Anda di halaman 1dari 2

RESUME

(Analisis Hukum Penyelesaian Sengketa Melalui Negosiasi)

Undang-Undang No 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa


telah membuat suatu alternatif penyelesaian sengketa untuk mengurangi banyaknya perkara atau konflik
yang masuk di pengadilan, baik berupa arbitrase, konsiliasi dan mediasi. Selain ketiga metode untuk
menyelesaikan sengketa yaitu arbitrase, konsiliasi dan mediasi, ada satu lagi metode untuk menyelesaikan
sengketa atau konflik, yaitu Negosiasi. Berbeda dengan mediasi dan arbitrase, di dalam negosiasi tidak
ada pihak ketiga. Kedua belah pihak yang terlibat konflik, berdialog langsung untuk menemukan solusi
konflik.

Pengertian dari negosiasi itu sendiri adalah suatu proses komunikasi antara dua pihak , dimana
masing-masing pihak memiliki tujuan serta pandangan mereka sendiri dan berusaha mencapai
kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak tentang masalah yang sama. Hal yang dibahas dalam
negosiasi adalah proses tawar menawar tentang solusi konflik yang sedang terjadi.

Dalam proses negosiasi, masing-masing pihak yang terlibat konflik saling mengutarakan
kepentingannya dan menawarkan pula solusi untuk mengatasinya. Proses negosiasi di anggap selesai
apabila diperoleh kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak. Kemudian agar negosiasi
berjalan dengan lancer kedua belah pihak harus saling memahami karakteristik negosiasi itu sendiri.

Dalam buku Manajemen Konflik (2018) karya Weni Puspita, dijelaskan beberapa karakteristik
negosiasi, yaitu :

1 Negosiasi dilakukan untuk menghasilkan kesepakatan


2 Keputusan yang dihasilkan dalam negosiasi harus saling menguntungkan kedua belah pihak
3 Negosiasi dilakukan sebagai sarana untuk mencari penyelesaian
4 Negosiasi mengarah pada tujuan praktis
5 Prioritas utama negosiasi adalah terletak pada kepentingan Bersama

Pelaksanaan negosiasi dalam upaya penyelesaian sengketa, terdapat beberapa tahapan yang harus
diperhatikan dalam menunjang kelancaran proses negosiasi, di antaranya , tahapan persiapan, tahapan
menentukan aturan, tahapan penjelasan, tahapan tawar-menawar dan penyelesaian masalah, dan tahapan
penutup.
1 Tahapan negosiasi pertama yaitu persiapan, persiapan adalah tahapan dimana kedua belah pihak
yang bersengketa harus saling mengenali satu sama lain, mengenali kebutuhan pihak lawan dan
kebutuhan diri sendiri.
2 Tahapan menentukan aturan , pada tahapan ini harus menentukan garis besar dan aturan, aturan
untuk melakukan proses negosiasi, siapa yang akan menjadi bagian dari negosiasi dan masalah
apa yang akan dinegosiasikan.
3 Tahapan penjelasan, pada tahapan ini, kedua pihak yang bernegosiasi harus mengutarakan apa
yang mereka inginkan. Tiap pihak bisa memberikan pemaparan yang jelas dan diperlukan untuk
mendukung posisi masing-masing pihak.
4 Tahapan tawar-menawar, pada tahapan ini bertujuan untuk mencari solusi, kedua belah pihak
diharapkan saling focus pada masalah dan kepentingan , bukan pada orang atau posisi dalam
mencapai titik temu. Tahapan penawaran meruakan tahapan yang penting, pada tahap ini masing-
masing pihak menjelaskan tentang poi napa yang ingin di diskusikan negosiasi. Bertujuan untuk
mencari persetujuan antar pihak dan menentukan win-win solution . kemudian pada tahapan ini
pula tiap pihak memberikan penawaran yang mereka buat, dalam tahap ini pula apabila ada
keberatan yang ingin di ajukan maka dapat di ajukan.
5 Tahap penutup, tahap penutup yaitu tahap dimana terjadi suatu kesepakatan antara kedua pihak.
Kesepakatan tersebut adaakalanya dibubuhkan dalam perjanjian atau MoU , bukan hanya sebatas
pembicaraan saja. Penutupan negosiasi biasanya merangkum semua hsil negosiasi dan
memaparkan jalan tengan yang di ambil sebagai keputusan atau solusi yang disepakati kedua
pihak. Kemudian persiapkan penawaran terakhir sesuai dengan kesepakatan kedua pihak dan
pastikan bahwa tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

Ada beberapa factor yang harus diperhatikan dan dilaksanakan yang dapat mempengaruhi efektivitas
negosiasi dalam penyelesaian sengketa,

1 Melakukan riset terhdap pihak lain,


2 Sampaikan sebanyak mungkin informasi yang relevan
3 Tentukan batas waktu negosiasi,
4 Tetap bersikap professional
5 Buat konrak atau perjanjian, membuat kontrak atau perjanjian seara tertulis apabila telah
mencapai kesepatan dalam proses negosiasi, tanpa adaanya kontrak tertulis, hasil negosiasi akan
sia-sia dan mungkin saja akan merugikan para pihak dikemudia hari , misalnya jika salah satu
pihak tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan kesepakatan di awal.

Anda mungkin juga menyukai