Anda di halaman 1dari 11

Lihat diskusi, statistik, dan profil penulis untuk publikasi ini di: ​https://www.researchgate.

net/publication/312877644  

Pengakuan Permainan Tradisional di Indonesia Sebagai Upaya Pelestarian Budaya


MelaluiAcara Khusus

Makalah Konferensi ​· Januari 2017  


DOI: 10.2991 / ictgtd- 16.2017.42  
Maria Pia Adiati ​BINUS 
UNIVERSITY  
Dibaca ​523  
CITATION ​1  
1 penulis:  

8 ​PUBLIKASI​   ​9 ​KUTIPAN​     

LIHAT PROFIL  

Beberapa penulis publikasi ini juga mengerjakan proyek terkait berikut: 

X Resorts dan Hotels Bandung ​Lihat proyek  

Semua konten yang mengikuti halaman ini diunggah oleh ​Maria Pia Adiati p
​ ada 

28 April 2018. ​Pengguna meminta peningkatan dari file yang diunduh. 

Advance in Economics, Business and Management Research, volume 28  


1st International Conference on Tourism Gastronomy and Tourist Destination (ICTGTD 2016)
Pengakuan Permainan Tradisional di Indonesia 
Sebagai Upaya Pelestarian Budaya Melalui Acara 
Istimewa 
Yulia Lintangkawuryan ​Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta, Indonesia  
Yulialintang@stptrisakti.ac .id  
Maria Pia Adiati  
Manajemen Hotel Universitas  
Bina Nusantara  
Jakarta, Indonesia  
Mia_pia_adiati@hotmail.com  

taat, gotong royong, kesemuanya merupakan nilai-nilai yang sangat baik.  


Abstrak​— Penelitian ini membahas tentang pengenalan membangun  
dan berguna dalam kehidupan masyarakat. Sebenarnya ada banyak alasan  
kesadaran dan pengakuan terhadap permainan tradisional diini  
negeri. Keberadaan permainan tradisional tersebut mulai menjadi  
alasan keberadaan permainan tradisional anak-anak yang dulunya  
terhapus seiring dengan pergerakan jaman. Hal ini mengancam  
ciri khas suatu daerah, yang kini mulai  
eksis menyebabkan banyak anak-anak dan remaja, sebagai aktor utama  
menghilang.  
pelestarian budaya bangsa, bahkan tidak tahu kalau   memiliki  
Permainan Bangsa Nusantara ini merupakan kekayaan budaya yang 
harta pusaka. Atas dasar kepedulian tersebut penulis mencoba menjadikan  
nilai-nilai luhur untuk diwariskan kepada anak-anak sebagaiselanjutnya  
kegiatanuntuk mengenalkan berbagai jenis permainan tradisional secara turun  
temurun. Games o nusantara merupakan permainan yang memuat  
beberapa wilayah Indonesia yang aplikatif dan cukup sesuai dengan  
kearifan (Suseno, 1999). Game ini juga kondisi nusantara 
saat ini .. Nilai manfaat dari game juga  
disajikan bersama dengan tutorialnya. Skripsi ini terbentuk dalamsuatu  
kekayaan budayabangsa (Sedyawati, 1999). Kegiatanbelajar 
outingdengan alat permainan tradisional. Nusantara yang  
dilakukan oleh para peneliti bahwa permainan merupakan salah satubudaya  
kegiatan permainandengan pengenalan aspek-aspek dimana  
pusaka yang harus dilestarikan dan menjadibangsa  
nilai budaya, filosofi, sejarah, peran, penerapan, dan  
jati diri  
harus menjadi bagian yang bermanfaat. dalam melestarikan budaya nasional dan juga  
memberikan ciri budaya daerah. Kajian ini memadukan   yang  
Intinya, permainan merupakan bagian dari tingkah laku manusia, 
juga merupakan bagian dari kebudayaan. Kebudayaan adalah suatu kesatuan yang kompleks yang 
metodologi R&D dan Penelitian Tindakan dengan deskriptif  
meliputi pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat danapapun  
pendekatandengan pendekatan data kualitatif. Hasil dari  
kemampuan dan kebiasaan lain manusia sebagai anggota masyarakat.  
Studi mengidentifikasi bahwa permainan memang memiliki andil besar dalam  
warisan budaya bangsa nusantara. Melalui upaya  
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa permainan adalah warisan, warisan  
pengakuan yang diberikan dalam proyek, kegiatan ini dilakukan agar  
nenek moyang, untuk melestarikan permainan, juga melestarikan sebagian besar  
permainan tradisional perlu diperkenalkan. orang-orang sebagai  
leluhur budaya. Namun warisansendiri senantiasa mengubah  
budayaupaya pelestarian budaya sejak dengan mengenal permainan-permainan tersebut dan  
sesuai dengan perkembangan jaman dan perkembangan budaya.  
Aspek-aspeknya akan meningkatkan kesadaran individu maupun  berupa permainan tradisional.  
kelompok tentang pentingnya melestarikan budaya bangsa dalam   Bisa dikatakan sebagai faktor prinsip nilai budaya masih ada, hidup, 
dan bisa dilestarikan. Melalui permainan tradisional yang  
permainan nusantara ini dalam hal ini disebut juga permainan 
tradisional  
Kata Kunci — Permainan tradisional, warisan bangsa, pelestarian  
masyarakat dapat mengetahui dan dapat belajar tentang sejarah alam,  
ilmu pengetahuan dan budaya.  
I. I​PENDAHULUAN   penelitian Astuti(2002) menunjukkan bahwa permainan 
Indonesia merupakan negara dengan berbagai  tradisional dapat 
macamtradisional  
meningkatkan keterampilan sosial. Sedangkan penelitian Masturi (dalam Markamah,  
permainan sepanjang nusantara yang telah menjadi ciri dan tahun  
2007) menunjukkan bahwa permainan tradisional dapat meningkatkan kemampuan  
ciri-ciri budaya lokal. Tapi kenyataannya datang dengan  
empati. Kedua penelitian tersebut mengungkap dua aspek  
fakta yang mengkhawatirkan yaitu keberadaan permainan  
tradisional tersebut melalui kecerdasan emosional melalui permainan tradisional.  
yang sudah mengalami penumpasan semakin meluas  
Dengan demikian hilangnya atau kekurangan suatu permainan tradisional yang dimainkan atau  
keberadaannya oleh permainan modern, yang pada hakikatnya tidak mengakar dalam  
dihadirkan dalam kehidupan masyarakat, nilai dan manfaat yang ada pada  
identitas budaya lokal yang telah menjadi warisan tersebut. danbudaya  
permainanjuga akan hilang. Untuk itu diperlukan pelestarian  
harta karun nusantara atau leluhur indonesia.  
budaya. Ini akan menjadi pembahasan yang dipilih oleh penulis karena  
Kroeber (Dharmamulya, dkk, 2008: 5) berpendapat bahwa  
penelitian kali ini dijelaskan.  
nenek moyang orang indonesia tidak memiliki passion untuk bermain,  
mungkin kita akan mewarisi budaya yang kurang akan kehalusan akan dan  
buruknya intelektualitas.  
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu kegiatan yang bermanfaat untuk memperkenalkan budaya 
nusantara melalui permainan tradisional seperti: Galasin, Gasing, Bentengan, Cublak - Cublak  
Dharmamulya juga menyebutkan bahwa game Nusantara  
Suweng, dan Congklak kepada masyarakat sebagai budaya  
mengandung beberapa nilai yang dapat ditanamkan.nilai-nilai  
Upaya pelestariantersebut.  
meliputi rasa senang, rasa kebebasan, rasa  
pertemanan, rasa demokrasi, penuh tanggung jawab, rasa  

