OLEH
KELOMPOK III
FIRANTI ( A1C220040)
FITRIANI ( A1C220016)
SRI RESTI ( A1C220036)
RADIAH H MUKMIN ( A1C220039)
S1 ILMU KEPERAWATAN
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penyakit diare sering disebut dengan Gastroenteritis, yang masih
merupakan masalah masyarakat indonesia. Dan diare merupakan penyebab
utama morbiditas dan mortalitas pada anak di negara berkembang.
Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak
normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari
biasanya (Mansjoer Arief dkk, 1999)
Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara 150-430 per seribu
penduduk setahunnya. Dengan uapaya yang sekaranag telah dilaksanakan,
angka kematian di RS dapat ditekan menjadi kurang dari 3%. Dengan
demikian di Indonesia diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar 60 juta
kejadian setiap tahunnya. Sebagian besar antara 70-80% dari penderita adalah
anak dibawah umur 5 tahun (kurang lebih 40 juta kejadian). Sebagian dari
penderita (1-2%) akan jatuh kedalam dehidrasi dan apabila tidak segera
ditanggulangi dengan benar akan berakibat buruk. .
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari diare?
2. Apa penyebab diare
3. Apa saja macam-macam diare?
4. Bagaimana cara menangani diare?
5. Apa diagnosa dari diare?
6. Bagaimana asuhan keperawatan diare?
C. Tujuan
1. Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam
proses asuhan Keperawatan nyata serta mendapatkan pengalaman
dalam memecahkan masalah dengan Gastroenteritis atau diare
2. Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Gastroenteritis yang
dialami oleh pasien
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Definisi diare menurut World Health Organization (WHO) (2005)
adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi
lebih dari tiga kali dalam satu hari disertai perubahan konsistensi tinja
(menjadi cair), dengan atau tanpa darah dan atau lendir. Diare akut
adalah buang air besar encer tiga kali atau lebih dalam 24 jam dan
berlangsung kurang dari 2 minggu(Noel & Cohen, 2006).
2. Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu :
a) Faktor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama diare meliputi :
1). Infeksi Bakteri : vibrio E.coli Salmonella, Shigella, Campyio
bacter, Aeromonas
2). Infeksi virus : Enteriviru ( virus echo, coxsacle, poliomyelitis ),
Adenovirus, Astrovirus, dll
3). Infeksi parasit : Cacing (ascaris, trichuris, oxyguris) Protozoa
(entamoeba histoticia, trimonas hominis), Jamur (candida
albacus)
Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan
seperti otitis media akut (OMA), Bronco pneumonia, dan
sebagainya.
b) Faktor Malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat
2) Malabsorbsi Lemak
c) Faktor Makanan
Makanan yang tidak bersih, basi, beracun dan alergi terhadap
makanan.
Penggolongan Diare
1. Diare Akut Adalah diare yang awalnya mendadak dan
berlangsung singkat dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.
Penularan :
1) Transmisi orang keorang melalui aerosolisasi
2) Tangan yang terkontaminasi (clostridium diffale)
Penyebab
1) Faktor penyebab yang mempengaruhi adalah penetrasi yang
merusak sel mukosa
2) Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh
terhadap mikroorganisme
2. Diare Kronik
Adalah diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu bagi orang
dewasa dan 2 minggu bagi bayi dan anak.
5. Patofisiologi
Invasi mikroorganisme pathogen pada traktus GI menyebabkan
diare :
(1) produksi enterotoksin yang menstimulasi sekresi air serta
elektrolit,
(2) invasi serta destruksi langsung sel-sel epitel usus, dan
(3) inflamasi lokal serta invasi sistemik oleh mikroorganisme
tersebut.
Kendati demikian, gangguan fisiologis paling serius dan segera
terjadi terkait dengan penyakit diare yang berat adalah dehidrasi,
gangguan keseimbangan asam basa dengan sidosis, syok yang terjadi
ketika keadaan dehidrasi berlanjut hingga titik terjadinya gangguan
yang serius pada status sirkulasi (Staf Pengajar Ilmu Keperawatan,
1985).
