net/publication/312877644
8 PUBLIKASI 9 KUTIPAN
LIHAT PROFIL
Semua konten yang mengikuti halaman ini diunggah oleh Maria Pia Adiati p
ada
sejak dahulu dan biasanya dibutuhkan sarana dan prasarana yang lebih baik untuk melakukan kegiatan tersebut
berupa benda-benda yang sudah kuno dan belum tersentuh. kemodernan. Haviland (1987) menyatakan bahwa
sesuatu dapat disebut tradisional atau tradisi bila berupa kebiasaan lama (old cultural practices) dimana
Foklore merupakan bagian dari berbagai kolektif budaya di dunia yang
biasanya mempunyai ciri-ciri yang kontras dengan arus
pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya. , penyebaran
praktik.
turun-temurun di antara kolektif yang bersangkutan, baik secara lisan, atau
disertai dengan isyarat atau alat bantu pengingat ataumnemonik
alat(Danandjaya, 1986). Cerita rakyat dapat berupa vernakular, musik rakyat,
ungkapan tradisional, teka-teki, cerita rakyat, lagu daerah, Belum lama ini, kita menghadapi masalah yang cukup
rakyat menghebohkan
III. HERITAGE DAN Tr aditional GA
ME
217
Advances in Economics, Business and Management Research, volume 28
identitas suatu kelompok atau bangsa '. Jadi warisan budaya merupakan
tolak ukur perkembangan kecerdasan danakademik
hasildari budaya fisik (berwujud) dannilai budaya
pencapaiansekolah. Namun belakangan terbukti bahwa pekerjaan lapangan
(tidak berwujud) dari masa lalu. Nilai-nilai budaya masa lalu (tak berwujud
tingkat keterampilanbukan ukuran keberhasilan dari seorang individu, ada
pusaka) yang bersumber dari budaya lokal di nusantara,
sedang perkembangan signifikan lainnya yang terjadi kematangan emosional
meliputi: tradisi, cerita rakyat dan legenda, bahasa ibu,lisan
kecerdasan(Muslim, 2004). Dengan bermain, anak dapat mengembangkan
sejarah, kreativitas (tari, nyanyian, pertunjukan drama),
kreativitasnya dalam ide atau pelajaran. Dengan berkembangnya
kemampuan beradaptasi dan keunikan masyarakat setempat (Galla,
kreativitas, anak akan mampu mewujudkan dirinya, bermanfaat,
2001: 12). meningkatkan kualitas hidupnya. Penelitian Astuti (2002)
bermanfaat dan yang memungkinkan adalah anak-anak dapat menunjukkan bahwa
jika pada zaman dahulu biasanya terjadi perubahan budaya dalam suatu
permainan tradisional dapat meningkatkan keterampilan sosial. Sedangkan penelitian yang
lama dan bertahap, namun pada era modern dalamteknologi
Masturi(dalam Markamah, 2007) mengemukakan bahwapermainan tradisional
kemajuandan globalisasi dalam setiap aspek kehidupan manusia pada akhirnya
dapat meningkatkan kemampuan berempati. Kedua kajian
ini membumi sehingga terjadi perubahan budaya yang cukup cepat dan
mengungkap dua aspek kecerdasan emosional melalui tradisi yang
seringkali radikal. Tak heran jika di Indonesia terjadi vertigo budaya
akibat campur tangan budaya modern. permainan.
kecenderungan bangsa atau negara manapun, melestarikan
Selain itu, generasi muda kita sebagai produk dari
tradisi, termasuk permainan atau olah raga tradisional yang dimilikinya, merupakan sesuatu yang
modernisme semakin kurang diminati pada hal-hal yang berbau
universal. meneliti dan mempelajari permainan yang menjadi
tradisi karena dianggap kuno, ketinggalan zaman dan
mengakar di masyarakat setempat, tidak semata-mata untuk kepentingan yang
dimiliki hanya milik generasi tua saja. Dihadapkan pada
rekonstruksi sejarah ini namun selanjutnya akan sangat berguna bagi
situasi, pemerintah dan semua kelompok masyarakat yang peduli
pada kelangsungan harkat dan martabat manusia.
