Anamnesis DD etiologi:
o Bruzunski I/II/III
o Laseque
o Kernig
SEMANGAT!!!!!!!!
STROKE
Definisi (4kriteria):
Defisit neurologis fokal (hemiparese, parese CN, dll) / global ( kejang, penurunan kesadaran), yang
terjadi tiba-tiba, > 24 jam/ menyebabkan kematian, semata-mata karena kerusakan vascular otak.
Faktor Risiko
• Infark
o Mayor: HT, DM, Penyakit jantung
o Minor: Kolesterol, merokok
• Perdarahan: HT, Aneurisma, AVM (arteri vena malformation), dll, rokok, alcohol.
Klasifikasi:
• Etiologi:
o Infark (Istirahat, TTIK -)
• Sistem Vaskular:
o Karotis Ka/Ki (hemiparese dengan parese CN ipsilateral, contoh tangan dan kaki kiri
lumpuh, bibir yg lumpuh kiri)
o Vertebrobasilar (hemiparese dengan parese CN kontralateral contoh tangan dan kaki kiri
lumpuh, bibir yg lumpuh kanan)
*Stroke Infark berdarah: Komplikasi dari kardioemboli
Diagnosis stroke: contoh
“ Stroke Infark ec. Aterotrombotik sistem karotis kanan Faktor risiko HT, DM dan merokok”
- Diagnosis gejala sisa (co: 3 bulan yang lalu stroke, sekarang tangan membaik tapi masih lemah): stroke
sekuele
Diagnosis Banding
• Stroke infark / perdarahan
• Head injury
• Tumor
• Meningitis/ensefalitis
Pengobatan:
• Infark:
o ABC : O2, Infus
• Perdarahan:
o ABC
o Posisi semifowler: 30 o
o Manitol 20 %→ menarik edema, 500 ml → 200 ml guyur, selang 8 jam 150 ml guyur, selang
8 jam lagi 150 ml guyur.
o Sitikolin
Prognosis:
• Ad vitam: dubia
• Ad fungtionam: Bartel index
Definisi:
Nyeri di daerah punggung bawah, dapat berupa nyeri lokal, nyeri radikuler atau keduanya di daerah
lumbosacral, sering menjalar ke arah tungkai dan kaki. Bisa juga terjadi nyeri alih (referred pain).
Klasifikasi:
• Onset
o Akut: < 6 minggu
• Triage Klinis
o LBP dengan kelainan patologik serius (red flags)
Penyebabnya antara lain fraktur vertebrae, infeksi, keganasan, atau ditandai oleh sindroma
kauda ekuina dan deficit neurologis berat.
Diagnosis
o R: adiation o Bragard +
o S: everity and systemic symptoms o Sicard +
o T: iming o Valsava +
a. Elektromiografi (EMG)
o Neuroradiologi
Pengobatan:
▪ Umum
• Istirahat
• Latihan punggung bawah ( William flextion exercise)
• Rehabilitasi: infrared
▪ Khusus
• Analgetik somatic: NSAID (meloksikam 7,5 mg 1x1)
• Analgetik neurotic:
o Antidepresan: amitriptilin 25 mg, 50 mg
Ad bonam
MENINGITIS
Definisi:
Etiologi:
• Infeksi :- Bakteri Banal (akut, < 3 hari): N. meningitides, S. Pneumonia, H. influenza
- Bakteri kronis: TB
- Jamur (kronis): Kriptokokus neoformans
- Virus: HSV, Enterovirus
• Autoimun
Klasifikasi CSF:
Glukosa < 40 mg/dl atau < 30% < 40 mg/dl atau < Rendah > 40 mg/dl
gula darah sewaktu 30% gula darah
sampai 0 sewaktu
Protein > 200 mg/dl > 200 mg/dl ± 200 mg/dl < 100 mg/dl
Diagnosis:
• Tanda Gejala
• CSF (Hati2 melakukan LP pada TTIK), CT-Scan (untuk men DD)
Diagnosis Banding: Tipe2 meningitis, ensefaitis, abses otak
Pengobatan:
• Non Farmakologis:
o Rawat inap, pertimbangkan isolasi
• Farmakologis
MenSer MenPur
- OAT - Cextriaxon IV 1g
- Paracetamol - Ranitidin
- Ranitidin
Ad Vitam: Dubia
Ad Fungtionam: Dubia
• Sekuele neurologi dijumpai pada pasien seperti hemiparesis, paraparesis, hemiplegi, gangguan kognisi.
• Hidrosefalus dan herniasi serebri sering menjadi penyebab kematian pasien meningitis TB
Head injury
Definisi:
Head Injury merupakan hasil berbagai jenis primary injury yang terjadi pada saat terjadi benturan, termasuk
laserasi kulit kepala, fraktur tengkorak, cortical contusion (memar) and laceration, Komosio ( gegar), diffuse
axonal injury, dan intracranial hemorrhage.