hak cipta © 2017, para penulis. Diterbitkan oleh Atlantis Press.


216
Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-NC (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/).
Kemajuan Ilmu Ekonomi, Bisnis dan Penelitian Manajemen, volume 28  

Penelitian ini akan mengkaji pengaruh dari pengenalan  


juga apakah permainan tradisional terhadap permainan tradisional memiliki sejarah yang panjang dan 
permainan tradisional untuk pelestarian warisan budaya  
terdokumentasi. Kemudian Bishop & Curtis (2005) mengklasifikasikan permainan 
Indonesia. Pertanyaan yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:   muatan verbal, permainan yang sarat dengan imajinatif, dan  
tradisi menjadi tiga kelompok, yaitu kondisi permainan dengan 
1. Bagaimana kepentingan masyarakat saat ini terhadap permainan domestik?  
permainan sarat dengan fisik. Adapun permainan tradisional  
yang akan menjadi fokus penelitian ini adalah permainan tradisional yangPermainan tradisional  
2.apa saja yang masih dapat dilakukan dalam  
gaya hidup modern saat ini?   yang telah dimainkan oleh masyarakat setempat secara 
mengandung unsur aturan dan melibatkan lebih dari satu  turun-temurun.  
orang.   4. Bagaimana pengaruh permainan tradisional nusantara 
terhadap pelestarian cagar budaya dan budaya  
3. Apa filosofi yang dapat diambil dari hal tersebut  
. Permainan tradisional adalah istilah yang umum digunakan  permainan tradisional menurut ​PLSPO Depdikbud (​ 1983) 
untuk  adalah suatu  
permainan?  
mengacu pada berbagai jenis permainan khas suatu daerah 
daerah?  

II. L​ITERATURE ​R​eview  


olahraga atau permainan yang telah lama ada, yang kadang-kadang tidak ada hubungannya dengan upacara adat 
atau kegiatan lain yang harus dilakukan dengan perjuangan hidup. Dikenal juga sebagai olahraga, karena 
biasanya permainan itu melibatkan aktivitas fisik.  
Bab ini akan menjelaskan beberapa teori yang berhubungan  
dan dibutuhkan (motorik kasar). Game seperti yang disebutkan di atas  
menjadi pembahasan dalam penelitian. Atas dasar itu, teori yang  
ada digolongkan menjadi sesuatu yang tradisional karena pasti  
dapat dijadikan pedoman untuk menentukan langkah danpemecahan  
kegiatanyang merupakan “ritual atau kebiasaan” yang biasa dilakukan  
masalah-masalah yang muncul dalam penelitian ini. Landasan teori yang  
ada relevansinya dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: ​A. Cerita Rakyat dan Permainan Nusantara  