Tentang hal ini sebenarnya tidak tinggal diam, karena setelah itu
budaya tradisional harus dilindungi dan dilestarikan. suatu peradaban. Bangsa mana yang tidak bangga
Permainan tradisional merupakan ciri khas suatu bangsa, dan hasil
dengan budayanya. Apalagi menurut Tashadi, peneliti dari Balai Kajian
memiliki budaya sendiri? Oleh karena itu menggali, melestarikan dan mengembangkan
Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta y ang dalam
olahraga tradisional merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Selain itu memiliki
budaya yang mengandung nilai-nilai luhur pembentuk jati diri bangsa.
Menjadi ciri khas suatu bangsa, olahraga tradisional menjadi salah satu nilai
ketika nilai-nilai tersebut hilang dan tidak lagi dipahami oleh
sebagian besar kerangka yang lebih luas yaitu budaya.
generasi muda sehingga hanya memiliki nilai-nilai global, begitulah
jati diri bangsa Indonesia. Masalahnya adalah upaya pemeliharaan Selain itu, permainan tradisional jika ditata dengan baik mungkin
dan pelestarian tradisional dapat
dikembangkan guna menarik arus wisatawan yang
berbudaya saat ini tidak begitu mudah dilakukan di tengah serbuan arus wisatawan.
tertarik pada keaslian alam,daerah
budaya moderndari luar.
spesialisasi. Pariwisata akan menciptakan kegiatan dan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk
bergerak, melihat, belajar, bersosialisasi, bersosialisasi,
selain masalah internal seperti kurangnya minat
mengenal budaya, lingkungan, keunggulan, atau keajaiban
pada bangsa Indonesia khususnya masyarakat Indonesia. generasi muda dan
hak istimewa di tempat lain. Pariwisata juga akan berkembang menjadi perjalanan ke
upaya pelestarian yang selama ini belum dirasakan dampaknya, juga
ilmu pengetahuan dan teknologi, pariwisata dan budaya.
masalah eksternal terjadi. Seiring dengan perkembangan zaman
modern kekayaan kolektif bukan merupakan produk produk budaya, termasuk kontemporer dan
budaya masa lalu seperti agraris melainkan milik
individualis atau suku bangsa. Oleh karena itu, semua IV. METHOD
melakukan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kesenian tradisional diberi cap milik individu dan pengembangan (R&D).
Metode fokus pada strategi dan pendekatan dalam proses
menurut Edi Sedyawati, harus ada perlindungan budaya yang lebih jelas maka diperlukan undang-undang khusus
untuk perlindungan
materi yang dicari melalui pencarian di internet dan
sumber perpustakaan serta memanfaatkan jejaring masyarakat yang
budaya tradisionalnya. bekerja. Keragaman budaya Indonesia yang
ahli di bidang kebudayaan khususnya permainan yang
terdiri dari ribuan etnis itu harus dipatenkan untuk mencegah
pencurian oleh negara luar demi
kepentingannya sendiri. A. Perencanaan Acara
kepulauan.
Selain itu, meskipun tidak mudah upaya pelestarian budaya harus
tetap gencar dilakukan dengan berbagai cara diantaranya Setelah materi dan ahlinya ditemukan, maka penulis
pementasan seni budaya tradisional dalam berbagai budaya
merencanakan acara secara detail. Permainan tradisional akan dilakukan sebagai
pusat atau tempat umum secara berkelanjutan. Bagian konservasi
dari aktivitas tamasya. Berikut detail acaranya:
Upaya akan berhasil jika didukung oleh berbagai pihak, televisi. Maka cepat atau lambat, tradisional
1. Tempat: Saung Pawaka, Kampung Bojong Koneng, Sentul. Alasan pemilihan venue ini karena venue ini memiliki lapangan
termasuk pemerintah dan penyebarluasan media massa, termasuk yang luas dan cocok untuk mengadakan permainan.
budaya kembali akan bersemangat.
