Anda di halaman 1dari 9

Nama : Ariefni Alpadita

No BP : 17101152610057

Kelas : SI-1

Dosen : Muhammad Ikhlas, S.Kom, M.Kom

KUIS AKHIR
JAWABAN :

1. Ada 3 cara pengujian perangkat lunak antara lain sebagai berikut :

White box testing

Adalah cara pengujian dengan melihat ke dalam modul untuk meneliti kode-
kode program yang ada, dan menganalisis apakah ada kesalahan atau tidak. Jika ada
modul yang menghasilkan output yang tidak sesuai dengan proses bisnis yang dilakukan,
maka baris-baris program, variabel, dan parameter yang terlibat pada unit tersebut akan
dicek satu persatu dan diperbaiki, kemudian di-compile ulang.

Black box testing

Adalah metode pengujian perangkat lunak yang tes fungsionalitas dari aplikasi
yang bertentangan dengan struktur internal atau kerja (lihat pengujian white-box) serta
pengujiannya berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Disebut juga
pengujian behavioral atau pengujian partisi. Pengujian black box memungkinkan
perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian input yang sepenuhnya
menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program.

Gray box testing

Adalah metode pengujian perangkat lunak yang adalah kombinasi dari Black box
testing dan White box testing. Dalam Black box testing, struktur internal dari item yang
sedang diuji tidak diketahui tester dan White box testing struktur internal di dikenal.
Dalam pengujian Gray box testing, struktur internal sebagian dikenal. Ini melibatkan
memiliki akses ke internal data struktur dan algoritma untuk tujuan merancang uji
kasus, tetapi pengujian pada pengguna, atau tingkat Black box. Grey-box, berusaha
menggabungkan kedua metode diatas, mengambil kelebihan keduanya, mengurangi
kekurangan keduanya. Teknik verifikasi modern menerapkan combine-method ini.

2. Ada 4 metode pengujian Black Box yaitu :

1. Metode Graph Based Testing

Langkah pertama pada black box testing adalah memahami obyek yang dimodelkan


dalam software dan hubungan koneksi antar obyek, kemudian definisikan serangkaian
tes yang merupakan verifikasi bahwa semua obyek telah mempunyai hubungan dengan
yang lainnya sesuai yang diharapkan.

Langkah ini dapat dicapai dengan membuat grafik, dimana berisi


kumpulan node yang mewakili obyek, penghubung / link yang mewakili hubungan antar
obyek, bobot node yang menjelaskan properti dari suatu obyek, dan bobot penghubung
yang menjelaskan beberapa karakteristik dari penghubung / link.

Keterangan :

- Nodes direpresentasikan sebagai lingkaran yang dihubungkan dengan garis


penghubung.
- Suatu hubungan langsung (digambarkan dalam bentuk anak panah)
mengindikasikan suatu hubungan yang bergerak hanya dalam satu arah.
- Hubungan dua arah, juga disebut sebagai hubungan simetris, menggambarkan
hubungan yang dapat bergerak dalam dua arah.
- Hubungan paralel digunakan bila sejumlah hubungan ditetapkan antara dua nodes.

Beizer : Sejumlah metode tingkah laku testing yang dapat menggunakan grafik
o Pemodelan Alur Transaksi ,  dimana node  mewakili langkah- langkah transaksi
(misal langkah- langkah penggunaan jasa  reservasi tiket pesawat secara on-
line ), dan penghubung  mewakili logika koneksi antar  langkah (misal masukan 
informasi penerbangan diikuti  dengan pemrosesan validasi /  keberadaan).
o Pemodelan Finite State, dimana node mewakili status software yang dapat
diobservasi (misal tiap layar yang muncul sebagai masukan order ketika kasir
menerimaa order), dan penghubung mewakili transisi yang terjadi antar status
(misal informasi order diverifikasi dengan menampilkan keberadaan inventori
dan diikuti dengan masukan informasi penagihan pelanggan).
o Pemodelan Alur Data, dimana node mewakili obyek data (misal data Pajak dan
Gaji Bersih), dan penghubung mewakili transformasi untuk me-translasikan antar
obyek data (misal Pajak  = 0.15 x Gaji Bersih).
o Pemodelan Waktu / Timing, dimana node  mewakili obyek program dan
penghubung mewakili sekuensial koneksi antar obyek tersebut. Bobot
penghubung digunakan untuk spesifikasi waktu eksekusi  yang dibutuhkan.

Testing berbasis grafik (graph based testing) dimulai dengan mendefinisikan


semua nodes dan bobot nodes. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa obyek dan atribut
didefinisikan terlebih dahulu.  Data model dapat digunakan sebagai titik awal untuk
memulai, namun perlu diingat bahwa kebanyakan nodes merupakan obyek dari program
(yang tidak secara eksplisit direpresentasikan dalam data model). Agar dapat
mengetahui indikasi dari titik mulai dan akhir grafik, akan sangat berguna bila dilakukan
pendefinisian dari masukan dan keluaran  nodes. Bila nodes telah diidentifikasi,
hubungan dan bobot hubungan akan dapat ditetapkan. Hubungan harus diberi nama,
walaupun hubungan yang merepresentasikan alur kendali antar obyek program
sebenarnya tidak butuh diberi nama. Pada banyak kasus, model grafik mungkin
mempunyai loops (yaitu, jalur pada grafik yang terdiri dari satu atau lebih nodes, dan
diakses lebih dari satu kali iterasi). Loop testing dapat diterapkan pada tingkat black box.
Grafik akan menuntun dalam mengidentifikasi loops yang perlu dites.
2. Equivalence Partitioning

Adalah metode black box testing yang membagi domain masukan dari suatu


program ke dalam kelas-kelas data, dimana test cases dapat diturunkan. Equivalence
partitioning berdasarkan pada premis masukan dan keluaran dari suatu komponen yang
dipartisi ke dalam kelas-kelas, menurut spesifikasi dari komponen tersebut, yang akan
diperlakukan sama (ekuivalen) oleh komponen tersebut. Dapat juga diasumsikan bahwa
masukan yang sama akan menghasilkan respon yang sama pula. Nilai tunggal pada suatu
partisi  ekuivalensi diasumsikan sebagai  representasi dari semua nilai  dalam partisi. Hal
ini digunakan untuk  mengurangi masalah yang tidak  mungkin untuk testing terhadap 
tiap nilai masukan.

Kombinasi yang mungkin dalam partisi ekuivalensi  :

- Nilai masukan yang valid atau  tak valid.


- Nilai numerik yang negatif, positif  atau nol.
- String  yang kosong atau tidak  kosong.
- Daftar (list ) yang kosong atau  tidak kosong.
- File  data yang ada dan tidak,  yang dapat dibaca / ditulis atau  tidak.
- Tanggal yang berada setelah tahun 2000 atau sebelum tahun 2000, tahun kabisat atau
bukan tahun kabisat (terutama tanggal 29 Pebruari 2000 yangg mempunyai proses
tersendiri).
- Tanggal yang berada di bulan yang berjumlah 28, 29, 30, atau 31 hari.
- Hari pada hari kerja atau liburan akhir pekan.
- Waktu di dalam atau di luar jam kerja kantor.
- Tipe file data, seperti: teks, data berformat, grafik, video, atau suara.
- Sumber atau tujuan file, seperti hard drive, floppy drive, CD-ROM, jaringan.

Analisa partisi 
- Tester menyediakan suatu model komponen yang dites yang merupakan partisi dari
nilai masukan dan keluaran komponen.
- Masukan dan keluaran dibuat dari spesifikasi dari tingkah laku komponen.
- Partisi adalah sekumpulan nilai, yang dipilih dengan suatu cara dimana semua nilai di
dalam partisi, diharapkan untuk diperlakukan dengan cara yang sama oleh komponen
(seperti mempunyai proses yang sama).
- Partisi untuk nilai valid dan tidak valid harus ditentukan.

3. State Transition Table


Adalah sebuah tabel yang didalamnya terdapat beberapa input yaitu pernyataan
sementara, dan output termasuk pernyataan selanjutnya dengan output yang lain.
Transisi keadaan teknik tabel hanya berguna jika :
a. Himpunan dari semua masukan dapat dipartisi ke dalam sejumlah relatif kecil
ember.
b. Himpunan semua perilaku yang mungkin dapat dipartisi menjadi relatif kecil
sejumlah negara tingkat tinggi.

Untuk memeriksa kelengkapan dan konsistensi dapat dilakukan dengan cara :


a. Menentukan setiap stimulus yang diakui oleh sistem tersebut harus berada satu
dan hanya satu masukan subset atau ember.
b. Menentukan setiap pasangan negara harus berbeda dalam setidaknya satu
atribut didefinisikan dengan baik.

4. Boundary Value Analysis (BVA)


Adalah salah satu teknik pengujian kotak hitam yang melakukan pengujian pada
batas atas dan batas bawah dari suatu nilai yang diinput kedalam sistem. Adapun hal
yang mendasari Boundary Value Analysis (BVA) adalah:
a. BVA fokus pada suatu batasan nilai dimana kemungkinan terdapat cacat yang
tersembunyi.
b. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA
merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence class testing. Dari
pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari
domain output.
c. BVA menguji input disekitar batas atas maupun batas bawah sebuah range nilai yang
valid.
d. BVA menguji nilai maksimal dan minimal.
e. BVA menguji batas struktur data yang digunakan, misal ukuran array.

3. Ada beberapa pendekatan strategi pengujian perangkat lunak antara lain yaitu :

- Pengujian Unit Program / Unit Testing Pengujian Unit


Pengujian Unit Program / Unit Testing Pengujian Unit/ Unit Testing adalah metode
verifikasi perangkat lunak dimana programmer menguji suatu unit program layak atau
tidaknya untuk dipakai. Unit testing ini fokusnya pada verifikasi unit yang terkecil pada
desain perangkat lunak (komponen atau modul perangkat lunak). Uji coba unit selalu
berorientasi pada white box testing dan dapat dikerjakan paralel atau beruntun dengan
modul lainnya.

- Pengujian integrasi
Pengujian integrasi lebih pada pengujian penggabungan dari dua atau lebih unit
pada perangkat lunak. Pengujian integrasi sebaiknya dilakukan secara bertahap untuk
menghindari kesulitan penelusuran jika terjadi kesalahan error / bug. Pengujian
terintegrasi adalah teknik yang sistematis untuk penyusunan struktur program, pada
saat dikerjakan uji coba untuk memeriksa kesalahan yang nantinya digabungkan dengan
interface.

- Pengujian Validasi
Setelah semua kesalahan diperbaiki maka langkah selanjutnya adalah validasi
testing. Pengujian validasi dikatakan berhasil bila fungsi yang ada pada perangkat lunak
sesuai dgn yg diharapkan pemakai. Validasi perangkat lunak merupakan kumpulan seri
uji coba black box yang menunjukkan kesesuaian dgn yang diperlukan.

o Validasi berhasil bila PL berfungsi sesuai harapan pengguna.


o Validasi dicapai melalui sederetan pengujian Black-Box yang memperlihatkan
kesesuaian dengan persyaratan pelanggan.

- Pengujian Sistem
Bertujuan untuk memastikan bahwa semua elemen/ komponen sistem (SI) saling
berhubungan dengan tepat dan keseluruhan fungsi/kinerja sistem dapat tercapai.
Bentuk tes sistem :
1. Tes / pengujian Perbaikan
2. Tes / pengujian Keamanan
3. Tes / pengujian Stress
4. Tes / pengujian Kinerja

4. Ada 4 tahap pemeliharaan sistem yaitu :


1. Pemantauan pengoperasian
Pemantauan pengoperasian dapat dilakukan dengan :
o Metode Langsung adalah pemantau langsung hadir pada lokasi dimana sistem
digunakan.
o Metode tidak Langsung adalah pemantau tidak langsung hadir pada lokasi, tetapi
pemantauan dilakukan melalui media telekomunikasi

2. Antisipasi gangguan kecil (Bug)


Suatu sistem yang telah diuji tetap ada kemungkinan mengandung gangguan-
gangguan kecil yang tidak diantisipasi sebelumnya yang dikenal dengan instilah bug.

Meskipun bug ini hanya gangguan kecil tetapi kadang-kadang bisa berakibat fatal
terhadap sistem, sehingga harus diantisipasi sedini mungkin.

3. Penyempurnaan (Upgrading/Enhancement)
Suatu sistem setelah berjalan beberapa waktu biasanya membutuhkan
penyempurnaan karena berbagai alasan, seperti perkembangan bisnis, perubahan
organisasi, perubahan kebijakan manajemen, dll.

Penyempurnaan bisa dalam bentuk perubahan layout/tampilan atau isi baik


untuk laporan, format isian maupun proses pengolahan data.

4. Antisipasi faktor-faktor di luar aplikasi


Walaupun sistem telah dapat berfungsi sebagaimana diharapkan, kita masih
harus mengantisipasi terhadap faktor-faktor diluar aplikasi, seperti :
1. Virus
2. Kerusakan/kehilangan data
3. Sistem diakses oleh user yang tidak berhak
4. dll

Anda mungkin juga menyukai