Anda di halaman 1dari 6

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS

LOMBA MEMBACA PUISI TINGKAT SD


DALAM RANGKA MILAD SMPIT KHAIRUNNAS KOTA BENGKULU
TAHUN 2021

A. PETUNJUK PELAKSANAAN
1. Waktu dan tempat pelaksanaan
a. Waktu
Tanggal : 13-15 Februari 2021
Pukul : 07.30 – 15.00 WIB.
b. Tempat : Di rumah masing-masing
c. Media : Dikirimi melalui Whatsapp

B. PETUNJUK TEKNIS
1. Ketentuan umum
a. Lomba membaca puisi diadakan oleh SMPIT Khairunnas Kota Bengkulu dalam rangka
memperingati Milad SMPIT Khairunnas Kota Bengkulu yang ke-9.
b. Tema kegiatan
“Tumbuhkan Cinta Tanah Air dengan Berpuisi”
c. Lomba puisi diikuti oleh SD se-Kota Bengkulu
d. Peserta lomba membaca puisi adalah siswa SD minimal kelas 4, laki-laki dan
perempuan.
e. Dewan juri adalah pihak yang berwenang untuk memberikan penilaian sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam lomba.
f. Penilaian adalah hasil pengamatan dewan juri terhadap pembacaan puisi oleh
peserta lomba berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan panitia, hasil pengamatan
ini berbentuk skor yang diberikan setelah hari pelaksanaan berlangsung.
g. Alur pendaftaran lomba.
Pendaftaran dapat dilakukan dengan dua cara
1. Pendaftaran Online. Peserta mendaftar melalui Whatsapp panitia di nomor
082178796478 dari pukul 07.30-15.00.
2. Pendaftaran Offline. Peserta mendaftar dengan diwakili oleh Guru pendamping,
datang langsung ke SMPIT Khairunnas dari pukul 07.30-15.00
h. Peserta akan membacakan puisi yang ditentukan panitia
i. Pembacaan puisi dibuat dalam bentuk video dan dikirim ke Whatsapp atau Email
paniti.a
j. Waktu yang disediakan untuk tiap peserta maksimal 5 menit, meliputi persiapan dan
penampilan.
k. Waktu bagi tiap peserta terhitung mulai ketika peserta memulai hingga berakhir
penampilan peserta.
l. Peserta yang melebihi waktu yang telah ditentukan akan dikurangi nilai.
m. Pemenang ditentukan peringkat 1, 2 dan 3.
n. Aspek Penilaian
Penilaian lomba baca puisi meliputi :
- Penjiwaan/Penghayatan
- Vokal (Artikulasi, Intonasi, Karakter suara dan Tempo)
- Kekuatan (Power) suara
- Gerak (Mimik, Gestur)
- Totalitas (penyajian secara lisan, ekspresi, fisik, keutuhan dan ketepatan waktu).
o. Keputusan juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
p. Jika terjadi perubahan atau penambahan ketentuan/teknis lomba, maka akan
disampaikan pada waktu pelaksanaan technical meeting (masih belum pasti)

2. KETENTUAN KHUSUS
a. Dalam pembacaan puisi tidak boleh menggunakan alat pengiring, baik yang
dimainkan maupun yang dimainkan orang lain.
b. Puisi yang diperlombakan diambil salah satu dari judul-judul sebagai berikut.

NO JUDUL PUISI PENULIS


1 Ibu Mustofa Bisri
2 Monginsidi Subagio Sastrowardoyo
3 Sersan Nurcholis Taufiq Ismail
4 Pahlawan Tak Dikenal Toto Sudarto Bachtiar

JURI:
1. Valentina Edellwiz Edwar
2. Ismi Nurhasanah
PUISI-PUISI PILIHAN

IBU
(Mustofa Bisri)
Kaulah gua
teduh

tempatku bertapa bersamamu


Sekian lama
Kaulah kawah
dari mana aku meluncur dengan perkasa
Kaulah bumi
yang tergelar lembut bagiku
melepas lelah dan nestapa
gunung yang menjaga mimpiku
siang dan malam
mata air yang tak brenti mengalir
membasahi dahagaku
telaga tempatku bermain
berenang dan menyelam
Kaulah, ibu, laut dan langit
yang menjaga lurus horisonku

Kaulah, ibu, mentari dan rembulan


yang mengawal perjalananku
mencari jejak sorga
di telapak kakimu

(Tuhan,
aku bersaksi
ibuku telah melaksanakan amanatMu
menyampaikan kasihsayangMu
maka kasihilah ibuku

seperti Kau mengasihi


kekasih-kekasihMu
Amin).
1414 H
MONGINSIDI
(karya Subagio Sastrowardoyo)

Aku adalah dia yang dibesarkan dengan dongeng di dada bunda


Aku adalah dia yang takut gerak bayang di malam gelam
Aku adalah dia yang meniru bapak mengisap pipa dekat meja
Aku adalah dia yang mengangankan jadi seniman melukis keindahan
AKu adalah dia yang menangis terharu mendengar lagu merdeka
Aku adalah dia yang turut dengan barisan pemberontak ke garis pertempuran
Aku adalah dia yang memimpin pasukan gerilya membebaskan kota
AKu adalah dia yang disanjung kawan sebagai pahlawan bangsa
Aku adalah dia yang terperangkap siasat musuh karena pengkianatan
Aku adalah dia yang digiring sebagai hewan di muka regu eksekusi
Aku adalah dia yang berteriak 'merdeka' sbelum ditembak mati
Aku adalah dia, ingat, aku adalah dia

(Dari Budaja Djaja No. 23, April 1970)


SERSAN NURCHOLIS
(karya Taufiq Ismail)
Seorang Sersan
Kakinya hilang
Sepuluh tahun yang lalu

Setiap siang
Terdengar siulnya
Di bengkel arloji

Sekali datang
Teman-temannya
Sudah orang resmi

Dengan senyum ditolaknya


Kartu anggota
Bekas pejuang

Sersan Nurcholis
Kakinya hilang
Di jaman Revolusi

Setiap siang
Terdengar siulnya
Di bengkel arloji

(1958)
"Pahlawan Tak Dikenal"

karya Toto Sudarto Bachtiar

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring


Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

Dia tidak ingat bilamana dia datang


Kedua lengannya memeluk senapang
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang

wajah sunyi setengah tengadah


Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu
Dia masih sangat muda

Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun


Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring


Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda.

Anda mungkin juga menyukai