th
2. Hari / Waktu: Kamis, 15 Mei 2014.
Permainan tradisional juga terbukti efektif untuk mengembangkansosial.
keterampilan Selama ini baru ada
218
Penelitian Kemajuan Ekonomi, Bisnis dan Manajemen, volume 28
3. Pengemasan: Pengenalan permainan tradisional berupa-
Katakata gasing yang berasal dari bahasa Melayu
dilakukan pada kegiatan outing. Peserta outing akan
dipadukan dua kata, yaitu 'gah berpusing (berpusing =
mendemonstrasikan cara bermain permainan tradisional tertentu dan
pusing)'. Gah dalam istilah game gasing bermaksud untuk berputar (spin)
nanti akan dijelaskan nilai masing-masing cepat dan lurus.
game tersebut.
4. Peserta: rombongan anak-anak dan remaja SMP
Tarakanita III yang akan menjadi model pada acara ini dan
Atasan ini terbuat dari kayu dengan ukuran yang telah ditentukan,bundar
kelompokmasih dibawah umur belajar. badan dan sterngasing. Di bagian bawah kepala gasing dibuat
bentuknya, sehingga memiliki tiga bagian penting: kepala, lekukan-lekukan kecilPenyaji
5.tiap permainan: sekelompok fasilitator yang
sudah diberi pengarahan tadi.
(disebut juga leher atas) yang berfungsi sebagai tali yang dililitkan pada bagian atas, karena bagian atas diputar
dengan seutas tali. Pukul
6. Fasilitator memberikan pengarahan sebanyak tiga kali tentang bagaimana memfasilitasi
buritan diberi poros untuk menjaga keseimbangan saat bermain pada
permainan, bagaimana menjelaskan permainan dan nilai
permainan.
lantai. Jenis kayu yang digunakan untuk membuat atasan antara lain merbau (sympetalandra borneensis), cula
Lebanon (vitex quinta),
7. Menyiapkan hand out yang menjelaskanouting
jadwaldan materi yang akan didemokan. B. Galasin atau Gobak Sodor
jeruk, mangrove, kempas, Sepan (gymnopetalumcochinchinensis), keranji (cynoptera polyandra) m anggis,
jambu biji, ciku (achras zapota) dan kayu asam. Selain itu, atasan juga terbuat dari plastik atau bahan lainnya.
Gasing Dimainkan
Istilah gobag sodor dikenal di jawa tengah, sedangkan di
dengan lima langkah utama yaitu: bungkus atasan dengan tali yang terbuat dari
daerah lain disebut juga dengan galah yang l ebih dikenal di natuna
nilon atau bahan lain, panjangnya 3-5 m. Caranya, pertamaTali
Pulau, sedangkan di beberapa daerah lain seperti Kepulauan Riau dikenal dengan
melilitkan tangan kanannya, baik di lengan maupun di
bagian Galah Panjang. Sedangkan di daratan sedang, permainan
jari-jari. Setelah itu ujung tali ditempatkan di bagian atas yang
disebut juga Cak Bur atau Belon Utama. Berada di daerahBarat
leher, kemudian akhirnya menjadi bagian badan puncak yang ditutupi oleh
Jawa yang dikenal dengan nama Galah Asin atau Galasin. Galasin atau
belitan. Memutar gasing dengan cara didorong dan ditarik, atau dilempar
Gobak Sodor biasanya dilakukan di lapangan. Taman bermain
kemudian ditarik. Cara pertama, posisi badan pemain
berbentuk kotak persegi panjang dan diberi garis di dalamnya. Permainan biasanya
harus ditekuk sekitar 45 derajat dan posisi atas harus
dimainkan di lapangan bulu tangkis, dengan mengacu pada garis yang ada atau
tegak dan posisi ibu jari harus menghadap
bisa dengan menggunakan bidang segi empat dengan ukuran 9 x 4 m,
ke atas. Saat bagian atas dilepas, maka tangan pemain harus
dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas setiap bagian
ditarik dengan sedikit kekuatan di sepanjang puncak pemintalan. Pindah
biasanya ditandai dengan kapur. Cara bermainnya anak-anak dibagi
