PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH (DENGAN POINT OF CARE TEST [POCT]), DAN
PEMERIKSAAN GLUKOSA URINE
A. PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH
Diabetes Melitus merupakan penyakit menahun yang ditandai oleh kadar
glukosa darah yang lebih tinggi dari batas normal. Komplikasi yang terjadi dapat
menyebabkan keadaan yang lebih fatal seperti gagal ginjal, jantung, bahkan sampai
amputasi. Untuk itu diperlukan pengendalian ataupun pencegahan. Salah satu upaya
pencegahan adalah deteksi dini keberadaan penyakit ini, sehingga dapat mencapai
pengobatan yang maksimal. Diagnosis DM didasarkan pada pemeriksaan kadar glukosa
darah. Bahan pemeriksaan glukosa darah dapat berasal dari darah vena atau darah
kapiler.
Alat dan reagen dapat menggunakan cara reagen kering yang sederhana dan
mudah digunakan, yaitu menggunakan cara point of care tes (POCT,) dengan reagen
kering glukosa darah dapat dipercaya sejauh kalibrasi dilakukan dengan baik dan cara
pemeriksaan dilakukan sesuai standar yang dianjurkan yang bermanfaat untuk
memantau kadar glukosa darah secara berkala. Hasil pemantauan dengan reagen kering
perlu dibandingkan dengan cara konvensional (kimia basah).
Pemeriksaan penyaring dilakukan pada kelompok dengan salah satu faktor
risiko sebagai berikut;
Usia > 35 tahun
Kegemukan dengan BB > 120% BB ideal atau IMT.27kg/m2
‘Tekanan darah > 140/90mmHg
Riwayat keluarga DM
Riwayat kehamilan dengan Berat badan Lahir bayi >4000gram
Riwayat DM pada kehamilan
Pernah TGT atau glukosa darah puasa terganggu (GDP)
Dislipidema (HDL-C<35mg/dl dan atau Trigliserida > 250mg/dl)
Sx anaene
Pemeriksaan penyaring bisa dilakukan dalam keadaan puasa atau sewaktu,
kemudian diikuti dengan tes toleransi glukosa oral, Untuk kelompok risiko tinggi hasil
penyaringan negatif, pemeriksaan penyaring ulangan dilakukan tiap tahun. Untuk
Scanned with CamScannermereka yang berusia > 45 tahun tanpa faktor risiko, pemeriksaan penyaring dilakukan
tiap 3 tahun.
Diagnosis klinis DM perlu dipikirkan bila ada keluhan khas DM berupa poliuri,
polidipsi, polifagi, dan berat badan menurun tidak dapat dijelaskan sebabnya. Keluhan
lain mungkin adalah kesemutan, gatal, mata kabur dan impotensi pada pria serta
pruritus vulva pada wanita, Keluhan khas dengan gula sewaktu 200 mg/ dl atau gula
darah puasa 126 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. Untuk kelompok
tanpa keluhan khas DM, glukosa darah dengan satu kali abnormal, belum cukup kuat
untuk menegakkan diagnosis klinis DM. Perlu dipastikan lebih lanjut dengan
mendapatkan sekali lagi hasil abnormal, glukosa puasa 2 126mg/dl, gula sewaktu 2
200mg/dl pada hari lain, atau hasil tes TTGO yg abnormal.
Sampling
Pasien puasa 8-12 jam sebelum diambil darahnya. Setelah diambil darahnya,
pasien diminta makan seperti biasa. Dua jam kemudian diambil darahnya. Untuk
pemeriksaan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) pasien minum glukosa peroral (75
gram) dan dihabiskan dalam 15-20 menit. Darah disentrifus untuk mendapatkan
serumnya, bila tidak langsung dilakukan, darah ditambah antiglikolitik (Gliseraldehid,
fluoride, iodoasetat) untuk menghindari rendah palsu. Ini sangat penting untuk
diketahui, kesalahan fase ini dapat menyebabkan hasil pemeriksaan glukosa tidak
sesuai dengan sebenarnya, dan akan menyebabkan kesalahan dalam penatalaksanaaan
penderita DM.
Metode pemeriksaan glukosa darah :
1, Kimia Basah (Enzimatik)
A. Metode Glukosa Oksidase
Metode Glukosa oksidase (GOD) banyak digunakan pada saat ini
‘Akurasi dan presisinya baik, karena enzim GOD spesifik untuk reaksi pertama,
tetapi reaksi kedua rawan interferen. Interferen yang bisa mengganggu antara
Jain : bilirubin, asam urat, dan asam askorbat.
