Oleh :
Rahmat Ilham 1840312680
Ade Yosdi Putra 1940312002
Aulia Latifah 1940312104
Priyanka Prima Putri 1940312105
Nadia Rizki Shabrina 1940312112
Trise Anestesia Masykur 1940312133
Radha Kurnia Amanda 1940312138
Muhammad Thariq Isnanini 1940312165
Yuliana Eksandra 2040312003
Risma Anjelina 2040312076
Kamilaturizqi Sakinah 1940312106
Rida Khairunnisa F 2040312014
Preseptor :
Prof. Dr. dr. Yusrawati, Sp. OG (K)
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kehamilan merupakan proses yang fisiologis, namun kehamilan yang normal
dapat berubah menjadi patologis/abnormal. Risiko kehamilan bersifat dinamis, karena
ibu hamil yang normal secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko tinggi. Kehamilan risiko
tinggi menurut Poedji Rochjati adalah kehamilan dengan satu atau lebih satu faktor
risiko, baik dari pihak ibu maupun janinnya yang memberi dampak kurang
menguntungkan baik bagi ibu maupun janinnya, memiliki risiko kegawatan tetapi tidak
darurat. Menurut Maisuri T. Chalid, kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang
kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya bahaya atau komplikasi baik terhadap ibu
maupun janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas
bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal.1
2.2 Epidemiologi
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas
atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau
insidental di setiap 100.000 kelahiran hidup.2
Selain untuk menilai program kesehatan ibu, indikator ini juga mampu menilai
derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan
kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. Secara umum terjadi penurunan
kematian ibu selama periode 1991-2015 dari 390 menjadi 305 per 100.000 kelahiran
hidup. Walaupun terjadi kecenderungan penurunan angka kematian ibu, namun tidak
berhasil mencapai target MDGs yang harus dicapai yaitu sebesar 102 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015. Hasil supas tahun 2015 memperlihatkan angka
kematian ibu tiga kali lipat dibandingkan target MDGs. 2
Jumlah Kelompok
Perawatan Rujukan Tempat Penolong
Skor Risiko
2 KRR Bidan Tidak Rumah
Bidan
dirujuk Polindes
6-10 KRT Bidan Bidan Bidan Bidan
dokter PKM Dokter dokter
> 12 KRST Dokter Rumah
sakit Rumah sakit Dokter
2.3.2 Cara Kriteria
Ada berbagai kriteria, tetapi dengan tujuan sama, yaitu mencoba
mengelompokkan kasus-kasus kehamilan risiko tinggi. Salah satunya adalah kriteria
yang ditetapkan oleh Poedji Rochayati, dkk.
a. Kelompok Faktor Risiko I : Ada Potensi Gawat Obstetrik (APGO)
1. Terlalu muda hamil pertama (< 16 tahun)
Ibu hamil yang berumur ≤ 16 tahun meningkatkan risiko bayi prematur,
perdarahan antepartum, dan perdarahan postpartum. Faktor risiko kehamilan pada
remaja antara lain terjadinya anemia, hipertensi pada kehamilan, prematur, fetal distress,
asfiksia neonatorum, BBLR, dan biasanya juga plasenta previa. 2 Hal ini dapat
disebabkan karena berhubungan dengan kematangan organ reproduksi, angka kecukupan
gizi remaja yang kurang, serta kondisi psikologis.6
b. Ada Gawat Obstetri / AGO (tanda bahaya pada saat kehamilan, persalinan, dan nifas)
1. Penyakit pada ibu hamil
a) Anemia (kurang darah)
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11 g% pada
trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 g% pada trimester 2. Hipoksia akibat anemia dapat
menyebabkan syok dan kematian ibu pada persalinan sulit, walaupun tidak terjadi
perdarahan. Juga bagi hasil konsepsi, anemia dalam kehamilan memberi pengaruh
kurang baik, seperti:
- Kematian mudigah
- Kematian perinatal
- Prematuritas
- Dapat terjadi cacat bawaan
- Cadangan besi kurang.8
b) Malaria
Keluhan yang dirasakan ibu hamil, adalah:
- Panas tinggi
- Menggigil, keluar keringat
- Sakit kepala
- Muntah-muntah
- Bila penyakit malaria ini disertai dengan panas yang tinggi dan anemia, maka akan
mengganggu ibu hamil dan kehamilannya.