gasing dalam keadaan bergilir ke tempat lain, bertujuan untuk memastikan
menjadi dua tim, satu tim terdiri dari 3-5 orang. Setelah menentukan
rotasi tahan lama. Menangani gasing m enjadi milik lawan. Tim
mana yang menjaga, permainan bisa dimulai.grup
Langkah terakhir anggotadilakukan pada permainan puncak, biasanya untuk tackle spinning
yang mendapat giliran menjaga lapangan dibagi menjadi dua yaitu
gasing sendiri oleh lawan. Maksud dan manfaat dari para
anggota kelompok yang menjaga garis batas
permainan puncak pada zaman dahulu tidak hanya permainan tetapi memainkan
garis batas horizontal dan vertikal. Untukanggota kelompok
peransebagai hewan pengerat, hubungan antara penduduk lokal
yang bertugas menjaga garis batas horizontal, kemudian
populasinya. Gasing game untuk menguji skill, meningkatkan skill, mengasah
akan berusaha menghalangi lawannya yang juga berusaha melintasi
garis batas yang telah ditentukan sebagai batas keterampilan dalam strategi kelompok.
bebas.
Bagi anggota kelompok yang mempunyai tugas menjaga garis batas vertikal
D. Benteng / Bentengan / Pal-palan / Pris-prisan
(biasanya hanya satu orang), maka orang tersebut akan
mempunyai akses ke seluruh garis batas vertikal yang berada di
tengah. dari lapangan. berusaha menerobos barisan dan tidak putus hingga tersentuh oleh
bentengan P ermainandi beberapa daerah sering dikenal dengan kasus tim yang demikian, seperti terlihat pada Gambar 5.2. Setelah
sebutan rerebonan di daerah jawa barat sedang di daerah lain juga
dikenal dengan nama pris-prisan, omer, jek-jekan. permainan terdiri dari dua kelompok atau tim pemain
Tim yang tidak bertugas hanya berdiri berbaris paling depan dan
(Gambar 5.7), inti permainan adalah yang berhasil
menembus garis terakhir, mereka harus berusaha
menduduki sebagian besar benteng lawan (dengan simbol menyentuh
untuk kembali ke tempat mereka pertama kali memulai. Jika kita telah memisahkan
kastil lawan). Setiap regu akan menjaga benteng kastilnya (bentuk
dari garis batas terakhir kita menjadi semangat bebas. Disinilah
kita tuju. Jika berhasil, mereka akan mendapat satu nilai.
Dan benda itu naik, biasanya tiang listrik, pohon, tembok, dll. .) serta menyerang benteng lawan. Setiap
penyerang yang
disentuh Sedangkan bila ada anggota tim yang tersentuh berarti
harus menghidupkan saklar. Tim yang bersentuhan akan bertugas sudah melampaui kastilnya, akan ditangkap oleh penjaga, dan jika
menjaga.
tertangkap penyerang akan menjadi tawanan. Dan harus diselamatkan
. Tim pemenang adalah yang mengumpulkan nilai paling banyak. Diuntungkan
oleh teman-temannya untuk bisa bermain kembali. Kelompok sukses
dari permainan ini adalah: Meningkatkan kemampuan fisik. Mempertajam kemampuandialah
lebih menempati benteng lawan,yang memenangkan
untuk membaca isyarat / isyarat. Meningkatkan keterampilan komunikasi dan
kemampuan menyusun strategi dengan lebih baik. C.gas
a. Latih kemampuan visual dan motorik.
b. Mengembangkan kemampuan membaca gerak atau gerak
Permainan.
tubuh
Manfaat permainan ini adalah untuk:
Gasing adalah mainan yang dapat berputar pada poros dan keseimbangan pada a
c. Tingkatkankonsentrasi
titik. Gasing adalah mainan tertua yang ditemukan di
d. Kembangkan gerak fisik lari, yang merupakanbermanfaat
situs arkeologidan masih bisa dikenali. Selain
mainan anak-anak dan orang dewasa, atasan juga digunakan
untuk meramal nasib.
untuk kekuatan tubuh dan keterampilan
dalam olahraga. e. Latih kekuatan kontrol mata.