sejak dahulu dan biasanya dibutuhkan sarana dan prasarana yang lebih baik untuk melakukan kegiatan tersebut 
berupa benda-benda yang sudah kuno dan belum tersentuh. kemodernan. Haviland (1987) menyatakan bahwa 
sesuatu dapat disebut tradisional atau tradisi bila berupa kebiasaan lama (old cultural practices) dimana  
Foklore merupakan bagian dari berbagai kolektif budaya di dunia yang  
biasanya mempunyai ciri-ciri yang kontras dengan arus  
pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya. , penyebaran  
praktik.  
turun-temurun di antara kolektif yang bersangkutan, baik secara lisan, atau  
disertai dengan isyarat atau alat bantu pengingat ataumnemonik  
alat(Danandjaya, 1986). Cerita rakyat dapat berupa vernakular,  musik rakyat,  
ungkapan tradisional, teka-teki, cerita rakyat, lagu daerah,  Belum lama ini, kita menghadapi masalah yang cukup 
rakyat   menghebohkan  
III. H​ERITAGE DAN ​Tr​ aditional ​GA
​ ME  

game, teater rakyat, kepercayaan rakyat, arsitektur rakyat, 


karena budaya tradisional Indonesia dianggap ​telah 
dan sebagainya. Permainan rakyat sering juga disebut sebagai  
permainan tradisional.   tersebut  dan  mencoba  untuk  menggali  dan  mengidentifikasinya. 
dicuri oleh salah satu negara tetangga, seperti Malaysia. Pencurian  Krasilnikov (2006)  
budaya tradisional seperti: membatik, angklung hingga lagu daerah 
menimbulkan amukan masyarakat Indonesia.   Namun hal tersebut pula yang menjadikan permasalahan masyarakat 
Beberapa  penelitian  di  beberapa negara yang mencoba menelaah  Indonesia 
permainan  tradisional  mengacu  pada  penelitian  pribumi  di  negara 
melakukan kajian terhadap permainan tradisional di masyarakat Siberia,  
selama ini sisi-sisi yang ternyata budaya tradisional itu sendiri telah terabaikan dan terlewatkan sehingga bangsa 
lain yang lebih pandai dapat dilakukan  
Burnett & Hollander (2004). sebuah proyek penelitian untuk  
menggunakannya demi keuntungan mereka. Apakah masyarakat Indonesia harus  
mendalami permainan tradisional di Afrika Selatan, dan Ofele (2000)  
disalahkan karena telah gagal melindungi bangsa sendiri  
melakukan kajian dan pengkajian permainan tradisional dan  
budaya?  
mengaitkannya dengan belajar di Argentina. Dari hasil  
penelitian tersebut menunjukkan bahwa permainan tradisional atau permainan yang  
sebenarnya tidak mudah menjawab pertanyaan tersebut. Karena manusia  
telah menjadi bagian dari budaya yang berkembang dan  
kehidupan yang tidak pernah statis dan dari waktu ke waktu akan selalu mengalami  
diajarkan secara turun-temurun.   Soelaeman Soemardi (1964) dari Fakultas 
Perubahan sosial termasuk budaya menurut SeloSoemardjan dan 
Penelitian tentang permainan nusantara di Indonesia masih terbatas  
Sosial-UI merupakan sarana berkarya, bercita rasa, dan kreatif yang  
dipublikasikan. Penulis telah melakukan serangkaian penelitian dan  
komunitas. Maka mau tidak mau kita akan merubah darilama 
kajianpermainan tradisional di Indonesia secara berkelanjutan,  
budaya menjadi budaya baru yang mungkin sebagian atau seluruhnya.  
yang mengidentifikasikan permainan tradisional (Iswinarti, 2005), dianalisis dalam  
Boyd dan Timothy dalam bukunya Heritage Tourism (2003) menjelaskan  
tinjauan perkembangan intelektual, sosial, emosional,  
bahwa “Pusaka bersifat selektif, catatan sejarah tidak lengkap  
dan kepribadian (Nasional Symposium Psychology, Indonesia,  
and not all legacy is what society values. What you want to  
2005), and develop Guidelines for Gaming Traditional child  
(2007).   disengaja atau tidak disengaja, tetapi masyarakat melalui sistem nilai 
Keep is the choice of the past. Proses penyaringan ini mungkin  yang tidak diragukan lagi berubah dari waktu ke waktu "Society is  
Bishop & Curtis (2005) mengartikan permainan tradisional sebagai permainan yang  
dibentuk melalui sejarah yang panjang, perjalanan yang berliku, demi  
itu telah diwariskan dari satu generasi ke generasi. selanjutnya.  
tapak tapak, coba-coba. Pada poin-poin tertentu terdapat  
Game berisi yang baik, positif, berharga, dan diinginkan.  
Peninggalan yang ada atau terekam hingga saat ini yang kemudian menjadi  
kesepakatan bahwa permainan tradisional mengacu pada  
warisan budaya. Warisan budaya, menurut Davidson, 
kegiatan seperti hopscotch (hopscotch), bermain kelereng, melompat  
(1991: 2) diartikan sebagai 'Suatu produk atau hasil dari budaya fisik  
tali, permainan karet, dan sebagainya. Namun sebenarnya beberapa permainan seperti  
dari tradisi yang berbeda dan pencapaian spiritual dalam bentuk 
lelucon praktis, ritual inisiasi, pemberian nama panggilan, dan lain  
-lain nilai dari masa lalu menjadi elemen penting dalam  