Prinsip Pemeriksaan:
B-D-Glukosa dioksidasi oleh glukosa oksidase menghasilkan asam glukonat dan
hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida dioksidasi oleh 4-Aminoantipyrine dan
kompleks fenol, pHBS (p-Hidroksibenzene sulfonate) dengan adanya
peroksidase akan menghasilkan kompleks warna (red quinoneimine dye) yang
menunjukkan konsentrasi glukosa dan dapat diukur dengan spektrofotometer.
cose Oxi
B-D-Glukosa + H20 + 0. ———————* H202 + D-Gluconic acid
Persie
H202+ 4-Aminoantipyrine + p-HBS.) ————* Iminoquinone + H20
Scanned with CamScanner/
B, Metode Heksokinase
Metoda heksokinase juga banyak digunakan. Mel
presisi yang sangat baik dan merupakan metode referen,
digunkan spesifik untuk glukosa.
Prinsip Pemeriksaan:
Enzim heksokinase (HK) mengkatalisasi re
triphosphat (ATP) untuk membentuk glukosa-
diphosphate (ADP). NAD dan enzim glukosa-6-phosphate dehidrogenase
(G6DPH) mengoksidasi G6P menjadi 6-Phosphoglukonat Peningkatan
konsentrasi NADH sesuai dengan konsentrasi dan dapat diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 340 nm.
toda ini memiliki akurasi dan
karena enzim yang
Jaksi antara glukosa dan adenosine
6-phosphate dan adenosine
HK
Glukosa+ ATP =————*_ G-6-P + ADP
sro
® G-6-P + NAD _—_———+ 6-Phosphogluconate + NADH
2. POCT ( Kimia kering)
Spesimen darah:
Spesimen darah harus yang
Reagen (per 100 strip):
Glucose oxidase (GOD) 100 unit
Potassium ferricyanide 7,8 mg
Prinsip Pemeriksaan:
Pemeriksaan ini berdasarkan pengukuran arus elek
antara glukosa darah dengan reagen pada strip.
dengan glukosa oksidase dan potassium ferisianida pad
potassium ferosianida, Oksidasi potassium ferosianida inl menghasiikan arus
elektrik yang dikonversi oleh meter dan ditampilkan sebagai Konsentrasi glukosa.
baru diperoleh dari tusukan jari (darah kapiler),
trik yang dihasilkan oleh reaksi
Glukosa pada sampel bereaksi
la strip menghasilkan
f-D-glucose + potassium ferricyanide “> gluconid acid+potassium ferrocyanide
potassium ferrocyanide >. Potassium ferricyanide + €
0
Komponen tes strip gula darah;
1. Meter
2. ‘Tes strip dan kalibrasi strip
3. Alat lancet dan lancet steril
4. Kapas dan alkohol
Cara Kerja tes gula darah:
1. Masukkan kalibrasi strip ke dalam meter, nomor fungsi meter akan muncul
2. Masukkan tes strip ke dalam meter
Scanned with CamScanner/
3, Melakukan tusukan jari
a. Siapkan tempat tusukan (jari tengah atau jari manis)
1) Bersihkan tempat tusukan sampai benar-benar bersih dan kering
2) Oleskan kapas alkohol dan tunggu hingga kering. Bila perlu gunakan
air hangat untuk vasodilatasi kapiler
b. Lepaskan endcap
¢. Masukkan lanset baru
4. Lepas topi pisau lanset
e, Lakukan tusukan jari agar terbentuk setetes bu
ampai menyentuh setetes dat
ulatan darah
rah, Tunggu sampai Meter
4, Bawa ujung tes Strip s
itung mundur dari 10 detik
berbunyi ‘bip'. Alat Meter sekarang akan mulai mengh
sampai tes selesai,
4. Tinggalkan Tes Strip di meter sampai
sebelum melepas tes strip yang digun
5. Lepaskan tes strip.
hasil tes muncul di layar. Catat hasil tes
nakan.
PELAPORAN
(miligram glukosa per desiliter). Alat meter
memiliki pilihan untuk pelaporan hasil dengan "mmol/L" (milimol per liter) Hasil
dalam mg/dL tidak akan pernah memiliki titik desimal (misalnya, 96 mg/dL); hasil
gn "mmol/L" akan selalu memiliki titik desimal (misalnya, 8.3 mmol/L). Jka hasil
pengujian ditampilkan dalam unit ukuran yang salah (yaitu, mmol/L), lihat
panduan penggunaan untuk mengubah satuan ukuran yang tepat.
B, jika hasil gula darah di bawah 20 mg/dL, di atas 600 mg/dL, atau jika meter
menunjukkan "HI" atau "LO", lakukan tes ulang, fika tes gula darah ulangan masih
i bawah 20 mg/dl, di atas 600 mg/dl, atau jika alat meter tetap menunjukkan
“HI” atau "LO", perlu dilakukan pemeriksaan glukosa darah dengan cara Kimia
basah.
‘A. Hasil harus dilaporkan dalam "mg/dL"
Scanned with CamScanner