsistensi BAB tentang penyebab dari mengetahui
lembek, frekwensi 1 diarenya penyebab dari
kali perhari dengan diarenya.
KH : 3.      Pantau leukosit setiap 3. Berguna untuk
-   Tanda vital dalam hari mengetahui
batas normal (N: penyembuhan
120-60 x/mnt, S; infeksi
36-37,50 c, RR : < 4.      Kaji pola eliminasi 4. Untuk mengetahui
40 x/mnt ) klien setiap hari konsistensi dan
- Leukosit : 4000 – frekuensi BAB
11.000 5.    Kolaborasi 5. Metode makan dan
- Hitung jenis -    Konsul ahli gizi kebutuhan kalori
leukosit : 1-3/2- untuk memberikan diet didasarkan pada
6/50-70/20-80/2-8 sesuai kebutuhan klien. kebutuhan.
-   Antibiotik: cefotaxime
3x1 amp (500mg/ml)

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. “ S “ No.ruangan :5
Umur : 78 tahun

TGL/ NO.
IMPLEMENTASI RESPON PS TTD
JAM Dx
Selasa, 1,2,3 - Mengkaji keluhan DS : Klien
13/20/2020 pasien mengatakan bahwa
16.00 - Mengobservasi BAB berkali-kali,
TTV setiap 8 jam muntah, dan perut
kembung.
DO : Turgor kulit
menurun, mulut
kering, mata cowong,
dan menahan kesakitan
TD = 80/50 mmHg, S
= 390 C, N= 112,
tampak lemah ,RR
22x/mnt

16.15 1 - Menentukan tanda- DS : klien mengatakan


tanda kekurangan akan minum yang
cairan banyak
-  Memasang infus DO : Turgor kulit
RL 15 tpm berkurang, mukosa
mulut kering,disertai
muntah.

16.25 1,2 Memberikan obat: DS : expesi wajah


 Injeksi Novalgin 1 klien sedikit rileks
amp DO : keluarga
 Injeksi Ulsikur 1 kooperatif,dan akan
amp memberikan banyak
 Injeksi Cefotaxime minum agar klien tidak
1 amp dehidrasi
 Menganjurkan DS : -
untuk klien banyak DO : Ny. “ S “
minum keluarga kooperatif

21.00 1,2 - Menganjurkan klien DS : -


untuk istirahat DO : TD = 100/70, S
-Mengobservasi TTV = 380, N = 100x/mnt,
- Mengganti infus RL RR = 20x/mnt
15 tpm
- Mengkaji pola
eliminasi klien

Rabu 1,3 Memberikan obat: DS : -


14/10/2020  Injeksi Novalgin 1 DO : Keluarga
06.30 amp kooperatif
 Injeksi Ulsikur 1
amp
 Injeksi Cefotaxime
1 amp

07.30 2,3 Observasi/catat hasil DS : Klien


intake output cairan
mengatakan akan
Menganjurkan makan
makan dalam porsi
dalam porsi sedikit
kecil tapi sering.
tapi sering.
DO : Keluarga
kooperatif

08.50 1,3 DS : pasien


- Menyuruh pasien
mengatakan akan
banyak minum agar
minum sesering
tidak dehidrasi
mungkin
- Jelaskan pada
DO : Ny. “S”
keluarga tanda-
keluarga kooperatif
tanda kekurangan
cairan

11.30 1,2 Memberikan obat: DS : -


 Injeksi Dexa 1 amp DO : Ny. “ S “
 Injeksi Ulsikur 1 keluarga kooperatif
amp
 Injeksi Cefotaxime
1 amp

14.00 3,2 - Mengopservasi DS : -

TTV DO : TD = 100/70, S
0
- Mengganti cairan = 37 , N = 100x/mnt,
infus + drip RR = 22x/mnt
Neurobio

Kamis, 1,2,3 Menganjurkan makan DS : klien mengatakan


15/10/2020 dalam porsi dikit akan makan dalam
06.00 tapi sering porsi kecil tapi sering.
DO : keluarga
kooperatif

06.30 3 Mengopservasi tanda DS : -


tanda dehidrasi DO : Turgor kulis
sedikit membaik ,
mukusa mulut lembab,
muntah
berkurang,diare
berkurang.