217
Advances in Economics, Business and Management Research, volume 28  

identitas suatu kelompok atau bangsa '. Jadi warisan budaya merupakan  
tolak ukur perkembangan kecerdasan danakademik  
hasildari budaya fisik (berwujud) dannilai budaya  
pencapaiansekolah. Namun belakangan terbukti bahwa pekerjaan lapangan 
(tidak berwujud) dari masa lalu. Nilai-nilai budaya masa lalu (tak berwujud  
tingkat keterampilanbukan ukuran keberhasilan dari seorang individu, ada  
pusaka) yang bersumber dari budaya lokal di nusantara,  
sedang perkembangan signifikan lainnya yang terjadi kematangan emosional  
meliputi: tradisi, cerita rakyat dan legenda, bahasa ibu,lisan  
kecerdasan(Muslim, 2004). Dengan bermain, anak dapat mengembangkan 
sejarah, kreativitas (tari, nyanyian, pertunjukan drama),  
kreativitasnya dalam ide atau pelajaran. Dengan berkembangnya  
kemampuan beradaptasi dan keunikan masyarakat setempat (Galla,  
kreativitas, anak akan mampu mewujudkan dirinya, bermanfaat,  
2001: 12).   meningkatkan kualitas hidupnya. Penelitian Astuti (2002) 
bermanfaat dan yang memungkinkan adalah anak-anak dapat  menunjukkan bahwa  
jika pada zaman dahulu biasanya terjadi perubahan budaya dalam suatu  
permainan tradisional dapat meningkatkan keterampilan sosial. Sedangkan penelitian yang 
lama dan bertahap, namun pada era modern dalamteknologi  
Masturi(dalam Markamah, 2007) mengemukakan bahwapermainan tradisional  
kemajuandan globalisasi dalam setiap aspek kehidupan manusia pada akhirnya  
dapat meningkatkan kemampuan berempati. Kedua kajian  
ini membumi sehingga terjadi perubahan budaya yang cukup cepat dan  
mengungkap dua aspek kecerdasan emosional melalui tradisi yang  
seringkali radikal. Tak heran jika di Indonesia terjadi vertigo budaya  
akibat campur tangan budaya modern.  permainan.  
kecenderungan bangsa atau negara manapun, melestarikan  
Selain itu, generasi muda kita sebagai produk dari  
tradisi, termasuk permainan atau olah raga tradisional yang dimilikinya, merupakan sesuatu yang 
modernisme semakin kurang diminati pada hal-hal yang berbau  
universal. meneliti dan mempelajari permainan yang menjadi  
tradisi karena dianggap kuno, ketinggalan zaman dan  
mengakar di masyarakat setempat, tidak semata-mata untuk kepentingan yang  
dimiliki hanya milik generasi tua saja. Dihadapkan pada  
rekonstruksi sejarah ini namun selanjutnya akan sangat berguna bagi  
situasi, pemerintah dan semua kelompok masyarakat yang peduli  
pada kelangsungan harkat dan martabat manusia.  
Tentang hal ini sebenarnya tidak tinggal diam, karena setelah itu  
budaya tradisional harus dilindungi dan dilestarikan.   suatu peradaban. Bangsa mana yang tidak bangga  
Permainan tradisional merupakan ciri khas suatu bangsa, dan hasil 
dengan budayanya. Apalagi menurut Tashadi, peneliti dari ​Balai Kajian  
memiliki budaya sendiri? Oleh karena itu menggali, melestarikan dan mengembangkan  
Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta y​ ang dalam  
olahraga tradisional merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Selain itu memiliki  
budaya yang mengandung nilai-nilai luhur pembentuk jati diri bangsa.  
Menjadi ciri khas suatu bangsa, olahraga tradisional menjadi salah satu nilai  
ketika nilai-nilai tersebut hilang dan tidak lagi dipahami oleh  
sebagian besar kerangka yang lebih luas yaitu budaya.  
generasi muda sehingga hanya memiliki nilai-nilai global, begitulah  
jati diri bangsa Indonesia. Masalahnya adalah upaya pemeliharaan  Selain itu, permainan tradisional jika ditata dengan baik mungkin 
dan pelestarian tradisional   dapat  
dikembangkan guna menarik arus wisatawan yang  
berbudaya saat ini tidak begitu mudah dilakukan di tengah serbuan arus wisatawan.  
tertarik pada keaslian alam,daerah  
budaya moderndari luar.  
spesialisasi. Pariwisata akan menciptakan kegiatan dan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk 
bergerak, melihat, belajar, bersosialisasi, bersosialisasi,  
selain masalah internal seperti kurangnya minat  
mengenal budaya, lingkungan, keunggulan, atau keajaiban  
pada bangsa Indonesia khususnya masyarakat Indonesia. generasi muda dan  
hak istimewa di tempat lain. Pariwisata juga akan berkembang menjadi perjalanan ke  
upaya pelestarian yang selama ini belum dirasakan dampaknya, juga  
ilmu pengetahuan dan teknologi, pariwisata dan budaya.  
masalah eksternal terjadi. Seiring dengan perkembangan zaman  
modern kekayaan kolektif bukan merupakan produk  produk budaya, termasuk kontemporer dan  
budaya masa lalu seperti agraris melainkan milik 
individualis atau suku bangsa. Oleh karena itu, semua  IV. M​ETHOD  
melakukan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian 
kesenian tradisional diberi cap milik individu   dan pengembangan (R&D).  
Metode fokus pada strategi dan pendekatan dalam proses  

atau kelompok orang, bahkan suatu bangsa.  


