Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH HAK PATEN

OLEH :

REZALDY

D 101 18 333

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS TADULAKO

2020 / 2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji kepada Allah subhanahu wata’ala, karena hanya

dengan izin-Nya lah, Penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan

judul “HAK PATEN” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Tak lupa Salam dan Salawat kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alihi

wasallam.

Makalah ini telah Penulis kerjakan dengan maksimal dan

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar

pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima

kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan

makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa

masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata

bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima

segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki

makalah ini. Akhirnya, Penyusun hanya dapat berharap makalah ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak dan terkhusus bagi mahasiswa hukum

maupun pada bidang ilmu lainnya yang berkaitan dengan makalah ini, dan

dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi masyarakat.

Palu 30 Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. LATAR BELAKANG..............................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................2

C. MAKSUD DAN TUJUAN......................................................................3

BAB II PEMABAHASAN ..........................................................................4

A. PENGERTIAN PATEN.........................................................................4

B. UNSUR-UNSUR PEMBERIAN HAK PATEN.......................................6

C. JENIS-JENIS PATEN...........................................................................8

D. PRINSIP DASAR PATEN.....................................................................9

E. PERMOHONAN PATEN......................................................................12

F. PENDAFTARAN PATEN......................................................................13

BAB III KESIMPULAN...............................................................................17

A. KESIMPULAN.......................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era modern saat ini, pembangunan berbasis pada teknologi,

sehingga pembangunan tersebut mutlak diperlukan untuk menunjang

keberhasilan pembangunan pada sektor ekonomi.

Untuk menunjang perkembangan dan perlindungan hukum terhadap

teknologi maupun produk lainnya, maka dibuatlah sebuah peraturan

perundang-undangan dalam bentuk Undang-Undang Paten yaitu Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 1989 sebagaimana diubah dan disempurnakan

dengan Undang-Undang Nomor 13 tahun 1997 dan Undang-Undang

Nomor 14 tahun 2001 tentang Paten (selanjutnya disingkat Undang-

Undang Paten/UUP).

UUP memberikan perlindungan hukum terhadap penemuan dalam

bidangteknologi baik berupa proses maupun produk. Namun, UUP juga

mengatur tentangpenemuan –penemuan tertentu yang tidak dapat

diberikan paten.

Dari data yang ada. Jumlah permintaan pendaftaran paten dan paten

sederhanayang diterima kantor Paten, baik dari dalam negeri maupun dari

luar negeri sejakdiberlakukannya UUP yaitu periode 1 Agustus 1991

sampai dengan 31 Desember 1995.

4
 

sebanyak 12. 936 buah yang dapat diperinci menjadi 12 536 buah

permintaan patendan 373 buah permintaan paten sederhana.

Namun, seiring berjalannya kasus ternyata banyak terjadi

pelanggaran paten, misalnya pada bidang industri. Hal tersebut disebabkan

karena banyak sekali produk-produk yang beredar bebas dan sudah

dikenal oleh masyarakat, sehingga ada upaya peniruan oleh pihak lain

untuk memperoleh posisi pasar yang sama dengan produk aslinya, dan

tentu untuk memperoleh hasil penjualan yang baik atas produknya.

Oleh karena itu, penulis kemudian tertarik mengkaji membuat sebuah

makalah yang secara umum membahas tentang Paten beserta contoh

kasus terhadap masalah paten tersebut.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah yang kemudian akan dikaji

di dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan Paten?

2. Unsur-unsur apa sajakah yang harus dipenuhi agar sebuah objek

dapat diberikan hak paten?

3. Apa sajakah jenis-jenis Paten?

4. Seperti apakah prinsip dasar dari Paten?

5
5. Bagaimankah tata cara Permohonan dan Pendaftaran hak Paten?

C. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan Pebahasan dalam makalah ini adalah :

1. Memberikan penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan

Paten;

2. Memberikan penjelasan tentang apa saja yang menjadi unsur-

unsur yang harus dipenuhi objek paten;

3. Memberikan penjelasan tentang jenis-jenis paten;

4. Memberikan penjelasan tentang prinsip dasar paten;

5. Memberikan penjelasan tentang tata cara permohonan dan

pendaftaran hak paten; dan

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Paten

Istilah paten bermula dari bahasa Latin yang berarti dibuka dan

berlawanan dengan Latent yang berarti terselubung, oleh karenanya

bahwa suatu penemuan yang mendapatkan paten menjadi terbuka untuk

diketahui oleh umum. Dengan terbuka tersebut tidak berarti setiap orang

bisa mempraktikan penemuan bisa didayagunakan oleh orang lain. Baru

setelah habis masa perlindungan patennya penemuan tersebut menjadi

milik umum (public domain), pada saat inilah benar-benar terbuka.

Dengan terbukanya suatu penemuan yang baru, memberi informasi

yang diperlukan bagi pengembangan teknologi selanjutnya berdasarkan

penemuan tersebut dan untuk memberi petunjuk kepada mereka yang

berminat dalam mengeksploitasi penemuan itu.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka dengan demikian paten

adalah hak istimewa (eksklusif) yang diberikan kepada seorang penemu

(inventor) atas hasil penemuan (invention) yang dilakukan di bidang

teknologi, baik yang berbentuk produk atau proses saja, atas dasar hak

istimewa tersebut, orang lain dilarang untuk mendayagunakan hasil

penemuannya terkecuali atas izinnya atau penemu sendiri melaksanakan

hasil penemuannya.

7
Sedangkan, menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 6 tahun

1989 tentang Paten, Paten adalah hak khusus atau eksekutif yang

diberikan Negara kepada penemu atas hasil temuannya di bidang

teknologi untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri

penemuannya tersebut atau untuk memberikan persetujuannya kepada

orang lain untuk melakukannya. Pemegang hak paten adalah seorang

inventor sebagai pemilik paten atau pihak yang menerima hak tersebut

dan terdaftar dalam Daftar Hak Paten. Hak paten diatur dalam Undang-

Undang Nomor. 14 Tahun 2001 tentang Paten (selanjutnya disebut UU

Paten).

World Intellectual Property Organization memberi defenisi defenisi

Paten sebagai berikut.

“A Patent is a legally enforceable right granted by virtue of law to a

person to exclude, for a limited time, other from certain acts in relation

to describe new invention; the privilege is granted by a government

authorithy as a matter of right to the person who is entitled to apply for

it and who fulfils the prescribed condition.”

Berdasarkan pengertian di atas, dapat diperhatikan bahwa terdapat

hal penting dari pengertian paten yaitu bahwa paten adalah bersifat

eksklusif dan bersal dari pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang

merupakan hak eksklusif dari pemegang paten, yaitu mengenai penjualan,

8
penggunaan dan halhal lain yang berkaitan dengan objek yang telah

dipatenkan.

B. Unsur-Unsur Pemberian Hak paten

Untuk penemuan yang diatur atau dilindungi paten atau tepatnya

objek perlindungan dari paten/ berbeda dengan objek hak cipta, maka

objek dari paten seperti telah dijelaskan di atas, adalah penemuan-

penemuan yang bersifat :

1. Bersifat baru (novelty) penemuan tersebut bukan merupakan bagian

dari penemuan terdahulu atau penemuan yang telah ada sebelumnya

Menurut pasal 3 ayat 1 UUP suatu penemuan dianggap baru,

jika pada saat pengajuan permintaan paten, penemuan tersebut tidak

semua atau tidak merupakan bagian dari penemuan terdahulu.

Sedangkan yang dimaksud dengan penemuan terdahulu

sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat 1 tersebut adalah suatu

penemuan yang ada pada saat atau sebelum :

a. Tanggal pengajuan permintaan paten; atau

b. Tanggal penerimaan permintaan paten dengan hak prioritas

apabila permintaan paten diajukan dengan hak prioritas. Telah

diumumkan di Indonesia atau di luar indonesia dalam suatu tulisan

yang memungkinkan seorang ahli untuk melaksanakan penemuan

9
tersebut atau telah diumumkan di Indonesia dengan penguaraian

lisan atau melalui peragaan penggunaan nya atau dengan cara

lain yng memungkinkan seorang ahli untuk melaksana kan

penemuan tersebut. (pasal 3 ayat 2 UUP).