08.00 1,3 DS : pasien


Memberikan obat
mengatakan nyeri saat
 Injeksi Ulsikur 1
disuntik
amp
DO : Obat masuk
 Injeksi Cefotaxime tidak ada tanda alergi
1 amp

08.30 2,3 DS : -
Observasi leukosit DO : Leukosit :
8600/mm3
Hitung jenis leukosit :
1-3/2-6/50-70/20-80/2-
8

F. EVALUASI KEPERAWATAN

No Hari/tgl Catatan Perkembangan TTD


.
Dx
1. Selasa S : Kien mengatakan bahwa masih merasa
20/10/2020 lemas
O:- Klien masih tampak lemas
        Aktifitas klien masih dibantu keluarganya
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-4 dilanjutkan

2. S : Klien mengatakan bahwa perutnya masih


tersa sakit
O:- Kien tampak menyeringai kesaklitan
        Klien terus memegangi perutnya
        Skala nyeri 3
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1,3,4,5 dan 6 dilanjutkan

3. S : klien mengatakan bahwa klien BAB


berkali-kali,sudah mulai berkurang 2x/hari,
masih merasa mual tapi tidak sampai muntah.
O : - klien BAB 2x/hari
- Turgor kulit kembali < 1 detik
- Mata tidak cowong
- Klien merasa mual sehingga tidak
menghabiskan porsi makannya
- Klien tidak muntah
A : Masalah gangguan pola eliminasi BAB
teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi 1-4 dilanjutkan
        Kaji intak output cairan setiap 8 jam
        Pantau tanda-tanda dehidrasi
1. Rabu S : Klien mengatakan bahwa merasa lebih
21/10/2020 sehat
O:- Klien tampak lebih sehat
        Klien lebih mandiri dalam melakukan
aktifitasnya
        Turgor kulit < 1 detik kembali
        Mata tidak cowong
        Mukosa mulut tidak kering
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

2. S : Kien mengatakan bahwa sakit perutnya


sedikit berkurang
O : Klien menyeringai menahan sakit, skala
nyeri 2
A : Masalah tertasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

3. S : Klien mengatakan bahwa BAB sudah


lembek 1-2/hari mual sudah berkurang, tidak
muntah lagi.
O : - Klien BAB 1-2x/hari, konsistensi
sedikit lunak
        Klien menghabiskan makanannya
        Klien tidak muntah
        Turgor kulit kembali < 1 detik
        Mata tidak cowong
        Mukosa mulut tidak kering
        Klien minum 1000cc/hari
A : Masalah teratasi sebagaian
P : Intervensi 1-4 dilanjutkan
1. Kamis S: Klien mengatakan bahwa perutnya sudah
22/10/2020 tidak sakit
O:- Skala nyeri 0
        Klien tidak menyeringai kesakitan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

2. S : Klien mengatakan bahwa sudah tidak


merasa mual dan muntah, konsistensi BAB
lunak.
O:- Klien BAB dengan konsistensi lunak
        Klien tidak merasa mual dan muntah
        Klien menghabiskan porsi makannya dan
minum kurang lebih 1500cc/hari
        Jumlah leukosit normal
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan keperawatan pada Ny. “S” dengan didapatkan
kesimpulan bahwa dalam pengkajian telah dilakukan anamnesa yang meliputi
data subjektif dan obyektif. Dari pengkajian tersebut diambil suatu diagnosa
dan masalah berdasarkan data yang menunjang untuk diambil suatu diagnosa.
Setelah melakukan pengkajian pada Ny. “S “ didapatkan diagnosa bahwa Ny.
“S “ dengan masalah gangguan keseimbangan cairan dan resiko kerusakan
integritas kulit.
Intervensi yang diberikan disesuaikan dengan ketentuan yang ada,
sedangkan dalam penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang
ada. Evaluasi dilakukan setelah implementasi dilakukan. Dalam evaluasi Ny.
“S “ masalah belum teratasi, dehidrasi dapat ditangani, resiko kerusakan
integritas kulit yang lebih parah karena turgor kulit kembali dengan lambat.

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan. Maka dari itu
saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
penyempurnaa penulisan askep yang akan datang. Terima kasih

DAFTAR PUSTAKA
Arief, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Jilid II Edisi 3. Media Aesculapius : Jakarta
http://asuhankeperawatangastroenteritis.blogspot.com/2012/03/asuhan-
keperawatan-pada-ny-s-dengan.html

Dongoes , Mariliynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakart

Carpenito-moyet, Lynda juall. 2007, “Buku Saku Diagnosis Keperawatan”,


Jakarta
https://koaskamar13.wordpress.com/managemen-diare-pada-bayi-dan-anak/

Anda mungkin juga menyukai