Ketika kita gagal memberi cap pada orang pada produk  bangsa. Oleh karena itu,  
budaya sendiri, terjadi pencurian budaya oleh bangsa 
V. R​ESULT  
lain yang kemudian diklaim sebagai produk budaya 

menurut Edi Sedyawati, harus ada perlindungan budaya yang lebih jelas maka diperlukan undang-undang khusus 
untuk perlindungan  
materi yang dicari melalui pencarian di internet dan  
sumber perpustakaan serta memanfaatkan jejaring masyarakat yang  
budaya tradisionalnya. bekerja. Keragaman budaya Indonesia yang  
ahli di bidang kebudayaan khususnya permainan yang  
terdiri dari ribuan etnis itu harus dipatenkan untuk mencegah  
pencurian oleh negara luar demi 
kepentingannya sendiri.   A. Perencanaan Acara  
kepulauan.  
Selain itu, meskipun tidak mudah upaya pelestarian budaya harus 
tetap gencar dilakukan dengan berbagai cara diantaranya  Setelah materi dan ahlinya ditemukan, maka penulis  
pementasan seni budaya tradisional dalam berbagai budaya  
merencanakan acara secara detail. Permainan tradisional akan dilakukan sebagai  
pusat atau tempat umum secara berkelanjutan. Bagian konservasi  
dari aktivitas tamasya. Berikut detail acaranya:  
Upaya akan berhasil jika didukung oleh berbagai pihak,   televisi. Maka cepat atau lambat, tradisional  

1. Tempat: Saung Pawaka, Kampung Bojong Koneng, Sentul.   Alasan pemilihan venue ini karena venue ini memiliki lapangan 
termasuk pemerintah dan penyebarluasan media massa, termasuk  yang luas dan cocok untuk mengadakan permainan.  
budaya kembali akan bersemangat.  

th ​
2. Hari / Waktu: Kamis, 15​ Mei 2014.  
Permainan tradisional juga terbukti efektif untuk mengembangkansosial.  
keterampilan Selama ini baru ada  