Dari ketentuan-ketentuan tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan

bahwa dalam rangka sifat kebaruan. UUP menganut sistem world

wide novelty artinya penemuan tersebut tidak hanya baru di

Indonesia, tetapi juga baru di seluruh dunia.

2. Langkah inventif (inventive step)

Mengandung langkah inventive adalah jika penemuan itu bagi

seorang yang mempunyai keahlian biasa mengenai teknik merupakan

hal yang tidak dapat diduga sebelumnya (pasal 2 ayat 1 UUP).

Makalah yang tidak dapat diduga harus dilakukan dengan

memperhatikan keahlian yang ada pada saat diajukan permintaan

paten atu yang telah ada pada saat diajukan permintaan paten

pertama dalam hal permintaan itu diajukan dengan hak prioritas.

Sedangkan menurut Bambang Kesowo, penilaian mengenai

keahlian mana yang harus digunakan untuk memastikan bahwa

penemuan merupakan hal yang tidak dapat digunakan untuk

memastikan bahwa sesuatu penemuan merupakan hal yang tidak

dapt diduga. Dalam pasal 2 ayat (3) UUP memberikan petunjuk

bahwa keahlian tersebut yang sudah ada pada saat diajukannya

10
permintaan paten yang pertama. 3 Dalam peristilahan paten, saat

tanggal diajukannya permintaan paten yang pertama tersebut disebut

filing date sedangkan dalam hal permintaan paten dengan hak

prioritas, maka kehalian tersebut adalah yang ada pada saat

diajukannya permintaan yang pertama.

3. Dapat diterapkan dalam industri (industrial applicability)

Mengenai syarat bahwa penemuan harus dapat diterapkan

dalam bidang industri. Maksudnya penemuan tersebut dapat

diproduksi atau dapat digunakan untuk menghasilkan suatu produk.

syarat ini sebenarnya juga sekaligus menunjukkan bahwa penemuan

tersebut dapat berupa produk. atau dapat pula berupa proses yang

dapat dipakai untuk menghsilkan produk : oleh karenanya, paten

meliputi paten untuk produk dan paten untuk proses.

C. Jenis-Jenis Paten

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kaidah-kaidah internasional juga

UU Paten membagi paten ke dalam dua bagian yaitu paten proses dan

paten produk dalam hal pelaksanaan paten. Tetapi dari bentuk penemuan

yang dipatenkan, paten dapat dibagi sebagai berikut :

a. Paten Sederhana (Pasal 6, Pasal 9, dan Pasal 104 sampai dengan

Pasal 108 UU Paten; dan

11
b. Paten Biasa yang sesungguhnya adalah paten yang sedang

dibicarakan. Maka sesuai kaidah-kaidah internasional dan UU

Paten dikenal atau ditulis paten saja.

Paten sederhana muncul karena mengingat banyaknya penemuan

atau teknologi yang mempunyai nilai kegunaan paraktis, baik dalam

produk, alat penemuan maupun dalam hal pelaksanaanya setelah menjadi

suatu produk.

Paten diberikan terhadap karya atau ide penemuan (invensi) dibidang

teknologi, yang berupa produk ataupun proses, kemudian bila

didayagunakan akan mendapatkan manfaat ekonomi. Inilah yang dasar

bahwa paten mendapatkan perlindungan hukum. Perlindungan hukum

yang diberikanpun tidak secara otomatis, harus ada permohonan

sebelumnya.