Klasifikasi:
Dibagi 3: berdasarkan mekanisme, berat, dan morfologi
Berdasarkan mekanisme:
1. Cedera kepala benda tumpul;
2. Cedera dengan penetrated/tembus; disebabkan oleh luka tembak ataupun tusukan
Berdasarkan morfologi:
1. Fraktur skull
- Kalvaria (batok kepala) : depressed, non depress
- Maksilofacial: Nasal, Le Fort
- I: Fraktur Maksilaris
- II: Fraktur Piramid
- III: Diskontinuitas Kraniofasial
2. Lesi intrakranial; dapat berbentuk lesi fokal (perdarahan epidural, perdarahan subdural, kontusio,
dan peradarahan intraserebral), lesi difus dan terjadi secara bersamaan.
Berdasarkan berat:
1. Nilai GCS sama atau kurang dari 8 didefenisikan sebagai cedera kepala berat.
2. Cedera kepala sedang memiliki nilai GCS 9-13
3. Cedera kepala ringan dengan nilai GCS 14-15
Pemeriksaan penunjang
- CT-scan tanpa kontras (dengan kontras untuk SOL)/ MRI
Untuk melihat letak lesi, kemungkinan komplikasi
Patogenesis
Proses demyelinisasi saraf tepi pada SGB dipengaruhi oleh respon imunitas seluler dan imunitas humoral yang
dipicu oleh berbagai peristiwa sebelumnya, yang paling sering adalah infeksi virus.
Manifestasi Klinis & Diagnosis
Kriteria diagnosa yang umum dipakai adalah criteria dari National Institute of Neurological and Communicative
Disorder and Stroke (NINCDS), yaitu:
Diagnosis Banding
• Mielitis akut
• Poliomyelitis anterior akut
• Porphyria intermitten akut
• Polineuropati post difteri
Manajemen
1. Rawat
2. IVIG
3. Plasmaparesis
4. Kortikosteroid: kontroversi
VERTIGO
▪ Definisi
− Kondisi dimana seseorang sempoyongan dan pusing, seolah-olah dirinya atau lingkungan di sekitarnya
bergerak, berputar atau bergoyang.
− Sensasi berputar sehingga akan mengganggu keseimbangan seseorang, umumnya disebabkan oleh
gangguan pada sistem keseimbangan.
1. Perifer
Terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut kanalis semisirkularis
yaitu telinga bagian tengah yang mengontrol keseimbangan, juga gangguan pada
vestibular nuclei.
2. Sentral
Terjadi karena ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak, khususnya di
bagian saraf keseimbangan, yaitu pada daerah cerebellum dan brain stem.
PERIFER SENTRAL
− BBPV (bertambah saat gerak) − Gangguan hemoragik atau iskemik pada otak kecil,
nucleus vestibular dan koneksi yang terjadi dalam
− Neuritis vestibular brain stem
− Pusing berputar, mual muntah, diperberat dengan − Pusing berputar, mual muntah
gerakan
- Nistagmus vertical (dix hallpike)
− Nistagmus horizontal (dix hallpike)
- Keseimbangan goyah saat menutup maupun
− Keseimbangan goyah saat menutup mata membuka mata
Terapi
1. Medikamentosa
- Betahistin mesilat 6 mg 3x1 (mertigo, histigo, merislon)
- Flunarizine 5 mg 3x1
2. Mannuver: Epley (BPPV)
EPILEPSI
CLINICAL SCIENCE
1. PERBEDAAN
Seizure
Merupakan cetusan aktivitas listrik abnormal yang terjadi secara tiba-tiba. Aktivitas ini bersifat
sementara di antara saraf-saraf otak yang tidak bisa dikendalikan. Hal ini mengakibatkan terganggunya
kerja otak dan bisa menyebabkan penurunan kesadaran, gerakan tonik (kaku), konvulsi dan fenomena
psikologis lain
Convulsion
Adalah gerakan otot-otot yang tidak terkendali dan terjadi secraa tiba-tiba dan serempak serta bersifat
menyeluruh, lebih dikenal dengan nama kejang. Merupakan salah satu manifestasi seizure.
Epilepsy
Hasil disfungsi fisiologis otak sementara disebabkam karena adanya pelepasan elektrik yang berlebih,
abnormal dan hipersinkron
2. EPILEPSI
a. Definisi
Epilepsi adalah setiap kelompok sindrom yang ditandai dengan gangguan fungsi otak sementara berifat
paroksismal yang dimanifestasi berupa penurunan kesadaran yang episodik, fenomena motorik yang
abnormal, gangguan psikis atau sensorik, sistem saraf otonom, dimana gejala disebabkan oleh kelainan
aktivitas listrik otak.
b. Etiologi
Idiopatik : tidak terdapat kelainan atau lesi struktural di otak atau defisi neurologis
Kriptogenik : dianggap simptomatis tetapi penyebabnya belum diketahui
Simptomatis : bangkitan epilepsi disebabkan oleh kelainan atau lesi struktul pada otak, misal : cedera
kepala, infeksi,toksik
c.Klasifikasi
PARSIAL Sederhana: kejang setengah tubuh, sadar
Kompleks: kejang setengah tubuh, tidak sadar
Parsial menjadi umum sekunder
UMUM Tonik klonik (grandma): kaku lalu kelojotan
(tak sadar)
Tonik: kaku saja
Klonik: kelojotan saja
Absance/lena/petitmal: bengong aja
Myoklonik: gerakan melempar sesuatu
Atoni: jatuh tiba2
f.Diagnosis
a. Treatment
Farmakologi: obat dihentikan minimal 2 tahun bebas dengan tapering off, efek samping sering: alergi obat,
SJS
i. Status epilepticus
• Definisi
Status epilepticus adalah bangkitan yang berlangsung lebih dari 30 menit atau adanya dua
bangkitan atau lebih dan di antara bangkitan-bangkitan tadi tidak terdapat pemulihan kesadaran.