218
Penelitian Kemajuan Ekonomi, Bisnis dan Manajemen, volume 28  
3. Pengemasan: Pengenalan permainan tradisional berupa-  
Katakata ​gasing yang ​berasal dari bahasa Melayu  
dilakukan pada kegiatan outing. Peserta outing akan  
dipadukan dua kata, yaitu 'gah berpusing (berpusing = 
mendemonstrasikan cara bermain permainan tradisional tertentu dan  
pusing)'. Gah dalam istilah game gasing bermaksud untuk berputar (spin)  
nanti akan dijelaskan nilai masing-masing  cepat dan lurus.  
game tersebut.  
4. Peserta: rombongan anak-anak dan remaja SMP  
Tarakanita III yang akan menjadi model pada acara ini dan  
Atasan ini terbuat dari kayu dengan ukuran yang telah ditentukan,bundar  
kelompokmasih dibawah umur belajar.   badan dan sterngasing. Di bagian bawah kepala gasing dibuat 
bentuknya, sehingga memiliki tiga bagian penting: kepala,  lekukan-lekukan kecilPenyaji 
5.tiap permainan: sekelompok fasilitator yang  
sudah diberi pengarahan tadi.  
(disebut juga leher atas) yang berfungsi sebagai tali yang dililitkan pada bagian atas, karena bagian atas diputar 
dengan seutas tali. Pukul  
6. Fasilitator memberikan pengarahan sebanyak tiga kali tentang bagaimana memfasilitasi  
buritan diberi poros untuk menjaga keseimbangan saat bermain pada  
permainan, bagaimana menjelaskan permainan dan nilai  
permainan.  
lantai. Jenis kayu yang digunakan untuk membuat atasan antara lain ​merbau (sympetalandra borneensis), cula 
Lebanon (vitex quinta),  
7. Menyiapkan hand out yang menjelaskanouting  
jadwaldan materi yang akan didemokan. ​B. Galasin atau Gobak Sodor  
jeruk, mangrove, kempas, Sepan (gymnopetalumcochinchinensis), keranji (cynoptera polyandra) m ​ anggis​, 
jambu biji​, ciku (achras zapota) ​dan kayu asam. Selain itu, atasan juga terbuat dari plastik atau bahan lainnya. 
Gasing ​Dimainkan  
Istilah ​gobag sodor ​dikenal di jawa tengah, sedangkan di  
dengan lima langkah utama yaitu: bungkus atasan dengan tali yang terbuat dari  
daerah lain disebut juga dengan ​galah yang l​ ebih dikenal di natuna  
nilon atau bahan lain, panjangnya 3-5 m. Caranya, pertamaTali  
Pulau, sedangkan di beberapa daerah lain seperti Kepulauan Riau dikenal dengan  
melilitkan tangan kanannya, baik di lengan maupun di  
bagian ​Galah Panjang​. Sedangkan di daratan sedang, permainan  
jari-jari. Setelah itu ujung tali ditempatkan di bagian atas yang  
disebut juga ​Cak Bur ​atau ​Belon Utama​. Berada di daerahBarat  
leher, kemudian akhirnya menjadi bagian badan puncak yang ditutupi oleh  
Jawa yang dikenal dengan nama ​Galah Asin ​atau ​Galasin.​ Galasin atau  
belitan. Memutar ​gasing ​dengan cara didorong dan ditarik, atau dilempar  
Gobak Sodor biasanya dilakukan di lapangan. Taman bermain  
kemudian ditarik. Cara pertama, posisi badan pemain 
berbentuk kotak persegi panjang dan diberi garis di dalamnya. Permainan biasanya  
harus ditekuk sekitar 45 derajat dan posisi atas harus  
dimainkan di lapangan bulu tangkis, dengan mengacu pada garis yang ada atau  
tegak dan posisi ibu jari harus menghadap 
bisa dengan menggunakan bidang segi empat dengan ukuran 9 x 4 m,  
ke atas. Saat bagian atas dilepas, maka tangan pemain harus  
dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas setiap bagian  
ditarik dengan sedikit kekuatan di sepanjang puncak pemintalan. Pindah  
biasanya ditandai dengan kapur. Cara bermainnya anak-anak dibagi  
gasing ​dalam keadaan bergilir ke tempat lain, bertujuan untuk memastikan  
menjadi dua tim, satu tim terdiri dari 3-5 orang. Setelah menentukan  
rotasi tahan lama. Menangani ​gasing m ​ enjadi milik lawan. Tim  
mana yang menjaga, permainan bisa dimulai.grup  
Langkah terakhir anggotadilakukan pada permainan puncak, biasanya untuk tackle spinning  
yang mendapat giliran menjaga lapangan dibagi menjadi dua yaitu  
gasing ​sendiri oleh lawan. Maksud dan manfaat dari para  
anggota kelompok yang menjaga garis batas  
permainan puncak pada zaman dahulu tidak hanya permainan tetapi memainkan  
garis batas horizontal dan vertikal. Untukanggota kelompok  
peransebagai hewan pengerat, hubungan antara penduduk lokal  
yang bertugas menjaga garis batas horizontal, kemudian  
populasinya. Gasing game untuk menguji skill, meningkatkan skill, mengasah  
akan berusaha menghalangi lawannya yang juga berusaha melintasi  
garis batas yang telah ditentukan sebagai batas  keterampilan dalam strategi kelompok.  
bebas.  
Bagi anggota kelompok yang mempunyai tugas menjaga garis batas vertikal  
D. Benteng / Bentengan / Pal-palan / Pris-prisan  
(biasanya hanya satu orang), maka orang tersebut akan  
mempunyai akses ke seluruh garis batas vertikal yang berada di  
tengah. dari lapangan.   berusaha  menerobos  barisan  dan  tidak  putus  hingga  tersentuh  oleh 
bentengan P ​ ermainandi beberapa daerah sering dikenal dengan  kasus tim yang demikian, seperti terlihat pada Gambar 5.2. Setelah  
sebutan ​rerebonan ​di daerah jawa barat sedang di daerah lain juga 
dikenal dengan nama ​pris-prisan, omer, jek-jekan.   permainan terdiri dari dua kelompok atau tim pemain  
Tim  yang  tidak  bertugas  hanya  berdiri  berbaris  paling depan dan 
(Gambar 5.7), inti permainan adalah yang berhasil  
menembus garis terakhir, mereka harus berusaha  
menduduki sebagian besar benteng lawan (dengan simbol menyentuh  
untuk kembali ke tempat mereka pertama kali memulai. Jika kita telah memisahkan  
kastil lawan). Setiap regu akan menjaga benteng kastilnya (bentuk 
dari garis batas terakhir kita menjadi semangat bebas. Disinilah  
kita tuju. Jika berhasil, mereka akan mendapat satu nilai.  
Dan benda itu naik, biasanya tiang listrik, pohon, tembok, dll. .) serta menyerang benteng lawan. Setiap 
penyerang yang  
disentuh Sedangkan bila ada anggota tim yang tersentuh berarti  
harus menghidupkan saklar. Tim yang bersentuhan akan bertugas  sudah melampaui kastilnya, akan ditangkap oleh penjaga, dan jika  
menjaga.  
tertangkap penyerang akan menjadi tawanan. Dan harus diselamatkan  
. Tim pemenang adalah yang mengumpulkan nilai paling banyak. Diuntungkan  
oleh teman-temannya untuk bisa bermain kembali. Kelompok sukses  
dari permainan ini adalah: Meningkatkan kemampuan fisik. Mempertajam kemampuandialah  
lebih menempati benteng lawan,yang memenangkan  
untuk membaca isyarat / isyarat. Meningkatkan keterampilan komunikasi dan  
kemampuan menyusun strategi dengan lebih baik. ​C.gas  
a. Latih kemampuan visual dan motorik.  
b. Mengembangkan kemampuan membaca gerak atau gerak 
Permainan.  
tubuh  
Manfaat permainan ini adalah untuk:  
Gasing adalah mainan yang dapat berputar pada poros dan keseimbangan pada a  
c. Tingkatkankonsentrasi  
titik. Gasing adalah mainan tertua yang ditemukan di  
d. Kembangkan gerak fisik lari, yang merupakanbermanfaat  
situs arkeologidan masih bisa dikenali. Selain  
mainan anak-anak dan orang dewasa, atasan juga digunakan 
untuk meramal nasib.  
untuk kekuatan tubuh dan keterampilan 
dalam olahraga. e. Latih kekuatan kontrol mata.  