219
Kemajuan dalam Ekonomi, Bisnis dan Riset Manajemen, volume 28
menunjukkan pemanfaatan sumber daya alam di sekitar kita sebagai
sarana permainan, yang sejalan dengan arus yang digaungkan
f. Merangsang keterampilan komunikasi dan menyusun
banyak orang untuk menjadi “kembali ke alam”. Dengan congklak,
strategi E. Cublak - cublak suweng juga melatih
Cublak- cublak suweng merupakan permainan tradisional dari Jawa yang
presisi dan strategis untuk memenangkan permainan ini. Nilai positif lain
yang melibatkan banyak pemain. Untuk membuat permainan lebih seru,
adalah nilai kejujuran. Saat bermain congklak kita
harus ada minimal 3-5 orang. Cublak -Cublak Suweng
terbiasa selalu jujur dalam membawa benih di tangan kita.
Digambar dari tujuan permainan ini Pak Empo (orang yang harus
Dari seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan, ternyata
menebak) menemukan anting (Suweng) dari orang yang
disembunyikan. Permainan
peserta sangat antusias dalam mengikuti setiap sesinya
kemudian diawali dengan menempelkan kerikil kepada setiap peserta lainnya
diberikan permainan. Mereka merasa bahwa permainan yang disajikansangat menyenangkan
telapak tangan(Gambar 5.8). Sepanjang permainan, para peserta bernyanyi
dan menantang dan jauh dari kesan membosankan.
Lagu Cublak-Cublak Suweng. Puisinya, "
Cublak-Cublak Suweng, suwenge teng-gelenter, mambu ketundung Gudel, pa
Pada saat itu juga membahas aspek permainan yaitu
empo lera, sopo ngguyu ndeliake". Setelah sampai pada kata
nilai budaya, filosofi, sejarah, aplikasi, manfaat, dan
ndelikake, kerikil harus dipegang oleh peserta yangterakhir
berperan. Banyak diskusi muncul tentang aspek-aspek ini. Dalam hal
menyentuh tangannya. Usai kerikil pakem, masyarakat harus menebak
nilai-nilai budaya nusantara yang terbukti memiliki permainantinggi
bangundan duduk bersila. Sedangkan peserta lainnya menyanyikan, “Pak,
nilai budaya banyak dalam bahasa asli daerah masing-masing
pak pong ndelik gopong” semaksimal mungkin kepada masyarakat yang
baik dari petunjuk yang diberikan hingga lagu yang dulu
harus menebak-nebak siapa yang menyembunyikan kerikil tersebut . Saat bernyanyi,
hand index diguncang dan diarahkan ke orang yang harus menebak. memberikan ciri khas kedaerahan itu sendiri. Kekhawatiran dan
mengiringi permainan, juga nama permainan tersebut juga telah keinginan
Pria itu hanya diberi satu kesempatan. Jika tidak berhasil, maka ia
melestarikan permainan tradisional yang dibangun di kalangan pesertanya.
akan menjadi orang yang harus menebak pada pertandingan
berikutnya. Sedang Dari segi filosofi ditemukan bahwa yang tradisional
menebak, sebaiknya berhati-hati jangan sampai gagal menebak karena
permainan tersebut mengandung filosofi dasar negara Indonesia yang
kedua kalinya. Jika gagal, pemain diminta lap atau ward mana
yang bisa dijadikan pedoman agar menjadi individu yang
bermain dengan run squat. Terkadang pemain yang gagal juga
diminta memenuhi tuntutan unik pemain lain. F. Congklak
berbudaya. Dilihat dari segi sejarah, permainan nusantara memiliki andil besar dalam mencatat sejarah
pembangunan di Indonesia. Aplikasi yang memang menunjukkan bahwa permainan ini dapat dilakukan di
berbagai tempat, situasi, dan yang sesuai
Congklak a dalah permainan yang secara tradisional dikenal dengan berbagai
kondisi, dengan penyesuaian yang sederhana namun tetap memilikibernilai tinggi di
nama yangseluruh Indonesia (Dhakon, dan manfaat
Dentuman, Mokaotan ,
Maggaleceng, Aggalacang, Nogarata) . Biasanya dalam sebuah digunakan juga benih tanaman.