• Etiologi: Epilepsi, meningitis, ensefalitis, sol, gangguan metabolit
• Pengobatan: Algoritma Status epilepticus
TETANUS
Definisi
Suatu kelainan neurologis yang dicirikan dengan spasme dan rigiditas otot.
Etiologi
Penyebab tetanus adalah bakteri anaerob pembentuk spora bernama Clostridium tetani. Basil Gram
positif ini ditemukan dalam feses manusia dan hewan, serta di tanah. Spora dapat dorman selama bertahun-
tahun, tetapi jlka terkena luka, spora akan berubah menjadi bentuk vegetatif yang menghasilkan toksin.
Patogenesis
Bakteri (spora) masuk melalui luka yang kotor dan terkontaminasi. Bentuk vegetatif dari spora
kemudian melepaskan toksin bernama tetanospasmin yang akan berikatan dengan ujung neuron motor perifer.
Toksin selanjutnya akan memasuki akson dan ditranspor retrograd ke inti sel saraf di batang otak dan medula
spinalis. Toksin kemudian akan bermigrasi ke ujung presinaps. Di tempat ini, toksin memblok pelepasan glisin
dan GABA yang bersifat inhibisi.
Akibatnya, resting fire rate a motor neuron meningkat sehingga menimbulkan rigiditas. Selain itu,
hilangnya inhibisi juga menyebabkan spasme. Toksin juga dapat berkerja secara langsung pada otot skeletal di
mana akson membentuk ujung (pada tetanus lokal). Toksin juga berkerja di korteks serebri dan sistem saraf
simpatis, serta di hipotalamus.
Manifestasi Klinis
Berdasarkan manifestasi klinisn tetanus dapat diklasifikasikan menjadi tetanus generalisata, lokal, atau sefalik.
1. Tetanus generalisata
Tetanus generalisata merupakan bentuk yang paling sering dijumpai. Awalnya dapat berupa tetanus
lokal yang berkembang luas setelah beberapa hari. Gejala yang sering muncul :
- Hipertonus otot
- Spasme
- Trismus: perasaan kaku pada rahang dan leher, biasanya penderita sulit membuka mulutnya
- Kaku di leher, bahu serta ekstremitas (biasanya terekstensi)
- Abdomen papan (abdomen terasa keras dan rata)
- Risus sardonicus : kontraksi pada otot wajah (otot bibir mengalami retraksi, mata tertutup parsial karena
kontraksi M, orbiculatis oculi, alis terelevasi karena spasme otot frontalis)
- Opistotonus : kontraksi pada otot punggung sehingga menyebabkan perubahan bentuk menjadi
melengkung.
Diagnosis
Anamnesis
- Pertanyaan seputar luka sangat penting, terutama waktu terkena luka serta waktu dari luka sampai
munculnya gejala. Selain itu, tanyakan lokasi luka, jenis luka (kotor atau bersih)
- Port d'entrée lain seperti penggunaan jarum suntik, adanya otitis media supuratif kronik berulang, dan
lainnya.
Komplikasi
Kematian biasanya diakibatkan asfiksia yang ditimbulkan spasme laring. Komplikasi Iain yang dapat timbul
adalah pneumonia.
MYASTENIA GRAVIS
Definisi:
Penyakit Autoimun yang menyerang reseptor asetilkolin pada motor end plate. Asetilkolin pada motor
end plate berfungsi sebagai rangsangan agar otot berkontraksi. Karena reseptor Ach berkurang maka fungsi
kontraksi dari suatu otot pun akan melemah.
Gejala:
- Kelemahan otot terutama pada otot yang sering dipakai ( kelopak mata > ptosis, otot suara > serak)
- dapat pula berakibat fatal jika menyerang otot pernapasan
Tanda:
- Pasien disuruh menghitung lama2 akan serak (lupa lagi nama tesnya)
- Pasien disuruh melihat lama2 kelopak mata akan menutup (lupa lagi nama tesnya)
Pengobatan:
- Antti kolinergik esterase (kolinergik esterase adalah enzim yang memecah asetilkolin, dengan obat ini enzim
tersebut akan dihambat dan jumlah asetilkolin di motor end plate akan meningkat)
- Contoh obat antikolinergik esterase : prostigmin, neostigmin
BY: Muhamad Raga, Natya Rahmadiyanti, Bardan Hanif,
Wilda Meutia, Putri Adinie, Gine Yunia, Nasyifa Nurul, Tjut
Ghassani