Anda di halaman 1dari 9

BAGIAN - BAGIAN PERALATAN YANG HARUS DIRAWAT PADA

GARDU PORTAL & PROSEDUR UNTUK MENONAKTIFKAN DAN


PENORMALAN KEMBALI GARDU

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN LISTRIK ( MR )

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

1. AFFAN HANIF AT-TARECH ( 061830311274 )


2. DAMAR SAGARA ( 061830311278 )
3. DEWI VICTORYA N ( 061830311279 )
4. SILVIA ANDARESTA ( 061830311294)
5. TONI RAMADHANI ( 061830311295 )

KELAS 4 LF

DOSEN PEMBIMBING :
HERI LIAMSI, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
KELAS KERJASAMA PT PLN ( PERSERO )
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2020
PERTANYAAN

1. Uraikan bagian – bagian peralatan yang harus dirawat pada gardu portal baik
terjadwal maupun tidak terjadwal !

2. Uraikan prosedur untuk menonaktifkan dan penormalan kembali gardu sesuai


SOP !

JAWABAN

1. Peralatan yang harus dirawat pada gardu portal terjadwal maupun tidak
terjadwal adalah sebagai berikut :
A. Transformator 3 fasa
( SPLN 605.K/DIR , 2010 ) . Untuk transformator fase tiga ,
merujuk pada SPLN, ada tiga tipe vektor grup yang digunakan oleh PLN,
yaitu Yzn5, Dyn5 dan Ynyn0. Titik netral langsung dihubungkan dengan
tanah. Untuk konstruksi, peralatan transformator distribusi sepenuhnya
harus merujuk pada SPLN D3.002-1: 2007. Transformator gardu pasangan
luar dilengkapi bushing Tegangan Menengah isolator keramik. Sedangkan
Transformator gardu pasangan dgn dilengkapi bushing Tegangan
Menengah isolator keramik/menggunakan isolator plug-in premoulded.

Gambar Transformator 3 fasa


Sumber : Dokumentasi lapangan
NO Vektor Grup Daya ( kVA) Keterangan
50
1 Yzn5 100 Untuk Sistem 3
160 kawat
200
250
2 Dyn5 315 Untuk Sistem 3
400 kawat
500
630
50
100
160
200
3 Ynyn0 250 Untuk Sistem 4
315 kawat
400
500
630

B. PHB Sisi Tegangan Rendah ( PHB –  TR )


PHB-TR adalah suatu kombinasi dari satu atau lebih Perlengkapan
Hubung BagiTegangan Rendah dengan peralatan kontrol, peralatan ukur,
pengaman dan kendali yangsaling berhubungan. Keseluruhannya dirakit
lengkap dengan sistem pengawatan danmekanis pada bagian-bagian
penyangganya. Secara umum PHB TR sesuai untuk pasangandalam adalah
jenis terbuka. Rak TR pasangan dalam untuk gardu distribusi beton. PHB
jenis terbuka adalah suatu rakitan PHB yang terdiri dari susunan
penyangga peralatan proteksi dan peralatan Hubung Bagi dengan seluruh
bagian-bagian yang bertegangan,terpasang tanpa isolasi. Jumlah jurusan
per transformator atau gardu distribusi sebanyak- banyaknya 8 jurusan,
disesuaikan dengan besar daya transformator dan Kemampuan Hantar
Arus ( KHA ) Penghantar JTR yang digunakan. Pada PHB TR harus
dicantumkan diagram satu garis arus pengenal proteksi dan kendali serta
nama jurusan JTR.

Gambar PHB TR tampak luar dan dalam


Sumber : Dokumentasi Lapangan

 Komponen komponen dalam PHB TR 


a) Saklar utama
Sebagai peralatan sakelar utama saluran masuk PHB-
TR,dipasangkan Pemutus Beban (LBS) atau NFB (No Fused
Breaker). Saklar utama pada PHB-TR dipersyaratkan memiliki
arus pengenal sekurang-kurangnya 115%IN transformator
distribusi

b) Pengaman Lebur
Jenis pengaman lebur ini paling banyak digunakan padaPHB-TR
adalah tipe NH atau NT. Pemilihan besar rating pengaman
peleburharus disesuaikan dengan kapasitas transformator.
Penentuan rating NH/NT fusedapat ditentukan dengan rumus
berikut :
c) Rel bus bar
Sistem busbar terbuat dari Tembaga Elektrolit. Pemasangan
dan penyambungan hanya dapat dilakukan dengan murbaut. Pemb
oran lubang berulir pada tembaga tidak dianjurkan. KHA rel PHB 
dipersyaratkan sekurang – kurangnya 125% arus pengenal saklar
pemisah. Busbar tembaga harus dicat dengan warna sebagai
berikut : - Busbar Fase : Merah, Kuning, Hitam -
Busbar Netral Biru - Busbar Pembumian . hijau dengan strip
kuning Setiap sambungan busbar harus diberi lapisan timah atau
perak.

d) Kabel penghubung trafo


Dengan rak tr 220 v 1 inti jenis kabel NYY dengan penampang
70,95,150, 240 mm2 (disesuaikan dengan kebutuhan dan Trafo
Distribusi yang terpasang)

e) Kabel Jurusan
( Bisa berupa NYY atau NYFGBY ) dengan ukuran sesuaidengan
kebutuhan. Contoh : 3 x 70 + 1 x 50 mm

f) Fuse Base
Fuse Base dipasaran terdiri dari bermacam-macam spesifikasi
yangdapat disesuaikan dengan kebutuhan dan penggunaan untuk
gardu distribusi 

g) Fuse Cut Out ( FCO )


Fuse atau Pelebur berfungsi sebagai pengaman pada sistem
distribusi terhadap arus gangguan yang terjadi pada
jaringan distribusi atau trafo distribusi. Letak pemasangan Fuse/
Pelebur adalah Sisi primer trafo pada Gardu Distribusi Tiang /
Tembok Fuse pengaman pada sisi 20 kV (TM) berupa fuse cut
out (FCO).Biasanya bahan-bahan yang digunakan untuk fuse cut
out adalah kawat perak, kawattembaga, kawat seng, kawat timbel
atau kawat paduan dari bahan bahan tersebut.Terdapat 3 jenis
karakteristik fuse link disertai kemampuan hantar arusnya
sebagai berikut : Tipe T, Tipe K dan Tipe H.