Bahaya yang dapat terjadi:
- Abortus
- IUFD
- Persalinan premature.9
c) Tuberculosa paru
Keluhan yang dirasakan:
- Batuk lama tak sembuh-sembuh
- Tidak suka makan
- Badan lemah dan semakin kurus
- Batuk darah
Bahaya yang dapat terjadi:
- Keguguran
- Bayi lahir belum cukup umur
- Janin mati dalam kandungan.9
e) Diabetes mellitus
Dugaan adanya kencing manis pada ibu hamil apabila:
- Ibu pernah mengalami beberapa kali kelahiran bayi yang besar
- Pernah mengalami kematian janin dalam rahim pada kehamilan minggu- minggu
terakhir
- Ditemukan glukosa dalam air seni (Glikosuria)
Bahaya yang dapat terjadi:
- Persalinan premature
- Hydramnion
- Kelainan bawaan
- Makrosomia
- Kematian janin dalam kandungan sesudah kehamilan minggu ke-36
- Kematian bayi perinatal (bayi lahir hidup, kemudian mati < 7 hari). 9
3. Hamil kembar
Kehamilan kembar ialah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan dan
persalinan membawa risiko bagi janin dan ibu. Rahim ibu membesar dan menekan organ
dalam dan menyebabkan keluhan-keluhan seperti:
- Sesak napas
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 15
- Edema kedua bibir kemaluan dan tungkai
- Varises
- Hemorrhoid
4. Hidramnion
Hidramnion adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuban jauh lebih banyak
dari normal, biasanya jika lebih dari 2 liter. Walau etiologi belum jelas, namun ada
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 16
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hidramnion, antara lain:
- Penyakit jantung
- Nefritis
- Edema umum (anasarka)
- Anomaly congenital (pada anak), seperti enensepali, spina bifida, atresia atau striktur
esophagus, hidrosefalus, dan struma blocking oesophagus.11
Kehamilan dengan jumlah cairan amnion lebih dari 2 liter, dan biasanya Nampak
pada trimester III, dapat terjadi perlahan-lahan atau sangat cepat.
Keluhan-keluhan yang dirasakan:
- Sesak napas
- Perut membesar, nyeri perut karena rahim berisi cairan amnion > 2 liter
- Edema labia mayor, dan tungkai.
7. Letak sungsang
Letak sungsang: pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan), letak janin dalam Rahim
dengan kepala diatas dan bokong atau kaki dibawah.
Bahaya yang dapat terjadi:
- Bayi lahir bebang putih yaitu gawat napas yang berat
- Bayi dapat mati.9
8. Letak lintang
Merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada kehamilan tua (hamil 8-9
bulan): kepala ada di samping kanan atau kiri dalam rahim ibu. Bayi letak lintang tidak
dapat lahir melalui jalan lahir biasa, karena sumbu tubuh janin melintang terhadap
sumbu tubuh ibu.
Pada janin letak lintang baru mati dalam proses persalinan, bayi dapat dilahirkan
dengan alat melalui jalan lahir biasa. Sedangkan pada janin kecil dan sudah beberapa
waktu mati masih ada kemungkinan dapat lahir secara biasa.
Bahaya yang dapat terjadi pada kelainan letak lintang. Pada persalinan yang
tidak di tangani dengan benar, dapat terjadi Robekan rahim, dan akibatnya:
a. Bahaya bagi ibu
- Perdarahan yang mengakibatkan anemia berat
- Infeksi
- Ibu syok dan dapat mati
b. Bahaya bagi janin: Janin mati.9
c. Ada Gawat Darurat Obstetri / AGDO (Ada ancaman nyawa ibu dan bayi)
1. Perdarahan pada saat kehamilan
Perdarahan yang keluar dari liang senggama pada ibu hamil setelah 28
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 18
minggu hingga sebelum kelahiran, disebut perdarahan antepartum. Perdarahan
antepartum harus dapat perhatian penuh, karena merupakan tanda bahaya yang
dapat mengancam nyawa ibu dan atau janinnya, perdarahan dapat keluar:
- Sedikit-sedikit tapi terus-menerus, lama-lama ibu menderita anemia berat
- Sekaligus banyak yang menyebabkan ibu syok, lemah nadi dan tekanan
darah menurun.
Perdarahan dapat terjadi pada:
- Plasenta Previa plasenta melekat dibawah rahim dan menutupi sebagian /
seluruh mulut rahim.
- Solusio Plasenta plesenta sebagian atau seluruhnya lepas dari tempatnya.