219
Kemajuan dalam Ekonomi, Bisnis dan Riset Manajemen, volume 28  
menunjukkan pemanfaatan sumber daya alam di sekitar kita sebagai 
sarana permainan, yang sejalan dengan arus yang digaungkan 
f. Merangsang keterampilan komunikasi dan menyusun 
banyak orang untuk menjadi “kembali ke alam”. Dengan ​congklak​, 
strategi ​E. Cublak - cublak suweng   juga melatih  
Cublak-​ ​cublak suweng ​merupakan permainan tradisional dari Jawa yang  
presisi dan strategis untuk memenangkan permainan ini. Nilai positif lain  
yang melibatkan banyak pemain. Untuk membuat permainan lebih seru,  
adalah nilai kejujuran. Saat bermain congklak kita  
harus ada minimal 3-5 orang. ​Cublak -Cublak Suweng  
terbiasa selalu jujur ​dalam membawa benih di tangan kita.  
Digambar dari tujuan permainan ini Pak Empo (orang yang harus 
Dari seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan, ternyata  
menebak) menemukan anting (​Suweng​) dari orang yang 
disembunyikan. Permainan  
peserta sangat antusias dalam mengikuti setiap sesinya 
kemudian diawali dengan menempelkan kerikil kepada setiap peserta lainnya  
diberikan permainan. Mereka merasa bahwa permainan yang disajikansangat menyenangkan  
telapak tangan(Gambar 5.8). Sepanjang permainan, para peserta bernyanyi  
dan menantang dan jauh dari kesan membosankan.  
Lagu Cublak-Cublak Suweng. Puisinya, ​"  
Cublak-Cublak Suweng, suwenge teng-gelenter, mambu ketundung Gudel, pa  
Pada saat itu juga membahas aspek permainan yaitu  
empo lera, sopo ngguyu ndeliake"​. Setelah sampai pada kata  
nilai budaya, filosofi, sejarah, aplikasi, manfaat, dan 
ndelikake,​ kerikil harus dipegang oleh peserta yangterakhir  
berperan. Banyak diskusi muncul tentang aspek-aspek ini. Dalam hal  
menyentuh tangannya. Usai kerikil pakem, masyarakat harus menebak  
nilai-nilai budaya nusantara yang terbukti memiliki permainantinggi  
bangundan duduk bersila. Sedangkan peserta lainnya menyanyikan, ​“Pak,  
nilai budaya banyak dalam bahasa asli daerah masing-masing 
pak pong ndelik gopong” ​semaksimal mungkin kepada masyarakat yang  
baik dari petunjuk yang diberikan hingga lagu yang dulu 
harus menebak-nebak siapa yang menyembunyikan kerikil tersebut . Saat bernyanyi,  
hand index diguncang dan diarahkan ke orang yang harus menebak.   memberikan ciri khas kedaerahan itu sendiri. Kekhawatiran dan 
mengiringi permainan, juga nama permainan tersebut juga telah  keinginan  
Pria itu hanya diberi satu kesempatan. Jika tidak berhasil, maka ia  
melestarikan permainan tradisional yang dibangun di kalangan pesertanya.  
akan menjadi orang yang harus menebak pada pertandingan 
berikutnya. Sedang   Dari segi filosofi ditemukan bahwa yang tradisional  
menebak, sebaiknya berhati-hati jangan sampai gagal menebak karena  
permainan tersebut mengandung filosofi dasar negara Indonesia yang  
kedua kalinya. Jika gagal, pemain diminta lap atau ward mana  
yang bisa dijadikan pedoman agar menjadi individu yang  
bermain dengan run squat. Terkadang pemain yang gagal juga  
diminta memenuhi tuntutan unik pemain lain. ​F. Congklak  

berbudaya. Dilihat dari segi sejarah, permainan nusantara memiliki andil besar dalam mencatat sejarah 
pembangunan di Indonesia. Aplikasi yang memang menunjukkan bahwa permainan ini dapat dilakukan di 
berbagai tempat, situasi, dan yang sesuai  
Congklak a​ dalah permainan yang secara tradisional dikenal dengan berbagai  
kondisi, dengan penyesuaian yang sederhana namun tetap memilikibernilai tinggi di  
nama yangseluruh Indonesia (​Dhakon,  dan manfaat  
Dentuman, Mokaotan ,  
Maggaleceng, Aggalacang, Nogarata)​ . Biasanya dalam sebuah  digunakan juga benih tanaman.  
permainan digunakan sejenis cangkang kerang sebagai benih dan  berikut:  
bila tidak ada terkadang adakalanya  
a. Keberhasilan dalam melakukan kegiatan outing dipengaruhi oleh  
implikasi dari hasil penelitian ini adalah seperti  
permainan Supercilious yang dilakukan oleh dua orang. Di dalam papan permainan mereka menggunakan papan 
yang disebut ​papan congklak d​ engan banyaknya  
pilihan tempat dan bahan yang sesuai. Dalam menentukan pemilihan tempat dan bahanbenda-benda tersebut  
lubangberjumlah 98 (14 x 7) dan bijinya disebut ​biji congkak a​ tau ​buah  
congkak.​ Umumnya ​papan congklak t​ erbuat dari kayu atau plastik,  yang nilai budaya, filosofi, manfaat, sejarah, aplikasi, dan 
sedangkan bijinya terbuat dari kulit kerang, biji-bijian, batu,  perannya harus diperhatikan dengan baik,  
kelereng atau  
b. Bagi penyelenggara kegiatan, perlu memperhatikan  
plastik (Gambar 5.10). Pada papan tersebut terdapat 16 lubang yang  
berkapasitas tempat yang dimiliki, perhatikan baik yang  
terdiri dari 14 lubang kecil yang saling berhadapan dan duabesar  
lubangdi kedua sisinya. Setiap 7 lubang kecil di sisi pemain dan  kenyamanan peserta agar pesan yang diberikan dapat 
lubang besar di sisi kanan dianggap sebagai milik pemain.   tersampaikan.  
rangkaian untuk kelancaran operasional dan memperhatikan 
c. Sebagai Perencana Outing selain memperhatikan hal-hal  
Pada awal permainan setiap lubang kecil diisi dengan  
tujuh biji. Dua pemain yang saling berhadapan, yang bisa melakukan  terkait dengan pilihan tempat adalah belajar tentang karakteristik 
pick hole   peserta, crowd management,  
mulai ditangkap dan dimasukkan satu ke hole di sebelah kanan dan seterusnya  
(Gambar 5.11 ). Bila bibit keluar di lubang kecil itulah   lubang kecil di sisinya, pemain berhenti dan mengambil  
event management, serta segala sesuatu yang berhubungan dengan 
kegiatan yang akan digelar.   VI. C​ONCLUSION  
Berisi benih lain, pemain dapat mengambil benih dan melanjutkan  Ini adalah kenyataan bahwa kesulitan untuk bermaintradisional  
pengisian, ketika habis di lubang besarnya maka pemain dapat 
melanjutkan dengan memilih lubang kecil di sisinya. Saat habis di 
permainantidak hanya mereka harus bersaing dengan gadget sebagai bagian  
biji-bijian di sisi berlawanan. Namun ketika berhenti di sebuahkosong  
gaya hidup modern yang, namun tidak ada lagi ruang yang luas untuk  
lubang di sisi lawan, para pemain berhenti dan tidak mengajak  
anak-anak bermain di luar rumah. Apalagi di Jakarta, hampir 
semuanya. Permainan dianggap lengkap jika tidak  
ada ruang yang luas di setiap RT karena setiap meter digunakan untuk rumah.  
lagi benih yang bisa diambil (seluruh benih ditempatkan dalam  
kondisi ini membuat permainan tradisional tidak mungkin menjadi  
lubang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah siapa yang mendapattertinggi  
benih.  
The philosophy contained in each games contributes to the  
bermain di sekitar rumah.  
While playing ​congklak m​ any positive things that we can  
development of the positive value for young generation and  
adopt. The use of wooden planks and seeds to play ​congklak  
certainly will improve the quality of human resources.  