D. Prinsip Dasar Paten

Terdapat prinsip-prinsip dasar dalam perolehan paten yang dapat

dijelaskan sebagai berikut :

a. Paten merupakan hak khusus yang diberikan Negara kepada penemu

atas hasil temuannya di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu

untuk melaksanakan sendiri temuannya tersebut atau memberikan

persetujuannya kepada orang lain untuk melaksanakannya (UU No.6

Tahun 1989). Karena hak khusus ini pula pada awalnya paten, seperti

12
halnya hak cipta, sering dianggap sebagai bagian dari paham

individualisme.

b. Paten diberikan negara berdasarkan permohonan Permintaan paten

diajukan oleh penemu atau calon pemegang paten berupa permintaan

pendaftaran ke kantor paten. Bila tidak ada permintaan maka tidak

ada paten. Hanya penemu atau yang menerima lebih lanjut hak

penemu yang berhak memperoleh paten.

c. Paten diberikan untuk satu penemuan; Setiap permintaan paten

hanya untuk satu penemuan atau tepatnya satu penemuan tidak

dapat dimintakan lebih dari satu paten.

d. . Penemuan harus baru, langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam

industri. Penemuan tersebut dapat berupa proses maupun produk

yang dipatenkan.

e. Paten dapat dialihkan; seperti halnya hak cipta dan hak milik

perseorangan lainnya paten juga dapat dialihkan kepada orang atau

pihak lain, yang menurut Pasal 66 UU Paten paten dapat beralih untuk

selruhnya ataupun sebagian. Pengalihan itu misalnya karena :

1) Pewarisan, hibah, wasiat; pengalihan yang berlangsung untuk

seluruhnya harus disertai dengan dokumen paten serta hak-hak

lain yang berkaitan dengan paten itu;

2) Perjanjian; harus dibuat dalam bentuk akta notaris; dan

3) Karena sebab-sebab lain yang ditentukan oleh undang-undang.

13
f. Paten dapat dibatalkan dan dapat batal demi hukum; Paten yang telah

diberikan terhadap suatu penemuan dapat dibatalkan berdasarkan

pengajuan gugatan, baik oleh pihak-pihak tertentu lain melalui

Pengadilan Niaga maupun oleh pihak-pihak tertentu karena hal-hal

tertentu, seperti yang diatur dalam Pasal 91 UU Paten. Selain itu

paten dapat dinyatakan batal demi hukum oleh kantor paten apabila

pemegang paten tidak memenuhi kewajibannya membayar biaya-

biaya tahunan dalam jayat waktu yang telah ditentukan Pasal 88 UU

Paten.

g. Paten berkaitan dengan kepentingan umum; Pasal 75 UU Paten

menentukan bahwa apabila :

1) Pemegang paten tidak melaksanakan paten (baca penemuan yang

diberi paten) tersebut atau tidak dalam hal sewajarnya selama 36

(tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pemberian paten (jo Pasal

17 ayat (1) UU Paten yang menentukan bahwa pemegang paten

wajib membuat produk atau menggunakan proses yang diberikan

opaten di wilayah Indonesia).

2) Juga apabila paten telah dilaksanakan di Indonesia oleh

pemegang paten atau pemegang lisensi dalam hal lisensi wajib

tetapi dalam bentuk dan dengan cara yang merugikan kepentingan

masyarakat, maka akan diberikan sanksi berupa pemberian lisensi

wajib kepada orang/pihak lain untuk melaksanakan paten tersebut.

Hal ini berarti pemegang paten selain mempunyai hak juga

14
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan patennya supaya

produk tersebut dapat memasyarakat.

3) Paten mensyaratkan kewajiban umum bagi pemegang paten; Dari

isi Pasal 17 ayat (1) UU Paten di atas, terlihat jelas bahwa

pemegang paten juga mempunyai kewajiban hukum selain

tentunya hak.

h. Paten berkaitan dengan kepentingan nasional; Paten sangat berkaitan

erat dengan bidang teknologi, yang menjadi salah satu faktor penting

dalam menentukan masa depan bangsa dan negara. Untuk itu negara

mempunyai peran yang luas dan penting untuk mengatur npaten,

salah satu satunya melalui peraturan perundang-undangan. Pasal 17

UU Paten mengenai hak pemegang paten untuk melaksanakan paten

sesungguhnya dapat dilihat dari dua sudut kepentingan, yaitu hak

pemegang paten itu sendiri dan kepentingan nasional atau pemerintah

sebagai pembuat peraturan. Pasal 71 UU Paten memuat ketentuan

mengenai pelarangan pencantuman atau pemuatan dalam suatu

perjanjian paten hal-hal yang dapat merugikan kepenrtingan nasional

atau membatasi kemampuan Indonesia untuk menguasai teknologi.