Peningkatan motilitas dan pengosongan cepat dari usus
mengakibatkan gangguan penyerapan nutrisi dan air dan ketidak
seimbangan elektrolit. Air, natrium, kalium, dan bikarbonat diambil
dari ruang ekstraseluler ke dalam tinja, sehingga dehydration, deplesi
proses,racun bakteri merangsang transpor aktif dari elektrolit ke dalam
usus kecil, sel pada lapisan mukosa usus teriritasi dan mengeluarkan
jumlah air dan elektrolit meningkat. Organisme menyerang dan
menghancurkan sel-sel mukosa usus, mengurangi luas permukaan usus,
dan merusak kemampuan usus untuk menyerap cairan dan elektrolit.
Peradangan, yang mengurangi kemampuan usus untuk menyerap
cairan, elektrolit, dan nutriens. Kondisi ini terjadi pada sindrom
malabsorpsi elektrolit, dan asidosis metabolik. Diare terjadi ketika ada
kelebihan cairan dalam usus kecil. Kondisi ini dapat hasil dari sejumlah
peningkatan motilitas usus, mengakibatkan gangguan penyerapan usus
(Staf Pengajar Ilmu Keperawatan, 1985).
Beban cairan dan elektrolit yang berlebihan memasuki kolon,
sehingga dapat melampaui kemampuan absirbsi; asam empedu dan
asam lemak dalam kolon menyebabkan pengurangan absorbsi natrium
dan air dalam kolon, dan efek laksatif akibat iritasi kolon (Lorraine M.
Wilson, 1992).
6. Penatalakaan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang
melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang
mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain (gula,sari
buah,air tajin, tepung beras dan sebagainya).
1) Obat anti sekres
a) Asetosal, dosis 25 mg/th,dengan dosis minimum 30 mg
b)Klorpromazin, dosis 25-50 mcg/kgBB 3-4 jam sampai muntah
berhenti
2) Obat spasmolitik
Seperti papaverin, ekstrak beladona, opinum loperamid, tidak
untuk mengatasi diare akut lagi.
3) Antibiotik
Tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas, bula
penyebab kolera, diberikan tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hr. Juga
diberikan bila terdapat penyakipenyerta seperti : OMA,
faringitis, bronkitis, atau bronkopneumonia ( Ngastiyah, 1997 :
149)
Medik
Pemberian cairan pada pasien diare dengan mempertahankan derajat
dehidrasi dan keadaan umum.
1) Cairan per oral
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan
diberikan per oral beberapa cairan yang berisikan
NaCL,NaHCO3,KCL dan Glukosa. Untuk diare akut dan kolera
pada anak diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang,
kadar Natrium 50-60 mEg/1 formula lengkap sering disebut oralit.
Sebagai pengobatan sementara yang dibuat sendiri (formula tidak
lengkap) hanya air gula dan garam (NaCL dan sukrosa) atau air
tajin yang diberi garam dan gula.
2) Cairan parental
Pada umumnya digunakan cairan Ringel laktat (RL) yang
pemberiannya bergantung pada berat ringannya dehidrasi, yang
diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai umur dan berat
badannya (Ngastiyah, 1997 : 146)
7. Pemeriksaan Penunjang
1. PENGKAJIAN
a. Identitas klien meliputi : Nama,umur,alamat dll
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Saat MRS : Demam, diare, disertai muntah
Saat pengkajian : Klien mengatakan bahwa badannya terasa lemas,
demam, BAB disertai muntah.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakatan badannya panas 2 hari yang lalu, BAB 5x/hari
warna kuning kehijauan bercampur lendir, dan disertai dengan muntah.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan bahwa dahulu pernah sakit Diare
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien mengatakan dalam anggota keluarga ada yang
perna mengalami sakit diare seperti yang di alami klien.
5) Riwayat Sosial
Keluarga klien mengatakan bahwa tinggal di lingkungan yang
berdebu dan padat penduduknya dan ingin sekali cepat sembuh dan
pulang kerumah.
c. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : klien lemah, panas, muntah dan diare
Kesadaran : composmentis
TTV : Tensi 80/50 mmHg, Nadi 112x/mnt, suhu 390 C,RR
22x/mnt
Pemeriksaan Head to toe
1) Kepala: Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada
benjolan,kulit kepala bersih.
2) Mata : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera
putih, mata cowong.
3) Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih.
4) Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping
hidung, tidak ada polip.
5) Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ad
serumen.
6) Leher : Tidak ada pembesaran kenjar tyroid, limphe, tidak ada
bendungan vena jugularis, tidak ada kaku kuduk.