220
Advances in Economics, Business and Management Research, volume 28  

The traditional games contains many values. The value for  


Borg & Gall. ​Educational Research: an Introduction​.  
mentality purpose is: help children to communicate their  Longman, Inc. New York, 2003  
feeling effectively in natural way, to reduce anxiety, 
increase  
Danandjaja, J. ”​Foklor Indonesia: Ilmu Gossip, Dongeng, dan  
self-control and concentration exercises. The games  lain-lain.​” PT.Grafitipers, Jakarta, 1986.
procedures gives opportunity to children to move which 
make the children  
Davison, RM, Martinsons, MG, Kock N. ”Principles of
become relax in order to reduce anxiety. In some games, there are  Canonical Action Research”. Information Systems ​Journal, 
some moves that need full concentration such as Cublak Cublak  2004.  
Suweng so the children is learning how to concentrate.  
Davison, G. dan C Mc Conville. ​A Heritage Handbook​. St.  
Self-control reflects on movement that needs control and  Leonard, NSW: Allen & Unwin, 1991.  
calmness such as in Galasin. Problem solving reflects on 
how  
DeBord, K. & Amann, N. “​Benefits of play in children: Age  
the children to create a strategy to win the games on Tak Benteng  ttp://www.ces.ncsu.edu/depts./fcs/human/disas4.html  
and Congklak; also how to distract the opponent in order to help our to solve the conflict with team member.  
team pass the opponent on Galasin, and how  
Dharmamulya, dkk. ​“Permainan Tradisional Jawa.” ​Kepel  
SpecificInterventions.​ ” Di akses pada 20 October ​2013:  
The diversity of traditional culture must be  Press, Yogyakarta, 2004.  
preserved as cultural heritage since Indonesia has 
thousands of local  
Galla, A. “​Guidebook for the Participation of Young People in 
cultural heritage. When other nation has only few of cultural  Heritage.” ​Conservation, Hall and Jones Advertising, 
heritage and they preserve it for their identity, then it is naïve if  Brisbane, 2001.  
Indonesia has so many heritage but not eager to preserve the  
Hadiwinoto, S. “​Beberapa Aspek Pelestarian Warisan  
culture. Reconstruction of traditional games needs to be done in order the games is applicable to be played and 
the participant is easy to understand the value of each games. If  
Budaya”​. Makalah Seminar Pelestarian dan Pengembangan Masjid Agung Demak, Demak, 2002.  
Iswinarti. ​“Nilai-nilai Terapiutik Permainan Tradisional  
the  traditional  games  is  introduced  and  played  often,  so  more 
Engklek Pada Anak Usia SekolahDasar.” Fakultas Psikologi 
children  know  and  understand  the  traditional  games  and  the  values. 
Universitas Muhammadiyah, Malang, 2010  
Automatically the preservation of traditional games  
will be sustain.  
R​EFERENCE  
Madya, S. “​Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research)” ​Alfabeta, Bandung, 2006.  
Sugiyono. ​“Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan  
Research and Development.” A ​ lfabeta, Jakarta, 2008.  
Baskerville,LR ​”Investigating Information System with  
Sujadi. ​“Metodologi Penelitian Pendidikan​.” Jakarta. Rineka
Action Research​.” Association ​for Information Systems, 
Atlanta, 1999.  
Bishop, JC & Curtis, M. ​Permainan Anak-anak Zaman 
Sekarang. ​Editor: Yovita Hadiwati​. ​PT. Grasindo, Jakarta, 
2005.  

221

View publication stats

Cipta, 2002.  

Anda mungkin juga menyukai