Biasanya disebabkan karena trauma / kecelakaan, tekanan darah tinggi
atau pre-eklamsia, maka terjadi perdarahan pada tempat melekat plasenta.
Akibat perdarahan, dapat menyebabkan adanya penumpukan darah beku
dibelakang plasenta.
Bahaya yang dapat terjadi:
- Bayi terpaksa dilahirkan sebelum cukup bulan
- Dapat membahayakan ibu:
- Kehilangan darah, timbul anemia berat dan syok
- Ibu dapat meninggal.9
Pengobatan atau perawatan yang dilakukan pada ibu hamil dengan resiko tinggi
dilakukan dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan penyakit dan efek yang
diakibatkan oleh penyakit yang diderita oleh ibu hamil tersebut selama kehamilannya.
Jika perlu dilakukan pemeriksaan tambahan agar dapat lebih membantu dalam
menunjang pengobatan atau perawatan yang sebaiknya dilakukan selama kehamilan.
Pendekatan risiko pada ibu hamil merupakan strategi operasional dalam upaya
pencegahan terhadap kemungkinan kesakitan atau kematian melalui peningkatan efektifitas
dan efisiensi dengan memberikan pelayanan yang lebih intensif kepada risiko ibu hamil
dengan cepat serta tepat, agar keadaan gawat ibu maupun gawat janin dapat dicegah. Untuk
itu diperlukan skrining sebagai komponen penting dalam perawatan kehamilan untuk
mengetahui ada tidaknya faktor risiko pada ibu hamil tersebut. Pengenalan adanya Resiko
Tinggi Ibu Hamil dilakukan melalui skrining/deteksi dini adanya faktor resiko secara
pro/aktif pada semua ibu hamil, sedini mungkin pada awal kehamilan oleh petugas
kesehatan atau nonkesehatan yang terlatih di masyarakat, misalnya ibu-ibu PKK, Kader
Karang Taruna, ibu hamil sendiri, suami atau keluarga.2,14
Setiap kontak pada saat melakukan skrining dibicarakan dengan ibu hamil, suami,
keluarga tentang tempat dan penolong untuk persalinan aman. Pengambilan keputusan
dapat dilakukan dalam keluarga untuk persiapan mental dan perencanaan untuk biaya,
transportasi telah mulai dolakukan jauh sebelum persalinan menuju kepatuhan untuk
Rujukan Dini Berencana/ Rujukan In Utero dan Rujukan Tepat Waktu.2,14
Mengingat sebagian besar kematian ibu sesungguhnya dapat dicegah, maka
diupayakan untuk mencegah 4 terlambat yang meyebabkan kematian ibu, yaitu :2
1. Mencegah terlambat mengenali tanda bahaya resiko tinggi
2. Mencegah terlambat mengambil keputusan dalam keluarga
3. Mencegah terlambat memperoleh transportasi dalam rujukan
4. Mencegah terlambat memperoleh penanganan gawat darurat secara memadai
Prognosis untuk ibu dengan kehamilan resiko tinggi tergantung pada ringan
beratnya penyakit yang dialami ibu. Ada beberapa kondisi yang tidak memungkinkan
untuk seorang ibu untuk hamil dikarenakan jika ibu tersebut hamil maka akan membawa
beresiko pada bayi yang dikandungnya. Contohnya seorang ibu dengan penyakit thyroid,
pada penyakit ini glandula thyroid dapat menghasilkan hormon thyroid yang tidak stabil,
bisa dalam jumlah banyak ataupun sedikit. Jumlah dari hormon thyroid yang abnormal
dapat mnyebabkan masalah pada kehamilan sehingga dapat mengganggu kesehatan bayi
yang ada dalam kandungan ibu. Dan untungnya penyakit thyroid ini dapat dibantu
dengan pengobatan.selama jumlah dari hormon thyroid masih dalam batas yang
terkontrol selama kehamilan maka tidak akan ada masalah selama kehamilan, baik
untuk ibu maupun untuk bayinya.12,14
Ada beberapa kondisi yang biasanya tidak berhubungan dengan kehamilan tapi
dapat timbul suatu kondisi yang dipicu oleh kehamilan itu sendiri. Seperti asma,
epilepsi, dan colitis ulcerative. Contohnya beberapa ibu dengan riwayat cholitis
ulcerative akan menunjukkan kondisi dengan gejala yang lebih berat selama kehamilan,
sementara yang lainnya ada juga yang tidak mengalami perubahan apa-apa selama
kehamilan ataupun dapat membaik selama kehamilannya . hal yang sama juga bisa
dialami oleh ibu dengan penyakit asma, beberapa ibu bahkan mengalami perbaikan
selama kehamilannya, dan juga ada yang semakin memburuk, dan ada juga ada yang
merasa tidak berpengaruh pada kehamilannya. Kondisi ini memang sulit untuk
diprediksikan, sampai saat ini tidak ada yang mengerti mengapa bisa terjadi kondisi
yang demikian, pada intinya semua wanita dengan penyakit kronik sebaiknya harus
kontrol secara rutin selama kehamilannya. 12,14
Ada beberapa kelompok dari kondisi medis yang dapat berdampak langsung
pada kehamilan. Wanita dengan lupus (penyakit yang disebabkan perubahan pada sistem
imun yang mengakibatkan peradangan pada jaringan penyokong dan organ–organ) atau
dengan penyakit ginjal mengahadapi risiko serius selama masa kehamilannya.