E. Permohonan Paten

Paten hanya dapat diperoleh dengan cara Permohonan, yaitu dengan

cara memohonkan invensi yang ingin diperoleh Patennya ke Ditjend Hak

Kekayaan intelektual yang selanjutnya disingkat dengan istilah Direktorat

15
Jenderal Hak kekayaan Intelektual (DijJend HKI). Dalam pendaftaran

tersebut memiliki prosedur, mulai dari tata cara permohonan dan syarat

yang harus dipenuhi dalam Pendaftaran Paten. Dalam pendaftaran

dengan Hak Prioritas diatur secara khusus pada Undang-Undang No 14

Tahun 2001 tentang Paten pada pasal yang ke 27, yaitu :

1. Pendaftaran Menggunakan Hak prioritas sebagaimana diatur dalam

Paris Convention for the Protection of Industri Property yang

mengatur tentang jangka waktu dan tata cara dalam mengajukan

pendaftaran.

2. Pendaftaran yang mengunakan permohonan dengan hak prioritas

wajib dilengkapi dengan dokumen prioritas, yang disahkan oleh

pejabat berwenang.

3. Apabila point pertama dan kedua tidak dipenuhi maka permohonan

tidak bisa diajukan dengan menggunakan Hak prioritas.

F. Pendaftaran Paten

Pendaftaran paten disini sifatnya wajib dan bukan bersifat sukarela ini

sebagai amanat stelsel konstitutif yang dianut oleh UUP. Tanpa adanya

pendaftaran. Maka penemuan teknologi yang bersangkutan tidak akan

dilindungi. Oleh karena itu seyogyanya penemu teknologi harus

mendaftarkan temuannya kepada kantor paten yang dalam hal ini adalah

kantor Direktorat Paren, Direktorat Jenderal Cipta, Paten dan merek

Departemen Kehakiman di Jakarta.

16
Setelah prosedur pendaftaran paten dilaksanakan oleh pendaftar

maka kepada yang bersangkutan akan diberikan sertifikat paten. Tentu

saja dalam hal ini kantor paten akan melaksanakan tugasnya sesuai

dengan amanat yang tercantum dalam pasal 23 sampai dengan pasal 71

UUP. segala prosedur yang berkaitan dengan pendaftaran paten itu harus

dipenuhi dan dilaksanakan oleh pendaftar dan demikian pula langkah –

langkah pemeriksaan atas permintaan tersebut harus dilaksanakan oleh

kantor paten.

Setelah sertifikat paten diberikan kepada pemohon yang sekaligus

berarti merupakan surat legitimasi bagi pemiliknya atas patennya, maka

kepadanya diberikan kewajiban yaitu :

a. Membuat, menjual, menyewakan, menyerahkan, memakai,

menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diarahkan hasil

produksi yang diberi paten; dan

b. Menggunakan proses produksi yang diberi paten untuk membuat

barang – brang dan tindakan lainnya (pasal 17 UUP). Pelaksanaa

harus dilakukan di wilayah Republik Indonesia.

17
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Pengertian Paten dapat ditinjau dalam beberapa aspek baik

berdasarkan Undang-Undang Paten maupun berdasarkan World

Intellectual Property Organization.

Ada beberapa unsur yang harus dipenuhi sebuah objek yang paten

yang akan diberikan hak paten baik itu berupa objek paten sederhana

maupun paten biasa.

Untuk memperoleh Sebuah paten, Objek tersebut harus dimohonkan

dan didaftaarkan terlebih dahulu kepada pejabat yang berwenang yakni

Ditjend HKI sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-Undang Paten.

18
DAFTAR PUSTAKA

THOMMY ARUAN. PERLINDUNGAN HUKUM PATEN. (Online).

https://www.academia.edu/30107989/MAKALAH_PATEN.

https://dgip.go.id/pengenalan-paten

19

Anda mungkin juga menyukai