7) Dada
Inspeksi : Dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada
simetris, tidak ada retraksi otot bantu pernapasan.
Palpasi : Tidak ada benjolan mencurigakan
Perkusi : Paru-paru sonor, jantung dullnes
Auskultasi : Irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada
suara nafas tambahan.
8) Perut
Inspeksi : Simetris
Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/mnt
Palpasi : Turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik
Perkusi : Hipertimpan,perut kembung
9) Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis, lordosis,
skoliosis) tidak ada nyeri gerak.
10) Genetalia : jenis kelamin perempuan, tidak odem, tidak ada
kelainan, kulit perineal kemerahan
11) Anus : Tidak ada benjolan mencurigakan,kulit daerah anus
kemerahan.
12) Ekstremitas : Lengan kiri terpasang infus, kedua kaki bergerak
bebas, tidak ada odem.
d. Pengkajian fungsional gordon
1) Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika
ada keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan
kesehatan terdekat.
2) Pola nutrisi dan metabolik
Makan : pasien mengatakan tidak nafsu makan, makan hanya 3
sendok, tapi sebelum sakit diare mau menghabiskan 1 porsi makan.
Minum : pasien mengatakan minumnya tidak terlalu banyak.
3) Pola Eliminasi
BAK :5x/hari
BAB :5x/hari warna kuning kehijauan bercampur lendir
4) Pola aktifitas dan latihan
Pasien merasa lemah dan mengeluh kesakitan
5) Pola istirahat tidur
Pasien sering mengeluh tentang sulit untuk tidur
6) Pola persepsi sensoris dan kognitif
Pasien sudah mengenal dengan orang-orang di sekilingnya
7) Pola hubungan dengan orang lain
Pasien sudah saling mengenal orang-orang disekitarnya
8) Pola reproduksi / seksual
pasien berjenis kelamin perempuan, tidak mengalami gangguan
genetalia
9) Pola persepsi diri dan konsep diri
pasien ingin sembuh dengan cepat
10) Pola mekanisme koping
Jika pasien tidak enak badan, maka akan mengeluh kesakitan
11) Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Keluarga semua beragama islam, keluarga yakin semuanya sudah
diatur oleh Allah SWT.
Pemeriksaa Serologi/ Imunologi
Jenis pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
Tes widal
-O - (Negatif) Negatif
-H 1/80 Negatif
-PA - (Negatif) Negatif
-PB -(Negatif) Negatif
Therapy :
Infus RL 15 tpm (750 cc) : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.
Injeksi Novalgin 3x1 amp (metampiron 500 mg/ml) : Golongan Analgesik
Injeksi Ulsikur 3x1 amp (simetidina 200mg/ 2ml) : Antasida dan Ulkus
Injeksi Cefotaxime 3x1 amp (sefotaksim 500mg/ml) : Antibiotik.
2. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan yang muncul pada Diaremenurut Nanda NIC NOC
2015, adalah :
3. INTERVENSI
Intervensi keperawatan adalah gambaran atau tindakan yang akan
dilakukan untuk memecahkan masalah keperawatan yang dihadapi
pasien.Adapun rencana keperawatan yang sesuai dengan penyakit
gastroenteritis akut atau diaremenurut Nurarif dan Hardhi (2015)adalah sebagai
berikut:
3. Resiko 1. Anjurkan
Setelah dilakukan
kerusakan klien untuk
tindakan
integritas kulit menggunakan
keperawatan 2x24
berhubungan pakaian yang
jam diharapkan
dengan BAB loggar
pasien tidak
sering 2. Hindari
kekurangan
kerutan pada
cairan.