Kehamilan dapat menyebabkan keluhan penyakit ini semakin memberat secara
signifikan dan dapat menuju tingkat yang lebih serius. Oleh karena penyakit ini dapat
mempengaruhi kemampuan ibu untuk menyediakan oksigen dan nutrisi ke bayi melalui
plasenta, hal ini juga akan menyebabkan masalah pada bayi. Bayi-bayi ini mungkin tidak
dapat berkembang dan mengalami pertambahan berat badan yang sesuai (retardasi
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 24
pertumbuhan intrauterin). Selain itu juga terjadi peningkatan risiko bayi lahir
meninggal.12,14
Diabetes adalah suatu kondisi dimana dapat terjadi karena dipengaruhi dan
mempengaruhi kehamilan itu sendiri. Diabetes dapat menyebabkan keguguran, defek
kelahiran, kematian pada bayi baru lahir. Ketika seorang wanita mengontrol kadar gula
dalam darahnya dengan hati-hati dan mengobati kadar gulanya yang tinggi dengan
insulin, hal itu tidak berarti menandakan hal yang baik untuk si ibu. Dan buruknya,
kehamilan membuat diabetes semakin sulit untuk dikontrol. Secara keseluruhan, gula
darah dan kebutuhan insulin sebaiknya dikontrol selama menjalani kehamilan. 12,14
Ada beberapa hal yang dapat sedikit mengurangi komplikasi selama kehamilan
yaitu dengan sering berkunjung ke penyedia layanan kesehatan dan hendaknya hati-hati
terhadap obat-obatan, wanita dengan masalah medis biasanya berusaha untuk melakukan
pola hidup sehat, dan biasanya kehamilannya sukses. Ada juga beberapa kondisi medis
yang dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi ibu dan bayi selama kehamilan. Wanita
dengan masalah medis itu harus mempertimbangkan risiko tersebut sebelum
memutuskan untuk hamil. Banyak juga dari ibu hamil yang mendapatkan perawatan dari
perinatologis selama kehamilan. Walaupun kejadiannya jarang dalam kasus penyakit
jantung berat, misalnya, risiko ibu begitu tinggi untuk hamil sehingga ia tidak lagi harus
mempertimbangkan kehamilan sama sekali atau dengan kata lain mutlak tidak boleh
hamil.12,14
Berbagai faktor risiko dapat terjadi selama proses kehamilan maupun persalinan
yang bisa membahayakan bagi ibu dan janinnya. Selain dapat mengancam keselamatan ibu,
kehamilan risiko tinggi akan berdampak pada janin seperti gangguan pertumbuhan dan
perkembangan.
Kehamilan risiko tinggi menurut Poedji Rochjati adalah kehamilan dengan satu atau
lebih satu faktor risiko, baik dari pihak ibu maupun janinnya yang memberi dampak kurang
menguntungkan baik bagi ibu maupun janinnya.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan penapisan kehamilan risiko
tinggi menurut Poedji Rochjati adalah dengan cara skoring dan cara kriteria yang membagi
faktor risiko kedalam beberapa kelompok berdasarkan kegawatdaruratan yang terjadi.
Penapisan ini juga merupakan upaya skrining terhadap kehamilan risiko tinggi.
Penanganan terhadap pasien dengan kehamilan risiko tinggi berbeda-beda
tergantung dari penyakit yang sudah di derita sebelumnya dan juga efek samping penyakit
yang dijumpai nanti pada saat kehamilan ataupun persalinan.