Konsep kimia hijau berkaitan erat dengan aplikasinya dalam industri dan berpegang pada 12
asas, yaitu:
(i) Pencegahan./pemanfaatan limbah /zero waste
Pencegahan penghasilan limbah kimia lebih baik daripada mengurusi dan membersihkan
limbah yang telah dihasilkan. Jika terdapat limbah, limbah tersebut dimanfaatkan untuk
menghasilkan produk lain yang bernilai ekonomi. Pemanfaatan tepung kulit telur sebagai
katalis dan pemanfaatan minyak jelantah pada pembuatan biodiesel, merupakan contoh
pemanfaatan limbah menjadi bahan yang bernilai ekonomis. Hasil kajian Alla et al (2016)
menunjukkan bahwa pemanfaatan tepung kulit telur sebagai katalis dan pemanfaatan minyak
jelantah pada pembuatan biodiesel, menghasilkan biodiesel yield sebesar 97%, dan
penggunaan katalis yang lebih ekonomis karena dapat digunakan kembali. Pemanfaatan
limbah cair hasil fermentasi singkong, sebagai bahan baku untuk pembuatan asam sitrat,
dapat menurunkan kandungan COD sebesar 96,4% dan menghemat air sebesar 78,3% (Jian et
al, 2016)
(ii). Atom ekonomis.
Proses industri berwawasan hijau dan berkesinambunagn dirancang menurut konsep atom
ekonomi, yaitu sebuah konsep perancangan proses kimia yang dalam mensintesis produk
akhir harus didesain untuk mengubah semaksimal mungkin bahan baku menjadi produk yang
diinginkan dalam memaksimalkan penggunaan seluruh bahan dalam prosesnya sampai
kepada produk akhir. Dengan kata lain, reaksi kimia tersebut memiliki nilai konversi,
selektifitas dan yield yang setinggi tingginya. Idealnya, pada reaksi kimia semua reaktan
dapat dirubah menjadi produk yang diinginkan, sesuai dengan persamaan stoikiometrinya.
Kenyataannya, kebanyakan reaksi menghasilkan produk yang jumlahnya tidak sama dengan
hasil teoritis. Untuk itu digunakan besaran efisiensi hasil (EF) yaitu hasil perbandingan
antara massa produk yang dihasilkan dengan massa produk teoritis.
Selain masalah ketidaksesuai hasil perhitungan dengan hasil percobaan, produk reaksi
yang dihasilkan dari suatu reaksi kimia sering berjumlah lebih dari satu jenis, dan tidak
semuanya merupakan produk reaksi yang diinginkan. Dengan demikian besaran EF tidak
mencerminkan seberapa besar efisiensi perubahan reaktan menjadi produk. Untuk itu
digunakan istilah baru yaitu Ekonomi Atom (EA) yang besarnya
Massa atom produk yang dihasilkan
EA = --------------------------------------------- x 100%
Massa atom dalam reaktan