Gambar 3.7 : Fuse Cut Out


Sumber : Dokumentasi Lapangan

C. Penggantian Skun Kabel
Penggantian skun kabel ini biasanya dilakukan apabila
kondisi skun kabel yang lama sudah rusak atau sudah tidak layak dipakai
lagi,sehingga perlu adanya penggantian.Adapun manfaat dari penggantian
skun kabel yaitu untuk mencegah gangguan yangterjadi seperti panas yang
berlebihan pada kabel yang mengakibatkan keandalan penyaluranlistrik
terganggu.

D. Penggantian Fuse Base


Fuse base adalah tempat bagi NH fuse jurusan apabila mengalami
kerusakan makaharus di ganti dengan yang baru, biasanya fuse base yang
digunakan pada PHB TRdistribusi kupang adalah tipe keramik.

E. Perbaikan grounding bertegangan


Grounding atau pentanahan pada PHB TR harusnya tidak
bertegangan, nilai
tahanan pada grounding maximal 5 ohm sesuai standartnya, Tujuan nilai p
entahanan serendahmungkin agar keamanan penyaluran listrik terjaga dan
aman ketika terjadi gangguan yang tidak diinginkan

F. Lightning Arester (LA)


Umumnya digunakan sebagai proteksi pada gardu pasangan luar.
Memilikikapasitasnya 5 kA, 10 kA, 15 kA dipasang di kabel
keluar / masuk dan di dekat trafo. Untuktingkat IKL diatas 110, sebaiknya
tipe 15 KA. Sedang untuk perlindungan Transformatoryang dipasang pada
tengah-tengah jaringan memakai LA 5 KA, dan di ujung jaringan dipasang
LA - 10 KA.

G. Konektor
Konektor adalah komponen yang dipergunakan untuk menyadap
atau mencabangkan kawat penghantar SUTM ke gardu. Jenis konektor
yang digunakan untuk instalasi gardu ini ditetapkan menggunakan Live
Line Connector (sambungan yang bisa dibuka- pasang) untuk
memudahkan membuka/ memasang pada keadaan bertegangan.
Penyadapan trafo dari SUTM dan pencabangan harus di depan tiang
peletakan trafo dari arah Pembangkit Listrik / Gardu Induk
Gambar Tab Konektor
Sumber : SPLN 605.K/DIR,2010

2. Prosedur untuk menonaktifkan dan penormalan kembali gardu sesuai SOP :


A. Pelaksanaan Penonaktifan Gardu
1) Melakukan brifing dan berdoa sebelum melakukan pekerjaan yang
dipimpin oleh pengawas pekerjaan,
2) Lakukan dokumentasi sebelum melaksanakan pekerjaan
3) Gunakan peralatan APD / K3 serta siapkan rambu-rambu kerja di
sekita rlokasi kerja.
4) Pasang dan ikat tangga pada posisi yang benar dengan kemiringan 60º.
5) Pasang Rambu-rambu tanda pekerjaan.
6) Pengawas di lapangan menyampaikan ke Piket Rayon terkait bahwa
pekerjaan pemeliharaan gardu portal siap dilaksanakan.
7) Pastikan penghantar dalam posisi aman (tidak bertegangan) dengan
menggunakan Tang Ampere.
8) Mengurangi beban trafo, dengan cara :
a) Untuk pelanggan umum dan beban kecil, maka bukalah satu
persatu nh fuse, kemudian bukalah saklar masuk.
b) Untuk pelanggan industri, bukalah saklar utama, kemudian
bukalah seluruh NH fuse.
9) Buka FCO
10) Hubungkan kabel pentanahan yang sudah dihubungkan ke elektrode
pentanahan dimulai dari ke empat bushing trafo sisi tegangan rendah,
lalu ketiga bushing trafo sisi tegangan menengah
11) Buka kabel / kawat yang terhubung pada terminal / bushing sisi TR
dan TM.
12) Kabel / kawat yang sudah terlepas hubungkan jadi satu dan
tersambung pada kabel pentanahan

B. Penormalan Kembali Gardu


1) Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan, sebelum pengisian
tegangan maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :
2) Lepas semua grounding yang terpasang.
3) Lakukan pengecekan secara visual, apakah semua peralatan sudah
terpasangdengan baik dan yakinkan tidak ada lagi peralatan kerja yang
tertinggal.
4) Masukkan Fuse Cut Out satu persatu mulai dari phasa S, R kemuadian
T.
5) Ukur tegangan masuk di LV panel antara phasa-phasa, phasa – netral,
bila normal lakukan pembebanan trafo.
6) Masukkan skaklar utama (helboom), bila terpasang.
7) Pembebanan trafo dengan memasukkan NH fuse jurusan satu persatu
mulai phasa S, R, T.
8) Ukur parameter-parameter tegangan, arus dan temperatur mur baut
NH fuse, koneksi/sambungan.
9) Bila semua telah selesai dilakukan, dari pengamatan visual dan
pengukuran tidak ada kelainan, maka pintu LV panel dapat ditutup
kemudian dikunci dan pekerjaan dinyatakan selesai.

Anda mungkin juga menyukai