tempat tidur
N0C : Status 3. Berikan posisi
nutrisi: Intake yang nyaman
makanan dan 4. Ganti posisi
cairan klien 2 jam
sekali
Kriteria hasil :
a. Integritas kulit
yang baik
b. Tidak ada luka
c. Perfusi jaringan
baik
BAB III
A. STUDY KASUS
B. PENGKAJIAN
No Ruangan :5
A. Identitas Pasien
Umur : 78 Tahun
Agama : islam
Pekerjaa : Swasta
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan keseimbangan cairan b/d output yang berlebihan
2. Gangguan eliminasi BAB b/d infeksi bakteri
D. INTERVENSI
No
. Tujuan dan KH Intervensi Rasional
Dx
1 Setelah Dilakukan 1. pantau tanda 1. Menentukan
Tindakan kekurangan cairan intervensi selanjutnya
Keperawatan 2x24 2. observasi/catat hasil 2. Mengetahui
Jam dengan Tujuan : intake output cairan keseimbangan cairan
volume cairan dan 3. anjurkan klien untuk 3. Mengurangi
elektrolit dalam banyak minum kehilangan cairan
tubuh seimbang 4. jelaskan pada ibu tanda 4. Meningkatkan
(kurangnya cairan kekurangan cairan partisipasi dalam
dan elektrolit perawatan
terpenuhi) 5. kolaborasi pemberian 5. mengganti cairan
Dengan KH : cairan IV yang keluar dan
- Turgor kulit cepat mengatasi diare
kembali.
- Mata kembali
normal
- Membran mukosa
basah
- Intake output
seimbang
2 Setelah Dilakukan 1. Mengobservasi TTV 1. Untuk mengetahui
Tindakan keadaan umum
Keperawatan 2x24 pasien.
Jam dengan Tujuan : 2. Jelaskan pada pasien 2. Klien dapat
Konsistensi BAB tentang penyebab dari mengetahui
lembek, frekwensi 1 diarenya penyebab dari
kali perhari dengan diarenya.
KH : 3. Pantau leukosit setiap 3. Berguna untuk
- Tanda vital dalam hari mengetahui
batas normal (N: penyembuhan
120-60 x/mnt, S; infeksi
36-37,50 c, RR : < 4. Kaji pola eliminasi 4. Untuk mengetahui
40 x/mnt ) klien setiap hari konsistensi dan
- Leukosit : 4000 – frekuensi BAB
11.000 5. Kolaborasi 5. Metode makan dan
- Hitung jenis - Konsul ahli gizi kebutuhan kalori
leukosit : 1-3/2- untuk memberikan diet didasarkan pada
6/50-70/20-80/2-8 sesuai kebutuhan klien. kebutuhan.
- Antibiotik: cefotaxime
3x1 amp (500mg/ml)
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. “ S “ No.ruangan :5
Umur : 78 tahun
TGL/ NO.
IMPLEMENTASI RESPON PS TTD
JAM Dx
Selasa, 1,2,3 - Mengkaji keluhan DS : Klien
13/20/2020 pasien mengatakan bahwa
16.00 - Mengobservasi BAB berkali-kali,
TTV setiap 8 jam muntah, dan perut
kembung.
DO : Turgor kulit
menurun, mulut
kering, mata cowong,
dan menahan kesakitan
TD = 80/50 mmHg, S
= 390 C, N= 112,
tampak lemah ,RR
22x/mnt
TTV DO : TD = 100/70, S
0
- Mengganti cairan = 37 , N = 100x/mnt,
infus + drip RR = 22x/mnt
Neurobio
08.30 2,3 DS : -
Observasi leukosit DO : Leukosit :
8600/mm3
Hitung jenis leukosit :
1-3/2-6/50-70/20-80/2-
8
F. EVALUASI KEPERAWATAN
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan keperawatan pada Ny. “S” dengan didapatkan
kesimpulan bahwa dalam pengkajian telah dilakukan anamnesa yang meliputi
data subjektif dan obyektif. Dari pengkajian tersebut diambil suatu diagnosa
dan masalah berdasarkan data yang menunjang untuk diambil suatu diagnosa.
Setelah melakukan pengkajian pada Ny. “S “ didapatkan diagnosa bahwa Ny.
“S “ dengan masalah gangguan keseimbangan cairan dan resiko kerusakan
integritas kulit.
Intervensi yang diberikan disesuaikan dengan ketentuan yang ada,
sedangkan dalam penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang
ada. Evaluasi dilakukan setelah implementasi dilakukan. Dalam evaluasi Ny.
“S “ masalah belum teratasi, dehidrasi dapat ditangani, resiko kerusakan
integritas kulit yang lebih parah karena turgor kulit kembali dengan lambat.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan. Maka dari itu
saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
penyempurnaa penulisan askep yang akan datang. Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Jilid II Edisi 3. Media Aesculapius : Jakarta
http://asuhankeperawatangastroenteritis.blogspot.com/2012/03/asuhan-
keperawatan-pada-ny-s-dengan.html