PENDAHULUAN
untuk bekerja. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada
orang lain. Pada dasarnya setiap orang memiliki potensi peran sebagai
manusia.
dan masyarakat, maka dilakukan perlindungan bagi tenaga kerja agar para
Perlindungan kepada tenaga kerja juga dapat dilakukan baik dengan jalan
asasi manusia, perlindungan fisik dan teknis serta sosial dan ekonomi melalui
“segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum,
yang terkait dengan perjanjian kerja dan berlaku pada saat tenaga kerja tersebut
mulai bekerja pada perusahaan dan berakhir pada saat habis masa berlakunya
perjanjian kerja.
dan pembeli bebas untuk melakukan hubungan hukum, dalam arti seorang
penjual tidak dapat dipaksa untuk menjual barang yang dimilikinya jika harga
tidak dapat dipaksa untuk membeli suatu barang dari penjual jika barang
1
Pasal 1 ayat 1 undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
2
Zaeni asyahadie, Kajian Hukum Perjanjian, (Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2007) hal 16.
Berbeda dengan hubungan antara tenaga kerja dan pengusaha. Secara
Namun secara sosiologis tenaga kerja tidak bebas sebagai seorang yang
tidak mempunyai bekal hidup. Karena bermodal tenaganya saja tenaga kerja
yang sedemikian melekatnya pada pribadi tenaga kerja sehingga tenaga kerja
karena tenaganya sudah tidak diperlukan lagi. Oleh karena itu, pemerintah
kerja sebagai pihak lemah dari kekuasaan untuk melindungi para tenaga kerja
sebagai pihak yang lemah dari kekuasaan pengusaha, guna menempatkan pada
kedudukan yang layak sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia.
dan jasa tergantung pada keikutsertaan tenaga kerja yang bekerja pada
perusahaan. Apabila tenaga kerja disiplin, tertib dan mentaati semua peraturan
diserahkan sepenuhnya kepada para pihak (tenaga kerja dan pengusaha) maka
ketenagakerjaan sulit tercapai. Pihak yang kuat akan selalu ingin menguasai
pihak yang lemah (Homo Homini Lupus). Pengusaha sebagai pihak yang kuat
akan secara sosial ekonomi menekan pihak tenaga kerja yang berada pada
Negara memberi keadilan hubungan antara pengusaha sebagai pihak yang kuat
secara sosial ekonomi, dengan tenaga kerja sebagai pihak yang lemah secara
Indonesia.
3
Lulu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia, Edisi Revisi (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2003), halaman 11.
Era globalisasi seperti sekarang ini, makin besar persaingan yang ketat
Bagi pengusaha, atas jasa yang diberikan tenaga kerja, pengusaha dapat
pemasaran prodak pengusaha mendapatkan laba. Bagi tenaga kerja, atas jasa
dasarnya dari uraian diatas menunjukkan adanya latar belakang yang sama.
yang harus dipenuhi. Meskipun kebutuhan yang harus dipenuhi sebagai tenaga
kebutuhan. Oleh karena itu, untuk melindungi agar tidak ada salah satu pihak
bersifat individual dalam hubungan kerja sampai sekarang belum ada peraturan
sebagai kaum marginal masih sangat nyata pada perusahaan sekarang ini.
berkuasa mampu dan dibenarkan berbuat apa saja kepada kaum jelata. Namun
ketika undang undang belanda masih juga digunakan sampai sekarang, akan
terlihat jelas. Sebuah posisi dimana pihak yang kuat, akan sewenang-wenang
terhadap pihak yang lemah. Termasuk juga dalam perjanjian kerja dalam
sebuah perusahan.
dengan sengaja lalai atau tidak memperhatikan hak yang dimiliki pekerja.
Adapun hak yang harus didapatkan oleh pekerja adalah mendapatkan upah, dan
4
Djumadi, Hukum Perjanjian Kerja: Hubungan Pekerja Dengan Kariawan (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2004), halaman 177.
Salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia yang bergerak dalam
meliputi tenaga kerja tetap, tenaga kerja bulanan, tenaga kerja kontrak atau
harian lepas dan tenaga kerja magang dengan sistem pendapatan yang berbeda.
PT. Telkom Surakata sebelumnya perlu dijelaskan dulu tentang jenis tenaga
perjanjian dimana pihak yang satu, yaitu buruh mengikatkan dirinya untuk
bekerja pada pihak lain untuk selama waktu tertentu. (Pasal 160/ a BW/kuhp
perdata).
adanya perintah kerja, dan adanya upah yang diberikan kepada pekerja.
Ketika seorang pihak mengikatkan diri pada pihak lain, otomatis ia berada di
yang dilakukan.
Biasanya pekerja tetap masa usia kerjannya lebih lama daripada masa kerja
5
Sendjun H. Manulung s.h, Pokok-Pokok Hukum Tenaga Kerja Di Indonesia, ( Jakarta: Rineka
Cipta, 2001), halaman 63.
menambah tenaga kerjanya guna memenuhi kebutuhan produksinya yang
karena disebabkan adanya perlakuan yang dirasa merugikan pekerja dalam hal
ini adalah pekerja tetap dan tidak tetap. Perusahan yang sewenang-wenang
hasil produksi yang diinginkan. Namun pengusaha dengan sengaja lalai atau
tidak memperhatikan hak yang dimiliki pekerja. Adapun hak yang harus
didapatkan oleh pekerja adalah mendapatkan upah, dan diperlakukan atas dasar
baik pekerja tetap dan tidak tetap atau kariawan. Pekerja tetap dan tidak tetap
akan menyebabkan kesenjangan antara pengusaha dalam hal ini adalah PT.
dengan adanya perjanjian kerja tersebut bisa diketahui suatu gambaran yang
jelas dan lengkap tentang bentuk dari perjanjian kerja, hak dan kewajiban
B. Perumusan Masalah
agar maksud dan tujuan penelitian lebih mendalam, terarah dan tepat mencapai
pekerja tetap?
2. Apakah hambatan dan gangguan yang timbul dalam pelaksanaan pejanjian
C. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian harus memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini memiliki tujuan
sebagai berikut:
2. Untuk mengetahui hambatan dan gangguan apa saja yang timbul didalam
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
E. Metode Penelitian
merupakan cara kerja atau tata kerja untuk dapat memahami obyek yang
1. Metode Pendekatan
6
Dimyati, Khutzafah dan Kelik Wardiono, Metode Penelitian Hukum, Buku Pengangan Kuliah
FH UMS. Surakarta 2004
pernyataan yang ada dilapangan berdasar asas-asas hukum, kaedah-kaedah
2. Jenis Penelitian
3. Lokasi Penelitian
4. Sumber Data
a. Data Primer yaitu merupakan data yang diperoleh dilapangan berupa data
7
Ronny Hanitiyo Soemitro, MPN dan juri Mentri, Jakarta, Ghalia hal 97
8
Ibid halaman 14.
b. Data Sekunder yaitu merupakan data yang bersumber dari bahan
penelitian ini.
a. Studi Kepustakaan
b. Wawancara
keseluruhan
ilmu sosial 9.
6. Analisis Data
penelitian. Data yang diperolch dari hasil penelitian lapangan dianalisis dan
secara tcrperinci dan dimengerti secara jelas, maka dibuat suatu Sistematika
secara garis besar yang terdiri dari beberapa bagian atau bab-bab yang
9
Hilman Hadi Kusuma, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum, Bandung:
mandar maju. 1995. hal 76
BAB I PENDAIIULUAN
B. Perumusan masalah
C. Tujuan penelitian
D. Manfaat penelitian
E. Metode Penelitian
1. Pengertian Perjanjian
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN