Anda di halaman 1dari 30

Zina dan

Penyimpangan Seksual
dalam Pandangan Islam
M. Choirun Nizar, MHI
• Zina salah satu dari beberapa larangan yg sangat dilarang
oleh allah SWT
• Larangan zina dalam Alquran menggunakan teori
preventif menunjukkan betapa bahayanya perbuatan
Zina dan akibatnya
• Kaidah Fiqh
Al Ashlu Fil Budh’i Haram.
Hukum Asal mengambil kenikmatan dari kelamin adalah
Haram
Pengertian

• Zina
1. secara harfiah berarti fahisyah
 Zina dalam pengertian istilah adalah hubungan
antara seorang lelaki dengan seorang perempuan
yang satu sama lain tidak terikat dalam hubungan
perkawinan.
Definisi Menurut Fuqaha

melakukan hubungan seksual dalam


arti memasukan dzakar (kelamin
pria) ke dalam vagina wanita yang
dinyatakan haram, bukan karena
syubhat, dan atas dasar syahwat.
3 UNSUR DALAM ZINA

• Adanya persetubuhan (sexual intercourse)


antara dua orang yang berbeda jenis
kelaminnya (heterosex).
• Tidak adanya keserupaan atau kekeliruan
(syubhat) dalam perbuatan seks (sex act).
• Tidak ada ikatan (pernikahan).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra berkata;
Bahwasanya: Nabi SAW, bersabda: Allah SWT, telah
menentukan bahwa anak adam cenderung terhadap
perbuata zina. Keinginan tersebut tidak dapat
dielakan yaitu; melakukan zina mata dalam bentuk
pandangan, zina mulut dalam bentuk penuturan
(pembicaraan), zina perasaan melalui cita-cita dan
keinginan mendapatkannya. Namun, kemaluanlah
yang menentukan dalam berbuat zina atau tidak.
ZINA DALAM HUKUM ISLAM

• SALAH SATU BENTUK JARIMAH (PIDANA)


HUDUD / HAD YANG HUKUMANNYA BERAT
DAN BERSIFAT FISIK
• KEPASTIAN LARANGAN DIDAPATKAN SECARA
PASTI / QATH’I DARI NASH (ALQURAN DAN
HADIS)
• MESKI BEGITU, SYARAT UNTUK
DIBERLAKUKANNYA JUGA CUKUP BERAT.
HUKUMAN BAGI PEZINA

‫اح ٍد ِم ْن ُُ َما ِمََةَ َج ْل َد ٍة‬ َّ ‫الزانِيَةُ َو‬


ْ َ‫الزانِي ف‬
ِ ‫اج ِلدُوا ُك َّل َو‬ َّ •
• Hukuman Cambuk 100 kali berdasarkan ayat ini
• Namun karena ada dalil lain, maka zina dirinci
menjadi dua berdasarkan pelakunya.
1. Zina Muhson
2. Zina Ghairu Muhshan
ZINA MUHSHAN

• Muhshan adalah sebutan bagi seorang yang


bersuami/beristri
• Zina Muhshan  Zina yang dilakukan oleh Seorang
yang bersuami / beristri
• Hukuman : ‫وقد رجم رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ورجمنا‬
DIRAJAM, DILEMPARI BATU HINGGA MATI
SYARAT DIBERLAKUKAN RAJAM

• SI PELAKU HARUS MERUPAKAN AHLI (CAKAP


HUKUM) JARIMAH HAD
• ANTARA LAIN BERAKAL, DEWASA (BALIGH),
MERDEKA
• ANAK KECIL, ORANG GILA, DAN BUDAK TIDAK
DIKENAI JARIMAH HAD
ZINA GHAIRU MUHSHAN

• Zina Ghairu Muhshan ialah Zina yang


dilakukan oleh seorang yang belum atau tidak
bersuami/beristri
• Hukuman
‫اح ٍد ِم ْن ُُ َما ِمََةَ َج ْل َد ٍة‬ َّ ‫الزانِيَةُ َو‬
ْ َ‫الزانِي ف‬
ِ ‫اج ِلدُوا ُك َّل َو‬ َّ
• Dijilid/dicambuk 100 cambukan dan
diasingkan selama 1 tahun
• Jika yang melakukan budak, maka
hukumannya adalah setengahnya
‫فإن أتين بفاحشة فعليُن نصف ما على المحصنات من‬
‫العذاب‬
SYARAT DIBERLAKUKAN HAD

1. Sempurna Taklif (Baligh Berakal)


2. Tidak ada paksaan. Maka dalam kasus
pemerkosaan, bagi korban tidak dapat dikenai had
(hukuman). Bagi pelaku, tetap dikenai
3. Tidak ada Syubhat (hal-hal yang meragukan)
Dari syarat ini diketahui bahwa keharusan melihat
peristiwa zina dengan jelasnya hubungan seksual
(intercourse) yang dilakukan para pelaku.
Contoh adanya Syubhat :
Salah masuk Hotel, Istri atau Suami kembar dsb.
4. Tetapnya Zina bisa dengan sebab ikrar atau
pengakuan serta bias juga melalui laporan dari 4 orang
saksi
‫علَ ْي ُِ َّن أ َ ْربَعة ِمن ُك ْم‬
َ ْ‫ش ُِدُوا‬ َ ِ‫احشَةَ ِمن ن‬
ْ ‫سآَِ ُك ْم فَا‬
ْ َ ‫ست‬ َ ِ‫َوالالَّتِي يَأْت‬
ِ َ‫ين ا ْلف‬
ZINA dalam Tata Hukum di Indonesia

• Indonesia adalah Negara Hukum


• Permasalahan yang meresahkan/menggangu
ketentraman publik diatur dalam KUHP
• KUHP di Indonesia masih merupakan turunan dari
KUHP Belanda
• Tahun 2018, Indonesia menyusun KUHP baru
• Zina dalam KUHP lama
HOMOSEKSUAL
&
LESBIAN
Sejarah Perilaku Homoseksual

 Di dalam Al Qur’an, diceritakan sifat-sifat kaum


(umat) Nabi Luth yang terkenal homoseksual.
Mereka tidak mau mengawini perempuan, namun
mereka sangat gemar melakukan hubungan seks
dengan sesama lelaki.
 Ada beberapa ayat Al Quran yang menerangkan
sifat-sifat kaum nabi Luth, di dalam Q.S: As-Syuara’:
165 & Al Qur’an surat Hud: 77.
 Jadi praktek homoseksual sudah terjadi semenjak dahulu
hingga sekarang ini, tetapi praktek lesbian tidak terlihat
keterangan di dalam Al Qur’an, namun dalam dekade
akhir-akhir ini merajalela di negara sekuler yaitu
kalangan feminisme radikal, mereka menuntut
persamaan hak dengan laki-laki tidak hanya dalam hal
pemenuhan kepuasan kebendaan tetapi juga
pemenuhan kebutuhan seksual. Perempuan dapat
merasakan kehangatan, kemesraan, dan kepuasan
seksual kepada sesama perempuan sehingga mereka
mentolelir praktek lesbian.
Homoseksual dan Lesbian Perspektif Ulama

 Dari bahasa inggris “homosexual”, yang berarti sifat laki-


laki yang senang berhubungan seks dengan sesamanya.
Sedangkan lesbian berarti sifat perempuan yang senang
berhubungan seks dengan sesamanya pula.
 Homoseksual sesama pria dalam bahasa arab liwath,
yaitu bersenggama dengan memasukkan penis ke dalam
anus pasangannya disebut pria homoseks. Sedangkan
lesbian dengan cara melakukan masturbasi satu sama
lain atau dengan cara lainnya untuk mendapatkan
orgasme.
• Praktek homoseksual diharamkan dalam ajaran
Islam, karena termasuk perbuatan zina. Maka dalam
hal ini, ulama berbeda pendapat dalam menetapkan
jenis hukuman yang harus diberikan kepada
pelakunya, antara lain:
1. Pendapat dari kalangan Sahabat Nabi SAW. Yaitu an-
Nasir dan Qasim bin Ibrahim serta pendapat Imam
Syafi’i dalam riwayat yang lain, yang menyatakan
pasangan homoseksual diberi sanksi hukuman mati
atau dibunuh.
• Ikrimah bin abu Jahal yang diperoleh dari Ibnu Abbas,
yang berbunyi:
“Bila kalian menemukan/mendapatkan orang-orang
yang melakukan perbuatan kaum Nabi Luth
(homoseks), maka bunuhlah , baik yang
melakukannya atau yang dikumpulinya.”( HR. Abu
Daud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah).
 Pendapat ini sepakat untuk menetapkan hukum
bunuh bagi pelaku homoseksual, namun ada
perbedaan pendapat tentang teknis pelaksanaannya:
a. Abu Bakar as-Sidiq dan Ali ibn Abi Thalib, pelaku
homoseksual harus dihukum pancung, kemudian
mayatnya dibakar karena begitu besarnya
kemaksiatan yang telah mereka lakukan.
b. Umar ibn Khattab dan Usman ibn Affan, pelakunya
cukup dikurung sampai meninggal dunia.
 Abu Bakar Muhammad ibn Syihab az-Zuhri, Imam Malik,
Imam Ahmad ibn Hanbal, bahwa pasangan homoseksual
dihukum rajam meskipun ia belum kawin.
 Sa’id ibn Musayyab, Atha’ ibn Rabah, Hasan, Abu Qatadah,
an-Nakha’i, Sufyan as-Tsauri, al-Auza’i dan sebagian ulama’
Syafi’iyah: hukuman terhadap pelaku homoseksual adalah
sama dengan hukuman had zina, bagi pelaku yang masih
lajang dicambuk, dan dirajam bagi yang sudah menikah.
 Apabila ada laki-laki menyetubuhi sesama laki-laki, maka
keduanya sesungguhnya telah berzina.”( HR. Ahmad ibn
Hanbal)
 Mu’ayyad Billah, al- Murtda, keduanya adalah ahli fikih
Syi’ah, serta Imam Abu Hanifah menyatakan bahwa
pelaku homoseks dihukum ta’zir, berat dan ringannya
hukuman ta’zir diserahkan kepada pengadilan (hakim).

 “Seorang laki-laki tidak boleh melihat aurat laki-laki, seorang


perempuan tidak boleh melihat aurat perempuan, dan janganlah
seorang laki-laki berada dalam satu kain dengan laki-laki lainnya,
dan jangan pula seorang perempuan berada dalam satu kain
dengan perempuan lainnya.”(HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi).
• Sayid Sabiq, wanita yang melakukan lesbian dihukum
ta’zir, yaitu hukuman yang macam berat ringannya
diserahkan kepada pengadilan. Jadi hukumannya
lebih ringan daripada homoseksual, karena lesbian
itu bersentuhan langsung tanpa memasukkan alat
kelaminnya.
Dampak negatif perilaku
homoseksual.

• Dr. Muhammad rashfi di dalam kitabnya al-islam wa


al thib sebagaimana dikutip oleh Sayyid sabiq:
a. Tidak tertarik kepada wanita, tetapi justru tertarik
kepada pria sesama kelaminnya.
b. Kelainan jiwanya yang akibatnya mencintai sesama
kelamin, tidak stabil jiwanya, dan timbul tingkah laku
yang aneh-aneh pada pria pasangan si homo.
c. Gangguan saraf otak, yang akibatnya bisa
melemahkan daya pikiran dan semangat atau
kemauannya.
d. Penyakit AIDS yang menyebabkan penderitanya
kekurangan atau kehilangan daya ketahanan
tubuhnya.

Anda mungkin juga menyukai