permainan digunakan sejenis cangkang kerang sebagai benih dan berikut:
bila tidak ada terkadang adakalanya
a. Keberhasilan dalam melakukan kegiatan outing dipengaruhi oleh
implikasi dari hasil penelitian ini adalah seperti
permainan Supercilious yang dilakukan oleh dua orang. Di dalam papan permainan mereka menggunakan papan
yang disebut papan congklak d engan banyaknya
pilihan tempat dan bahan yang sesuai. Dalam menentukan pemilihan tempat dan bahanbenda-benda tersebut
lubangberjumlah 98 (14 x 7) dan bijinya disebut biji congkak a tau buah
congkak. Umumnya papan congklak t erbuat dari kayu atau plastik, yang nilai budaya, filosofi, manfaat, sejarah, aplikasi, dan
sedangkan bijinya terbuat dari kulit kerang, biji-bijian, batu, perannya harus diperhatikan dengan baik,
kelereng atau
b. Bagi penyelenggara kegiatan, perlu memperhatikan
plastik (Gambar 5.10). Pada papan tersebut terdapat 16 lubang yang
berkapasitas tempat yang dimiliki, perhatikan baik yang
terdiri dari 14 lubang kecil yang saling berhadapan dan duabesar
lubangdi kedua sisinya. Setiap 7 lubang kecil di sisi pemain dan kenyamanan peserta agar pesan yang diberikan dapat
lubang besar di sisi kanan dianggap sebagai milik pemain. tersampaikan.
rangkaian untuk kelancaran operasional dan memperhatikan
c. Sebagai Perencana Outing selain memperhatikan hal-hal
Pada awal permainan setiap lubang kecil diisi dengan
tujuh biji. Dua pemain yang saling berhadapan, yang bisa melakukan terkait dengan pilihan tempat adalah belajar tentang karakteristik
pick hole peserta, crowd management,
mulai ditangkap dan dimasukkan satu ke hole di sebelah kanan dan seterusnya
(Gambar 5.11 ). Bila bibit keluar di lubang kecil itulah lubang kecil di sisinya, pemain berhenti dan mengambil
event management, serta segala sesuatu yang berhubungan dengan
kegiatan yang akan digelar. VI. CONCLUSION
Berisi benih lain, pemain dapat mengambil benih dan melanjutkan Ini adalah kenyataan bahwa kesulitan untuk bermaintradisional
pengisian, ketika habis di lubang besarnya maka pemain dapat
melanjutkan dengan memilih lubang kecil di sisinya. Saat habis di
permainantidak hanya mereka harus bersaing dengan gadget sebagai bagian
biji-bijian di sisi berlawanan. Namun ketika berhenti di sebuahkosong
gaya hidup modern yang, namun tidak ada lagi ruang yang luas untuk
lubang di sisi lawan, para pemain berhenti dan tidak mengajak
anak-anak bermain di luar rumah. Apalagi di Jakarta, hampir
semuanya. Permainan dianggap lengkap jika tidak
ada ruang yang luas di setiap RT karena setiap meter digunakan untuk rumah.
lagi benih yang bisa diambil (seluruh benih ditempatkan dalam
kondisi ini membuat permainan tradisional tidak mungkin menjadi
lubang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah siapa yang mendapattertinggi
benih.
The philosophy contained in each games contributes to the
bermain di sekitar rumah.
While playing congklak m any positive things that we can
development of the positive value for young generation and
adopt. The use of wooden planks and seeds to play congklak
certainly will improve the quality of human resources.
220
Advances in Economics, Business and Management Research, volume 28
221
Cipta, 2002.